Chereads / Cinta yang tersembunyi / Chapter 12 - Bab 12: Akhir yang Bahagia

Chapter 12 - Bab 12: Akhir yang Bahagia

Beberapa tahun berlalu sejak Rina menerima tawaran pekerjaan itu. Kami berdua terus menjaga hubungan kami meskipun jarak memisahkan kami. Kami saling mengunjungi, berbicara melalui telepon, dan berbagi momen kebahagiaan serta tantangan yang kami hadapi.

Akhirnya, setelah beberapa tahun berjalan, Rina memutuskan untuk kembali ke kota ini dan memulai hidup baru bersama aku. Kami sudah cukup kuat untuk menjalani kehidupan bersama tanpa harus merasa terpisah lagi. Kami merencanakan masa depan kami, membangun hidup bersama dengan penuh harapan.

Pada akhirnya, kisah kami bukanlah tentang dua orang yang bertemu dan hidup bahagia tanpa halangan. Kisah kami adalah tentang dua orang yang saling mencintai meskipun menghadapi segala tantangan, yang terus berjuang dan tetap bersama, tidak peduli seberapa besar jarak yang memisahkan kami.

Kami tahu bahwa cinta yang tumbuh sejak lama tidak akan pernah berubah. Kami siap menjalani sisa hidup kami bersama, menatap masa depan yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan.

Kami memulai bab baru dalam hidup kami, dan kali ini, kami tidak akan pernah berpisah lagi.

---

Langkah Baru

Kehidupan terasa penuh dengan kemungkinan baru. Setelah bertahun-tahun menjalani hubungan jarak jauh, kami akhirnya dapat memulai hidup bersama di kota yang sama. Rina kembali ke rumah, dan kami memutuskan untuk menyewa sebuah apartemen kecil di pinggiran kota, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan lama, agar bisa membangun dunia kami sendiri. Rasanya seperti memulai sebuah babak baru dalam hidup.

Hari pertama kami menata apartemen baru, kami saling bercanda dan tertawa, seolah-olah tak ada yang bisa menghalangi kebahagiaan kami. Rina sibuk menata dapur, sementara aku mengatur perabotan di ruang tamu. Terkadang, kami hanya berhenti untuk saling menatap, seperti ingin meyakinkan diri bahwa semuanya nyata—bahwa kami akhirnya bisa bersama.

"Apa kita sudah siap untuk hidup baru ini?" Rina bertanya dengan senyum lebar, tangannya terhenti sejenak saat merapikan buku-buku di rak.

"Yakin banget. Nggak ada yang lebih siap dari kita," jawabku sambil duduk di lantai, mengatur beberapa kotak barang. "Kita udah melalui banyak hal bersama, Rin. Apa pun yang datang, kita bisa hadapi berdua."

Rina tertawa kecil dan duduk di sampingku. "Lo tahu nggak sih, betapa bersyukurnya gue karena bisa ada di sini sekarang? Selalu ada lo yang ngertiin gue, dukung gue meskipun jarak pernah memisahkan kita."

Aku memandangnya dengan serius. "Gue juga bersyukur. Cinta kita nggak akan terpisahkan lagi. Dan gue yakin kita bisa melewati semua tantangan yang ada, karena kita udah cukup kuat."

Kami saling berpandangan, seolah menyadari betapa berharganya setiap momen yang telah kami lewati. Tidak ada lagi keraguan atau ketakutan yang menghalangi kami. Kami sudah berkomitmen untuk terus berjalan bersama.

---

Menghadapi Dunia Bersama

Meskipun kami tinggal di kota yang sama, hidup tetap tidak selalu mudah. Kami berdua masih sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan kadang-kadang kelelahan datang begitu saja. Namun, kami belajar untuk mengatur waktu dengan baik, memastikan bahwa kami selalu memiliki waktu untuk satu sama lain. Kami tahu betapa berharganya kebersamaan itu, dan kami tidak ingin menyia-nyiakannya.

Pada suatu sore, aku baru saja selesai rapat penting di kantor dan pulang lebih cepat. Rina sedang menyiapkan makan malam di dapur ketika aku masuk ke rumah. Wajahnya tampak lelah, tetapi senyumnya selalu bisa membuat aku merasa lebih baik.

"Capek banget, Rin?" tanyaku, sambil mendekat dan memeluknya dari belakang.

Rina mengangguk, tertawa lemah. "Iya, kerjaan banyak banget hari ini. Tapi nggak papa, semuanya akan berakhir begitu kita duduk bareng dan makan malam."

Aku tersenyum, merasakan ketenangan yang selalu datang saat berada di dekatnya. "Lo nggak perlu mikirin itu. Hari ini kita santai aja. Gue udah siap buat ngebantu lo, apa aja yang lo butuhin."

Kami duduk bersama di meja makan, menikmati makan malam sederhana yang Rina buat dengan penuh cinta. Meskipun hari itu penuh dengan stres, kami menemukan kenyamanan dalam kebersamaan. Kami belajar untuk berbagi setiap momen, baik yang mudah maupun yang sulit.

Setelah makan, kami duduk di sofa, menonton film favorit kami. Rina menyandarkan kepala di bahuku, sementara aku memeluknya dengan erat. Momen-momen sederhana seperti ini yang membuat kami merasa dekat, bahkan ketika dunia di luar sana tampak begitu sibuk.

Rina mengangkat wajahnya dan menatapku dengan mata yang lembut. "Niko, gue merasa kita sudah sampai pada titik di mana nggak ada lagi yang perlu kita buktikan. Kita udah melalui banyak hal, dan sekarang... kita bisa fokus ke masa depan."

Aku tersenyum dan membalas tatapannya. "Kita udah lewat dari masa sulit itu, Rin. Sekarang saatnya buat kita menikmati hidup bareng, dan nggak ada lagi yang bisa menghalangi kita."

Kami berdua merasa tenang, mengetahui bahwa perjalanan kami baru saja dimulai. Apa pun yang akan datang, kami siap untuk menghadapinya bersama, berdiri di samping satu sama lain, tak terpisahkan.