Chereads / Cinta yang tersembunyi / Chapter 16 - Bab 16: Kembali Bersama

Chapter 16 - Bab 16: Kembali Bersama

Waktu berlalu, dan hubungan jarak jauh kami semakin kuat meskipun tantangan terus datang. Kami memulai kebiasaan baru, seperti video call setiap malam, saling mengirim surat dan pesan singkat yang memberi kami kekuatan untuk bertahan. Meskipun jauh, kami selalu merasa dekat. Tidak ada jarak yang bisa memisahkan kami, karena kami tahu tujuan kami adalah sama—bersama selamanya.

Namun, semakin lama kami berada dalam hubungan ini, semakin kami sadar bahwa kami ingin lebih dari sekadar saling berhubungan melalui layar ponsel. Kami ingin merasakan kebersamaan yang nyata, di mana sentuhan tangan dan tawa bersama tidak terhalang oleh jarak.

Suatu hari, aku memutuskan untuk mengambil langkah besar. Aku membeli tiket pesawat dan merencanakan perjalanan untuk menemui Rina, meskipun itu tidak mudah. Aku tahu ini akan menjadi kejutan besar untuknya. Aku ingin menunjukkan padanya bahwa meskipun kami telah melalui banyak rintangan, aku selalu siap untuk berada di sisinya.

Ketika aku tiba di kota tempat Rina bekerja, aku menunggunya di luar kantor, di tempat yang biasa kami sering datangi saat masih bersama dulu. Mataku berbinar-binar, penuh kegembiraan dan harapan. Aku tahu bahwa momen ini akan menjadi salah satu kenangan indah dalam hidup kami.

Tak lama kemudian, aku melihatnya berjalan ke arahku. Wajahnya terlihat terkejut, namun senyum yang lebar menghiasi bibirnya ketika dia menyadari siapa yang berdiri di depannya.

"Niko... lo di sini?" tanya Rina, suara terkejut dan penuh kebahagiaan.

Aku tersenyum lebar dan membuka pelukan untuknya. "Iya, Rin. Gue nggak bisa tunggu lagi. Gue pengen lihat lo langsung."

Kami saling berpelukan erat, seolah-olah tidak ingin melepaskan satu sama lain. Semua rasa rindu yang telah menumpuk selama ini terbayar dengan pertemuan yang penuh kehangatan ini.

---

Masa Depan yang Diharapkan

Setelah pertemuan itu, Rina dan aku memutuskan untuk tidak lagi terpisah begitu lama. Kami mulai merencanakan masa depan yang lebih nyata. Kami berbicara tentang kemungkinan untuk tinggal bersama di kota yang sama, agar tidak ada lagi jarak antara kami. Kami merasa bahwa perjalanan hidup yang kami lalui bersama telah menguatkan hubungan kami, dan kami siap menghadapi apapun yang ada di depan.

Kami berbicara tentang pernikahan, tentang memiliki keluarga kecil, tentang rumah impian yang ingin kami bangun bersama. Semua mimpi itu mulai menjadi kenyataan. Tidak ada lagi keraguan atau ketakutan tentang masa depan, karena kami tahu bahwa selama kami bersama, kami bisa melewati apa saja.

Rina, yang dulu begitu cemas tentang hubungan jarak jauh, kini bisa tersenyum lebar setiap kali membicarakan masa depan kami. Kami sudah tidak lagi takut akan apa yang akan datang. Kami percaya pada diri kami, dan pada cinta yang sudah kami bangun begitu lama.

---

Awal Baru

Hari-hari kami berjalan dengan penuh kebahagiaan. Kami memulai babak baru dalam hidup kami, dengan lebih banyak kebersamaan, lebih banyak mimpi yang ingin diwujudkan. Kami merencanakan pernikahan sederhana, namun penuh dengan arti. Kami ingin merayakan cinta kami dengan orang-orang terdekat, dan menciptakan kenangan yang tidak akan terlupakan.

Saat hari pernikahan tiba, kami mengadakan upacara kecil dengan hanya keluarga dan sahabat dekat. Semua orang yang hadir melihat betapa dalamnya cinta kami satu sama lain. Semua perasaan yang selama ini kami sembunyikan akhirnya terungkap dalam satu momen yang penuh kebahagiaan.

Aku memandang Rina, yang kini menjadi istriku, dengan penuh rasa terima kasih. Cinta kami tidak hanya tentang hubungan romantis—itu adalah perjalanan bersama, perjuangan yang kami jalani bersama, dan komitmen untuk selalu mendukung satu sama lain.

"Rin," kataku dengan suara yang bergetar penuh emosi, "gue nggak pernah bisa cukup berterima kasih untuk semua yang lo lakukan untuk gue. Lo adalah rumah buat gue. Gue janji, kita akan selalu bersama, nggak ada lagi jarak yang bisa memisahkan kita."

Rina tersenyum lebar, matanya berbinar dengan kebahagiaan. "Aku juga, Niko. Kita akan selalu bersama. Kita sudah membuktikan, kita bisa melewati apa pun."