Chereads / Entertainment Heroes in Another World (Bahasa Indonesia) / Chapter 11 - Petualangan Doraemon Bersama Myra dan Lumi

Chapter 11 - Petualangan Doraemon Bersama Myra dan Lumi

Di bawah pohon rindang di taman keluarga Carval, Myra duduk di atas bangku kayu dengan Lumi di sampingnya. Angin sepoi-sepoi berhembus, membuat suasana sore itu terasa nyaman. Lumi menggoyang-goyangkan kakinya dengan semangat, memeluk manga Doraemon Volume 1 yang baru saja diberikan oleh Eldric.

"Mama, ayo baca!" seru Lumi sambil menyerahkan manga itu ke Myra.

Myra tersenyum lembut. "Baiklah, sayang. Sebenarnya, Mama juga penasaran dengan manga ini," katanya sambil membuka halaman pertama. Meski begitu, dalam hati ia masih sedikit penasaran dengan Your Name yang mengandung elemen romansa. Namun, menemani Lumi jauh lebih penting baginya saat ini.

Saat membuka halaman pertama, Myra langsung tertarik dengan panel-panel yang penuh warna dan karakter ekspresif. "Lihat, Lumi. Ini Doraemon," katanya sambil menunjuk gambar robot kucing biru yang muncul dari sebuah pintu ajaib.

"Itu kantong ajaibnya?" tanya Lumi dengan mata berbinar.

"Iya, betul," jawab Myra sambil membacakan narasi di panel. "Doraemon adalah robot kucing dari masa depan. Dia datang untuk membantu Nobita, seorang anak laki-laki yang sering mengalami masalah."

Lumi menyimak dengan saksama, matanya mengikuti setiap gambar yang ditunjukkan Myra. Meski sudah mulai bisa membaca, Lumi masih sering meminta Myra untuk menjelaskan cerita.

Myra melanjutkan membaca, terkadang menirukan suara Nobita yang ceroboh atau suara Doraemon yang sedikit kaku namun bijaksana. "Lihat ini, Lumi. Nobita tidak bisa melarikan diri dari Gian, teman besar yang sering mengganggunya. Tapi Doraemon punya alat dari kantong ajaibnya!"

Lumi tertawa ketika Doraemon mengeluarkan alat bernama "Baling-baling Bambu." "Baling-baling di kepala? Lucu sekali! Nobita bisa terbang!"

"Betul, dia bisa terbang. Tapi lihat, Lumi," kata Myra sambil menunjuk panel berikutnya, "karena Nobita ceroboh, dia hampir saja jatuh ke sungai."

Lumi tertawa keras, memegangi perutnya. "Nobita konyol sekali! Mama, Lumi suka dia!"

Saat mereka terus membaca, Lumi mulai mengajukan lebih banyak pertanyaan. "Kenapa Doraemon tidak punya telinga, Mama?"

"Hmm, itu dijelaskan di sini," kata Myra sambil membaca lebih lanjut. "Katanya, telinga Doraemon digigit tikus di masa depan, jadi dia takut pada tikus sekarang."

Lumi terkejut. "Robot takut tikus? Itu aneh!"

"Itulah yang membuat cerita ini lucu, sayang," jawab Myra dengan senyum lebar.

Ketika mereka sampai di bagian di mana Nobita menggunakan alat ajaib untuk mencoba membuat dirinya lebih pintar tetapi justru membuat segalanya semakin kacau, Lumi tertawa tanpa henti. Namun, di sela-sela tawa itu, Myra melihat bagaimana manga ini juga menyampaikan pelajaran berharga.

"Lumi," kata Myra lembut, "Doraemon selalu membantu Nobita, tapi alat-alat itu tidak menyelesaikan semuanya. Nobita juga harus belajar menghadapi masalah sendiri. Itu pelajaran yang penting, bukan?"

Lumi mengangguk, meski ia lebih tertarik pada alat-alat ajaib yang terus muncul. "Iya, Mama. Tapi Lumi ingin punya kantong ajaib seperti Doraemon. Lumi akan minta alat yang bisa membuat semua boneka Lumi hidup!"

Myra tertawa mendengar khayalan Lumi. "Mungkin suatu hari, Lumi. Tapi ingat, hal yang paling penting adalah berusaha sendiri dulu, ya?"

Ketika mereka menyelesaikan halaman terakhir, Lumi terlihat sedikit kecewa. "Mama, ceritanya sudah selesai? Nobita masih punya banyak masalah. Apa Doraemon tidak membantu lagi?"

Myra mengelus kepala Lumi lembut. "Ini baru Volume 1, sayang. Masih banyak cerita Doraemon yang akan datang."

"Mama, kita harus minta Papa membuatkan Volume 2 segera!" seru Lumi dengan antusias.

Myra tertawa kecil. "Mama setuju. Tapi Papa pasti sudah sangat sibuk. Kita harus bersabar, ya?"

Lumi mengangguk pelan, meski ia terlihat tidak sabar. "Tapi Lumi suka cerita ini, Mama. Nobita itu lucu, dan Doraemon hebat sekali!"

Myra memeluk Lumi, merasa senang melihat anaknya begitu menikmati cerita itu. "Mama juga suka, sayang. Papa memang pandai menciptakan hiburan yang luar biasa."

Meski begitu, dalam hati Myra merasa semakin penasaran dengan Your Name. "Nanti malam," pikirnya, "saat Lumi sudah tidur, giliran Mama menikmati manga yang Mama tunggu-tunggu."

Namun untuk sekarang, melihat Lumi bahagia dengan Doraemon adalah kebahagiaan yang cukup baginya.