MEMBALAS PENGKHIANATAN SUAMI DAN SAHABATKU ( 8)
"Ka-kamu, Via ' kan ?" Lelaki dihadapanku itu menatap ku terlihat sama terkejut.
Aku manggut-manggut dengan air mata yang berlinang. Untuk bicara saja rasanya sesak.
"Via kamu kenapa ? A-apa yang tengah terjadi ?!" Ia terlihat ikut panik.
"Aku gak bisa jelaskan sekarang, Rasya. Aku harus cepat pergi," ucapku pada Rasya.
"Via! Tunggu sayang!" Mas Amar sudah sampai di lobby. Sejenak aku menoleh, lalu cepat-cepat berjalan menuju mobil.
Aku cepat-cepat membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil, lalu menghidupkan mesin mobilnya.
Bruk! Bruk! Bruk!
Saat aku parkir, Tangan Mas Amar terus menggedor-gedor kaca mobilku. Aku tidak peduli. Langsung aku lajukan mobilku menuju keluar area apartemen. Saat ini, aku sudah tidak sudi lagi melihat wajahnya.
*****
Aku pulang ke rumah, lalu langsung mengunci pintu rumah. Aku tak ingin Mas Amar masuk ke dalam rumah. Ingin rasanya pulang ke rumah ibuku, tapi jaraknya lebih jauh dari rumah ini.
Apalagi, sekarang sudah sangat malam. Tadi saja, aku agak kewalahan menyetir disaat keadaanku tengah seperti ini. Runtuh rasanya tubuh dan juga hatiku.
Di dalam kamar, aku duduk menangis. Nyatanya, sekuat apapun aku berusaha kuat, semuanya tetap terasa menyakitkan.
Aku menangis bukan karena takut kehilangan Mas Amar. Bukan. Aku menangis karena mengapa aku mesti menikah dengan lelaki yang tidak setia ?
Juga kenapa aku mesti memiliki sahabat yang pengkhianat ? Hati ini rasanya sangat pedih. Pedih sekali.
*****
Aku berjalan menuju balkon kamar, melihat bintang-bintang yang ada di langit sambil merenungi semua yang terjadi.
Pernikahan ku sudah hancur, impianku untuk hidup bersama Mas Amar hingga tua kini hancur sudah dan mungkin tak akan pernah terwujud. Tak pernah aku sangka sama sekali, semua akan berakhir seperti ini.
Tak hanya pernikahan ku yang hancur, tapi juga persahabatan ku. Mulai saat ini, aku sudah tidak mau lagi menganggap Nura sebagai sahabat ku.
Semua yang dia lakukan padaku, sudah cukup membuat ku untuk tidak perlu lagi percaya padanya. Bahkan, aku sudah tidak mau lagi ada hubungan apapun dengannya.
Aku juga tidak mau membalas kejahatan mereka dengan dendam. Aku tidak mau menjadi orang jahat.
Tapi, aku berjanji, aku akan buat mereka menyesal telah memperlakukan aku hingga hancur seperti ini dengan merubah diriku menjadi jauh lebih baik lagi.
Aku akan buktikan pada mereka, bahwa hidup ku bisa jauh lebih baik dan jauh lebih bahagia tanpa mereka.
Bruk! Bruk! Bruk!
"Sayang! Buka pintunya, Sayang. Aku bisa jelaskan semuanya! Aku mohon buka pintunya!"
Suara Mas Amar yang ada di luar pintu terdengar sampai ke kamarku yang ada di lantai dua.
Aku buru-buru masuk ke dalam kamar sebelum dia melihat ku yang tengah ada di atas. Tak peduli jikapun dia diluar kedinginan. Aku tidak peduli.
*****
POV AMAR
Aku melajukan mobilku dan meninggalkan Nura di apartemen. Aku berusaha menyusul mobil Via hingga sampai rumah. Namun, begitu aku sampai, pintu rumah terkunci. Sepertinya, Via memang sengaja mengunci pintu rumah agar aku tidak bisa masuk.
Berkali-kali aku memohon agar Via mau membuka pintunya. Namun, usahaku percuma. Via tak kunjung membuka pintunya.
Hingga akhirnya, aku mencoba mendobrak pintu.
Bugh! Bugh! Bugh!
Sial. Nyatanya, tak semudah seperti yang aku lihat di film-film. Setelah aku dobrak, pintu tak kunjung terbuka.
Di luar, di depan pintu rumahku, aku menyandarkan punggung pada pintu sambil menunduk dan meremas rambutku sendiri. Aku merutukki semua kesalahanku.
Aku sangat kaget begitu melihat Via tiba-tiba berada di apartemen. Aku tidak mengerti mengapa dia bisa sampai ke apartemen ? Apa dia sengaja menyelidiki perselingkuhan ku ? Apa sudah lama Via mengetahui hubungan ku dengan Nura.
Via sudah tahu semuanya. Ia melihatnya sendiri. Aku tidak tahu mesti bagaimana agar membuat Via mau memaafkan aku. Aku sudah tertangkap basah dan tidak bisa berkutik lagi. Tadi, ia terlihat sangat marah sekali.
Jujur saja, aku tidak mau kehilangan Via. Aku sadar, aku telah membuatnya terluka dengan selingkuh. Aku menyesali semua perbuatan ku.
Aku memang telah menyelingkuhi-nya. Tapi, bukan berarti aku tidak mencintai Via. Aku mencintainya. Sangat mencintainya.
Via wanita yang sangat cantik. Meskipun tanpa make up, ia sudah cantik. Ia juga wanita yang berkepribadian baik dan juga wanita yang tangguh. Via hampir sempurna.
Ini semua karena aku yang memang tidak bersyukur. Aku serakah, hingga akhirnya aku selingkuh.
Pikiranku semakin kacau dengan adanya lelaki yang kutemui tadi di lobby apartemen.
Aku tahu ia adalah Rasya, sahabatnya Via sejak kecil. Via pernah bercerita soal dia. Mereka sudah sangat dekat. Bahkan, Rasya sudah jauh lebih tahu sosok Via daripada aku.
Aku memang tidak pernah bertemu Rasya secara langsung. Tapi, aku pernah lihat fotonya Rasya di beberapa album foto milik Via sejak dia masih kecil hingga SMA.
Tadi, aku melewati Rasya begitu saja karena mesti mengejar Via. Meskipun, pikiran terus kepikiran akan kehadirannya.
Perasaan ku benar-benar terasa cemas. Aku takut Via dan Rasya dekat lagi. Sepertinya, Rasya menaruh hati pada Via. Aku takut dia akan merebut Via dariku.
Aku tidak mau Via menjadi milik lelaki lain. Lagian, sejak kapan Rasya kembali ke Indonesia setelah bertahun-tahun di luar negeri ? Kenapa juga Rasya ada lagi disaat rumah tangga ku hancur ?
"Arghhh!!!"
Kembali aku meremas rambutku dengan frustasi. Aku benar-benar pusing saat ini.
*****
Truth.. truth.. Handphone ku berdering di dalam saku kemejaku. Setelah aku lihat layarnya, ternyata Nura yang menelpon.
[Iya, ada apa ?] tanyaku malas.
[Ada apa ?! Ada apa ?! Kamu tega banget ninggalin aku, tau gak!]
Terdengar Nura begitu marah karena aku tinggalkan dia di apartemen. Aku mengusap kasar wajahku sendiri. Semakin pusing rasanya dengan amarah Nura.
[Kamu 'kan tau sendiri, Via lagi marah] jawabku berusaha tetap sabar.
[Ya kamu, gak usah tinggalin aku juga dong, Mas!]
Tut! Aku mematikan telpon dari Nura. Aku semakin pusing dengannya, harusnya dia bisa mengerti keadaanku saat ini.
Handphone ku langsung aku matikan supaya tidak ada lagi yang menganggu dan semakin membuat ku pusing. Kembali aku masukan handphone ku ke dalam saku kemeja ku.
Malam ini, bahkan mungkin hingga pagi. Aku akan tetap di depan teras rumah. Udaranya memang sangat dingin. Tapi, aku tidak peduli. Aku harus bisa membuat Via merasa kasihan dan akhirnya luluh padaku.
Aku tahu, Via jika marah memang suka meledak-ledak. Tapi aku juga tahu, Via adalah wanita yang memiliki hati yang baik dan mudah menyayangi siapapun.
-------
Bersambung...
_____
SUDAH TAMAT DI APK KBM DAN GOODNOVEL
User penulis : ruang_Kata
Judul : Membalas pengkhianatan suami dan sahabatku.
Akun di goodnovel : Senja jingga
Judul di goodnovel : Kelakuan suami dan sahabatku (di ganti atas permintaan editor)