Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

awal dari perubahan

Mboksa
--
chs / week
--
NOT RATINGS
283
Views
Synopsis
sebuah perjalan memburu kehancuran yang pernah meluluh lantahkan dunia
VIEW MORE

Chapter 1 - bagian 1 mencari jejak misterius

Pada tahun 20xx saat dunia yang tenang perlahan mengalami kerusakan karena perbuatan manusia, mereka berlomba-lomba menciptakan senjata penghancur untuk saling menaklukan satu sama lain, saat kejayaan manusia sudah mencapai puncaknya akhirnya apa yang tidak dapat mereka bayangkan muncul, sebuah gerbang dimensi terbuka mengeluarkan ratusan monster raksasa yang beterbangan menghancurkan kota kota di dunia, para manusia yang terancam tidak tinggal diam, senjata pemusnah yang mereka ciptakan kini di gunakan untuk memusnahkan para monster, perang besar pun terjadi di seluruh dunia, manusia berusaha melawan monster asing yang mengganggu kedamaian mereka, akan tetapi setiap kali manusia menggunakan senjata pemusnahnya kedua belah pihak selalu di rugikan, manusia menghancurkan peradaban mereka dan sebagian monster hancur tak tersisa karena daya pemusnah dari senjata manusia.

tahun demi tahun berlalu perang antara manusia dengan para monster telah menghancurkan seluruh dunia, dan kini para manusia telah mengalami kekalahan telak mereka, para monster menghancurkan seluruh senjata pemusnah ciptaan manusia hingga tak tersisa sama sekali, seluruh negara di dunia mengalami hal yang sama mereka harus mengakui para monster lebih menakutkan dari yang mereka kira, setelah sekian lama para monster menghancurkan dunia, gerbang dimensi yang menghubungkan dunia manusia dan dunia monster itu menutup, selang beberapa lama setelah tertutupnya gerbang dimensi para monster tiba tiba menghilang dari muka bumi, akan tetapi apa yang telah di tinggalkan para monster sudah tidak dapat di perbaiki lagi, kini dunia telah rata dengan tanah dan hanya menyisakan nyawa nyawa yang kebingungan, seluruh manusia mengalami keterpurukan, banyak nyawa yang terbuang sia sia karena perang dan banyak kematian akibat senjata pemusnah ciptaan mereka sendiri, teknologi yang manusia kembangkan bertahun-tahun lamanya kini telah hancur tak tersisa, benda benda yang menjadi lambang kemajuan kini hanya menjadi rongsokan dan bertebaran di mana-mana, bangunan tinggi dan megah yang yang dulu menghiasi kota kini menjadi sebuah reruntuhan, kesedihan melanda seluruh dunia karena semua yang telah terjadi, para manusia menandai seluruh pahitnya kejadian itu dengan nama kehancuran.

beberapa tahun setelah kehancuran terjadi keseimbangan dunia mulai goyah, tumbuhan tumbuh lebih cepat mengisi bumi yang telah hancur dan para hewan berevolusi mejadi lebih besar dari ukuran mereka sebelumnya, bahaya yang mengintai manusia juga semakin bertambah, berbagai macam mahluk hidup yang bersembunyi di dunia bawah juga mulai bermunculan naik ke permukaan, para manusia kini semakin terpuruk dengan semua bahaya yang mengancam hidupnya dan mereka tidak tau kapan kehancuran itu akan kembali merusak dunia ini.

14 tahun setelah terjadinya kehancuran

"tak tak tak tak tak" suara langkah kaki seseorang yang berlari di dalam gelapnya hutan, di sebuah tempat di tengah hutan yang banyak di sinari matahari tiba tiba seorang laki laki keluar dari dalam gelapnya hutan, laki laki itu tersenyum ke arah sesuatu yang mengejarnya,

"grrraaaaaauuuu"

tiba tiba serigala besar melompat dari dalam gelapnya hutan, serigala mengarahkan gigitannya pada laki-laki, dengan cepat laki-laki menghindar dari terkaman serigala, hewan ganas itu berukuran sangat besar bahkan dua kali ukuran laki-laki itu, dengan bulu putih dan tatapan yang tajam hewan itu menyerang laki-laki itu lagi, dengan santainya laki-laki itu menghindari serangan serigala, sambil menghindari serangan serigala laki-laki itu mengeluarkan pisau dan berkata,

laki laki "bagus sekali, hari ini aku mendapat buruan yang besar, daging hewan ini tidak akan habis untuk beberapa hari haha"

dengan pisau di tangannya laki laki itu mulai bergulat dengan serigala, dia menghindari cakaran dan gigitan hewan buas dengan sangat cepat, hingga pada suatu kesempatan laki-laki menikamkan pisaunya tepat di leher serigala, walau bisa menikam hewan buas itu tapi hanya ujung pisau saja yang dapat menembus kulit hewan buas, dengan susah payah laki laki itu mendorong pisaunya agar menancap di leher serigala, akan tetapi baru sedikit saja pisau yang yang menembus kulit serigala lagi laki laki itu terpental karena dorongan keras seriga, walaupun sulit laki-laki itu tidak menyerah dia terus maju dan kembali mendorong pisaunya dengan sekuat tenaga hingga dapat menancap di leher serigala, di saat serigala kembali mendorong laki laki dengan tubuhnya lagi, laki laki itu dengan cepat menendang pisaunya yang baru menancap setengah di leher serigala, laki laki itu terlempar karena dorongan serigala hingga menabrak pohon akan tetapi pisau yang tadinya hanya menancap setengah kini sudah seutuhnya menembus kulit serigala, hewan buas itu merasa kesakitan dan kini menyerang secara membabi buta, setelah hewan itu tenang bukannya tumbang karena kehabisan energi hewan itu malah melihat laki laki dengan tatapan yang marah, melihat hewan itu yang masih berdiri laki laki berkata,

laki laki "hebat juga padahal aku sudah susah payah untuk menancapkan pisau itu, haha kau hewan yang sangat kuat, yaaahhh sepertinya ini akan memakan waktu yang agak lama"

di tengah hutan yang rimbun terdapat sebuah desa yang terbengkalai, banyak rumah yang rusak dan juga sudah tidak berpenghuni, sebagian rumah kondisinya sudah roboh bahkan puing puing rumah banyak berserakan di jalanan, sebagian rumah yang masih kokoh banyak yang di tumbuhi tanaman rambat di dindingnya, sepertinya semua penduduk meninggalkan desa itu bertahun tahun lalu setelah terjadinya kehancuran, tetapi walau tidak berpenghuni dari salah satu rumah ada sebuah aktifitas seorang di dalamnya, sebuah asap terlihat di balik rumah itu, ternyata ada seorang wanita yang sedang memasak sesuatu di belakang rumah, wanita itu menunggu masakannya sambil membersihkan bagian rumah yang kotor, wanita itu memakai pakaian yang tidak terbilang bagus, wajahnya manis tetapi rambut hitamnya yang terurai menutupi sebagian wajahnya, ketika wanita itu sedang membersihkan rumah ada seseorang yang mengetuk pintu beberapa kali, mendengar suara ketukan dengan cepat si wanita segera membuka pintu, di balik pintu ternyata laki laki yang tadi bergulat dengan seriga lah yang datang, wanita langsung menyuruh laki laki untuk masuk dan beristirahat di dalam rumah,

wanita "masuklah, kenapa kau terlihat sangat lelah ?, apakah ada yang telah terjadi di dalam hutan ?"

laki laki masuk kedalam rumah, sambil menyalakan rokoknya dia duduk di kursi lalu menjawab pertanyaan si wanita,

laki laki "aku bergulat dengan serigala besar tadi dan aku berhasil menghajarnya, yaahh hewan itu tidak menyerah hingga saat saat terakhir"

wanita itu berkata "kau mendapat daging yang banyak pagi ini, kelihatanya persediaan untuk beberapa hari sudah terpenuhi, apakah kau tidak melihat sesuatu di dalam hutan ?"

laki laki itu mengusap usap dahinya sambil menjawab "haaaahhh hewan itu cukup licik dia menggores dahiku saat aku lengah, hmm sepertinya aku tidak melihat sesuatu di saat di dalam hutan tadi, karena hewan itu aku jadi lebih fokus dalam bertarung dari pada melihat sekelilingku"

wanita "tadi pagi kau membawa pisau bukan, apakah kau menghilangkannya eka ?"

nama laki laki itu adalah eka

eka menjawab "aku sudah menikam hewan itu dengan pisau, tapi hewan itu masih belum tumbang, yaahh aku terpaksa harus menghajarnya dengan tangan kosong, untuk pisaunya benda itu masih menancap di leher serigala"

setelah mendengar jawaban itu si wanita pergi ke belakang rumah mengangkat apa yang sedang dia masak, dia lalu kembali ke dalam rumah sambil menunjukan apa yang dia buat,

wanita "aku tadi memasak nasi kau datang di waktu yang tepat, sekarang bantu aku memasak daging buruanmu"

eka "hei airin apa yang ingin kau masak sekarang"

nama wanita itu airin

airin "bagaimana kalau daging panggang, aku akan menyiapkan bumbu bisakah kau membersihkan dagingnya"

eka "yaah serahkan bagian membersihkan daging padaku"

kedua orang itupun melakukan tugasnya masing masing, airin mengeluarkan rempah rempah yang di simpan dalam lemari dan dia juga mencari tanaman yang dapat di gunakan untuk membumbui masakannya, setelah dirasa semua bahan terkumpul airin meletakkan sebuah alat pemanggang daging di atas perapiannya setelah persiapannya selesai eka memberikan daging yang sudah bersih pada airin, beberapa saat setelah daging di masak aroma yang enak beterbangan di mana mana, eka yang sedang membersihkan daging kini merasa kelaparan karena aroma masakan airin, saking laparnya eka sampai tidak fokus saat membersihkan daging, tak berselang lama daging panggang pun matang, airin menyiapkan semuanya di atas meja, saat eka duduk di kursi daging dan nasi sudah tertata rapi di meja, sebelum mereka berdua mulai makan keduanya berdo'a, selesai berdo'a eka langsung menyantap makanan yang ada di atas meja, tak berselang lama eka sudah menghabiskan semua makanan yang ada, sedangkan airin hanya makan secukupnya hingga dia merasa kenyang, setelah selesai makan airin membersihkan meja, piring, dan alat alat makan yang kotor airin bersihkan, eka yang sudah kenyang kini menyalakan rokok, dia hanya diam melihat keluar rumah dari balik jendela, merasa bosan eka pun bertanya pada airin,

eka "bolehkah hari ini aku pergi ke kota untuk mencari informasi ?"

dengan tatapan yang serius airin menjawab

airin "ingatkah saat terakhir kali kau pergi ke kota ?"

eka "saat itu hmmm aku hanya ingat ketika aku membawakanmu benda benda untuk memasak"

airin "kau menghajar banyak orang saat itu, jika aku membiarkanmu pergi lagi kau pasti akan membuat masalah dan waktu itu aku menyuruhmu membawa rempah rempah bukannya alat alat untuk memasak"

dengan penuh percaya diri eka berkata "percayalah padaku kejadian itu tidak akan terulang lagi"

airin menghela nafasnya lalu berkata "baiklah untuk kali ini aku mengizinkanmu pergi, tapi jika kau sampai membuat masalah maka kau tidak dapat makan malam hari ini"

seketika kepercayaan diri eka menghilang dan dengan tatapan yang penuh tekanan eka berkata,

eka "kenapa harus makan malam, tapi tidak apa asal aku tidak membuat masalah aku tidak harus takut"

setelah meyakinkan dirinya eka pun bersiap untuk pergi ke kota, sebelum pergi eka bertanya pada airin

eka "apakah kau memerlukan sesuatu airin, saat pulang aku akan membawanya"

airin "sepertinya tidak ada yang kubutuhkan untuk saat ini, tapi ingat apa yang telah aku katakan tadi"

eka "baik aku akan mengingatnya, aku berangkat"

karakter 1 : Eka

sifat : bodoh, keras kepala

umur : 18 tahun

karakter 2 : airin

sifat : lembut dan tenang

umur : 20 tahun

eka pun berjalan menuju kota, dalam perjalanan eka masuk ke dalam hutan dan tak berselang lama dia keluar dari hutan dan berjalan di jalan raya, jarak antara kota dan desa tidak terlalu jauh hanya dengan berjalan kaki cukup memakan waktu ½jam untuk sampai di kota, sebelum terjadi kehancuran jalan raya selalu dipenuhi kendaraan transportasi, kini semua alat transportasi hanya menjadi rongsokan tak berguna dan berserakan di setiap jalan raya, bahan bakar sudah menjadi sesuatu yang langka di dunia saat ini, setelah terjadinya kehancuran banyak mahluk dunia bawah yang naik ke permukaan dan mereka menjadikan tambang tambang di dunia sebagai jalan untuk naik dan turun.

di sepanjang jalan yang eka lalui hanya ada hutan membentang di sisi kiri dan kanannya, setelah beberapa lama berjalan di jalan raya eka melihat reruntuhan rumah-rumah yang dulu pernah mengisi bagian kiri dan kanan jalan raya, reruntuhan itu kini telah menyatu dengan hutan dan setiap bagian rumah yang rusak kini telah di tumbuhi banyak pohon, setelah melewati hutan sampailah eka di kota, sebelum eka memasuki kota dia melihat 5 orang bersenjata menghadang setiap orang yang akan masuk kedalam kota, orang orang bersenjata itu mengambil barang barang berharga yang di bawa seseorang lalu membiarkan orang itu masuk, jika seseorang itu tidak memiliki apa apa dia akan di hajar dan tidak di perbolehkan untuk memasuki kota, eka yang melihat para pereman sedang menghajar seseorang berusaha melewatinya tanpa membuat masalah, eka mengingat ingat perkataan airin dengan baik, selesai melewati para pereman tiba tiba saja bahu eka di genggam seseorang, orang itu lalu menarik eka kebelakang hingga eka terjungkal, orang yang menarik eka ternyata adalah pereman yang dia lewati, dengan tatapan kesal pereman itu melihat eka yang terbaring di tanah,

pereman berkata pada eka "hei jangan seenaknya memasuki kota ini, jika kau ingin masuk berikan barang berhargamu atau kau harus kami hajar seperti orang itu"

pereman mengatakannya sambil menunjuk sesorang yang sedang di keroyok pereman lain,

eka "aku tidak membawa apa apa, kau bisa melihatnya sendiri bukan"

dengan marah pereman berkata "kau bodoh, jika kau tidak membawa apa apa jangan pernah injakkan kakimu lagi kemari"

eka berdiri dan berkata

eka "huuhh aku hanya ingin mencari informasi, tapi kenapa aku harus berurusan dengan kalian di sini"

pereman yang mendengar jawaban eka kini kehabisan kesabaran, orang itu marah dan langsung memukul eka dengan senjatanya sambil berkata "jika kau memang ingin masuk kau harus ku hajar terlebih dahulu"

eka melihat serangan yang mengarah kepadanya tetapi bukannya meghindar eka malah melayangkan pukulan langsung ke arah pereman yang menyerangnya, sebelum serangan pereman mengenai eka wajah pereman itu sudah terkena pukulan terlebih dahulu, pukulan eka membuat si pereman langsung jatuh ke tanah, pereman lain yang melihat salah seorang rekannya tergeletak kini mendatangi eka, dengan tatapan marah mereka berniat mengeroyok eka atas perbuatannya, melihat para pereman mendatanginya eka berkata,

eka "aku tidak ingin membuat masalah dengan kalian, jadi ku harap kalian membiarkanku untuk masuk ke dalam kota"

salah seorang pereman berkata "kau lagi, sepertinya hari ini aku bisa membalas perbuatanmu waktu itu"

eka terlihat bingung mendengar perkataan salah seorang pereman,

eka "hei kapan aku pernah membuat masalah dengan mu"

seorang pereman dengan marah menyerang eka sambil berkata "jika kau sudah lupa maka kami semua akan membantumu mengingatnya"

eka langsung di keroyok 4orang pereman sekaligus, setiap serangan pereman eka hindari dengan mudah, eka berusaha menghindari setiap serangan lalu kabur memasuki kota, tapi para pereman terus menghalangi eka agar tidak dapat masuk kedalam kota,

eka "yang benar saja aku masih baru sampai, apakah aku harus membuat masalah di sini"

pereman "jangan hanya menghindar hadapi kami sialan"

eka "baiklah jika itu yang kalian inginkan, aku akan merahasiakan ini saat pulang nanti"

setelah beberapa saat semua pereman sudah babak belur, eka yang membereskan para penghadang itu kini duduk beristirahat sebelum memasuki kota, eka mengambil sebuah kotak besi berukuran kecil dari dalam saku celananya, saat kotak itu di buka tidak ada apa-apa di dalamnya, eka bertanya kepada para penghadang,

eka "hei apakah kalian memiliki rokok"

pereman "kami tidak akan memberikan apapun padamu"

beberapa saat berlalu kini eka berjalan di kota, dia terlihat membawa barang barang yang sangat banyak, sedangkan para pereman yang ada di sisi luar kota kini terlihat kedinginan tanpa memakai apa-apa, pakaian yang tadinya mereka kenakan kini sudah tidak ada semuanya tak tersisa, ketika eka berjalan di kota dia melihat sebuah tempat misterius, eka yang penasaran langsung memasuki tempat misterius dengan barang barang jarahannya, tak berselang lama eka keluar dari tempat misterius tanpa membawa apa-apa, walau barangnya sudah tidak ada tapi wajah eka terlihat senang, ketika eka membuka kotak rokok yang tadinya kosong kini kotak itu penuh dengan rokok,

eka "tidak sia sia aku pergi ke kota, dengan begini aku dapat mencari informasi dengan tenang"

eka berjalan melihat lihat kota sambil mencari informasi, dia melihat banyak bangunan tinggi di dalam kota dan banyak orang yang tinggal di dalamnya, walau banyak bangunan besar tapi kondisi kota tidak jauh berbeda dengan di desa banyak tempat yang terbengkalai yang dibiarkan hingga rusak, tetapi banyak aktifitas yang terjadi di kota seperti berjualan, mengantar barang atau makanan, berkebun, dan ada sebagian yang sedang membuat peralatan kebutuhan sehari hari, banyak orang yang lebih memilih tinggal di kota karena lebih aman, jarang ada hewan buas yang memasuki kota karena jarak hutan dan kota tidaklah berdekatan, apabila ada hewan buas yang memasuki kota orang orang akan langsung berkumpul dan menghabisinya, di tambah lagi banyak orang orang kuat di dalam kota, walau orang orang itu terkadang bersikap semena mena tapi mereka juga ikut terlibat apabila ada sesuatu yang terjadi di kota.

eka mulai kebingungan dia tidak tau apa yang harus di lakukan, sejak tadi dia hanya berjalan dan melihat lihat seisi kota, dia berfikir bagaimana cara mendapat petunjuk, akhirnya eka mendapat ide dia bertanya ke setiap orang di kota, dia menghampiri setiap orang yang dia temui dan bertanya, hanya saja orang orang yang eka tanyai terlihat tidak mengetahui sama sekali, hingga akhirnya eka kelelahan karena berjalan dia merasa mengalami kebuntuan karena setiap orang yang di tanya eka selalu memberi jawaban yang sama yaitu tidak tau dan tidak pernah melihatnya, eka pun melanjutkan pencarian sambil menggerutu,

eka "sulit sekali mencari informasi di kota ini, haahh mungkin aku harus kemari bersama airin agar pencarian kami bisa lebih mudah"

kaki eka sudah berat untuk dipakai berjalan dia pun beristirahat di sebuah reruntuhan bangunan, eka duduk sambil menghisap rokok akan tetapi saat eka sedang beristirahat mendung hitam mulai menutupi langit kota, selang beberapa saat hujan deras mengguyur seluruh kota, eka pun berlari mencari tempat berteduh, hingga akhirnya dia berteduh di sebuah bangunan bekas perbelanjaan, dengan pakaian yang basah kuyup eka terlihat frustasi karena tidak mendapat informasi apa apa dan kini dia harus terjebak di tengah hujan, eka melihat ke langit dan memperkirakan kalau hujan tidak akan reda dalam waktu singkat, eka yang pasrah kini hanya dapat menunggu hujan reda.

bebarapa lama setelah eka menunggu hujan reda tiba tiba ada suara keras dari dalam bangunan tempat eka berteduh, eka yang mendengar suara keras dari dalam bangunan merasa penasaran, eka berjalan masuk kedalam bangunan, eka melihat kondisi di dalam bangunan tidak terlalu terawat, cahaya juga minim karena mendung yang menutupi cahaya matahari, tak berselang lama setelah eka memasuki bangunan eka menemukan kerumunan orang yang sedang bersorak menonton sesuatu, banyak orang yang berkerumun melingkari 2 orang yang sedang bertarung, melihat banyaknya orang yang berkerumun eka mencoba menerobos kerumunan, saat dia sampai di kerumuman terdepan dia menyaksikan sebuah pertarungan, eka yang terbawa suasana akhirnya ikut menonton pertarungan hingga melupakan tujuannya datang ke kota, setelah beberapa lama pertarungan berlangsung salah seorang petarung pun akhirnya tumbang, penonton yang melihat petarung tumbang bersorak, di saat itu eka ingat dengan tugasnya mencari informasi, eka melihat kalau orang yang menonton pertarungan sangat banyak diapun mencoba bertanya pada satu persatu orang yang menonton.

di sisi lain petarung yang memenangkan pertarungan merasa belum puas dengan kemenangannya, petarung itu berteriak ke arah penonton agar ada orang yang maju menghadapinya, penonton tidak terlalu menghiraukan teriakan petarung mereka terus bersorak atas kemenangan petarung, petarung yang belum puas terus berteriak hingga dirasa tidak ada yang menghadapinya diapun mulai terlihat kesal, petarung yang kesal pun mengangkat petarung yang telah tumbang, hanya dengan kedua tangannya petarung yang tumbang terangkat dengan mudahnya, dengan wajah yang tampak kesal petarung itu melempar petarung yang telah tumbang ke arah kerumunan orang yang sedang menonton, kerumuman orang yang melihat kejadian itu langsung panik, mereka berusaha menyelamatkan diri, hingga akhirnya beberapa orang yang tidak beruntung harus tertimpa lemparan, seketika orang orang yang terkena lemparan tidak sadarkan diri, mereka yang berhasil selamat berusaha menolong dengan mengangkat petarung yang menimpa orang orang di bawahnya, petarung yang melihat itu masih merasa kesal dia masih ingin bertarung sampai dia puas tetapi tidak ada yang mau maju menghadapinya.

eka yang melihat semua kejadian brutal merasa tidak dapat berbuat apa apa, eka terus bertanya pada orang orang yang berkerumun, hingga pada suatu ketika seorang penonton tidak sengaja menabrak eka, eka terdorong hingga menabrak petarung yang ada di tengah kerumunan, petarung yang tadinya merasa kesal kini tersenyum dia melihat ke arah eka, petarung itu merasa senang karena ada orang yang maju untuk memuaskan niat bertarungnya,

petarung "akhirnya ada juga yang berani maju menghadapiku sekarang"

eka mengambil rokoknya yang terjatuh lalu berkata "maaf aku kesini tidak untuk bertarung aku hanya mencari informasi saja, apakah kau tau sesuatu yang sedang ku cari"

petarung "haahh aku sudah tidak peduli dengan apa yang kau cari"

eka "maaf tapi jika kau tidak mengetahuinya maka aku tidak ada urusan denganmu, lagipula airin juga melarangku membuat masalah"

"aku tidak peduli dengan airin atau apa yang sedang kau cari, tapi aku akan menghajarmu sekarang juga" petarung mengatakannya sambil melesatkan pukulan ke arah eka, eka dengan dengan sepontan menghindari pukulan, dengan cepat eka menjauhi petarung dan berlari keluar dari pertarungan, eka berusaha menerobos keluar dari kerumunan tapi para penonton menahannya, bukannya memberi jalan orang orang malah balik mendorong eka ke tengah pertarungan, saat eka terdorong ketengah area petarung langsung melesatkan pukulan ke arah eka, dalam kondisi sulit eka menghindari pukulan yang mengarah padanya, merasa serangannya selalu dihindari petarung menyerang eka dengan sangat brutal, eka terus menghindari serangan petarung sambil mencari cara keluar dari pertarungan, eka mencoba membawa petarung mendekati penonton agar para penonton mau menyingkir dan jalan untuknya pergi terbuka, hanya saja penonton tidak bergeming walau pertarungan brutal mendekati mereka, akhirnya para penonton ikut terkena serangan petarung, walau banyak penonton yang terkena serangan petarung mereka tidak pergi, kerumunan itu malah semakin bersemangat melihat pertarungan yang menjadi berbahaya, hingga akhirnya pukulan keras petarung berhasil mengenai eka, eka yang terkena pukulan di dadanya terlempar hingga menabrak pilar bangunan, eka tergeletak di tanah dan petarung merasa bahwa eka telah tumbang karena serangan kuatnya, petarung mengangkat kedua tangannya sambil berkata dengan keras,

petarung "hanya inikah yang di miliki tempat ini"

tak berselang lama eka bangkit dan melempar putung rokoknya ke arah petarung, petarung berbalik ke arah eka, dia melihat eka sudah berdiri padahal dia baru saja menerima pukulan kerasnya,

petarung "sepertinya pukulan tadi tidak cukup untuk menumbangkanmu"

eka mengusap darah yang keluar dari mulutnya sambil berkata "pukulan itu cukup sakit sialan"

petarung "aku bisa memberimu pukulan yang lebih sakit lagi"

eka "maafkan aku airin sepertinya aku harus membuat sedikit masalah saat ini, hehe hei sialan tunjukan semua yang kau miliki aku akan melayanimu kali ini"

eka mengatakannya sambil tersenyum dan dia mulai serius menghadapi pertarungan.

kembali ke desa yang terbengkalai, hujan deras juga melanda tempat itu, airin membawa sebuah payung dan berkeliling di desa mecari sesuatu, saat mencari airin tidak sengaja melihat benda misterius dalam aliran air hujan, dengan cepat airin segera mengambilnya, merasa mendapat sebuah petunjuk airin melihat menda itu dengan teliti, tetapi setelah beberapa saat airin membuang benda itu dan berkata

airin "hanya batu biasa, sepertinya di desa ini tidak ada petunjuk apa apa"

airin segera bergegas pulang karena hujan yang turun juga semakin lebat, sesampainya di rumah airin segera masuk kedalam kamar, dia langsung melepas pakaiannya yang basah lalu mengenakan pakaian yang kering, setelah berganti pakaian airin duduk di kursi sambil melihat keluar rumah melalui jendela, dia merasa cemas dengan eka yang masih belum kembali dari kota,

airin "hujan ini sangat lebat apakah dia baik baik saja di sana, aku khawatir kalau dia sampai membuat masalah, tapi aku tidak perlu mengkhawatirkannya karena dia mampu mengatasi masalah yang dia buat sendiri"

kembali ke kota, di tempat pertarungan eka menghindari pukulan keras seorang petarung, sembari menghindar eka melesatkan sebuah pukulan yang sama kuatnya ke wajah petarung yang dia lawan, pukulan eka mengenai tepat di wajah petarung dan saking kuatnya pukulan eka kepala petarung sampai menghantam tanah, petarung yang di hadapi eka seketika tumbang dan terlihat 2 petarung yang tergeletak tidak jauh dari eka, hanya dalam beberapa saat saja eka sudah menumbangkan 3 petarung sekaligus, eka yang merasa sudah puas kini mengeluarkan kotak rokoknya, dia menghisap rokok nya lalu berkata,

eka "tempat ini sangat menarik, hmm sepertinya aku harus segera pergi kalau tidak airin akan marah padaku karena membuat masalah lagi"

saat seorang petarung maju ingin menghadapi eka dengan cepat eka berlari menerobos kerumunan penonton, penonton berusaha menghentikan eka mereka mencoba menahan eka lagi tetapi dengan cepat eka melesat memasuki kerumunan penonton, eka menyelinap melalui kerumunan penonton dan keluar dari tempat pertarungan, sesampainya eka di pintu keluar seseorang menggenggam tangan eka, orang itu ingin menghentikan eka untuk keluar, eka melihat ke arah orang yang menghentikannya, ternyata yang menghentikan eka adalah seorang kakek tua yang memiliki badan sedikit gemuk, kakek tua itu membawa tongkat di tangan kirinya dan menahan eka dengan lengan kanannya, saat eka menarik tangannya pak tua bertanya,

pak tua "pertarunganmu sangat bagus kenapa kau terburu buru untuk pergi ?"

eka menjawab "aku sudah puas dengan bertarung, aku ingin pergi sebelum seseorang marah padaku"

eka berhasil melepas tangannya dari genggaman orang tua dan eka segera berlari keluar, akan tetapi eka terhenti karena hujan masih belum berhenti, pak tua berjalan menghampiri eka sambil mengambil sesuatu di sakunya, eka langsung waspada dengan apa yang akan di keluarkan pak tua, eka merasa telah membuat masalah karena menumbangkan 3 petarung dan kini dia berfikir kalau pak tua pasti akan membalas apa yang telah dia lakukan, ternyata pak tua itu mengeluarkan sebuah kantung dari sakunya, kantung itu di lemparkan kepada eka, eka yang kebingungan bertanya pada pak tua,

eka "apa ini ? kenapa kau memberikannya padaku ?"

pak tua menjawab "ini hadiah karena kau berhasil mengalah petarung-petarung itu"

setelah menjawab pertanyaan eka pak tua kembali masuk ke bangunan, eka memasukkan kantung pemberian orang tua kedalam sakunya lalu berlari menerobos hujan sebelum mendapat masalah lagi, saat eka sudah pergi pak tua berdiri di depan pintu sambil melirik ke arah eka,

pak tua berkata "bocah yang menarik"

seseorang dari balik bayang bayang mendengar perkataan pak tua dan berkata "laki laki itu kuat sepertinya kita harus bisa mendapatkannya"

pak tua "dia pasti akan datang lagi pada kita"

seseorang di balik kegelapan berjalan ke arah pak tua, tampak seorang wanita yang mengenakan jubah keluar dari kegelapan, saat sambaran petir menyinari bangunan terlihat tudung menutupi wajahnya,

wanita bertudung "waktu bermain main ini sudah hampir habis"

pak tua "aku mengerti semua sudah berjalan sesuai rencana"

tanpa di sadari niat terselubung mulai terlihat, sesuatu berbahaya mulai menanti eka.

matahari mulai tenggelam dan hari mulai gelap, eka terus berlari dalam lebatnya hujan dia menghentikan pencariannya dan kembali ke desa, dia terlihat terburu buru seperti terjadi sesuatu yang genting, sesampainya eka di rumah eka langsung mendobrak pintu, airin yang sedang memasak untuk makan malam kaget dan penasaran dengan tingkah laku eka,

eka "aku sampai"

eka terlihat basah kuyup dan terengah engah kehabisan nafas, airin yang yang penasaran bertanya pada eka,

airin "kenapa kau sampai seperti itu, apakah ada sesuatu yang terjadi"

eka "aku berhasil"

airin "cepat ganti bajumu sebelum kau masuk angin"

eka bergegas melepas bajunya dan pergi ke kamar mandi, setelah berganti pakaian eka duduk di kursi bersama airin, eka tampak sedikit murung dan berbicara pada airin

eka "aku tidak mendapat informasi apapun saat di kota tadi"

airin "lalu kenapa kau sangat bersemangat saat pulang tadi"

eka "aku hanya senang, terakhir kali saat aku pergi ke kota kau harus mencariku karena khawatir bukan"

airin "kau tersesat waktu itu, hingga malam hari kau masih belum sampai di rumah"

eka "aku tidak tersesat aku hanya tidak dapat melihat saat gelap"

airin menghela nafas lalu berkata "sudahlah kita tidak perlu membahasnya, aku tadi berkeliling di sini saat kau pergi, tapi aku tidak menemukan petunjuk sama sekali"

eka "airin benarkan kalau kita akan menemukannya di sini ?"

airin "bersabarlah sebentar lagi kita akan menemukannya"

eka "yah aku percaya padamu, aku akan selalu mengikutimu kemanapun kau pergi"

airin tersenyum mendengar jawaban eka,

eka "oh iya aku tidak tau apa isi kantung ini karena aku kesulitan membukanya tadi"

eka mengeluarkan kantung dari sakunya dan memberikanya pada airin, airin langsung membuka kantung itu dan menemukan 15 koin perak di dalamnya, airin langsung bertanya kepada eka

airin "bagaimana kau mendapat koin koin ini apakah kau merampok atau mencuri ?"

eka tampak pucat saat ingin menjawab pertanyaan airin,

eka "aku tidak merampok atau mencuri, aku di beri seseorang saat di kota tadi"

airin "lalu bagaimana dengan dengan bekas pukulan itu ?"

mendengar pertanyaan airin eka pun mulai berkeringat

eka "bagaimana kau bisa tau ?"

airin "kau membuka baju di depan ku bagaimana mungkin aku tidak melihatnya"

eka "yaah aku tadi mencari informasi di tempat pertarungan di kota, seseorang tidak sengaja mendorongku, akupun terpaksa harus bertarung, saat aku pergi ada orang tua yang memberiku kantung itu, katanya itu hadiah karena aku menang"

airin melirik kotak rokok eka, dengan cepat airin mengambil benda itu lalu membukanya,

airin "bagaimana dengan rokok ini ?"

eka dengan wajah pucat menjawab "orang orang di kota yang memberiku"

airin "kau pasti membuat masalah lagi"

eka hanya diam mendengar perkataan airin dia sudah tidak bisa beralasan lagi,

airin "aku maafkan untuk yang terjadi hari ini, tapi aku harap kau tidak mendekati tempat bertarung itu, aku merasa tempat itu berbahaya"

eka "baik aku tidak akan mendekati tempat itu lagi, oh iya memangnya untuk apa koin koin itu"

airin "apakah kau tidak tau, koin ini adalah uang, kau bisa menukarnya dengan apa saja"

eka "benarkah"

airin "jika kau membutuhkan sesuatu kau hanya perlu menukarkan koin ini, tapi sebelum kau menukarkannya kau harus melihat berapa koin yang kau butuhkan untuk mendapat barang yang kau inginkan, untuk koin ini sendiri ada 3 macam ada koin emas, koin perak, dan koin perunggu, kau mendapat 15 koin perak dari pertarunganmu dan bla bla bla...."

eka yang mendengar kalimat airin sudah pingsan karena tidak paham sama sekali, airin berusaha membuat eka sadar, setelah eka sadar airin mempersingkat penjelasannya,

airin "jika rokokmu habis kau hanya perlu menukar koin ini"

eka "aku paham sekarang, tapi kau saja yang menyimpan benda itu, aku sepertinya tidak memerlukannya"

airin "aku akan menyimpannya dan jika kau butuh sesuatu katakan saja padaku"

perut eka berbunyi lalu dia berkata,

eka "aku lapar apakah aku boleh makan malam"

airin "aku sudah katakan untuk hari ini aku maafkan"

airin langsung menyiapkan makan malam, selesai makan airin dan eka beristirahat, eka tidur di ruang tamu dia berbaring di atas tikar sambil berjaga jaga apabila ada hewan buas atau orang jahat yang memasuki rumah, sedangkan airin tidur di dalam kamar, ke esokan harinya airin bangun tidur sangat pagi dia melihat eka yang masih tertidur pulas di lantai, airin pergi keluar mencari kayu bakar, selesai mencari kayu bakar airin langsung menyiapkan perapian dan memasak sesuatu, bau masakan airin membuat eka bangun dari tidur, dengan kondisi yang masih acak acakan dia berjalan ke tempat airin sambil membawa peralatan makan,

eka "apakah sudah matang"

airin "sebentar lagi, selesai makan kita berdua akan pergi ke kota, jika kau mencarinya sendiri pasti akan lama untuk menemukanya"

eka "yah ide bagus"

beberapa saat kemudian eka dan airin sudah ada di depan kota, belum sampai memasuki kota eka sudah menghajar orang, airin yang melihat perbuatan eka berkata

airin "jangan buat masalah"

eka "dari kemarin mereka selalu menghadangku untuk memasuki kota"

airin "sudah lah, kita akan berpencar, saat sore kita akan berkumpul lagi di sini"

eka "baik aku akan berusaha mencari informasi dengan lebih baik lagi"

airin memberikan beberapa koin pada eka sambil berkata "jika kau butuh sesuatu gunakan saja koin ini"

eka "bukankah lebih baik kalau kau saja yang membawanya"

airin "kau yang mendapatkannya seharusnya kau juga menikmatinya, aku akan pergi ke sana, gunakan baik baik koin itu ya"

airin pergi terlebih dahulu meninggalkan eka, eka yang penasaran hanya memandangi koin yang di beri airin, eka membuka kotak rokoknya dan didalamnya sudah tidak ada isinya, eka berjalan ke arah bangunan misterius yang kemarin dia datangi, di dalam bangunan eka menukar 1 koinnya dengan rokok, saat keluar bangunan kotak rokok eka sudah penuh lagi dan saku eka juga di penuhi dengan rokok,

eka merasa senang dan berkata "ternyata benda ini sangat membantu, aku tidak tau kalau benda sekecil itu dapat di tukar dengan apa yang ku inginkan"

eka mengelilingi kota ke tempat tempat yang belum dia lalui sebelumnya, sama seperti kemarin eka bertanya tanya pada orang yang ia temui di kota, tapi jawaban orang orang tetap sama mereka tidak tau tentang apa yang sedang eka cari, eka terus berjalan mencari informasi dia berjalan ke seluk beluk kota hingga akhirnya dia sampai di sebuah tempat yang dulunya adalah taman, eka beristirahat dan duduk di atas rerumputan yang sebagian sudah mengering,

eka "sulit sekali mencari informasi di kota ini, semoga airin menemukan suatu petunjuk"

selang beberapa saat eka kembali berdiri dia kembali berjalan mengitari kota, hingga sampailah eka di suatu bangunan dia melihat banyak orang yang datang ke bangunan itu, eka yang penasaran mencoba memasuki bangunan itu, sesampainya eka di dalam bangunan eka melihat kalau di dalam sana cukup luas, banyak sekali orang yang datang tapi bangunan itu masi muat untuk di masuki, terdapat 2 lantai yang mampu menampung ratusan orang, tak berselang lama suara terdengar dari tengah bangunan,

"cek cek, apakah kalian bisa mendengarku, yooo selamat datang semua, siapa yang sudah tidak sabar melihat pertarungan yang spektakuler hari ini"

suara itu keluar dari sebuah kotak besar yang menggantung di langit langit bangunan, setalah mendengar suara itu orang orang yang tadinya berkerumun kini menyingkir dari tengah bangunan, sama seperti di tempat pertarungan kemarin di tengah bangunan tidak ada orang sama sekali, semua orang berkerumun hingga membuat lingkaran kosong di tengah kerumunan, selang beberapa lama seorang laki laki berjalan ke tengah bangunan, saat laki laki itu berbicara suaranya terhubung dengan kotak yang ada di langit langit bangunan,

"hari ini petarung terbaik kita berseker sudah siap untuk menghajar orang orang yang berani menantangnya"

orang orang bersorak mendengar perkataan itu, eka yang penasan mencoba bertanya pada seseorang di sampingnya,

eka "hei tempat apa ini ?"

orang di samping eka menjawab "tempat ini adalah arena pertarungan apakah kau belum pernah kemari ?"

eka "ini adalah pertama kalinya aku memasuki tempat ini, dan siapa berseker itu ?"

orang disamping eka "kau tidak tau berseker, bagaiman orang sepertimu tidak mengetahui petarung terhebat di kota ini, semua orang disini datang untuk melihat sang petarung terbaik menumbangkan semua penantangnya, sekali melihatnya saja kau pasti akan tertarik dengannya"

eka "hmm aku terjebak dalam masalah lagi sekarang"

tak berselang lama seorang petarung masuk ke tengah arena, petarung itu membawa pedang besar di punggungnya sesampainya di tengah arena petarung itu mengangkat pedangnya dan menantang semua orang yang ingin melawannya, semua orang bersorak

"berseker, berseker, berseker, berseker"

tak berselang lama ada 10 orang yang maju menantang berseker, 10 orang itu maju dari balik kerumunan, tubuh orang orang itu lumayan kekar dan mereka membawa pedang dan pemukul untuk melawan berseker, tanpa aba aba pertarungan di mulai, berseker langsung menerjang dan mengayunkan pedang besarnya, dua petarung yang terkena ayunan pedang berseker langsung tumbang, 3 orang petarung menerjang ke arah berseker secara bersamaan mereka menyerang berseker dengan senjatanya, berseker yang tidak merasakan serangan para petarung langsung menghempaskan para petarung dengan ayunan pedang besarnya, ketiga petarung langsung terhempas hingga jatuh ke tanah, petarung lain yang berada di belakang berseker langsung menahan tangan kanan berseker yang membawa pedang, melihat kesempatan para petarung lain maju menahan berseker dan sebagian petarung lagi menyerangnya, berseker di keroyok dan kesulitan untuk bergerak, akan tetapi berseker terlihat tidak merasa sakit saat menerima serangan dari para petarung, berseker tertawa dengan keras di tengah tengah serangan yang dia terima,

"hanya ini saja yang bisa kalian lakukan" ucap berseker saat menerima semua serangan, seketika tubuh berseker menjadi lebih kuat otot ototnya membesar, dalam sekejap orang orang yang menahan berseker terlempar, berseker menyerang petarung di depannya dengan mengayunkan pedang besarnya, 3 petarung terkena ayunan berseker mereka terlempar hingga menabrak para penonton, para petarung yang tersisa kembali berdiri, mereka menyerang berseker dengan bersamaan tapi berseker dengan mudah melempar semua petarung yang menyerangnya, berseker melempar pedang besarnya ke tanah dengan kedua tangannya berseker menghajar para petarung yang tersisa hingga babak belur, kini semua petarung telah tumbang di tangan berseker, penonton bersorak dengan keras atas kemenangannya, berseker yang menerima kemenangan besar masih belum puas dia melihat ke arah petarung yang tumbang, saat salah seorang petarung bergerak keluar arena berseker kembali menghajar petarung itu, setelah petarung itu di hajar dengan brutal berseker melempar petarung itu ke arah penonton, berseker yang belum puas mengambil pedangnya dan mengarahkannya pada para petarung, dia masih ingin bertarung hingga nafsu bertarungnya terpenuhi, melihat keganasan berseker para petarung tidak ada yang berani melawanya, mereka memilih untuk tetap diam daripada harus di hajar hingga babak belur, berseker yang melihat para petarung hanya diam kini terlihat marah, berseker melompat dan menyerang petarung dengan membabi buta, para petarung berusaha menghentikan berseker tapi mereka kualahan, berseker terus menyerang tanpa henti sampai sampai orang orang yang menonton ikut terkena serangan berseker, semua orang panik mereka yang awalnya berkerumun kini berlarian menjauhi berseker, berseker yang tidak terkendali terus menyerang semua orang yang ada di dekatnya dan kini dia mendekat ke arah eka, eka yang berada di tengah kepanikan hanya diam melihat amukan berseker yang terus mendekat ke arahnya, eka menyalakan rokok dan bersiap menahan serangan berseker dengan tangan kosong sambil berkata,

eka "aku seharusnya tidak datang ke tempat ini, airin benar tempat ini sangat berbahaya dan penuh dengan masalah"

berseker yang tidak terkendali kini melihat eka hanyalah sebagi sasaran ketidak puasanya, berseker yang sudah dekat dengan eka kini mengangkat pedang besarnya dan menghantamkan pedangnya ke arah eka, saat pedang besar berseker hampir mengenai eka tiba tiba dengan cepat seseorang wanita menerjang dan menahan serangan berseker dengan senjatanya, wanita itu menahan pedang berseker dangan tombak besinya, berseker terus menekan pedang besarnya hingga membuat wanita itu kualahan, walau dalam kesulitan wanita malah tersenyum tiba tiba tombak yang digunakan menahan serangan berseker dimiringkan, hantaman berseker berbelok dan mengenai tanah, dengan cepat wanita itu memutar tombaknya dan menyerang pipi kanan berseker, pipi berseker pun terkoyak dan mengeluarkan banyak darah, berseker mengusap darah di pipinya dan kembali mengangkat pedangnya, suasana kian memburuk karena kejadian itu, berseker berkata kepada wanita itu

berseker "sepertinya si nomor 2 sudah berani ikut campur"

wanita itu menjawab "jika kau menyerang mereka semua kau tidak akan menyisakan petarung untuk ku lawan"

eka yang berada tepat di belakang kedua petarung itu sama sekali tidak bergeming, semua orang yang tadinya panik kini terpaku melihat kedua petarung itu, tiba tiba eka menepuk pundak petarung wanita sambil berkata,

eka "terimakasih jika kau tidak datang aku pasti sudah membuat masalah tadi"

petarung wanita melirik ke arah eka lalu menjawab,

petarung wanita "jika kau masih sayang nyawa sebaiknya kau cepat pergi menjauh bodoh"

eka menghisap rokoknya dan berkata "oh iya seluruh kekacauan ini membuatku melupakan tujuan ku datang kemari, kalau begitu aku akan pergi sekarang, sampai jumpa"

setelah mengatakan nya eka berjalan keluar dari arena pertarungan, berseker berkata pada petarung wanita,

berseker "aku tidak punya urusan dengan mu nomor 2"

petarung wanita menjawab "namaku lia bukan nomor 2, jika kau masih ingin bertarung maka hadapilah aku"

berseker tampak marah dengan jawaban lia, saat kedua petarung itu hampir saling beradu, seseorang datang entah darimana menghentikan mereka, orang itu menahan serangan berseker dan membelokan tombak lia dengan mudah, orang itu ternyata adalah wanita bertudung yang kemarin berbicara dengan pak tua, dengan cepat wanita bertudung menyerang berseker dan lia, lia berhasil menahan serangan dengan tombaknya tapi dia terdorong hingga menjauh dari wanita bertudung, berseker yang menerima serangan langsung roboh ke tanah,

wanita bertudung berkata, "sepertinya pria besar ini membuat banyak masalah"

lia dan berseker terdiam, mereka merasa orang yang mereka hadapi bukan lah tandingan mereka, beberapa saat kemudian pak tua datang, dia berjalan dengan tongkatnya menghampiri berseker yang sedang bangkit, pak tua yang kini berada di sebelah berseker tiba tiba memukul berseker dengan tongkatnya, dengan tatapan yang menakutkan pak tua itu berkata pada berseker,

pak tua "aku hanya meninggalkan tempat ini sebentar tapi kau sudah membuat kekacauan separah ini"

berseker yang melihat tatapan seram pak tua kini ketakutan, wanita bertudung melempar jubahnya sambil berkata

wanita bertudung "ingatlah kalian semua jika kekacauan ini sampai terulang kembali aku tidak akan segan untuk menghabisi kalian"

semua petarung yang mendengar perkataan wanita itu hanya terdiam mereka terlihat sangat menuruti wanita bertudung dan pak tua, kerumunan orang di dalam bangunan melihat ke arah wanita bertudung, mereka semua terpesona dengan wajah cantik wanita itu, rambut hitam panjang yang terurai menghipnotis para penonton, hanya saja mata wanita itu terlihat aneh karena mata kanannya berwarna hitam tetapi mata kirinya berwarna biru, mata biru wanita itu terlihat tidak normal karena terlihat menyala, wanita itu mengenakan pakaian yang aneh, pakaiannya terlihat ketat dan beberapa bagian dari pakaian dilapisi besi, tak berselang lama pak tua berjalan meninggalkan berseker, wanita bertudung yang menjadi pusat perhatian semua orang kini ikut pergi bersama pak tua, berseker yang melihat pak tua pergi kini kembali berdiri, dia sudah dapat mengontrol dirinya dan meninggalkan area pertarungan, sedangkan lia dia sudah kehilangan niat bertarung kini dia ikut meninggalkan arena pertarungan, setelah semua yang terjadi pertarungan tetap berlanjut seperti biasa lagi.

kembali ke pencarian informasi, saat ini airin berada di sebuah lorong di sisi kota, sejauh ini pencarian airin juga belum menemukan apa apa, sudut demi sudut lorong demi lorong sudah airin telusuri tapi dia tidak menemukan apa apa, melihat hari yang menjelang sore airin memutuskan untuk menyudahi pencarian dan melanjutkannya besok, airin mulai berjalan kembali ke tempat dimana dia dan eka akan berkumpul, saat airin di tengah pejalanan dia mendengar suara kegaduhan, airin yang penasaran segera mencari dari mana asal suara itu, airin menemukan sebuah lorong yang menjadi asal suara kegaduhan, airin masuk kedalam lorong untuk mencari tau, dikarenakan hari yang petang cahaya dari lorong itu sangat minim, sesampainya di ujung lorong airin menemukan orang orang yang sudah keracunan sesuatu, mulut orang orang itu mengeluarkan busa dan urat di tubuh mereka menghitam, saat airin ingin mengecek denyut nadi orang orang yang terkapar tiba tiba beberapa orang mulai mendatangi lorong, airin bergegas kabur sebelum orang orang menemukannya, airin khawatir jika orang orang akan menuduhnya yang telah berbuat jahat, dengan cepat airin menyelinap dan bersembunyi di salah satu bangunan, saat orang orang datang mereka tidak menyadari kalau airin sedang bersembunyi, airin mencoba mendengarkan percakapan orang orang itu,

"sepertinya kita telah terlambat, mereka semua sudah tidak bisa di tolong lagi"

"kejadian ini sama seperti sebelumnya bukan"

"ya orang-orang berkelahi memperebutkan sesuatu dan saat kita semua datang mereka sudah seperti ini"

saat airin mendengar percakapan itu orang-orang kian berdatangan semakin banyak, setelah orang-orang yang keracunan di bawa pergi semua orang sudah bubar dari lorong, airin keluar dari persembunyiannya dan berjalan keluar dari lorong, setelah kejadian itu matahari terlihat hampir tenggelam dan airin pun bergegas ke tempat bekumpulnya dengan eka, sesampainya airin di tempat berkumpul dia melihat ke sana kemari tapi tidak menemukan eka, airin berfikir kalau eka mungkin sedang dalam masalah atau sedang tersesat saat menuju ke sini, sambil menunggu eka, airin duduk di sebuah bongkahan batu reruntuhan, setelah beberapa lama menunggu banyak orang datang menghampiri airin, mereka adalah gerombolan pereman yang pagi tadi eka hajar, hanya saja jumlah mereka lebih banyak lagi dari tadi pagi,

seseorang dari para pereman bertanya pada airin,

"dimana teman laki laki mu"

dengan tenang airin menjawab

airin "sebentar lagi dia akan datang"

salah seorang dari gerombolan pereman maju mendekati airin, sepertinya orang itu adalah pemimpin dari pereman,

pemimpin pereman berkata pada airin "sepertinya teman laki-lakimu tidak akan datang"

airin hanya tersenyum mendengar perkataan boss para preman, boss pereman yang mulai kesal kini mencoba menyeret airin, saat melihat wajah airin dengan teliti mereka merasa wanita di hadapan mereka cukup cantik, para pereman berusaha membawa airin untuk memancing eka,

pemimpin pereman "wajahmu cantik kau bisa bermainlah bersama kami"

tiba tiba seseorang berteriak

"hei bajingan lepaskan wanita itu"

gerombolan pereman melihat ke arah orang yang berteriak, mereka melihat eka yang sudah menumbangkan beberapa pereman, para pereman langsung berlari menyerang eka, walau jumlah mereka banyak tapi eka dengan mudahnya menghajar orang-orang itu, tak butuh waktu lama semua pereman yang menyerang eka sudah banyak yang tak berkutik, eka berjalan ke arah pemimpin gerombolan yang mencoba menyeret airin, walau beberapa orang yang tersisa menyerang eka tapi mereka dengan mudahnya eka robohkan,

eka "hei airin kau melarangku membuat masalah tapi lihatlah apa yang sudah kau lakukan"

airin "mereka sedang mencarimu"

pemimpin gerombolan yang terdesak kini menyandera airin, dia menodongkan senjatanya ke arah airin untuk menakut-nakuti eka sambil berkata

pemimpin pereman "jika kau tidak ingin wanita ini terluka sebaiknya kau menyerah"

eka "sebaiknya kau tidak bertindak gegabah"

pemimpin pereman "apakah kau mulai takut, jika tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada wanita ini turuti perkataanku"

eka menyalakan rokok sambil berkata

eka "huuff jika aku jadi dirimu aku tidak akan melakukan hal bodoh itu"

airin "benda ini berbahaya sebaiknya kalian tidak bermain dengan ini"

pemimpin pereman yang sedang menyandera airin tiba-tiba tubuhnya mati rasa, pupil mata kanan airin terlihat memutih, airin hanya mendorong pemimpin pereman lalu orang itu roboh dengan sendirinya, melihat pemimpin mereka di robohkan para pereman ketakutan dan langsung meninggalkan eka dan airin, pupil mata airin yang tadinya memutih kini kembali menghitam, melihat semua pereman sudah lari airin dan eka berjalan keluar dari kota, keduanya berbincang saat berjalan,

eka "apa yang telah kau lakukan hingga membuat orang orang itu marah"

airin "aku sudah mengatakannya padamu kalau orang orang itu mencarimu"

eka "benarkah, memang apa yang telahku lakukan pada mereka"

airin tersenyum dan berkata,

airin "kau memang laki laki yang bodoh eka"

eka hanya kebingungan karena airin tiba tiba mengatakannya, sesampainya di rumah airin bertanya mengenai uang yang di berikan kepada eka,

airin "bagaimana dengan uang yang ku berikan tadi ?"

tanpa berkata kata eka memberikan satu kantung penuh koin pada airin, airin mencoba melihat isi kantung dan menemukan banyak koin di dalamnya, airin kembali bertanya pada eka,

airin "bagaimana kau bisa mendapat semua uang ini, apakah kau membuat masalah lagi, atau kau ikut bertarung lagi"

eka dengan wajah yang lelah menjawab "saat aku mencari informasi aku bertanya pada orang-orang di kota, bukannya mendapat informasi orang-orang malah menyuruhku membantu mengerjakan pekerjaan mereka, selesai membantu mereka memberiku koin itu"

airin "tapi bagaimana bisa kau mendapat koin sampai sebanyak ini ?"

eka menguap dia terlihat kelelahan, sepertinya airin sudah paham apa yang telah di lakukan eka saat ada di kota, airin menyuruh eka beristirahat sambil menunggu makan malam yang akan dia buat.