Di pagi hari airin dan eka sudah berada di kota, setelah masalah yang terjadi kemarin para pereman yang menghadang eka setiap kali memasuki kota sudah tidak terlihat lagi, eka dan airin langsung memulai pencarian dengan berpencar, airin menyusuri tempat tempat yang belum dia datangi sebelumnya, sedangkan eka mencari informasi dengan bertanya pada orang yang dia temui.
eka memulai pencarian di bagian kota yang belum dia kunjungi sebelumnya, tempat itu terlihat lebih ramai daripada bagian kota yang pernah eka datangi, eka langsung bertanya pada orang orang yang dia temui, orang orang yang eka tanyai sepertinya tidak tau dengan apa yang sedang dia cari, setelah bertanya tanya pada sekian banyak orang eka masih belum mendapat informasi, eka melihat beberapa orang yang sedang mengirim barang, eka mencoba bertanya pada mereka, bukanya mendapat informasi orang orang yang eka tanyai malah meminta bantuan eka untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, eka yang dimintai pertolongan sama sekali tidak dapat menolak, dia membantu mengerjakan semua yang di suruh orang kepadanya, setelah selesai eka mendapat beberapa koin, selesai membantu salah salah seorang penduduk tiba tiba seseorang memanggil eka, saat eka menghampiri orang yang memanggilnya ternyata orang itu meminta bantuan pada eka, lama kelamaan eka lupa dengan informasi yang harus dia cari, selesai membantu orang orang kini koin yang eka dapatkan sudah satu kantung penuh, bukannya merasa senang eka malah merasa kecewa, dia pergi kekota bukan untuk mencari koin, kedatangannya ke kota untuk mencari informasi, eka tampak murung karena tujuannya datang ke kota selalu tidak berjalan sesuai kehendaknya, eka berjalan dengan wajah yang cemberut, saat eka berjalan tiba tiba seseorang memanggil eka,
"hei nak bisakah kau kemarilah"
eka menghampiri orang yang memanggilnya, orang itu terlihat tua umurnya kisaran 40 tahun, saat eka sampai di hadapan orang yang memanggilnya, tiba tiba orang itu memberi eka secarik kertas dan uang sambil berkata
"hei nak bisakah kau mencarikanku bahan bahan yang tertulis di kertas itu, aku sedang sibuk mengerjakan pekerjaan ku, bisakah kau membantuku"
tanpa ragu eka menjawab,
eka "sepertinya akan memakan waktu agak lama tapi aku bisa mencarikannya"
eka menuruti saja dan tidak menolak, eka langsung berjalan mencari bahan bahan yang ada dalam secarik kertas, saat eka sedang mengumpulkan beberpa bahan airin tidak sengaja melihat eka, eka terlihat membawa kotak kayu besar yang berisi bahan bahan yang tadi di pesan orang yang minta pertolongan eka, merasa penasaran airin mencoba mengikuti eka, airin ingin tau apa yang sebenarnya eka lakukan di kota, selesai mengumpulkan bahan yang tertulis di kertas terlihat barang barang eka mencapai 2 kotak kayu besar, eka membawa kedua kotak itu di pundaknya, walau merasa murung eka masih menjalankan tugasnya dengan baik, dari belakang airin terus mengikuti kemana eka pergi, eka sampai di tempat orang yang tadi menyuruhnya, eka langsung memberikan kedua kotak bahan bahan yang tadi ia kumpulkan,
eka "aku sudah mendapat 2 kotak bahan bahan yang anda butuhkan"
setelah menerima bahan bahan yang di bawa eka, orang itu langsung membawa kedua kotak yang tadi di bawa eka, eka mencoba bertanya mengenai apa yang dia cari, tapi orang itu tidak mendengarkan dan langsung membawa masuk kedua kotak ke dalam rumah,
eka "sepertinya orang itu sibuk, lebih baik aku bertanya pada yang lain saja"
eka berjalan pergi melanjutkan mencari informasi, setelah beberapa langkah berjalan tiba tiba orang yang menyuruhnya tiba tiba memanggil eka lagi,
"hei nak kenapa kau terburu buru sekali, kemarilah sebentar"
eka berbalik dan kembali menghampiri orang yang menyuruhnya, orang itu memberi bungkusan pada eka dan berkata,
"aku minta maaf karena hanya dapat memberimu kue ini, tapi tenang saja kue buatan istriku sangat enak"
eka "tidak apa apa, oh ya apakah kau pernah melihat hewan yang sangat besar di sekitar sini"
"sepertinya tidak ada"
eka "ohh baiklah terimakasih"
eka berjalan pergi sambil menghela nafas, eka melihat bungkusan kue di tangannya, perasaan murung eka terlihat hilang saat melihat kue itu, airin yang berada di belakang eka langsung menghampirinya, airin menepuk punggung eka sambil berkata,
airin "hei laki laki baik apakah kau akan memakan kue itu sendirian"
eka melihat ke arah airin lalu berkata,
eka "haahh sepertinya kau mengikutiku, apakah kau mau mencobanya juga, kue ini kelihatanya enak"
airin tersenyum lalu berkata,
airin "kau kelelahan setelah mencari bahan bahan itu, ayo kita mencari tempat untuk istirahat"
airin dan eka beristirahat di sebuah bangunan terbengkalai yang tidak berpenghuni, di dalam bangunan masi ada perabotan rumah yang usang tapi masih bisa di pakai, saat keduanya beristirahat eka memberikan koin koin yang dia dapat pagi ini, airin terkejut karena sepagi ini eka sudah mendapat banyak koin,
airin "kau sudah mendapat koin sebanyak ini, apakah kau mengancam orang orang saat mereka tidak memberimu apa apa ?"
eka "aku tidak melakukan hal seperti itu, aku hanya berniat bertanya tapi mereka malah menyuruhku melakukan pekerjaan mereka"
airin "teruslah menjadi orang baik seperti ini, setelah tujuan kita selesai kau mungkin bisa hidup tenang seperti ini"
eka "emm entah lah, tapi membantu orang orang seperti ini juga tidak ada salahnya, bagaimana dengan mu apakah kau melihat sesuatu tadi"
airin "aku belum menemukan apapun, sepertinya pencarian kita akan memakan waktu yang lebih lama"
eka "hmm kita sama sama tidak menemukan apa apa"
airin dan eka berbincang sambil memakan kue yang eka dapat, setelah kue itu habis mereka langsung berdiri, merasa cukup beristirahat eka dan airin pun kembali melanjutkan mencari informasi, keduanya keluar dari bangunan dan langsung berpencar, beberapa saat setelah berpencar orang orang memanggil eka dan meminta bantuan padanya, airin dari kejauhan tersenyum melihat eka, dia merasa eka lebih baik seperti ini daripada harus bertarung.
kini hari telah menginjak siang, eka terlihat kelelahan setelah membantu banyak orang, eka terengah-engah dan duduk beristirahat di sebuah tempat, tak lama setelah eka beristirahat seseorang datang menghampiri eka, dia adalah pak tua yang waktu itu ada di area bertarung,
pak tua "hei nak kau terlihat kelelahan, apakah kau sedang mencari sesuatu ?"
eka "hmm aku sedang mencari sesuatu yang berbahaya, apakah kau tau ?"
pak tua "aku tahu semua yang ada di kota maupun yang ada di luar kota ini, jika kau menginginkan informasi datanglah padaku di bangunan itu"
pak tua menunjuk sebuah bangunan besar, eka menatap bangunan yang di tunjuk pak tua, dalam sekali melihat eka sudah mengerti bahwa bangunan itu adalah tempat bertarung, eka berdiri dan berkata pada pak tua,
eka "yang kucari adalah informasi, bukanlah pertarungan"
mendengar jawaban dari eka, pak tua berjalan pergi ke arah bangunan yang dia tunjuk, sembari berjalan pak tua berkata,
pak tua "fikirkan dengan baik, aku akan menunggumu di tempat itu"
eka tidak terlalu tertarik dengan yang di katakan pak tua, setelah rasa lelahnya hilang eka pun pergi melanjutkan pencariannya.
setelah sekian lama pencarian di kota hari sudah sore, matahari sudah hampir terbenam, airin menunggu eka di tempat yang sama seperti kemarin, setelah sekian lama menunggu airin masih belum melihat eka, airin mulai merasa cemas dia mencoba mencari eka di sekitar tempat dia menunggu, di sisi lain eka melihat matahari yang mulai terbenam, eka segera menyelesaikan apa yang dia kerjakan, setelah pekerjaannya selesai eka bergegas lari ke tempat airin, setelah berlari cukup jauh ternyata eka kembali ke titik awal saat dia mulai berlari, eka kembali berlari dia terlihat hanya berputar putar mengelilingi jalanan yang sama, setelah keleahan berlari eka berhenti, eka terengah engah dan melihat sekitarnya, dia ternyata masih berada di tempat yang sama saat dia mulai berlari tadi, sepertinya eka tersesat dia tidak ingat dengan pasti jalanan yang dia lalui, semakin matahari terbenam cahaya di dalam kota semakin minim, eka yang melihat jalanan mulai kebingungan, eka kembali berlari lagi dia berusaha melewati jalan berbeda yang belum dia lewati sebelumnya, karena minimnya cahaya di dalam kota eka tidak tau pasti jalanan yang dia lewati itu benar atau salah, semakin banyak jalan yang eka lalui membuatnya semakin bingung, setelah berlarian kesana kemari eka ternyata kembali ke tempat dia mulai berlari lagi, matahari sudah tenggelam dan kota pun menjadi gelap, di dalam gelapnya malam bangunan di dalam kota mulai terlihat sama di mata eka, eka kebingungan harus pergi ke arah mana, setelah beberapa lama kebingungan ada seorang anak perempuan yang memanggil eka,
anak perempuan "hei kakak apa yang sedang kau lakukan"
eka menoleh ke arah anak perempuan yang memanggilnya, dia lalu menghampiri anak itu,
eka "kenapa ada anak kecil sendirian di malam hari, apakah kau tersesat"
anak perempuan "kau terlihat mencurigakan, kau sepertinya penjahat mesum"
eka "aku bukan penjahat, aku hanyalah kebingungan mencari jalanku pulang"
anak perempuan "apakah kau tersesat ?"
eka menjawab pertanyaan anak kecil dengan penuh percaya diri,
eka "aku tersesat tidak mungkin, jalanan di kota terlihat sama saat malam hari, jadi aku hanya berputar putar saja tadi"
anak perempuan "sepertinya aku salah, kau bukanlah penjahat, tapi orang bodoh yang sedang berkeliaran di kota"
eka "aku bodoh yang benar saja"
anak perempuan "kebodohannya sudah tidak dapat di tolong, dia bahkan tidak tau kalau dia sedang tersesat"
eka "apapun yang kau katakan padaku anak kecil tapi aku tidak tersesat"
anak perempuan itu terlihat kesal lalu bertanya pada eka,
anak perempuan "memangnya kakak ingin pergi kemana ?"
eka "aku harus pergi ke tempat temanku, dia psti sedang menungguku"
anak perempuan "dimana tempatnya, jika aku tau aku akan menunjukkan arahnya"
eka "jalan keluar dari kota, rumah kami di desa dalam hutan"
anak perempuan "desa di dalam hutan, jarak desa yang dekat dengan kota hmm, aku tau tempatnya, mungkin aku bisa membantumu"
eka "benarkah"
anak perempuan mengangguk lalu mengarahkan eka, saat anak perempuan itu mengatakan arah arah jalanan yang harus di lalui, eka merasa tidak paham, tanpa pikir panjang eka langsung memanggul anak perempuan di bahunya,
anak perempuan "kenapa kau menggendongku seperti ini, apakah kau benar benar orang mesum"
eka "berhenti memanggilku orang mesum, aku akan berlari dan kau arahkan jalannya"
eka pun berlari sambil di arahkan oleh anak perempuan, setelah beberapa lama berlari kini eka hampir sampai di tempat airin, airin yang mencari eka mendengar langkah kaki seseorang yang sedang berlari, saat airin melihat orang itu ternyata dia adalah eka, melihat eka yang telah datang airin langsung memanggilnya,
airin "darimana saja dirimu, aku sudah mencarimu kemana mana"
eka "maafkan aku, jalan di kota menjadi membingungkan saat gelap"
airin melihat anak perempuan yang ada di panggulan eka, dengan ekspresi datar airin berkata pada eka,
airin "pedo, kau menjijikkan eka"
eka "oh eh apa !!, ini tidak seperti yang kau pikirkan"
anak perempuan "tenang saja kakak cantik, aku menjumpai kakak bodoh ini tersesat tadi, jadi aku membantu menunjukkan jalan padanya"
airin "benarkah, kakak bodoh ini mudah tersesat saat malam"
eka "apa yang kalian berdua katakan aku tidak bodoh dan aku tidak tersesat tadi"
airin mendekat ke eka dan berkata ke anak perempuan,
airin "terimakasih karena kau sudah menolongnya, namaku airin dan nama kakak yang kau tolong eka, bolehkah aku tau namamu"
eka "oh ya aku tadi lupa ingin menanyakannya"
anak perempuan "namaku ica"
airin "ica ya, baiklah ica bolehkan kami mengantarmu pulang sebagai rasa terimakasih kami"
ica "tidak perlu, jika kakak ku melihatku bersama orang asing dia akan menghajar kalian"
airin "tidak apa apa, lagipula kakak yang kau bantu ini adalah pembuat masalah"
eka "airin kata katamu cukup halus tapi menusuk"
saat airin sedang berbincang dengan ica tiba tiba seseorang wanita berteriak ke arah eka dan airin,
"hei kalian berdua apa yang sedang kalian lakukan dengan adikku" wanita itu berteriak dengan terengah engah,
ica "sepertinya kakak ku sudah datang"
kakak ica "haah haah berani sekali kalian membawa lari adikku"
kakak ica mengatakannya sambil berjalan mendekati airin dan eka, dikarenakan minimnya cahaya saat malam kakak ica tidak terlihat dengan jelas, saat kakak ica sudah berada dekat ternyata dia adalah petarung wanita yang beberapa waktu lalu menahan berseker di area pertarungan,
ica "kak lia kenapa kau sampai terengah engah"
lia "aku melihatmu saat laki laki itu membawamu lari, jadi aku mengejar kalian, sekarang turunkan adikku dan akan ku hajar kalian"
eka "hei sepertinya aku pernah melihatmu, tapi dimana"
lia "bukankah kau laki-laki bodoh yang waktu itu di tempat pertarungan,
eka "oh iya benar kau wanita yang membuat masalah waktu itu ternyata, jadi gadis kecil ini adikmu"
lia bersiap dengan tombak besinya lalu berkata,
lia "jika kau tidak segera melepas adikku aku akan menghabisi kalian"
eka menurunkan ica dari bahunya dan ica pun berusaha menghentikan kakaknya, airin mencoba menenangkan lia dengan berkata,
airin "kami tidak melakukan apa-apa pada adikmu"
lia "aku tidak percaya kalian past....."
ica berkata dengan keras pada lia,
ica "kakak mereka bukan orang jahat, jika kakak seperti itu terus tidak akan ada pria yang mau mendekati kakak"
lia "eehhh apa yang kau katakan"
ica "kakak akan menjadi perawan hingga tua"
lia "eeehhhhh"
saat ica sedang menghentikan lia, eka berkata pada airin,
eka "hey airin sepertinya kita tidak perlu mengantarnya"
mendengar perkataan eka airin pun mengangguk dan berkata pada ica,
airin "hey ica sepertinya kakakmu sudah menjemputmu kalau begitu kami akan pergi"
ica "iya kakak, maafkan kakakku yang tidak sopan pada kalian"
airin "tidak apa apa"
airin dan eka pun pergi meninggalkan ica dan lia, lia yang masih kesal berusaha mengejar tapi ica menghentikannya, dirasa airin dan eka sudah jauh lia bertanya pada ica,
lia "kenapa kau membantu mereka, jarang sekali melihatmu mau membantu orang lain"
ica "aku melihat kakak itu tadi membantu orang lain, tapi saat dia butuh pertolongan tidak ada orang yang membantunya"
lia "ternyata aku memiliki adik yang baik"
ica "ayo kita pulang kakak, ini sudah malam"
mendengar perkataan ica ,lia langsung menggandeng tangan ica, kedua kakak beradik itu berjalan pulang.
sesampainya eka dan airin dirumah mereka saling bertukar informasi, tetapi hasilnya nihil tidak ada yang mendapat informasi sama sekali, selesai bertukar informasi eka memberikan semua koinnya pada airin, hari ini koin yang eka dapat sangat banyak hingga membuat airin curiga,
airin "kau mendapat begitu banyak koin, apakah benar kau tidak menculik seseorang lalu meminta tebusan"
eka "jangan bahas itu lagi, simpan saja uangnya untuk keperluan kita nanti, aku heran setiap kali aku bertanya pada orang orang di kota mereka malah memberiku pekerjaan"
airin "aku akan simpan uangnya, jika kau butuh katakan saja padaku"
setelah beberapa hari mencari informasi, mereka berdua belum mendapat hasil apa apa, di malam hari saat airin sudah tidur eka memikirkan perkataan pak tua yang dia temui siang tadi, eka merasa pencariannya selama ini selalu mengalamai kebuntuan, eka pun memutuskan untuk menemui pak tua saat kembali ke kota besok, eka langsung mematikan rokoknya lalu tidur.
keesokan harinya, di sebuah bangunan terlihat pak tua hanya duduk di kursinya, dia berada di dalam ruangan yang tidak begitu lebar, beberapa saat kemudian wanita bertudung datang, dia membuka pintu dan masuk kedalam ruangan pak tua lalu bertanya,
wanita bertudung "bagaimana dengan laki laki itu apakah kau sudah mendapatkannya"
pak tua "tenang saja laki laki itu pasti akan datang kemari, aku kemarin sudah mencoba untuk memancingnya"
wanita bertudung "waktuku sudah dekat jika kita belum mendapatkannya kau pasti tau sendiri apa akibatnya"
pak tua "ya aku paham dengan konsekuensinya"
saat pak tua dan gadis bertudung sedang berbincang, tiba tiba pintu ruangan di ketuk seseorang, mendengar ketukan pintu membuat percakapan pak tua dan gadis bertudung terhenti, pak tua menyuruh orang yang mengetuk pintu untuk masuk,
pak tua "masuklah"
mendengar perkataan pak tua ketukan pintu pun akhirnya terhenti, tiba tiba pintu di tendang hingga roboh oleh seseorang, ternyata eka lah yang datang, pak tua dan gadis bertudung bersiap siap saat melihat eka, eka dengan tenang menghisap rokok sambil berkata,
eka "pintumu rusak sangat sulit tadi untuk membukannya"
wanita bertudung "apa yang membuatmu datang ke tempat ini ?"
eka membalas pertanyaan gadis bertudung
eka "aku punya urusan dengan pak tua ini sekarang"
gadis bertudung yang mendengar perkataan eka langsung menatap eka dengan tatapan mata yang sinis,
pak tua "kau membutuhkan informasi bukan, harga informasiku tidaklah murah"
eka "katakan saja apa yang harus aku lakukan"
pak tua "baiklah kau harus bersiap untuk bertarung dengan para petarungku"
eka "aku sudah menduganya, seberapa banyak yang harus ku lawan"
beberapa saat setelah eka berbincang dengan pak tua, kini eka sudah berada di dalam area bertarung, walau masih pagi ternyata sudah banyak orang yang datang untuk melihat pertarungan, orang orang bersorak ke arah eka, melihat antusias para penonton yang sudah memuncak kotak speaker yang digantung di tengah area bertarung berbunyi,
"hari ini hari yang sepesial, karena seseorang yang tidak di kenal sudah siap menghadapi pertarungan yang sangat berbahaya, bla bla bla"
selesai kotak berbunyi 50 petarung masung ke tengah area pertarungan, penonton bersorak melihat para petarung yabg masuk kedalam area bertarung, para petarung membawa berbagai macam senjata, ada yang membawa balok kayu, pedang, kapak, dan hammer, di tengah kondisi yang berbahaya eka dengan tenang menghisap rokoknya, tanpa menunggu lama pertarungan pun di mulai, semua petarung langsung menyerang eka, eka menghindari serangan para petarung, banyak hantaman yang di hindari eka dan langsung melesat mengenai lantai hingga rusak,
eka "pak tua itu mungkin sedang bercanda, 50 orang tidak akan cukup untuk melawanku"
setelah mengatakannya eka mulai menyerang para petarung, dalam beberapa saat saja setengah petarung sudah roboh karena pukulan eka, setiap kali serangan yang di lesatkan petarung, eka langsung hindari dan dia langsung membalas setiap serangan dengan pukulannya, para penonton yang melihat banyak petarung yang tumbang bersorak sangat keras, di sisi lain pak tua dan gadis bertudung melihat pertarungan dari kejauhan dengan tatapan tidak senang,
gadis bertudung "kenapa lama sekali, apakah kau sudah memberi para para petarung itu"
pak tua "sebentar lagi bersabarlah"
sepertinya pak tua dan gadis bertudung merencanakan sesuatu pada pertarungan eka, kembali ke pertarungan, seorang petarung melesatkan pukulan ke arah eka, sebelum eka terkena pukulan dia memukul terlebih dulu petarung yang menyerangnya, petarung yang terkena pukulan eka langsung roboh, sudah banyak petarung yang telah roboh karena pukulan eka, tersisa 5 petarung yang masih berdiri di area bertarung, selama pertarungan eka tidak merasa keanehan sama sekali, hingga akhirnya saat eka berniat menyerang para petarung yang tersisa tiba tiba kaki eka di genggam seorang petarung yang roboh, eka berusaha melepas kakinya dari genggaman petarung, akan tetapi genggaman petarung sangat kuat, dan eka kesulitan melepas genggaman petarung di kakinya, sebelum genggaman di kaki eka lepas 5 petarung yang tersisa sudah menyerang eka, dengan cepat eka menahan serangan petarung, lalu dengan cepat eka membalas setiap serangan dan membuat petarung roboh ke lantai, setelah para petarung yang menyerang eka roboh, tiba tiba petarung yang menggenggam kaki eka bangkit, petarung itu mengangkat kaki eka lalu melemparnya, eka terlempar beberapa langkah dan dia berhasil mendarat sebelum menabrak kerumunan penonton, di saat yang sama para petarung yang telah roboh tiba tiba bangkit lagi, ke anehan pun mulai terlihat, urat di tangan para petarung menghitam setelah mereka bangkit, eka sama sekali tidak menyadari keanehan itu, para petarung yang telah tumbang kini semua telah kembali berdiri, dan hasrat bertarung mereka meluap, eka langsung menyerang para petarung yang baru saja bangkit, dia menendang dengan kuat kepala salah seorang petarung hingga kembali roboh, para petarung yang melihat eka menyerang langsung tersenyum, para petarung merasa mereka mendapat mainan yang dapat memuaskan hasrat mereka, para petarung berkerumun menyerang eka, setiap serangan petarung eka hindari dan dia juga melesatkan serangan yang membuat para petarung roboh, akan tetapi eka merasa para petarung yang dia robohkan tidak ada habisnya, hingga akhirnya eka melesatkan pukulan kuat, pukulan eka membuat petarung terdorong hingga menabrak petarung lain di belakangnya, di saat beberapa petarung roboh setelah menerima pukulan eka, eka melihat para petarung kembali bangkit berdiri dan langsung menyerang eka dengan serangan yang lebih ganas, eka menghindari serangan para petarung sambil berkata,
eka "pak tua sialan, dia benar benar memberikanku sebuah hiburan yang sangat menarik"
eka terus menyerang para petarung dan berusaha membuat mereka tidak bangkit lagi, tapi setiap kali para petarung itu roboh mereka bangkit dan kembali bertarung, semakin mereka di tumbangkan semakin menyebar pula urat di tubuh petarung yang menghitam, serangan petarung pun lama kelamaan menjadi semakin kuat, eka mulai kesulitan menghindari serangan para petarung, kini beberapa serangan petarung mulai mengenai eka, tubuh eka tergores senjata tajam para petarung, gadis bertudung yang melihat pertarungan dari kejauhan berkata pada pak tua,
gadis bertudung "sekarang kita bisa menilai apakah memang benar kalau dialah yang kita cari"
pak tua "bagiku dia sama saja dengan para petarung lainnya, tapi jika dia bisa selamat dari pertarungan ini, mungkin dialah yang selama ini kau cari"
eka mulai terpojok, kini tubuh eka di penuhi dengan luka sayatan, darah mengalir dari setiap luka yang eka terima, eka merasa jika pertarungan ini tidak segera di selesaikan akan membuatnya terluka semakin parah, para petarung melihat eka sudah tidak dapat bergerak selincah di awal pertarungan, para petarung langsung melakukan serangan bersamaan, melihat serangan petarung eka pun berusaha menghindar, dia menggunakan senjata para petarung sebagai pijakan untuk melumpat, dalam waktu singkat eka keluar dari kerumunan petarung yang menyerangnya, akan tetapi eka tidak memperkirakan kalau di balik kerumunan petarung masih ada petarung lagi di belakang, beberapa petarung yang melihat eka melompat ke arah mereka kini langsung bersiap menyerang eka dengan senjatanya, eka yang sudah tidak dapat menghindar kini hanya dapat menerima hantaman keras dari senjata petarung, eka terlempar hingga menabrak kerumunan penonton, pak tua yang melihat eka terlempar berkata,
pak tua "sepertinya dia jauh dari harapan kita"
gadis bertudung yang mendengar perkataan pak tua langsung pergi, setelah kepergian gadis bertudung pak tua tersenyum melihat eka yang telah keluar dari tengah pertarungan, para petarung yang melihat eka yang sudah terlempar keluar dari pertarungan merasa bahwa mereka sudah menang, walau mereka telah menang akan tetapi hasrat bertarung mereka yang masi menggebu gebu, para petarung saling melirik satu sama lain, mereka berniat untuk melanjutkan pertarungan dengan saling menumbangkan sesama petarung, di saat para petarung akan mulai saling bertarung tiba tiba eka kembali ke tengah pertarungan, eka berlari ke arah salah seorang petarung lalu melesatkan tendangan kuat ke kepala petarung, saking kuatnya tendangan eka, kepala petarung sampai menghantam ke lantai, hantaman keras itu langsung menghancurkan lantai, setelah kembali ke tengah pertarungan eka tersenyum lebar dengan darah yang keluar dari mulutnya,
eka "serangan kalian terasa sakit sialan"
melihat eka yang telah kembali para petarung langsung menyerangnya, saat seorang petarung menyerang eka dengan pukulannya, eka langsung melesatkan pukulan ke arah tangan petarung yang memukulnya, pukulan eka membuat serangan petarung berbelok dan mengenai petarung lain, setelah berhasil membelokkan pukulan eka langsung bersiap melesatkan pukulan kuat dengan lengan kirinya, pukulan eka melesat mengenai wajah petarung, petarung yang terkena pukulan langsung terlempar dan keluar dari tengah pertarungan, kini dua petarung yang terkena serangan kuat eka terlihat tidak bangkit lagi, eka menjauhi para petarung yang menyerangnya, setelah menjauhi petarung eka dengan santainya menyalakan rokok sambil berkata,
eka "baiklah, sepertinya aku harus menyerang kalian dengan kuat hingga kalian tidak dapat kembali bertarung lagi"
pak tua tampak kaget melihat eka mampu menumbangkan beberapa petarung dengan serangannya,
pak tua "laki laki sialan, dia mampu melebihi perkiraanku"
Para petarung kembali menyerang eka, eka menghindari serangan petarung lalu menyerang mereka dengan serangan yang kuat dan membuat petarung tumbang, walau eka bisa menumbangkan para petarung tapi tetap saja pertarungan masih berlangsung sangat lama, eka hanya dapat menumbangkan petarung satu persatu hingga mereka semua tumbang, walaupun dalam keadaan sulit eka hanya tersenyum menikmati pertarungan sulit ini, beberapa petarung berhasil menyerang eka dengan seranganya, eka terdorong hingga jatuh ke lantai, saat eka jatuh dia kembali berdiri dengan cepat dan kembali menyerang petarung dengan pukulannya, eka merasa serangan para petarung menjadi lebih kuat seiring menyebarnya urat hitam di lengan mereka, eka berfikir kalau dia harus mengakhiri semua ini sebelum terlambat, setelah memakan waktu yang lama akhirnya semua petarung yang eka lawan sudah tumbang tak tersisa, dari pertarungan panjang antara 1 lawan 50 kini hanya menyisakan eka yang berdiri di tengah tengah para petarung yang telah tumbang, para penonton bersorak atas kemenangan eka, setelah semua petarung tumbang kotak speaker berbunyi,
"akhirnya setelah pertarungan yang memakan waktu yang lama akhirnya pemenang telah kita dapatkan, bla bla bla"
di tengah riuh sorakan kemenangan dari penonton, eka berjalan pergi dari tengah kerumunan penonton, eka berjalan menuju pak tua yang melihat pertarungannya dari kejauhan, sesampainya di hadapan pak tua, eka menatapnya dengan serius dan bertanya,
eka "hei pak tua aku sudah mengalahkan semua petarung yang kau berikan, sekarang bagaimana dengan informasi yang kau janjikan ?"
pak tua "kau belum menyelesaikan semua syaratnya, seharusnya kau mengalahkan 100 petarungku, kau hanya baru mengalahkan 50 petarung jadi kau belum bisa mendapat informasi itu"
eka "apakah kau ingin menjebakku pak tua, kau tidak mengatakan aku harus mengalahkan 100 petarung sialan"
pak tua menatap eka dengan tajam lalu menghantamkan tongkatnya ke lantai, lantai yang terkena hantaman tongkat langsung retak dan berlubang,
pak tua "hei nak kau harus menuruti semua yang ku perintahkan dengan begitu aku bisa memberimu informasi yang kau inginkan"
eka "sepertinya kau memang merencanakan sesuatu, entah apa yang kau rencanakan tapi aku tidak peduli"
pak tua "jika kau memang menginginkan informasi kembalilah besok dan kalahkan 50 petarung yang akan ku siapkan"
eka "baik jika itu maumu, jika besok kau tidak memberiku informasi itu setelah mengalahkan mereka, aku berjanji akan menendang bokongmu pak tua sialan"
setelah mengatakannya eka berjalan pergi meninggalkan pak tua, eka merasa urusannya kali ini telah selesai dan dia akan pergi untuk melanjutkan mencari informasi, setelah beberapa langkah eka berjalan tiba tiba pak tua melempar sebuah kantung pada eka,
pak tua "ambillah hadiah pertarunganmu, di dalam kantung itu juga terdapat obat untuk memulihkan rasa lelah dan sakit"
setelah mendengar perkataan pak tua, eka pun mengambil kantung yang tergeletak di lantai, setelah menyimpan kantung hadiah dari pak tua eka pun bergi, eka berjalan keluar melewati kerumunan penonton, di dalam kerumunan eka melihat para petarung yang tumbang telah di bawa keluar dari tengah area petarungan, para petarung yang telah eka tumbangkan terlihat aneh, mereka seperti keracunan sesuatu saat di bawa keluar, eka yang melihat semua keanehan pada petarung tidak merasa janggal sama sekali, diapun keluar dan melanjutkan mencari informasi, pak tua yang melihat eka sudah pergi keluar kini menunjukkan raut wajah kesal,
pak tua "bocah sialan, lihat saja besok akan ku hancurkan tubuhmu hingga kau kesulitan untuk berbicara seperti itu lagi"
setelah mengatakannya pak tua berbalik dan memasuki ruangannya.
di sebuah bangunan terbengkalai di salah satu bagian kota terdapat beberapa orang yang berkumpul, orang orang yang berkumpul itu adalah para pereman yang eka hajar tempo hari, pemimpin para pereman berbicara pada seseorang,
pemimpin pereman "boss laki laki itu ternyata lebih kuat dari dugaan kami"
setelah mengatakannya tiba tiba pemimpin pereman mendapat pukulan keras, pemimpin pereman terkena pukulan hingga terlempar menabrak dinding bangunan, tak terlihat siapa yang telah memukul pemimpin para pereman karena orang itu tertutup kegelapan dalam bangunan, dari kegelapan hanya terlihat lengan besi yang baru saja memukul pemimpin pereman, orang yang memukul pemimpin pereman berkata pada para pereman
"kalian tidak berguna, melawan satu laki laki saja tidak becus"
orang itu mengatakannya sambil berjalan keluar dari balik gelapnya bangunan, terlihat seorang laki laki dengan lengan kiri mesin berjalan menghampiri pereman, laki laki itu tiba tiba memukul seorang pereman dengan lengan mesinnya, pereman yang terkena pukulan langsung terdorong dan menabrak pereman lain di belakangnya, laki laki dengan lengan mesin berkata,
"kalian memang sangat lemah, otot otot kalian ini hanyalah aksesoris, lama kelamaan kalian hanya akan mempermalukan diriku, kalian tau siapa aku ini bukan"
salah seorang pereman berkata "maafkan kami boss"
setelah mengatakannya pereman itu mendapat pukulan keras dengan lengan mesin,
"aku adalah omen salah satu dari 3 petarung kuat di kota ini, kalian para sampah yang tidak dapat menangani 1 orang laki laki memang pantas mendapat pukulanku"
setelah mengatakannya omen berjalan mengambil sebuah plastik di atas meja, omen melempar plastik itu ke para pereman sambil berkata,
omen "sekarang cepat makan obat itu, setelah ini kita akan membalas apa yang di lakukan laki laki sialan itu pada kalian"
di dalam plastik berisi obat aneh berwarna hijau, para pereman tanpa pikir panjang langsung mengambil satu obat dari dalam plastik lalu memakannya, saat semua pereman telah memakan obat pemberian omen mereka terlihat biasa saja, sisa obat yang masih ada di dalam plastik kini di serahkan pada omen, setelah beberapa lama obat pun berreaksi, tiba tiba para pereman merasa menjadi lebih kuat, omen yang melihat obatnya berreaksi berkata,
omen "sekarang waktunya kita pergi"
setelah mengatakannya omen dan para pereman keluar dari bangunan, mereka semua sekarang akan mencari eka, para pereman ingin membalas perbuatan eka pada mereka.
Ketika hari menginjak sore, eka yang sudah kelelahan bergegas kembali, eka memutuskan kembali terlebih dahulu daripada tersesat lagi seperti kemarin, luka dari pertarungan yang eka terima telah di balut dengan perban, eka berusaha menyembunyikan luka yang dia terima, dalam perjalanan, eka menolak permintaan bantuan orang orang, eka bergegas ke tempat bertemunya dengan airin, saat eka di tengah perjalanan tiba tiba beberapa orang menghadang eka, orang orang itu adalah para para pereman yang tempo hari di hajar eka, awalnya hanya 3 orang yang menghadang eka, setelah eka berhenti berlari pereman itu memanggil kawan kawannya yang menunggu, tiba tiba para pereman berdatangan dari semua arah dan mengepung eka, para pereman merasa hari ini mereka dapat menghajar eka dan membalas perbuatannya tempo hari lalu,
seorang pereman berkata pada eka "hari ini kami akan memberimu pelajaran"
eka "maaf jika kalian hanya ingin ku hajar sebaiknya kalian kembali lagi lain waktu, aku sudah tidak ingin bertarung lagi"
pereman "kami tidak peduli, sekarang terima pembalasan kami"
pereman mengatakannya sambil memukul eka, eka langsung menghindari pukulan lalu menyerang pereman yang memukulnya, pereman yang menerima serangan eka tidak merasakan apa apa, pereman itu malah menggenggam lengan eka lalu melempar eka ke arah petarung lain yang mengerumuni eka, dua pereman yang melihat eka terlempar ke arahnya langsung melesatkan pukulan, eka yang merasakan bahaya tidak tinggal diam, dia langsung berputar dan menendang salah seorang pereman yang akan menyerangnya dengan kaki kiri, lalu dengan kuat eka menghantamkan kaki kananya pada pereman satunya, hantaman itu langsung membuat pereman jatuh ketanah dan membuat eka mendarat, eka melihat sekelilingnya di penuhi para pereman dan dia sudah tidak dapat pergi kemana mana,
pereman "hahaha apakah kau takut, kami sudah berbeda dari waktu itu dan kami tidak akan membiarkanmu lari kali ini"
eka "kalian benar, aku harus menghajar kalian sekali agar kalian puas"
mendengar perkataan eka para pereman menjadi marah, mereka semua langsung menyerang eka, pertarungan pun tidak terrelakan, eka kini di hujani pukulan oleh para pereman, dalam kondisi terdesak eka langsung menangkap pukulan salah seorang pereman, lalu melempar pereman ke arah pereman lainnya untuk membuka jalan keluar dari kerumunan, setelah celah terlihat dengan cepat eka berlari keluar dari kerumunan, merasa sudah keluar dari bahaya eka pun berlari, dia berusaha menghindari pertarungan secara langsung karena lawanya terlalu banyak, para pereman yang melihat eka berlari langsung mengejar, eka melirik kebelakang melihat seberapa dekat para pereman, melihat beberapa pereman sudah dekat di belakang, eka berbelok memasuki gang kecil di antara dua bangunan, para pereman yang mengejar eka ikut memasuki gang, ketika salah seorang pereman memasuki gang tiba tiba sebuah tendangan melesat ke arahnya dan membuat pereman terdorong hingga membuat pereman lain yang memasuki gang kesulitan, setelah menendang pereman eka kembali berlari di dalam gang, saat eka hampir keluar dari gang salah seorang pereman menghadang eka, melihat penghadang di depannya eka langsung melompat, dia menendang wajah pereman dangan kedua kakinya, pereman terdorong dan roboh karena tendangan eka, setelah keluar dari gang eka melihat pada pereman berdatangan, eka kembali berlari sebelum para pereman mengepung eka lagi, setiap kali ada kesempatan eka membuat jebakan dan serangan pada para pereman yang mengejarnya, karena jumlah pereman yang banyak sepertinya mereka seperti tidak berkurang setelah terkena serangan dan jebakan eka, sampailah eka di tempat yang biasanya di gunakan untuk berkumpul dengan airin, eka melihat para pereman yang masih mengejar di belakangnya,
eka "mereka keras kepala sekali"
tiba tiba seseorang menghampiri eka, melihat eka yang sudah diam diapun langsung memukul eka dengan lengan kiri, eka yang kaget tidak sempat menghindar maupun menahan pukulan, eka terlempar hingga menabrak dinding bangunan, tabrakan itu membuat dinding bangunan berlubang dan eka terdorong hingga masuk ke dalam bangunan, orang yang memukul eka ternyata omen, terlihat dari lengan mesin yang di gunakannya memukul, para pereman yang mengejar eka kini telah sampai di hadapan omen,
pereman "dimana laki laki itu sekarang"
omen "laki laki itu sudah menerima pukulanku, dia sepertinya dia tidak akan sadarkan diri"
tiba tiba sebuah bongkahan dinding melayang ke arah omen, omen langsung memukul bongkahan dengan lengan kirinya hingga hancur berkeping keping, omen melihat eka berjalan keluar dari bangunan sambil menghisap rokok, hidung dan mulut eka mengeluarkan darah karena pukulan yang dia terima,
eka "huff, aku tidak mengira kalau pukulan itu bisa sesakit ini, apakah kau boss dari para orang orang bodoh ini"
omen "kau benar, sebaiknya kau berhenti berlari lari lagi agar semua ini cepat selesai"
eka "aku juga berfikir begitu, sebentar lagi temanku akan datang, aku tidak mungkin melibatkannya pada masalah seperti ini"
omen "bagus bersikap baiklah seperti itu sampai kami selesai menghajarmu"
para pereman langsung berlari ke arah eka sambil mengarahkan pukulan padanya,
eka "akan segera ku selesaikan semua ini dan pulang"
eka langsung menghindari serangan yang mengarah padanya, dengan cepat eka membalas setiap serangan pereman dengan pukulannya, beberapa pereman roboh karena serangan eka, tetapi jumlah mereka yang banyak membuat eka sedikit kesulitan, setiap kali eka merobohkan pereman dia meresa kalau jumlah mereka tidak ada habisnya, eka melihat ke arah para pereman yang telah dia tumbangkan, ternyata mereka yang telah tumbang masih bisa bangkit lagi, eka juga melihat urat di lengan mereka menghitam seperti petarung yang di hadapi tadi,
eka "apakah semua orang di kota seperti ini, aku heran jika mereka semua sekuat ini, kenapa dunia ini sampai mengalami kehancuran"
omen mencari celah dari dalam kerumunan pereman, saat dia mendapat peluang omen langsung memukul eka dengan lengan mesinya, eka yang terdesak dan kaget tidak dapat melakukan apa apa dengan pukulan omen, diapun terlempar hingga menabrak kerumunan pereman yang menghajarnya, kini eka di hajar habis habisan oleh para pereman, eka hanya dapat melindungi wajahnya dengan kedua tangannya saat semua pereman menghujani eka dengan pukulan, pukulan pereman semakin lama menjadi semakin sakit dan eka tidak dapat keluar dari kondisi ini, hingga akhirnya seorang pereman memukul perut eka denga kuat hingga membuatnya terlempar agak jauh, pukulan itu membuat eka memuntahkan darah, eka pun tergeletak tak berdaya di tanah, sepertinya eka kelelahan karena pertarungannya tadi, para pereman mendekati eka yang tergeletak di tanah, untuk memastikan eka tidak akan bergerak lagi seorang petarung mencoba menginjak kepala eka, sebelum kepala eka terkena injakan tiba tiba eka dengan cepat kembali berdiri, kaki pereman pun menginjak tanah dengan kuat, eka yang sudah bangkit langsung memukul pereman dengan lengan kanannya, pereman langsung jatuh ketanah karena pukulan eka, eka tersenyum sambil berkata,
eka "kalian para kroco ingin menghajarku, apakah kalian sedang bermimpi"
para pereman yang melihat eka bangkit langsung menghujani eka dengan pukulan lagi, eka hanya diam dan menerima pukulan para pereman samnil menutupi wajahnya dengan kedua tangan, kini eka sudah sangat babak belur, para pereman yang sudah puas menghajar eka kini berjalan pergi ke arah omen, saat para pereman berjalan meninggalkan eka, eka berkata,
eka "apa hanya ini yang bisa kalian lakukan, aku merasa kecewa dengan kalian"
para pereman yang mendengar kata kata eka kini kembali marah, merekapun kembali ke arah eka, pereman langsung melesatkan pukulan ke arah eka, eka melihat pukulan yang pereman lesatkan, dengan tubuh yang babak belur eka melesatkan pukulan ke arah pereman yang menyerangnya.
mata hari kini akan terbenam, saat ini airin berada di sebuah perkebunan di bagian kota yang paling jauh, airin melihat lihat sekitar kebun dan bertanya pada pemilik kebun, pemilik kebun tidak mengetahui apa apa mengenai apa yang airin cari, merasa tidak menemukan petunjuk ataupun informasi sama sekali airin pun memutuskan kembali, dalam perjalanannya airin di penuhi rasa khawatir, diapun bergegas kembali dengan cepat, setibanya airin di tempat yang biasa dipakai untuk menunggu eka, dia melihat kerumunan orang, airin yang penasaran mencoba melihat ke dalam kerumunan, di dalam kerumunan airin menemukan eka sudah babak belur tak berdaya, ada lia dan ica juga yang berusaha menolong eka, lia yang panik berusaha menolong sebisanya, ica yang melihat airin telah datang berkata,
ica "syukurlah kau datang, di mana tempat tinggal kalian, kak lia akan membawa kak eka"
airin pun segera memberitaku kan tempat tinggalnya, lia langsung menggendong eka yang babak belur di punggungnya, merekapun pergi bersama ke desa terbengkalai di mana airin dan eka tinggal, sesampainya di rumah eka langsung di obati oleh airin, kondisi eka sudah sangat parah segera di obati oleh airin, melihat eka telah di tangani dengan baik lia dan ica memutuskan pergi karena matahari juga sudah tenggelam, lia berkata sebelum pergi,
lia "berhati hatilah, sepertinya banyak orang jahat yang mengincar kalian di kota"
airin "baik aku akan berhati hati dan terimakasih karena telah menolongnya"
lia "aku tidak tau apa yang terjadi, yang ku tau sudah banyak orang berdatangan mengerumuni dia, sampai jumpa lagi"
setelah lia mengatakannya dia langsung berjalan pergi bersama ica, beberapa saat setelah lia dan ica pergi, tiba tiba eka batuk dan sadar,
eka "dimana aku ?"
airin "kau sudah di rumah sekarang"
eka "bagaimana dengan mereka, apakah mereka menyerangmu"
airin "mereka sudah tidak ada saat aku datang"
eka "aku harus menyelesaikan urusanku pada mereka"
tiba tiba eka kembali berdiri dengan kondisinya yang masih parah, airin berusaha menenangkan eka, walaupun bisa berdiri eka tetap tidak dapat mempertahankan kesadarannya, dia kembali tidak sadarkan diri dan roboh ke airin,
airin "padahal sudah seperti ini, beristirahatlah hingga kondisimu membaik"
airin membawa eka ke kamarnya, dia merawat eka dengan baik, setelah bagian tubuh eka yang terluka di perban airin keluar dari kamar, airin bertukar tempat dengan eka, dia duduk di kursi dan berjaga saat malam.
di pagi hari eka bangun dari tidur, eka melihat dirinya sudah berada di kamar airin dan banyak perban yang membalut tubuhnya, saat eka menggerakkan lengan kanannya dia merasa sakit pada telapak tangannya, sepertinya tulang pada telapak tangan eka patah, eka mengikat telapak tangannya dengan perban hingga beberapa lapis, eka berusaha mengurangi rasa sakit pada telapak tangan kanannya, setelah mengikat telapak tanganya dengan perban, eka keluar dari kamar dan mencari airin, eka langsung menemukan airin di belakang rumah memasak sesuatu, airin yang melihat eka sudah sadar berkata,
airin "apa yang sedang kau lakukan, kembalilah beristirahat tubuhmu belum sepenuhnya pulih"
eka duduk di samping airin lalu berkata,
eka "kondisiku sudah membaik, aku sudah tidak perlu beristirahat lagi"
airin "kau mengikat tanganmu seperti itu, sepertinya tulangmu patah"
eka "tidak apa, hanya sedikit sakit saja"
airin "beristirahatlah pulihkan dulu dirimu"
eka "aku tidak mungkin berbaring terus terusan, bagaimana dengan informasinya, aku sama sekali tidak mendapat apapun hari itu"
airin "aku juga tidak mendapat informasi sama sekali"
eka melihat daging serigala yang dia dapatkan beberapa hari yang lalu telah habis, diapun langsung bertanya pada airin,
eka "berapa lama aku tidak sadarkan diri ?"
airin "2 hari"
eka tiba tiba berdiri dan berkata,
eka "aku harus pergi ke kota lagi untuk mencari informasi"
airin yang melihat eka langsung berusaha menghentikannya dan berkata,
airin "tubuhmu masih belum pulih jika kau pergi ke sana mereka pasti akan menghajarmu lagi"
eka "tidak perlu cemas aku pasti akan baik baik saja"
melihat eka yang keras kepala airin pun menggenggam lengan kiri eka, pupil mata airin tampak memutih saat sedang menghentikan eka,
airin "katakan padaku, tampaknya kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku, dan jelaskan juga apa yang terjadi kenapa kau sampai babak belur seperti ini"
eka "hei kenapa kau tampak seserius itu, aku hanya ingin mencari informasi agar kita lebih cepat menemukan apa yang sedang kita cari"
airin "walau bisa menemukannya apakah kau bisa bertarung, apakah kau akan membebani ku nantinya"
eka yang mendengar perkataan airin langsung terdiam, eka melepas genggaman airin dan berjalan ke kursi, eka duduk dan menyalakan rokoknya,
eka "huuff, aku tidak dapat mengatakannya padamu"
airin yang mendengar perkataan eka hanya menghela nafas, tiba tiba airin pergi ke belakang, dia mengangkat apa yang sedang dia masak tadi dan masuk ke dalam rumah, dia meletakkan masakannya di atas meja,
airin "jika kau tidak ingin mengatakannya tidak apa, tapi kau sudah tidak sadarkan diri selama 2 hari, kau pasti lapar sekarang"
eka yang mendengar perkataan airin hanya menatapnya tanpa berkata kata, airin mempersiapkan semuanya di atas meja, setelah semua siap airin mengambil rokok eka dan mematikannya,
airin "tubuhmu belum benar benar pulih sebaiknya kau berhenti merokok dulu"
eka sama sekali tidak mendengar airin, dia terlihat sedang memikirkan sesuatu saat ini, airin mengambilkan makanan untuk eka, tanpa basa basi airin langsung menyuapi eka sambil berkata,
airin "apa yang sedang kau pikirkan, aku tidak akan marah padamu, katakan saja"
eka "aku bisa makan sendiri"
eka berdiri dan langsung mengambil makanan yang di bawa airin, dia tidak menghiraukan airin sama sekali dan langsung berpindah duduk mendekati meja makan,
airin "apakah kau masih kesal karena aku melarangmu tadi ?"
eka hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan airin, airin yang melihat eka dangan tenang mengambil makanan untuk dirinya, saat makan eka tampak kesulitan karena lengan kanannya tidak dapat di gunakan, airin yang melihat eka kesulitan mencoba membantu, dia langsung menyuapi eka dan berkata,
airin "aku tidak peduli kalau kau marah padaku, tapi aku hanya ingin membantumu"
eka menunduk dan berkata,
eka "aku tidak marah padamu, aku hanya kesal pada diriku, mengahadapi mereka saja aku sudah seperti ini, bagaimana saat aku menghadapi musuh yang lebih kuat dari ini, mungkin aku hanya akan membebanimu nantinya"
airin tersenyum dan berkata,
airin "ternyata hal itu yang telah mengganggumu, akan selalu percaya padamu, kau sendiri pernah menghadapi sesuatu yang berkali kali lipat lebih kuat dari dirimukan"
eka terlihat lebih tenang setelah mendengar perkataan airin, dia mulai memakan suapan dari airin sambil berkata,
eka "hanya untuk kali ini saja, saat aku sudah pulih aku tidak akan merepotkanmu lagi"
airin "sekarang kau tidak perlu merahasiakan apapun dariku, katakan juga apa yang membuatmu bersikeras untuk pergi ke kota, dan apa yang terjadi hari itu"
eka "baiklah, beberapa hari yang lalu seorang pak tua berkata padaku, kalau kau menginginkan infomasi datanglah padaku, setelah aku datang dia menyuruhku mengalahkan 100 orang petarung, hari itu aku mengalahkan 50 petarung, dan aku di suruh kembali untuk mengalahkan 50 petarung lagi"
airin "lalu bagaimana kau bisa terluka seperti ini ?"
eka "saat berjalan ketempat kita bertemu para pereman yang pernah ku hajar menyerangku, sepertinya aku kelelahan karena pertarungan sebelumnya, aku berusaha membereskan mereka sebelum kau datang, aku tidak mungkin membiarkanmu ikut bertarung"
airin mengusap kepala eka dengan lembut sambil berkata,
airin "tidak apa, kau sudah berusaha sebisamu, untuk informasi kita akan berfokus di hutan sekarang, di hari itu aku sudah menelusuri semua bagian kota, mungkin kita sudah tidak perlu pergi kesana lagi"
eka "bagaimana dengan informasi yang dimiliki pak tua itu ?"
airin "kita sudah tidak memerlukannya, tanpa informasi itu kita pasti bisa menemukan apa yang kita cari"
eka "baiklah, kalau begitu aku tidak akan kembali kesana lagi"
airin "jika kau bertemu lia berterima kasihlah padanya, karena dia orang yang pertamakali menolongmu"
eka "wanita itu hmmm"
airin "lia juga yang membawamu kemari, sebelum pergi lia berkata padaku untuk tidak mendekati kota lagi, karena orang orang itu pasti akan mengincarku juga"
eka "jika bertemu dengannya aku pasti akan berterima kasih"
setelah beberapa lama berbincang kini makanan eka telah habis, setelah airin menyuapi eka dia langsung memakan makannya, eka masih duduk di depan meja makan, eka menyalakan rokoknya lagi dan mengeluarkan sesuatu dari sakunya, airin yang sedang makan hanya melihat, eka mengeluarkan kantong berisi uang yang dia dapat di hari terakhir dia ke kota, eka mengambil sesuatu dari dalam kantong, sebuah plastik berisi obat berwarna hijau eka ambil lalu lalu memberikan kantong berisi uang pada airin,
eka "ini uang yang ku dapat di hari itu, kau bisa menyimpannya"
airin melihat eka menyimpan obat aneh ke dalam sakunya, airin yang penasaran langsung bertanya pada eka,
airin "obat apa itu dan bagaimana kau bisa mendapakannya ?"
eka "setelah bertarung waktu itu, pak tua memberiku kantung uang beserta obat ini di dalam kantung, pak tua itu berkata kalau obat ini dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah setelah bertarung"
airin "apakah kau sudah menggunakannya ?"
eka "aku belum menggunakan obat ini, karena obat ini terlihat mencurigakan"
airin "beberapa waktu lalu aku melihat orang orang di kota seperti keracunan sesuatu dan urat di lengan mereka terlihat menghitam"
mendengar perkataan airin eka sedikit kaget,
eka "kenapa yang kau katakan seperti yang ku temui waktu itu, para petarung yang telah ku kalahkan hari itu juga sama seperti kau ceritakan"
airin "sebaiknya kau tidak menggunakan obat itu"
eka "yaahh aku juga tidak berfikir untuk menggunakan obat ini"
eka berdiri dari kursi lalu melepar keluar obat yang dia bawa, obat itu masuk kedalam perapian dan hangus terbakar, selesai membuang obat eka langsung tidur di kursi, setelah airin selesai makan dia langsung membereskan meja, melihat eka yang tertidur pulas airin langsung bersiap, dia keluar dari rumah lalu berjalan memasuki hutan.