Seiring berjalannya waktu, cinta kami semakin mendalam. Kami tidak hanya berbagi kebahagiaan, tetapi juga belajar untuk saling menguatkan dalam setiap kesulitan. Rina terus berkembang dalam kariernya, dan aku juga merasa lebih percaya diri dengan pekerjaan yang kujalani. Namun, lebih dari itu, kami berkembang bersama sebagai pasangan yang saling mendukung.
Pada ulang tahunku yang ke-30, Rina membuat kejutan besar. Dia mengundang beberapa teman dekat kami dan mengatur makan malam spesial di restoran favorit kami. Tapi yang paling mengejutkan, dia memberikan hadiah yang tidak pernah aku bayangkan.
Dia menyerahkan sebuah kotak kecil, dan ketika aku membukanya, aku terkejut menemukan sebuah cincin di dalamnya.
"Niko, gue ingin kita melangkah ke fase berikutnya dalam hidup kita. Gue ingin menghabiskan sisa hidup gue bersama lo. Mau nggak jadi bagian dari masa depan gue?" tanya Rina dengan mata yang bersinar, penuh harap.
Aku terdiam beberapa detik, mencoba mencerna kata-katanya. Lalu, aku mengangguk dengan penuh keyakinan, "Gue ingin, Rin. Gue ingin menghabiskan sisa hidup gue sama lo."
Kami berdua tersenyum, dan saat itu, aku tahu bahwa hidup kami akan selalu bersama. Tak peduli apa yang terjadi di masa depan, kami sudah berjanji untuk saling mencintai dan mendukung satu sama lain, melewati setiap langkah bersama.
---
Selamanya Bersama
Beberapa bulan setelah itu, kami melangsungkan pernikahan kecil yang sederhana, dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman terdekat. Momen itu terasa begitu sempurna, penuh dengan kebahagiaan dan harapan untuk masa depan.
Kini, kami memulai perjalanan hidup baru sebagai suami istri, dengan segala tantangan dan kebahagiaan yang datang bersama. Kami tahu bahwa cinta kami akan terus berkembang, dan kami akan selalu berada di samping satu sama lain, menghadapi dunia bersama, dengan penuh cinta dan keyakinan.
Kami tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi satu hal yang pasti: kami akan selalu bersama, apapun yang datang. Cinta kami adalah cinta yang kuat, yang tidak pernah pudar oleh waktu atau jarak. Dan itu akan selalu menjadi kisah kami, selamanya.
---
Perjalanan yang Tak Terduga
Setahun setelah pernikahan kami, hidup kami terasa semakin sempurna. Kami menghabiskan hari-hari dengan cara yang sederhana namun bermakna. Ada kalanya kami hanya duduk berdua di balkon apartemen, menikmati senja yang perlahan turun, berbincang tentang masa depan yang ingin kami capai. Kami tidak pernah membayangkan bahwa hidup bisa terasa begitu tenang dan penuh dengan kebahagiaan.
Namun, hidup tak pernah benar-benar bisa diprediksi. Suatu hari, Rina menerima tawaran pekerjaan yang luar biasa—sebuah peluang untuk bekerja di luar negeri selama beberapa tahun. Itu adalah impian yang selalu dia impikan, sebuah kesempatan yang tidak datang dua kali. Tapi kesempatan itu datang pada saat yang sangat tidak tepat. Kami baru saja membangun kehidupan bersama, dan sekarang kami harus memilih: apakah kami siap untuk menjalani kehidupan dengan jarak yang memisahkan?
Kami duduk berdua di ruang tamu malam itu, mendiskusikan tawaran yang diberikan pada Rina. Keputusan yang sulit harus diambil. Aku tahu betapa besar peluang ini bagi kariernya, tapi aku juga merasa ragu untuk melanjutkan hidup tanpa kehadirannya di sampingku.
"Lo nggak keberatan kalau gue ambil kesempatan ini, kan?" Rina bertanya, matanya penuh kebingungan dan kecemasan. "Gue nggak mau kalau ini merusak apa yang udah kita bangun."
Aku memegang tangannya dengan lembut, mencoba memberi dukungan. "Rin, gue tahu betapa pentingnya ini buat lo. Dan gue nggak bisa ngelarang lo untuk mengejar impian lo. Tapi gue cuma takut... kita akan kehilangan waktu berharga bersama."
Rina menunduk, berpikir sejenak. "Gue juga takut, Niko. Tapi gue juga nggak ingin menyesal. Kalau gue nggak ambil kesempatan ini, gue nggak tahu kapan hal seperti ini datang lagi."
Aku menarik napas panjang. "Jarak mungkin bisa memisahkan kita untuk sementara waktu, Rin. Tapi, gue percaya, cinta kita cukup kuat untuk bertahan. Kalau ini benar-benar yang terbaik buat lo, kita harus coba. Gue nggak akan menahan lo."
Malam itu kami berpelukan, merasa berat hati tetapi juga penuh pengertian. Meskipun kami tahu bahwa jarak akan memisahkan, kami tahu bahwa cinta kami akan selalu ada, bahkan jika tidak terlihat di setiap momen. Kami memutuskan untuk mengambil langkah itu, meskipun itu berarti harus menempuh perjalanan yang lebih panjang dan penuh tantangan.