Hari-hari pun terus berlalu sejak diungkapnya informasi terbaru tentang kecelakaan yang telah membuat Nadine meninggal. Kecelakaan yang terjadi itu pun kini ditetapkan sebagai salah satu kejadian janggal dan tidak masuk akal yang terjadi di Indonesia. Kecelakaan itu bukanlah kejadian tidak masuk akal terakhir yang terjadi di Indonesia karena semenjak diungkapnya informasi terbaru itu, beberapa kejadian tidak masuk akal terus terjadi tidak hanya di Indonesia saja, melainkan juga di seluruh dunia.
Aku yang awalnya tidak mengikuti berita tentang kejadian-kejadian tidak masuk akal itu, kini jadi mengikuti berita-berita itu semenjak aku tahu kalau akhir-akhir ini banyak kejadian tidak masuk akal yang terjadi. Apalagi, kecelakaan yang telah membuat Nadine meninggal juga termasuk dalam kejadian tidak masuk akal itu.
Terjadinya kejadian-kejadian tidak masuk akal akhir-akhir ini dan adanya komentar-komentar spekulasi yang mengatakan tentang orang-orang yang memiliki kekuatan supernatural yang menjadi penyebab terjadinya kejadian-kejadian tidak masuk akal itu membuat aku semakin berharap pada sesuatu yang sangat mustahil. Aku berharap jika memang ada orang-orang yang memiliki kekuatan supernatural di luar sana, aku berharap ada orang yang memiliki kekuatan untuk mengulang waktu. Aku ingin mengulang waktu agar aku bisa bertemu dengan Nadine kembali lalu mencintainya dari awal.
Awalnya, 1 hari setelah Nadine dimakamkan, suasana hatiku sudah menjadi sedikit lebih baik. Aku pun bisa menjalani hari seperti biasanya. Saat itu, aku mengira kalau aku sudah ikhlas dengan kepergian Nadine. Tetapi hari demi hari, aku menyadari kalau aku masih belum bisa menerima kepergian Nadine. Apalagi setelah aku mengetahui kalau Nadine meninggal karena suatu kejadian yang tidak masuk akal.
Aku hanya pura-pura kuat saja setelah Nadine meninggal, padahal aslinya aku lemah, aku masih belum menerima kepergian Nadine. Aku menyadari kalau aku tidak bisa menjalani hari seperti biasanya tanpa Nadine. Meskipun sebelumnya aku sempat membenci Nadine karena kejadian yang terjadi dulu, tetapi perhatian dan kasih sayang yang diberikannya kepadaku setelah kami menikah telah meluluhkanku dan membuat aku tidak bisa menjalani hari tanpanya.
Aku kesepian, aku benar-benar ingin bertemu dengan Nadine lagi. Tetapi harapanku itu tentu adalah harapan yang mustahil. Nadine saat ini sudah meninggal, mustahil aku bisa bertemu dengan Nadine lagi. Berharap tentang orang-orang yang memiliki kekuatan supernatural pun juga percuma karena tidak ada bukti kalau penyebab dari kejadian-kejadian yang tidak masuk akal itu adalah dari orang-ornag yang memiliki kekuatan supernatural. Itu hanyalah spekulasi dari orang-orang yang kebanyakan membaca buku atau menonton film bertema fantasi. Meski begitu, meski percuma dan mustahil, aku benar-benar berharap kalau orang-orang itu memang ada. Orang-orang mungkin akan menanggap aku bodoh dan gila jika aku berharap kepada sesuatu yang tidak masuk akal seperti itu. Tetapi aku tidak peduli, asalkan aku bisa bertemu dengan Nadine kembali.
Selain berharap kepada sesuatu yang tidak masuk akal seperti itu, aku juga pernah terpikirkan cara lain agar aku bisa bertemu dengan Nadine kembali, yaitu dengan kematian. Jika aku mati, mungkin aku bisa bertemu kembali dengan Nadine di alam sana. Aku bahkan pernah berpikir untuk membunuh diriku sendiri, tetapi aku urungkan karena aku tidak yakin kalau aku bisa bertemu kembali dengan Nadine jika aku membunuh diriku sendiri. Tetapi jika aku mati bukan karena membunuh diriku sendiri, mungkin saja aku bisa bertemu dengan Nadine lagi. Jika aku terlibat ke dalam salah satu kejadian yang tidak masuk akal lalu meninggal seperti Nadine, mungkin aku bisa bertemu dengan Nadine kembali. Oleh karena itu, aku pun juga berharap kalau aku bisa terlibat kembali ke dalam kejadian yang tidak masuk akal itu. Aku tidak keberatan apabila aku harus mati karena kejadian itu, yang terpenting aku bisa bertemu dengan Nadine kembali.
Entah apapun itu, entah dengan metode apapun atau entah dengan cara apapun, aku berharap kalau aku bisa bertemu dengan Nadine kembali. Aku benar-benar sangat mencintai Nadine. Aku sangat ingin bertemu kembali dengannya, entah itu di dunia ini ataupun di alam lain.
-
1 minggu kemudian sejak terungkapnya informasi terbaru tentang kecelakaan yang membuat Nadine meninggal, tepatnya di tanggal 6 Mei 2027.
Setelah pulang kerja, aku seperti biasa pergi mendatangi makam Nadine. Aku selalu mengunjungi makam Nadine setiap hari sejak dia meninggal. Entah itu saat hari kerja atau hari libur, aku selalu datang ke makamnya karena aku sudah berjanji dengannya.
Awalnya aku datang ke makamnya untuk mengobrol dan membicarakan banyak hal kepadanya. Setelah aku mengetahui tentang penyebab kecelakaan yang membuat Nadine meninggal pun aku juga menceritakannya di makam Nadine.
Tetapi setelah itu, ketika aku datang ke makam Nadine, aku jadi jarang mengobrol dan membicarakan banyak hal di makamnya. Aku terkadang hanya melamun saja di makamnya ataupun hanya melampiaskan penyesalan karena tidak mencintai Nadine sejak awal. Aku juga bertanya-tanya kenapa Nadine harus meninggal secepat ini. Hanya itu saja yang aku lakukan di makamnya, tidak seperti sebelumnya dimana aku mengobrol dan membicarakan banyak hal di makamnya.
Sekarang pun aku juga melakukan hal yang sama. Aku saat ini sedang melamun sambil duduk di samping makam Nadine. Tidak lama kemudian, air mata mulai keluar dari kedua mataku. Aku pun langsung menangis setelah itu. Sambil menangis, aku mulai berbicara di makam Nadine.
"Kenapa kamu harus meninggalkanku secepat ini, Nadine? Aku kesepian tanpamu," ucapku sambil menangis.
Padahal sebelumnya aku bisa hidup tanpa Nadine karena sejak awal aku masih membencinya karena kejadian di masa lalu. Tetapi setelah aku dan Nadine menikah, perhatian dan kasih sayang yang diberikan olehnya berhasil meluluhkan hatiku secara perlahan. Puncaknya, hal itu membuatku jadi tidak bisa menjalani hidup tanpanya, seperti saat ini. Padahal sehari setelah Nadine dimakamkan, aku merasa kalau aku bisa menjalani hidup tanpa Nadine karena saat itu suasana hatiku sudah menjadi lebih baik. Tetapi ketika hari demi hari telah berlalu, aku menyadari kalau aku sebenarnya tidak bisa menjalani hidup tanpa Nadine. Aku benar-benar kesepian tanpanya.
Benar-benar ironi, dulu aku bisa menjalani hidup tanpanya tetapi sekarang aku tidak bisa menjalani hidup tanpanya.
"Nadine....," ucapku yang masih duduk sambil menangis di pinggir makam Nadine.
Suasana di pemakaman itu saat ini sangat sepi karena saat ini sudah malam hari sekitar pukul 7 malam. Di pemakaman itu saat ini benar-benar tidak ada 1 orang pun kecuali aku. Jadi tidak ada orang lain yang mendengar atau mengetahui kalau aku sedang menangis di makam Nadine. Kalau pun ada orang yang mendengar atau mengetahuinya, aku tidak peduli, aku akan terus menangis di makam Nadine.
"Aku masih tidak terima kalau kamu meninggal karena kejadian tidak masuk akal itu. Aku tidak bisa menerimanya!,"
"Sebenarnya apa yang terjadi di dunia ini sekarang? Bagaimana bisa ada sesuatu yang tidak masuk akal yang mencelakai orang-orang di dunia ini? Apalagi sampai membuat kamu meninggal,"
"Jika saja sesuatu yang tidak masuk akal itu tidak ada, kamu sekarang pasti masih hidup. Aku pasti bisa menjalani hari yang indah bersamamu. Aku tidak akan kesepian lagi karena ada kamu di sampingku," ucapku.
Air mataku mengalir semakin deras setelah aku mengatakan itu.
"Aku sangat menyesal. Andai aku mencintaimu sejak dulu dan bukan baru-baru ini, mungkin aku bisa menerima kepergianmu ini dengan tegar. Jika aku mencintaimu sejak dulu, kita bisa menjalani hubungan yang romantis sejak awal karena kita sama-sama saling mencintai. Tetapi karena aku baru mencintaimu baru-baru ini, kita menjalani hubungan romantis hanya sesaat saja. Aku benar-benar sangat menyesal," ucapku.
Setelah mengatakan itu, aku pun terdiam sambil menundukkan kepalaku di samping makam Nadine. Ketika aku menunduk, air mata yang keluar dari kedua mataku pun langsung menetes ke makam Nadine. Tak lama kemudian, sambil terus menunduk, aku lalu berbicara kembali.
"Hei, Nadine. Bagaimana caranya aku bisa bertemu denganmu lagi?," tanyaku.
Aku terdiam selama beberapa saat setelah menanyakan itu. Setelah itu, aku pun mulai berbicara lagi.
"Apa aku harus mati terlebih dahulu agar bisa bertemu denganmu lagi? Atau aku harus berharap pada sesuatu yang tidak masuk akal yang mungkin saja bisa membuatku bertemu kembali denganmu?," tanyaku.
Aku pun terdiam kembali setelah menanyakan hal itu. Aku terus terdiam sambil menundukkan kepalaku. Air mata yang keluar dari kedua mataku pun terus menetes di makam Nadine.
Lalu setelah beberapa menit terdiam sambil menunduk, aku kembali mengangkat kepalaku dan mulai berdiri. Setelah berdiri, aku lalu mengusap air mata yang masih keluar dari kedua mataku.
Setelah selesai mengusap air mataku, aku lalu melihat ke arah makam Nadine sambil berbicara.
"Belakangan ini aku benar-benar sangat menyedihkan. Maafkan aku, Nadine,"
"Sekarang sudah cukup malam, kalau begitu aku pulang dulu ya, Nadine. Besok aku akan kembali lagi kesini untuk mengunjungimu," ucapku.
Setelah mengatakan itu, aku lalu mencium papan nama yang ada di makam Nadine. Setelah itu, aku pun berbalik dan mulai meninggalkan makam Nadine. Ketika berjalan pergi, tidak lupa juga aku mengambil smartphoneku terlebih dahulu untuk digunakan sebagai penerang jalan karena kondisi pemakaman saat ini sangat gelap. Ketika aku menyalakan smartphone, aku melihat ada banyak pesan masuk yang belum kubaca di smartphoneku. Pesan itu berasal dari Noa, Vyn, orang tuaku, orang tua Nadine serta beberapa rekan kerjaku.
Setelah informasi terbaru tentang kecelakaan yang membuat Nadine meninggal diberitakan di berbagai media, aku menjadi lebih pendiam. Aku pun juga sering melamun karena memikirkan tentang kejadian-kejadian tidak masuk akal itu. Tidak hanya itu saja, aku juga memikirkan tentang Nadine karena aku mulai menyadari kalau aku sangat merindukan dia dan sangat ingin bertemu lagi dengannya. Melihat aku yang menjadi lebih pendiam dan sering melamun sepertinya membuat orang-orang terdekatku menjadi khawatir. Maka dari itu belakangan ini mereka juga sering mengirim pesan atau bahkan meneleponku untuk berkomunikasi denganku agar aku tidak kesepian.
Tetapi meski mereka mencoba untuk berkomunikasi denganku, aku memilih untuk mengabaikan mereka. Sama seperti sekarang, meski aku melihat ada banyak pesan masuk yang belum terbaca, aku memilih untuk tidak membaca pesan itu. Lagipula aku menyalakan smartphoneku juga bukan untuk membaca pesan mereka, melainkan untuk mengaktifkan senter di smartphoneku untuk penerangan. Meski aku mengabaikan pesan atau telepon mereka, terkadang mereka masih terus mengirim pesan dan meneleponku. Namun aku tetap mengabaikan pesan dan panggilan telepon mereka. Meski mereka terus mengirim pesan dan meneleponku, aku tidak sedikitpun terganggu karena aku sudah mengaktifkan silent mode di smartphoneku.
Lalu, setelah mengambil smartphoneku, aku lalu mengaktifkan senter yang ada di smartphoneku. Setelah itu, aku melanjutkan langkahku menuju pintu masuk pemakaman. Setelah sampai di pintu masuk pemakaman, aku lalu menghampiri motorku yang diparkir di dekat pintu pemakaman. Lalu, aku menaiki motorku, menyalakannya dan kemudian segera pergi meninggalkan pemakaman itu. Aku tidak mampir terlebih dahulu ke rumah orang tua Nadine yang berada dekat dengan pemakaman itu dan memilih untuk langsung pulang ke rumahku.
-
15 menit kemudian, ketika aku sedang berada di jalan raya untuk menuju ke rumahku, tiba-tiba turun hujan yang cukup deras. Hujan itu langsung turun cukup deras tanpa gerimis terlebih dahulu. Untungnya, tidak jauh di depanku ada sebuah halte angkutan umum. Aku pun memutuskan untuk menepi terlebih dahulu di halte tersebut untuk memakai jas hujan yang selalu ku bawa di motorku.
Ketika sampai di halte tersebut, halte itu nampak sepi. Tidak ada orang yang sedang menunggu angkutan umum ataupun yang sedang berteduh di halte tersebut padahal saat ini sedang hujan. Tetapi aku tidak terlalu memikirkan dan memperdulikan hal tersebut. Begitu sampai, aku lalu segera turun dari motorku dan mengambil jas hujan yang ada di dalam jok motorku. Setelah itu, aku langsung melangkah ke halte tersebut untuk berteduh sesaat sambil memakai jas hujan milikku.
Ketika aku sedang memakai jas hujan milikku, entah kenapa pandanganku mengarah ke jembatan penyebrangan yang letaknya berada tidak jauh dari halte tempatku berada. Jembatan penyebrangan itu tidak memiliki atap, jadi jembatan penyebrangan itu tidak bisa digunakan untuk berteduh dari hujan. Saat ini pun tidak ada 1 orang pun di jembatan penyebrangan itu. Tetapi entah kenapa pandanganku terus mengarah ke jembatan penyebrangan itu.
Setelah selesai memakai jas hujan milikku, aku tidak langsung menghampiri motorku untuk segera pulang, melainkan pergi ke jembatan penyebrangan yang menarik perhatianku itu terlebih dahulu. Saat ini, hujan masih terus turun. Begitu aku keluar dari halte itu, air hujan yang turun itu pun langsung mengenaiku. Untungnya aku sudah memakai jas hujan sehingga air hujan itu tidak membasahi pakaianku dan juga tubuhku. Hanya saja, aku belum memakai penutup kepala yang ada pada jas hujanku sehingga air hujan yang jatuh itu pun membasahi kepala, rambut serta wajahku. Tetapi aku tidak memperdulikannya, aku pun terus berjalan menuju jembatan penyebrangan itu dengan air hujan yang terus membasahi kepalaku.
Ketika sampai di tangga jembatan penyebrangan itu, aku pun lalu menaiki tangga itu untuk menuju ke atas jembatan penyebrangan itu. Beberapa menit kemudian, aku pun telah tiba di bagian tengah jembatan penyebrangan itu. Aku lalu berdiri di samping pagar pembatas yang ada di jembatan penyebrangan itu untuk melihat jalanan yang ada di bawah jembatan penyebrangan itu. Pagar pembatas itu tidaklah tinggi, tingginya hanya sedadaku saja jadi aku bisa melihat jalanan dengan jelas tanpa terhalang oleh pagar pembatas itu.
Jalanan yang sedang kulihat dari atas jembatan penyebrangan nampak cukup ramai meskipun hujan masih mengguyur. Dari atas jembatan penyebrangan itu, aku tidak hanya melihat jalanan yang ada di bawah jembatan penyebrangan itu saja, aku juga melihat pemandangan kota seperti bangunan atau gedung-gedung yang bisa dilihat dari jembatan penyebrangan itu. Tetapi meskipun aku juga melihat pemandangan kota, aku lebih sering melihat jalanan yang ada di bawahku.
Saat melihat jalanan di bawahku, aku beberapa kali memikirkan sesuatu. Karena pembatas yang ada di jembatan penyebrangan itu tidaklah tinggi, maka aku bisa menaiki pembatas itu dengan mudah. Ya, aku beberapa kali memikirkan untuk naik ke pembatas itu dan langsung melompat ke bawah. Jika aku melompat ke bawah lalu meninggal, mungkin aku bisa bertemu lagi dengan Nadine. Tetapi aku juga memikirkan adanya kemungkinan kalau aku mungkin tidak bisa bertemu dengan Nadine apabila aku lompat ke bawah dan meninggal. Maka dari itu meskipun aku memikirkan untuk melompat ke bawah, aku tidak langsung melakukannya. Pikiranku benar-benar kacau saat itu, aku benar-benar merasa dilema. Aku ingin sekali melihat dan bertemu Nadine lagi tetapi aku tidak tahu bagaimana caranya.
"Aku ingin bertemu dengan Nadine lagi, tetapi bagaimana caranya aku bisa bertemu lagi dengannya? Apakah tidak ada keajaiban yang bisa membuatku bertemu dengan Nadine kembali?," ucapku sambil bersandar di pembatas jembatan penyebrangan itu.
Ketika mengatakan itu, aku merasa kalau air mata mulai keluar dari kedua mataku. Tetapi air mata itu langsung terbasuh oleh air hujan yang masih mengguyur di tempatku berada.
Setelah mengatakan itu, aku pun terdiam sambil terus bersandar di pembatas jembatan penyebrangan itu. Aku terus terdiam sampai aku mendengar suara yang membuatku terkejut.
"Permisi, om," ucap suara itu.
Suara yang kudengar itu adalah suara seorang perempuan. Aku yang terkejut setelah mendengar suara itu pun langsung menoleh ke arah asal suara tersebut. Suara itu berasal dari samping kanan tempatku bersandar saat ini.
Setelah aku sudah menoleh ke kanan, aku sedikit terkejut karena tidak jauh di sebelah kananku ada seorang perempuan berkacamata yang sedang memegang payung yang digunakan untuk melindungi tubuhnya dari air hujan. Perempuan itu mengenakan seragam sekolah seperti seragam SMA. Jadi bisa dibilang perempuan itu atau lebih tepatnya gadis itu merupakan anak sekolah. Gadis itu saat ini sedang melihat ke arahku sambil tersenyum.
"Om kelihatannya sedang ada masalah. Apa om butuh bantuan? Mungkin saja aku bisa membantu menyelesaikan masalah yang om punya," ucap gadis itu sambil tersenyum.
-Bersambung