Langit kota itu berwarna kelabu, memantulkan suasana kelam yang membayangi setiap sudut jalan. Gedung-gedung tinggi berdiri seperti raksasa yang diam, menyembunyikan rahasia-rahasia kelam di balik bayangannya. Caleb duduk di kursinya, di dalam ruang penyelidikan kecil yang dingin, dikelilingi oleh tumpukan berkas dan layar komputer yang memancarkan cahaya redup.
Dia sekarang bukan hanya seorang polisi biasa. Setelah melalui berbagai kasus berbahaya, Caleb direkrut menjadi bagian dari sebuah unit rahasia pemerintah, Divisi Operasi Khusus. Tugas utamanya: menyelidiki jaringan kriminal yang merajalela di kota ini. Selama beberapa bulan terakhir, kasus perdagangan narkoba dan manusia meningkat drastis, dengan pola yang sulit dipahami. Setiap jejak selalu berujung pada kebuntuan, seolah-olah pelaku sebenarnya selalu selangkah lebih maju.
Namun, di balik semua kerumitan itu, ada satu nama yang mulai muncul dalam desas-desus di dunia bawah tanah: Arcanum Syndicate Order. Sebuah organisasi bayangan yang dikabarkan mengendalikan segala aktivitas ilegal di kota ini, bahkan mungkin lebih jauh lagi. Tidak ada yang tahu siapa yang memimpinnya, di mana markas mereka, atau sejauh mana pengaruh mereka menjangkau. Caleb menyadari bahwa jika ia ingin mengakhiri kekacauan ini, ia harus mengungkap rahasia organisasi itu.
"Mereka bilang Arcanum itu mitos," gumamnya sambil menatap sebuah laporan intelijen. "Tapi sesuatu yang mitos tidak akan meninggalkan jejak sebesar ini."
Di salah satu layar di depannya, Caleb mempelajari peta kota yang dipenuhi titik-titik merah, menandai lokasi-lokasi operasi kriminal yang telah terjadi dalam enam bulan terakhir. Sebagian besar berkisar pada perdagangan manusia dan narkoba. Beberapa tempat sudah digerebek, tetapi hasilnya nihil – barang bukti hilang, saksi bungkam, dan pelaku kabur tanpa jejak.
Namun, ada satu pola yang menarik perhatian Caleb. Setiap lokasi kejahatan tampaknya berhubungan dengan perusahaan-perusahaan legal yang terdaftar di bawah undang-undang yang diterbitkan sepuluh tahun lalu. Undang-undang itu, yang dikenal sebagai UU Perdagangan dan Keamanan Ekonomi, awalnya dimaksudkan untuk mempercepat investasi asing dan meningkatkan keamanan ekonomi. Tetapi Caleb mulai curiga bahwa undang-undang ini telah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai kedok untuk operasi ilegal mereka.
"Arcanum Syndicate Order menggunakan sistem ini untuk melindungi diri mereka," pikir Caleb. Dia ingat sebuah wawancara dengan seorang informan yang memberi tahu bahwa organisasi ini sangat ahli menyusup ke dalam struktur pemerintahan dan bisnis besar. Jika ini benar, maka mereka bukan hanya jaringan kriminal biasa – mereka adalah ancaman global.
Malam itu, Caleb memutuskan untuk bergerak. Dengan data yang ia kumpulkan, ia menuju salah satu gudang yang terletak di pinggiran kota, yang menurut laporan terbaru digunakan sebagai tempat transaksi narkoba dan penjualan manusia. Gudang itu, secara resmi, dimiliki oleh sebuah perusahaan distribusi barang elektronik. Tetapi menurut informasi intelijen, tempat itu adalah salah satu titik utama operasi Arcanum Syndicate Order.
Di depan gudang, Caleb menatap bangunan tua itu dengan tatapan tajam. Ia tidak sendirian; beberapa agen lainnya berada di sekitar lokasi, menunggu perintah darinya. Dalam tim ini, Caleb memegang kendali penuh atas operasi.
"Tim Alpha, siapkan perimeter. Tim Bravo, ikuti saya dari belakang," katanya melalui radio.
Tim bergerak dengan senyap, menyusup ke area sekitar gudang. Caleb memimpin jalan, senjatanya siap di tangan. Ketika mereka memasuki gudang, suasana sunyi. Hanya ada beberapa lampu gantung yang berayun pelan, menciptakan bayangan-bayangan aneh di lantai beton.
"Kosong?" bisik salah satu agen di belakangnya.
"Tidak mungkin," jawab Caleb. "Mereka pasti menyembunyikan sesuatu."
Di sudut ruangan, Caleb menemukan sebuah pintu besi tua. Dengan hati-hati, dia membukanya, mengungkapkan tangga yang mengarah ke bawah. Timnya mengikutinya turun ke ruang bawah tanah yang luas, di mana mereka akhirnya menemukan apa yang mereka cari. Puluhan kotak besar berisi narkoba, dokumen-dokumen yang menunjukkan transaksi penjualan manusia, dan – yang paling mengejutkan – file digital yang mencantumkan nama-nama pejabat pemerintah dan pengusaha yang terlibat.
"Ini lebih besar dari yang kita bayangkan," gumam Caleb sambil memeriksa dokumen-dokumen itu.
Namun, sebelum mereka sempat membawa bukti-bukti itu keluar, suara langkah kaki dan senjata yang dikokang terdengar dari atas. Caleb segera menyadari bahwa mereka telah jatuh ke dalam jebakan. Timnya segera berlindung, bersiap menghadapi serangan.
"Kita harus keluar dari sini," teriak salah satu agen.
"Tidak sebelum kita membawa bukti ini," jawab Caleb tegas.
Pertempuran sengit pun terjadi. Dalam kekacauan itu, Caleb berhasil melarikan diri bersama beberapa dokumen penting dan sebuah flash drive yang diyakini berisi data krusial tentang Arcanum Syndicate Order. Meskipun timnya mengalami kerugian, Caleb tahu bahwa informasi yang ia bawa adalah kunci untuk membuka tabir misteri ini.
Kembali ke markas, Caleb duduk sendirian di ruangannya, memandangi layar komputer yang menampilkan isi flash drive. Ada banyak data terenkripsi, tetapi satu file menarik perhatiannya. File itu berisi cetak biru dari sebuah proyek yang disebut Proyek Integrasi Arcanum, yang tampaknya terkait dengan UU Perdagangan serta Keamanan Ekonomi dan hukuman bagi terpidana mati dengan game virtual mematika.
"Mereka telah merencanakan ini selama lebih dari satu dekade," bisik Caleb, matanya menyipit penuh tekad. "Aku harus menghentikan mereka, sebelum semuanya terlambat."