Chereads / awal dari perubahan / Chapter 4 - Bagian 4 :Kekacauan Kota

Chapter 4 - Bagian 4 :Kekacauan Kota

Saat ini eka berada di rumah lia, dia melihat banyak sekali barang barang lia yang berserakan, eka merasa kalau lia jauh berbeda dengan airin, lia langsung pergi ke dalam mencari alat alat medisnya sedangkan eka menunggu sambil duduk di kursi, eka melihat telapak tangannya yang terasa sakit, eka mencoba mengepalkan tangan kanannya dengan kuat, semakin kuat eka mengepalkan tangan eka terlihat seperti kesakitan, setelah merasa cukup kesakitan eka melepaskan genggaman pada lengan kananya, setelah beberapa saat lia kembali membawa sebuah kotak, saat kotak itu di buka terdapat banyak keperluan medis di dalamnya, lia langsung mengambil perban dari kotak lalu mengikat telapak tangan eka dengan perban, setelah selesai mengikat lia mengeluarkan sesuatu dari kotak sambil berkata,

lia "sepertinya kondisi tanganmu sudah tidak terlalu parah, tapi untuk berjaga jaga saja aku akan memasang benda ini"

eka "cukup kau ikat saja, lagipula tanganku hanya sedikit sakit"

lia "yang benar saja, kau tadi mengatakan kalau tanganmu hari itu hampir hancur"

eka "yap aku memang hampir menghancurkan tanganku, tapi kondisi tanganku sudah lebih baik sekarang, walau tadi aku melepaskan pukulan yang bisa menghancurkan tanganku lagi, tapi aku sudah kendalikan kekuatan pukulanku agar dampaknya tidak terlalu merusak tanganku lagi"

lia "aku tidak paham dengan apa yang kau katakan tapi pakai saja benda ini"

lia memasang sebuah gip di tangan eka, eka hanya diam saja melihat apa yang di lakukan lia, selesai gip di pasang eka berkata,

eka "sepertinya kau benar, benda ini mengurangi rasa sakit di lenganku"

lia "terimakasihnya nanti saja, urusan kita masih belum selesai"

lia pergi menyimpan kemabli peralatannya, sembari menunggu eka pun melihat lihat rumah lia, eka melihat banyak sekali barang barang yang berserakan, beberapa alat berlatih eka temukan di antara tumpukan benda di dalam rumah, eka mencoba benda benda itu dengan lengan kirinya, dia merasa kalau benda benda yang di pakai lia tidaklah membantunya, lia kembali setelah menyimpan peralatan medisnya, dia melihat eka menggunakan alat alat berlatihnya, lia berkata,

lia "bukan waktunya untuk latihan bodoh"

eka "aku hanya mencobanya saja, sepertinya benda benda ini tidak dapat membantuku menjadi lebih kuat lagi"

lia "kau perlu waktu yang lama untuk bisa menjadi kuat dengan alat alat itu, sekarang apa lagi yang ingin kau tanyakan padaku sebelum kita pergi"

eka menaruh kembali alat alat berlatih lia, dia langsung mendekati lia sambil bertanya,

eka "mengenai keberadaan airin apakah kau mengetahuinya ?"

lia "jika dia di culik oleh para pereman, dia pasti ada di tempat persembunyian omen, aku bisa segera mengantarmu kesana untuk membebaskan airin, tapi kita mungkin akan bertarung dengan para pereman seperti yang kita lawan tadi"

eka "melawan mereka akan sangat mudah untuk ku"

lia "mungkin lawan kita bukan hanya para pereman, tapi juga para petarung yang mengikuti omen"

eka "siapa omen sebenarnya ?"

lia "omen sama sepertiku dia adalah 3 petarung terkuat di kota ini, hanya saja omen menjadikan orang jahat di kota ini sebagai anak buahnya, kau juga pasti sudah tau mengenai para pereman itu bukan"

eka "apakah dia yang memiliki lengan kiri mesin ?"

lia "apakah kau pernah bertemu dengannya ?"

eka "hari itu aku juga di serang oleh pria dengan lengan kiri besi, yah tapi setelah melihat para pereman itu terkena pukulan kuatku mereka semua lari meninggalkan ku"

lia "aku sudah jelaskan semuanya, apakah ada lagi yang harus kau ketahui"

perut eka berbunyi karena lapar,

eka "hei apakah kau memiliki sesuatu yang bisa di makan di belakang, perbincangan ini lama kelamaan membuatku lapar"

lia "kau cukup merepotkan, aku jadi agak kasian pada airin, aku memiliki beberapa makanan di belakang, jika kau lapar aku akan mengambilkannya"

lia pergi ke belakang mengambil makanan untuk eka, eka yang lapar menunggu lia sambil kembali melihat lihat rumah lia, eka melihat sebuah ruangan kecil di dalam rumah, eka yang penasaran mencoba memasukinya, di dalam sana terdapat banyak senjata yang biasa di gunakan lia untuk bertarung, akan tetapi senjata banyak berserakan dan menumpuk di dalam ruangan, melihat banyaknya senjata membuat eka mengambil salah satu dari senjata, eka menarik sebuah katana dari dalam tumpukan senjata, di saat lia kembali membawa makanan dia melihat eka sedang di dalam ruang senjata, lia pun memanggil eka,

lia "hei aku sudah membawakanmu makanan, apa yang sedang kau lakukan di dalam sana"

eka keluar dari ruangan membawa katana,

eka "apakah kau menggunakan benda ini"

lia "pedang itu jarang ku gunakan jika kau menginginkannya kau boleh mengambilnya"

eka "benarkah, kalau begitu aku akan membawanya"

lia "pedang itu hanya memiliki 1 sisi tajam, kau mungkin akan kesulitan saat menggunakannya"

eka tidak mendengar perkataan lia, dia sedang fokus mengikat sarung pedangnya dengan tali, selesai mengikat sarung pedang, eka langsung meletakkan pedang di punggungnya, eka melihat lia yang membawa makanan langsung menghampirinya, tanpa ragu eka langsung menyantap makanan dari lia,

lia "apakah kau tidak curiga denganku sama sekali"

dengan mulut penuh makanan eka berkata

eka "untuk apa aku curiga dengan makanan enak ini"

lia tersenyum sambil berkata,

lia "kau bodoh ternyata"

eka memakan makanan pemberian lia dengan lahap, setelah makanan itu habis eka berkata,

eka "makanannya enak, aku tidak mengira kau bisa membuat yang seperti ini"

lia "hmm aku selalu berusaha yang terbaik demi adikku, aku juga harus bisa memenuhi semuanya karena hanya dia yang ku punya"

eka "tubuhmu masih penuh luka, apakah kau tidak ingin mengobatinya terlebih dahulu ?"

lia "ini tidak ada rasanya bagiku, sebaiknya kita segera berangkat sebelum hal berbahaya terjadi"

eka "obati dulu lukamu, jika nanti kau menjadi beban aku akan meninggalkanmu"

lia "kuau benar, aku tidak bisa bertarung seperti ini nantinya"

lia kembali kebelakang mengobati luka lukanya, eka menunggu sambil mencoba pedang yang baru dia dapat, eka memotong sebuah benda yang tidak berguna di rumah lia, hanya sekali potongan benda itu terbelah dengan pedang, eka tersenyum dan memasukkan kembali pedang ke dalam sarung pedang, setelah beberapa saat lia kembali setelah mengobati luka lukanya, sebagian tubuh lia di balut perban, setelah selesai bersiap kedua orang itu langsung keluar dari rumah, eka dan lia berjalan bersama, setelah beberapa langkah eka bertanya pada lia,

eka "sekarang kemana kita akan pergi ?"

lia "bagaimana menurutmu, apakah kita menyelamatkan airin terlebih dahulu, atau menghajar pak tua dan menyelamatkan ica"

eka "menurutku kita selamatkan ica saja terlebih dahulu"

lia "bagaimana dengan airin ?"

eka "kau tidak perlu cemaskan dia, airin bisa melepaskan dirinya jika dia mau"

lia terlihat kebingungan,

lia "jika airin bisa melepaskan dirinya kenapa kau harus menyelamatkannya"

eka "aku berusaha membuatnya tidak melakukan hal yang tidak perlu, untuk sisanya aku tidak dapat memberitahumu karena ini adalah rahasia airin"

lia "baiklah karena kau sudah memutuskannya, kita akan pergi ke tempat itu"

di tengah perbincangan tiba tiba gerombolan petarung dan pereman berjalan menghampiri lia dan eka, lia yang melihat kerumunan itu langsung terdiam, jumlah mereka ada sekitar 50 orang lebih dan mereka semua terlihat memiliki urat hitam di tangan mereka, para petarung dan pereman melihat eka yang bersama dengan lia, lia berfikir kalau kedatangan mereka pasti sedang mengincar eka, salah seorang dari gerombolan berkata pada lia,

"sepertinya salah seorang dari 3 petarung terkuat sudah mendapatkan orang yang sedang kita cari, sekarang serahkan laki laki itu pada kami"

eka "apa maksudnya, kenapa mereka mencariku ?"

lia menyuruh eka untuk diam, lalu dia berkata pada para pereman dan petarung,

lia "aku tidak dapat menyerahkannya pada kalian, karena akulah yang telah terlebih dahulu mendapatkannya"

salah seorang pereman berkata "jika kau tidak menyerahkannya pada kami maka kami tidak akan pernah mendapatkan jatah obat kami, sebelum itu terjadi maka kami akan memaksamu untuk menyerahkannya pada kami"

lia berkata pada eka,

lia "sepertinya kita tidak akan bisa melewati mereka dengan mudah"

eka menyalakan rokoknya sambil berkata,

eka "kita barusaja mulai tapi ya sudahlah"

lia bersiap dengan tombaknya,

lia "jika lenganmu masih sakit kau boleh melihat saja"

eka mengambil pedang yang masih tersarung di punggungnya,

eka "kau meremehkan ku, seberapa banyak jumlah mereka biar aku sendiri yang menghabisinya"

setelah bersiap dengan senjata mereka kini eka dan lia langsung menyerang para petarung dan pereman, melihat eka dan lia menyerang membuat urat di tangan para pereman dan petarung semakin menghitam, para pereman dan petarung menjadi menggila setelah eka dan lia menyerang, lia langsung mengayunkan tombaknya dengan kuat dan melempar setiap musuhnya yang terkena ayunan, bilah tombak lia juga banyak menyayat para petarung, akan tetapi sayatan tombak lia seperti tidak terasa sama sekali, mereka yang tersayat tombak lia menjadi semakin ganas dalam bertarung, mereka yang di lempar lia juga bangkit lagi dan langsung menyerang lia, sedangkan eka dia bertarung menggunakan pedang yang masih tersarung, eka hanya memukul dan mengayunkan senjatanya, serangan eka berhasil membuat musuhnya semakin marah, eka di hujani pukulan yang sangat kuat, eka menghindari setiap pukulan yang melesat ke arahnya dengan mudah, di saat eka melihat kesempatan eka pun mengayunkan senjatanya dengan kuat, ayunan eka menenai tepat di wajah seorang petarung dan membuatnya pingsan, melihat salah seorang lawannya yang tumbang eka berkata,

eka "haha benda ini lumayan berguna, sebanyak apapun kalian aku sudah siap"

kembali ke lia, lia melempar semua lawan lawannya, akan tetapi sebanyak apapun lia melempar mereka tetap kembali berdiri dan menyerang lia, melihat lawan lawannya sulit untuk di tumbangkan membuat lia kesal, dia mulai menyerang dengan lebih kuat, lia mengangkat tombaknya dengan kedua tangan lalu menghantamkan tombaknya dengan kuat, mereka yang terkena hantaman lia langsung roboh ke tanah, lia menghantamkan tombaknya bertubi tubi ke para musuh musuhnya yang berdiri, mereka yang terkena hantaman mencoba bangkit kembali akan tetapi tulang tulang mereka telah remuk, walau mereka tidak merasakan sakit tapi tetap saja jika tulang mereka hancur maka mereka tidak dapat kembali berdiri, lia terus menghantamkan tombaknya pada musuhnya, semakin kuat hantaman membuat tenaga lia semakin terkuras, tubuh lia masih terluka setelah pertarungannya dengan eka, semakin lama lia bertarung gerakannya pun mulai melambat, dan hantaman yang lia lesatkan juga semakin melemah, di saat kondisi lia yang melemah tanpa di sadari seseorang mengendap endap dari balik para pereman dan petarung mendekati lia, di saat lia lengah tiba tiba sebuah pukulan melesat ke arahnya, pukulan itu mengenai perut lia, lia yang terkena pukulan terdorong beberapa langkah dan jatuh ke tanah, lia melihat orang yang memukulnya adalah omen, dialah yang mengendap endap di belakang para petarung dan pereman mendekati lia dan menunggu kesempatan untuk memukul lia dengan lengan mesinya, para petarung dan pereman yang melihat lia jatuh berusaha menghajarnya, tapi omen menghentikan mereka,

omen "kalian urusi laki laki itu, wanita ini biar aku saja yang menghajarnya"

mendengar perkataan omen para petarung dan pereman langsung pergi ke arah eka, lia kembali berdiri dan berkata,

lia "kenapa orang pengecut seperti dirimu harus melawanku 1 lawan 1, padahal jika mereka ikut bertarung tetap saja aku pasti dapat menghajarmu dengan mudah"

omen "kau tetap sombong seperti biasanya, lihatlah dirimu sekarang, tidak mungkin kau bisa menang saat ini melawanku"

lia "hehehe ayo kita lihat, seberapa hebat dirimu setelah terakhir kali kita bertarung"

omen menyerang lia dengan pukulan lengan kiri mesinnya, lia menghindari pukulan dan menyerang dengan tombaknya, omen menahan tombak lia dengan lengan kananya, dengan cepat omen kembali memukul lia dengan lengan besinya, lia terkena pukulan omen tepat di wajahnya, dan dia sedikit terdorong karena pukulan omen, bukannya kesakitan lia malah terlihat kesal, lia langsung memutar tombaknya dan menyerang wajah omen dengan bilah tombaknya, omen menghindari serangan lia akan tetapi sebuah sayatan tetap mengenai wajanya, sayatan itu melukai pipi kiri hingga ke pipi kanan omen, wajah omen di penuhi darah dari sayatan lia, omen terlihat marah setelah terkena serangan lia, lia kembali menyerang omen dengan menusukkan tombaknya, omen menangkis serangan lia dengan lengan kiri mesinnya, melihat serangannya di tangkis, lia dengan cepat kembali mengayunkan tombaknya, omen kembali menangkis serangan lia dengan lengan besinya, setiap kali serangan lia di tangkis lia langsung kembali mengayunkan tombaknya dengan lebih kuat, percikan api pun keluar setiap kali tombak besi dan lengan mesin omen saling mengenai, lia berusaha mencari celah dari omen, saat celah terlihat lia langsung menusukkan tombaknya ke arah omen, di saat yang bersamaan omen melesatkan pukulan lengan besinya ke wajah lia, tombak lia menancap tepat di perut omen, akan tetapi lia terkena pukulan lengan besi omen tepat di wajahnya, pukulan itu membuat lia terdorong dan hampir roboh, sebelum roboh lia menendang tombaknya yang menancap di perut omen, omen pun ikut terdorong karena tombak lia, lia roboh ke tanah dan hidungnya mengeluarkan darah, pukulan omen yang keras membuat pandangan lia sedikit kabur, sepertinya lia sudah kesulitan untuk mempertahankan kesadarannya, lia melihat omen yang masih berdiri dengan tombak yang menancap di perutnya, tiba tiba omen mengambil tombak yang menancap di perutnya dengan mudah, terlihat bekas luka tusukan di perut omen tidak menancap hingga dalam, omen membuang tombak di tangannya ke arah lia, seketika urat di tubuh omen menghitam dan menekan luka di perutnya, luka di perut omen menutup karena urat urat hitam yang menekan, omen berkata,

omen "kau lihat, mustahil untukmu bisa menang melawanku sekarang"

melihat urat hitam omen lia pun berkata,

lia "seberapa banyak obat yang telah kau gunakan"

omen "hahahaha apa hubungannya denganmu"

lia "mereka membuatmu menjadi monster, bodoh"

omen "obat itu sangat luar biasa, aku hampir bisa menjadi sempurna sekarang, sedangkan kau yang menolak kesempurnaan itu aku sama sekali tidak menyukaimu"

lia "persetan dengan kesempurnaan, aku bertarung demi adikku, jika mereka berani melakukan sesuatu pada adikku maka aku akan menghabisi mereka"

lia melompat mengambil senjatanya, dia langsung menyerang omen dengan ayunan bertubi tubi, omen menangkis setiap serangan lia dengan pukulan lengan mesinya, percikan api keluar semakin banyak, kesadaran lia semakin lama semakin memudar, lia juga tidak menyadari setiap kali serangannya berhantaman dengan pukulan omen tombak besinya penyok, merasa kesadarannya hampir hilang lia pun dengan sekuat tenaga mempersiapkan hantaman dengan tombaknya, melihat lia yang bersiap dengan serangannya urat di tubuh omen yang menghitam kini semakin menyebar, omen melesatkan pukulan dengan lengan mesinnya ke arah lia, disaat kedua serangan itu beradu, tiba tiba bagian ujung pada tombak lia yang penyok akhirnya patah, setelah tombak lia patah pukulan omen kini melesat mengenai wajah lia, dan lia pun terlempar hingga menabrak rongsokan mobil, bagian tombak lia yang patah menancap di tanah, lia berusaha mempertahankan kesadarannya, dia mencoba bangkit untuk melawan omen, melihat lia yang sudah tidak berdaya omen berkata,

omen "wanita sepertimu bukan lah apa apa bagiku, kau tenang saja sebentar lagi kau tidak akan bisa melihat adikmu lagi, pak tua itu sudah memberinya obat dan sebentar lagi dia akan menjadi mesin bertarung sepertiku"

lia terlihat kesal mendengar perkataan omen, dengan langkah sempoyongan lia berjalan ke arah omen, lia memukul omen tepat di wajahnya, pukulan lia sama sekali tidak berasa bagi omen, omen membalas pukulan lia dengan pukulan lengan besinya, pukulan omen mengenai tepat di perut lia, lia jatuh ke tanah dan memuntahkan darah, walau sudah tidak berdaya lia masih berusaha bangkit, sembari berusaha bangkit lia berkata,

lia "jika kalian berani melakukan sesuatu pada adikku maka aku tidak akan membiarkan kalian hidup"

omen "sekarang kau bisa menghentikan omong kosongmu wanita sialan"

omen mengatakannya sambil melesatkan pukulannya ke arah lia, lia yang sudah tak berdaya hanya dapat terdiam saat pukulan omen melesat ke arahnya, di saat lia hampir terkena pukulan tiba tiba eka datang dan menendang kepala omen, tendangan eka membuat omen terdorong beberapa langkah jatuh ke tanah, eka sepertinya sudah selesai berurusan dengan para petarung dan pereman, dia datang untuk membantu pertarungan lia, eka membawa pedangnya yang masih tersarung di pundaknya, melihat lia yang sudah tak berdaya eka pun bertanya pada lia"

eka "hei bagaimana bisa kondisimu seperti ini ?, apakah kau kesulitan menghadapinya ?"

lia "haah haah aku hanya butuh istirahat sebentar"

eka "apakah dia orang yang kau bicarakan tadi ?"

lia "ya dialah orang yang menculik airin, kau bisa menghajarnya sekarang"

eka "baiklah, sekarang kau bisa beristirahat biar aku yang mengurusnya"

mendengar perkataan eka lia tersenyum, diapun jatuh tak sadarkan diri, di saat yang sama omen bangkit dan berkata,

omen "sial padahal aku sudah menyuruh mereka menghajarmu, sepertinya obat yang ku berikan pada mereka masih kurang"

eka "hei kau orang yang tempo hari itukan, tenang saja aku sudah bereskan semua penggangu di belakang, walau sebagian dari mereka tiba tiba roboh dan mengeluarkan busa dari mulut mereka"

omen "aku tidak ingin berurusan denganmu setelah apa yang terjadi waktu itu, tapi jika aku tidak menyeretmu hidup hidup maka aku tidak akan mendapatkan jatah obat dari pak tua itu"

eka "oh iya sebelum aku menghajarmu bisa katakan di mana kau menyembunyikan temanku, (suara eka menjadi berat) jika kau tidak mengatakannya sekarang, aku harus menunggumu sadar nantinya"

omen "jangan sombong kau sialan, dan aku tidak mengetahui tentang temanmu"

omen mengatakannya dengan marah, dia langsung berlari ke arah eka, dan melesatkan pukulan lengan mesinnya pada eka, dengan santainya eka meletakkan kembali pedangnya ke punggung, lalu eka berbalik sambil menghindari pukulan omen, dengan cepat eka meraih tangan kiri omen lalu membantingnya ke tanah dengan keras, eka kembali bertanya pada omen yang sedang tergeletak di tanah,

eka "katakan di mana temanku sekarang, aku tidak suka menunggu seseorang yang tidak sadarkan diri"

mendengar perkataan eka membuat omen menjadi semakin kesal, omen dengan cepat kembali bangkit dan langsung memukul eka sambil berkata,

omen "aku tidak tau di mana temanmu"

eka menahan pukulan omen dengan telapak tangan kanannya yang cidera, pukulan omen yang kuat membuat tangan kanan eka terdorong, walau lengan eka terdorong tapi eka berusaha membelokan pukulan itu, saat pukulan omen berbelok eka langsung menendang omen dengan kuat, omen terdorong hingga menabrak rongsokan mobil, setelah menabrak rongsokan mobil omen pun jatuh dan terbaring di tanah, omen segera bangkit sebelum eka kembali menyerang, di saat omen berdiri eka sudah melesat dan mengarahkan tendangan dengan kedua kakinya, tendangan eka mengenai tepat di wajah omen, omen terdorong dan kembali menabrak rongsokan mobil, seketika omen dan rongsokan mobil terdorong hingga menabrak dinding, mulut dan hidung omen mengeluarkan darah, omen terdiam dan sepertinya dia sudah tidak dapat melanjutkan pertarungan, urat hitam di tubuh omen mulai memudar, eka terus melihat ke arah omen, sambil menunggu eka menyalakan rokok, selesai menyalakan rokok tiba tiba omen sudah kembali bangkit, tubuh omen tiba tiba menjadi aneh otot nya bergerak tidak karuan, melihat omen yang bangkit eka berkata,

eka "tubuhmu ternyata kuat juga ya"

omen "aku sekarang hampir sempurna, aku tidak mungkin kalah darimu"

seteleh mengatakannya otot omen kembali menjadi normal, tiba tiba lengan kanan omen menjadi kekar dan penuh dengan otot, bukan hanya itu saja omen mengaktifkan sesuatu di lengan mesinnya, tiba tiba mesin di dalam lengan kirinya bekerja dengan sangat keras, omen pun tertawa senang dan berkata,

omen "hahahaha, tunjukkan semua yang kau bisa sialan, aku tidak akan kalah seperti waktu itu lagi"

eka "huuuffff, hanya untuk melawanmu aku tidak perlu sampai melakukan yang seperti waktu itu"

omen memukul tembok dengan lengan kananya, di saat tembok hancur dia melempar puing puing tembok ke arah eka, eka hanya menghindari setiap puing puing yang mengarah padanya, dan di saat yang sama omen sudah dekat dengan eka, omen langsung melesatkan kedua pukulan mautnya, eka yang tidak dapat menghindar berusaha menahan pukulan dengan lengan kirinya, saking kuatnya pukulan membuat eka terlempar hingga menabak dinding dan menembus dinding itu, dia saat eka masih terbaring tiba tiba sebuah rongsokan mobil melayang ke arah eka, eka langsung menghindari mobil yang akan menimpanya, di saat eka menghindari mobil tiba tiba tangan mesin muncul dari balik dinding, tangan itu mencengkram leher eka dan menariknya hingga menghancurkan dinding, setelah eka di tarik dia di lempar dan jatuh ke tanah, eka berusaha bangkit sambil memegangi lehernya karena cengkraman kuat omen tadi masih terasa sakit, di saat eka bangkit omen sudah menerjang dan melesatkan pukulan dengan kedua tangannya ke arah eka, pukulan omen menghantam dengan kuat, tetapi pukulan omen mengenai tanah dan eka yang tadi berusaha bangkit sudah tidak ada, tiba tiba eka sudah berada agak jauh dari omen, sepetinya sebelum pukulan omen mengenai eka dia dengan cepat menghindari pukulan itu, omen melihat ke arah eka dan berkata,

omen "sekarang kau bukanlah tandingan untukku, sebaiknya kau tidak melawan lagi dan ikutlah denganku"

eka "kau tadi membuat rokok yang kuhisap rusak sialan, menunggumu mengatakan keberadaan temanku akan membuat banyak rokokku hancur, yaah apa boleh buat.... (eka membuka gip dan melepas perban di lengan kanannya) ....aku sudah sudah tidak punya banyak waktu sekarang, jadi aku harus menghajarmu dengan cepat"

eka langsung menerjang ke arah omen, omen yang melihat eka mendekatinya langsung melesatkan pukulan dengan lengan kiri mesinnya, eka menghindari pukulan omen dan langsung melesatkan pukulan dengan lengan kananya, omen terkena pukulan tepat di wajahnya, ketika omen menerima pukulan eka dia pun melesatkan pukulan dengan lengan kananya, setelah lengan kanan eka memukul omen eka dengan cepat menggerakkan lengan kananya menepis pukulan omen, setelah menepis pukulan omen eka melesatkan pukulan dengan lengan kirinya, omen yang kembali terkena pukulan langsung terdorong jatuh ke tanah, eka berjalan mundur menjauhi omen, sambil menunggu omen bangkit eka menyalakan rokok, di saat omen telah berdiri dia langsung berjalan ke arah rongsokan mobil, dengan kedua lengannya omen mengangkat rongsokan mobil lalu melemparnya ke arah eka, melihat mobil yang melayang ke arahnya eka meraih pedang di punggungnya, tiba tiba mobil terbelah menjadi dua, mobil itupun melesat ke kiri dan kanan eka, eka membelah mobil itu dengan ayunan pedangnya, setelah selesai memotong eka menyarungkan kembali pedangnya, sambil menyarungkan eka berkata,

eka "jika aku gunakan benda ini untuk melawanmu pertarungan ini akan jadi lebih cepat, aku akan memukulimu hingga kau katakan di mana temanku, jadi jangan pingsan dulu saat menerima pukulanku"

merasa di remehkan omen menjadi lebih marah lagi, dia langsung menarik sebuah besi rambu rambu usang yang menancap di tanah, omen menggunakan besi itu sebagai senjata, omen berkata,

omen "laki laki sialan, akan kuhancurkan mulutmu"

omen langsung berlari dan mengayunkan besi yang dia bawa, eka menghindari ayunan dengan menunduk, melihat serangannya di hindari membuat omen kembali mengayunkan besinya dengan rendah, eka kembali menghindari ayunan dengan melompat, eka melompat sambil menendang wajah omen, omen terdorong beberapa langkah, setelah terdorong dengan cepat omen langsung menghantamkan besinya ke arah eka, bukannya menghindar eka malah melesat mendekati omen, dengan cepat eka mencengkram wajah omen dengan lengan kananya, sebelum besi menghantam tanah dengan kuat eka membanting kepala omen ke tanah, omen melepas besi yang dia hantamkan, besi pun jatuh menghantam tanah dan omen pun roboh dengan kepala menghantam tanah,

sebelum eka melepas cengkramannya dari wajah omen, omen langsung mengarahkan pukulan ke arah eka, eka langsung melompat menghindari serangan omen, pukulan omen melesat mengenai tanah setelah eka menghindar, dengan cepat omen kembali bangkit dan berusaha memukul eka, dengan cepat eka menangkap pukulan omen dengan kedua lengannya lalu membanting omen ketanah, setelah omen di banting eka menyeret lengan omen dan melemparnya ke arah rongsokan mobil, omen menghantam rongsokan mobil hingga rusak parah, setelah di lempar ke arah mobil omen kembali tergeletak di tanah, beberapa saat setelah omen tergeletak dia kembali bangkit dengan urat hitam yang menjadi aneh, setelah omen bangkit urat hitamnya kembali memudar dan hilang, omen mulai berfikir kalau dia sudah tumbang 2kali saat melawan eka, jika saja dia tidak memakai obat itu dia pasti sudah kalah, dia juga berfikir kalau lawannya bukanlah pengguna obat, kenapa bisa sangat sulit saat menghadapi eka,

eka "kau bisa katakan sekarang sialan"

omen berkata "aku sudah katakan padamu, aku tidak tau dimana temanmu"

eka "semoga kau masih sadar setelah menerima serangan yang selanjutnya"

mendengar perkataan eka membuat omen tersenyum lebar dan berkata,

omen "aku tidak mungkin kalah olehmu, tubuh sempurnaku tidak mungkin kalah darimu"

omen berlari ke arah eka, dia langsung melesatkan pukulan kuat dengan lengan mesinnya, eka tersenyum dan bersiap dengan serangan omen, eka melesatkan tendangan kuat ke arah pukulan lengan mesin omen, benturan antara pukulan dan tendangan pun terjadi, kepalan lengan besi omen menjadi remuk ketika hantaman itu terjadi, tendangan eka langsung membelah tangan mesin omen dari remukkan itu, tendangan eka melesat menghancurkan lengan mesin omen dan menghantam wajah omen, omen kembali di banting ke tanah dengan tendangan eka, kedua lubang hidung omen bercucuran mengeluarkan darah, omen kembali berdiri dengan satu lengannya, setelah omen bangkit dia menarik mesin di lengan kirinya yang rusak lalu membuang benda itu, urat di tubuh omen kembali menghitam, lengan kanan omen menjadi semakin kekar, omen merasa kekuatan pada lengan kananya kini telah menjadi berkali kali lipat, omen mendekati eka sambil melesatkan pukulan kuat dengan lengan kananya, eka bersiap dengan pukulan omen sambil berkata,

eka "sudah waktunya tubuh sempurna itu di jatuhkan, jika hanya kesempurnaan kau tidak akan mungkin bisa melawanku"

omen tersadar akan sesuatu saat melesatkan pukulan, akan tetapi yang omen sadari itu sudah terlambat, eka melesat ke arah berseker sambil mengarahkan pukulan kuat dengan lengan kirinya, setelah pukulan omen tertepis eka langsung melesatkan pukulan kuat dengan lengan kananya, eka bergerak dengan sangat cepat, pukulan eka melesat terlebih dahulu ke wajah omen, omen terdorong beberapa langkah ke belakang dan tidak jadi memukul eka, eka kembali menarik lengan kananya, lalu dia melangkah sambil melesatkan pukulan kuatnya lagi, pukulan eka kembali melesat ke wajah omen, seketika omen mulut omen mengeluarkan darah, dan dia terlempah hingga jatuh ke tanah, seketika omen pun tidak sadarkan diri setelah menerima serangan eka, kini omen sudah tidak bangkit lagi, dia sudah kehilangan kesadaran setelah wajahnya menerima beberapa pukulan kuat dari eka, melihat omen yang sudah tak berdaya eka pun berjalan ke arah lia yang masih pingsan, eka membuang rokoknya lalu mengangkat lia, eka membawa lia ke tempat yang aman, eka merasa kalau para petarung pasti akan berdatangan mengincar dirinya, kini setalah pertarungan panjang usai matahari sudah hampir tenggelam, masalah demi masalah kian berdatangan, eka ragu kalau masalah ini akan dapat eka atasi dengan cepat, dia berharap semoga masalah ini tidak bertambah parah.

setelah beberapa lama pingsan lia akhirnya tersadar, lia melihat sekelilingnya dan menemukan dirinya sudah ada di dalam bangunan yang asing baginya, lia melihat ke arah omen yang tidak sadarkan diri dengan tangan dan kaki terikat rantai, lia berusaha melihat keluar bangunan, di luar lia melihat hari telah gelap, lia terlihat panik dan mencoba keluar dari bangunan, di saat lia panik eka datang dari luar membawa beberapa makanan dan perban untuk lia,

lia "darimana saja dirimu dan di mana kita sekarang ?"

eka "aku membawamu dan laki laki itu ke tampat ini sebelum para petarung dan pereman kembali berdatangan, mencarikan perban dan makanan untuk mu jika kau sudah sadar"

lia "kau lihat hari sudah gelap, waktu kita sudah tidak banyak"

eka "aku menunggumu sadar karena aku sendiri tidak tau dimana tempat ica dan airin berada, bagaimana dengan laki laki itu, apakah kau tidak ingin menanyakan sesuatu padanya"

lia "kita mungkin bisa tanyakan keberadaan airin padanya"

eka "aku sudah mencoba bertanya saat bertarung tadi, tapi dia bersikeras kalau dia tidak tau, yaah tidah ada salahnya mencoba menanyakannya lagi padanya"

eka memberikan perban dan makanan pada lia lalu pergi mengambil sesuatu, saat kembali eka membawa ember berisi air lalu menyiramkannya pada omen, setelah beberapa kali di siram air akhirnya omen pun sadar, lia yang sedang mengurus lukanya tiba tiba di panggil eka,

eka "hei laki laki ini telah sadar, apakah kau ingin bertanya sesuatu padanya ?"

lia melempar sebuah batu ke arah omen dan langsung bertanya,

lia "apa yang telah kalian lakukan pada adikku ?, jawab sekarang tau harus ku remukkan dirimu"

omen tertawa mendengar pertanyaan lia,

omen "hahaha, aku sudah mengatakannya padamu tadi, bocah kecil itu akan di ubah menjadi mesin bertarung seperti ku"

eka memukul wajah omen lalu bertanya,

eka "dimana kau sembunyikan temanku ?"

omen membentak eka,

omen "aku sudah katakan padamu kalau aku tidak tau"

tiba tiba lia memukul omen dengan keras dan membuat sesuatu di saku omen terjatuh,

lia "jika kalian berani melakukan sesuatu pada adikku aku tidak akan membiarkanmu hidup"

eka berusaha menghentikan lia sambil berkata,

eka "jika kau memukulinya dia akan pingsan lagi dan kita harus kembali menunggunya sadar"

omen "kalian tidak akan mendapat informasi apapun dariku, jika kau kau masih berdiri di sini kau harus bersiap siap melihat adikmu mati karena obat itu juga"

lia yang mendengar perkataan omen menjadi marah, dia langsung berlari keluar dari bangunan meninggalkan eka dan omen, melihat lia yang berlari eka berusaha menghentikannya, tetapi eka sudah terlambat dengan cepat lia berlari dan meninggakannya, melihat lia yang sudah jauh eka berkata,

eka "sial bagaimana aku bisa membantunya jika dia sudah pergi meninggalkanku, haahh"

eka berbalik dan kembali kepada omen, eka duduk lalu bertanya kepada omen,

eka "hei sialan kenapa kau dan para petarung itu mengejarku"

omen "apakah kau bodoh aku sudah mengatakan kalau aku tidak akan mengatakan apapun padamu, tunggulah apabila aku bisa lepas dari rantai ini aku akan membalas kekalahanku"

eka mulai kebingungan, dia mencari cara agar omen mau mengatakan informasi yang dia ketahui, di saat kebingungan eka melihat sebuah plastik berisi obat yang tadi terjatuh dari saku omen, eka langsung mengambil plastik obat dan berkata,

eka "obat ini, sepertinya aku harus memusnahkannya"

omen "sialan kembalikan obat itu padaku"

eka "apakah benda ini sangat berharga bagimu

omen "jika kau berani memusnahkan obat itu aku akan menghajarmu"

eka mendapat sebuah ide lalu bekata pada omen,

eka "jika kau menginginkan obat ini maka katakan semua pertanyaan ku"

omen "sialan"

eka mengumpulkan sampah yang ada di dalam bangunan, setelah sampah terkumpul eka membuat api, setelah itu eka melempar satu obat di dalam plastik ke kobaran api, omen yang melihat hal itu langsung berteriak,

omen "hentikan, lakukan apapun yang kau inginkan asal jangan musnahkan obat itu"

eka melempar satu obat lagi ke dalam api sambil berkata,

eka "sekarang katakan padaku, kenapa kalian mengincarku, dan dimana temanku berada"

melihat obatnya di bakar oleh eka membuat omen terpaksa mengatakan apa yang dia ketahui,

omen "ini semua karena pak tua, dia menyuruhku membawamu ke hadapannya, jika tidak dia tidak akan memberiku jatah obat lagi, entah apa yang di inginkan pak tua itu darimu, dan untuk teman mu aku sama sekali tidak mengetahuinya"

eka kembali melempar obat kedalam api sambil berkata,

eka "benarkah ?"

omen "aku sudah katakan semua yang aku ketahui sekarang berhenti membakar obat itu"

eka "jika memang kau tidak tau dengan keberadaan temanku lalu siapa yang telah membawanya"

omen "bagaimana ciri ciri temanmu, jika aku melihatnya aku pasti ingat dia dimana sekarang"

eka "dia seorang wanita dengan rambut hitam panjang, kalau tidak salah tadi pagi dia mengenakan baju putih dan celana coklat panjang"

omen "wanita itu, aku tadi melihatnya, dia di bawa oleh para petarung ke pabrik, temanmu mungkin di kurung bersama dengan adik wanita itu"

eka "dimana lokasi pabrik itu berada ?"

omen "ada di tengah kota, pabrik itu adalah tempat terbesar di kota ini, kau mungkin dapat menemukannya dengan mudah"

eka "baiklah, aku terimakasih padamu karena telah mengatakan semua yang telah kau ketahui"

setelah mengatakannya eka berdiri,

omen "sekarang berikan obat itu padaku"

eka melempar plastik berisi obat ke dalam api, omen yang melihat itu langsung berteriak,

omen "kenapa kau membakarnya, aku sudah katakan semuanya padamu"

eka "kau tau ini adalah hukuman untukmu, (suara eka menjadi berat) saat bertarung tadi aku melihat mereka yang kulawan tiba tiba tumbang karena efek obat ini, mereka semua mati karena ulahmu bukan"

omen "apa yang kau katakan, kematian mereka bukan karena diriku, tapi karena mereka sampah yang lemah, aku hanya memberi mereka obat agar mereka menjadi kuat, tapi mereka tetaplah sampah yang tidak berguna"

eka "kau sudah membuat orang orang itu mati sia sia karena obatmu"

omen "memangnya apa pedulimu"

eka "aku tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi dengan kota ini, tapi melihat tingkah laku sampah sepertimu membuatku muak dalam waktu tertentu jika kau tidak menggunakan obat itu lagi kau akan mati bukan, lebih baik aku membiarkanmu membusuk di tempat ini"

setelah mengatakannya eka berjalan keluar dari bangunan meninggalkan omen, mendengar perkataan eka membuat omen menjadi gila, dia tertawa dengan keras sambil berkata,

omen "aku tidak akan mati, tubuhku hampir sempurna, dan aku tidak akan mati sebelum tubuhku menjadi sesuai yang aku inginkan"

eka sudah tidak mendengarkan apa yang sedang omen katakan, dia terus berjalan meninggalkan bangunan itu, kini yang eka fikirkan hanyalah pergi ketempat sumber masalah ini berasal, dan segera mengakhirinya.

di dalam gelapnya malam eka berjalan sendirian di tengah kota, dia terlihat bingung dengan jalanan yang di laluinya (eka sebenarnya mudah tersesat saat gelap), eka kini hanya berputar putar di jalanan yang telah dia lewati, semakin lama eka berjalan membuatnya semakin tersesat, eka yang bingung kini duduk di sebuah puing bangunan, dia hanya melihat jalanan yang telah dilaluinya, kondisi kota sangat sepi sudah tidak ada orang yang keluar saat matahari terbenam, pintu dan jendela telah tertutup dengan rapat, melihat kesunyian kota membuat eka kembali berjalan lagi, saat eka berjalan banyak bayang bayang aneh berkeliaran di kota tanpa sepengetahuan eka, bayang bayang itu terlihat mengikuti eka dari belakang, saat eka menoleh tiba tiba bayang bayang itu menghilang, walau merasa firasat aneh eka tetap melanjutkan berjalan tanpa memikirkannya, tiba tiba muncul beberapa petarung menghadang eka, para petarung itu terlihat senang saat bertemu eka, sepertinya para petarung itu berkeliling di kota untuk mencari eka, salah seorang petarung berkata pada eka,

petarung "sepertinya hari ini keberuntungan untuk kita, laki laki yang di inginkan pak tua telah muncul di hadapan kita"

eka "merepotkan, padahal aku sedang masalah kali ini, tapi kenapa aku malah bertemu kalian"

petarung "sepertinya kau ingin menghibur kami sebelum kami bawa ke hadapan pak tua"

tiba tiba sebuah ide terlintas di pikiran eka, dia langsung berkata pada para petarung,

eka "tidak aku tidak ingin membuat masalah dengan kalian, kalian bisa membawaku tanpa perlawanan"

dalam fikiran eka dia berkata "sebuah kesempatan, daripada harus tersesat semalaman lebih baik aku menuruti mereka agar aku bisa sampai ke pabrik"

petarung menjadi sedikit kecewa, setelah mendengar jawaban eka, melihat eka yang sudah menyerah akhirnya para petarung menyiapkan tali untuk mengikat eka, eka berkata pada para petarung saat akan mengikatnya,

eka "kalian tidak perlu mengikatku, aku tidak akan mencoba kabur, jika aku kabur kalian bisa menghajarku,

petarung "kami tidak akan bisa dengab mudah percaya padamu, sekarang ulurkan kedua tanganmu"

eka akhirnya terpaksa menuruti para petarung, petarung mengikat kedua tangan eka, sebelum selesai mengikat tiba tiba dari belakang eka sebuah bayang bayang mendekat, eka yang merasakan bahaya langsung melompat menjauh dari para petarung, tiba tiba dari gelapnya malam seekor serigala besar melompat dan menerkam seorang petarung yang tadi mengikat tangan eka, para petarung yang melihat hewan buas itu langsung menyerang hewan itu dengan pukulan mereka, eka menoleh ke dalam kegelapan dan melihat masih banyak serigala yang berdatangan, eka langsung melepas tali yang mengikat di tangannya, ikatan yang belum selesai itu dengan mudah eka melepas, beberapa serigala melihat eka, hewan hewan itu langsung melompat ke arah eka, di saat para serigala melompat menerkam eka pun berlari menjauh, dia membiarkan para petarung mengurusi hewan hewan itu, eka berlari sambil berkata,

eka "sial kenapa di saat seperti ini harus ada pengganggu"

di saat eka berlari tiba tiba kota menjadi kacau, semua orang yang tadinya berada di dalam tempat tinggal mereka kini berlarian keluar dari tempat tinggalnya, hewan hewan di hutan kini memasuki kota, para hewan itu memasuki rumah rumah dan membuat kepanikan di dalamnya, di jalanan hewan hewan buas menyerang orang orang yang panik, sebagian penduduk kota yang membawa senjata kini mulai memusnahkan hewan hewan buas di tengah kepanikan, kekacauan semakin parah dengan kedatangan para petarung, para petarung berdatangan karena bagi mereka kekacauan ini adalah hiburan untuk memuaskan hasrat bertarung mereka, sebagian dari petarung itu mencari eka di tengah kerumunan orang orang yang berlari, para petarung juga tidak segan menyerang penduduk kota yang berlarian, melihat kekacauan yang menjadi semakin parah membuat eka semakin kesal, eka berhenti berlari sambil berkata,

eka "sialan, tujuanku datang kemari untuk mencari airin, tapi kenapa dari tadi hanya ada masalah yang kutemui"

eka mengambil pedangnya yang masih tersarung lalu menghantam petarung dengan ayunan pedangnya, petarung yang terkena serangan eka langsung jatuh ketanah, setelah menyerang seorang petarung eka berkata,

eka "kalian sedang mencariku bukan, sekarang panggil semua petarung yang ada di kota ini, akan ku bereskan semuanya"

tiba tiba seorang petarung dengan badan besar datang, petarung itu menghempaskan orang orang di hadapannya hanya dengan tangannnya, orang orang yang melihat petarung besar itu menjadi semakin panik, para penduduk berkata dalam kepanikan,

penduduk "berseker ada di sini, tinggalkan tempat ini"

mendengar perkataan itu para penduduk semakin berhamburan, berseker melihat eka yang hanya diam di hadapannya, berseker berkata,

berseker "pasti kau lah laki laki yang di inginkan pak tua itu, sepertinya aku sendiri yang harus menyeretmu untuknya"

eka "hei aku sudah mengalami banyak masalah untuk satu hari ini, jika kau ingin bertarung maka lakukan saja sekarang"

mendengar perkataan eka berseker pun tersenyum, dia langsung mengambil pedang besar yang ada di punggungnya, berseker langsung mengayunkan pedangnya ke eka, eka menahan ayunan berseker dengan pedangnya, walau bisa menahan serangan berseker, tapi ayunan kuat itu tetap saja membuat eka terdorong beberapa langkah, melihat lawannya terdorong membuat berseker langsung menerjang ke arah eka, berseker langsung mengangkat pedang besarnya dan menghantamkannya ke eka, eka melompat ke arah berseker sambil menghindari hantaman, di saat pedang berseker menghantam tanah eka mengayunkan pedangnya ke wajah berseker, saat serangan eka mengenai berseker, terlihat berseker tidak merasakan apa apa, bahkan serangan eka tidak meninggalkan bekas pada berseker, eka berkata,

eka "sialan, ini akan jadi masalah yang sangat lama untuk di selesaikan"

di tengah pertarungan eka dan berseker tiba tiba kawanan hewan buas datang mengganggu, eka langsung melempar hewan hewan itu dengan ayunan pedangnya, sedangkan berseker membelah hewan hewan itu hanya dengan sekali ayunan saja, beberapa petarung yang melihat eka langsung berlari dan berusaha menyerangnya, melihat petarung yang akan mengganggu pertarungannya eka langsung menggenggam pedangnya dengan dua tangan, saat petarung itu sudah dekat dengan eka, tiba tiba eka mengayunkan pedangnya dengan kuat dan membuat petarung yang mendekatinya terlempar, berseker kembali menyerang eka dengan pedang besarnya, eka berusaha menghindari serangan berseker, di saat ada kesempatan eka langsung menyerang berseker dengan pedangnya, pertarungan eka dengan berseker terlihat berat sebelah, setiap kali berseker menyerang dia akan mengeluarkan kekatan yang kuat, akan tetapi setiap serangan eka seperti tidak memilik dampak pada berseker, hewan hewan dan juga para petarung juga mengganggu pertarungan itu, lama kelamaan eka kesulitan menghadapi berseker, di saat berseker mengayunkan pedangnya eka sudah kehabisan cara untuk menghindari serangan itu, eka pun menahan serangan dari berseker dengan pedangnya, ayunan berseker ternyata lebih kuat daripada ayunan yang sebelumnya, eka langsung terpental saat menahan ayunan itu, eka terpental hingga menabrak dinding sebuah bangunan, dinding yang eka tabrak hancur dan dia jatuh di lantai dalam bangunan, eka kembali bangkit dengan mulut yang mengeluarkan darah, eka mengusap darah dari mulutnya dengan tangan lalu berkata,

eka "sialan, bagaimana monster sepertinya bisa bebas berkeliaran di kota seperti ini"

berseker menunggu eka keluar dari bangunan, akan tetapi hewan hewan buas menyerang berseker, berseker dengan mudah menghabisi hewan hewan yang mengganggunya, melihat eka masih belum keluar berseker pun marah dan memasuki bangunan, saat berseker ada di dalam bangunan eka sudah tidak ada, sepertinya eka kabur dari pertarungannya dengan berseker, berseker yang melihat lawannya hilang kini menjadi marah, saat dia melihat kawanan hewan buas yang ada di kota, berseker langsung melampiaskan amarahnya pada hewan hewan itu, eka berlari di jalanan dia kabur bukan karena takut dengan berseker, akan tetapi perasaan eka mengatakan kalau ada bahaya yang lebih besar yang mendekat ke kota, eka melihat ke kiri dan kanan mencari sumber bahaya yang dia rasakan, eka melihat orang orang berlarian ke sana kemari, ada para penduduk yang memusnahkan hewan buas, dan para petarung yang bertarung dengan hewan buas, eka merasa dia tidak menemukan bahaya itu di sekitarnya, eka nampak kebingungan karena perasaan anehnya, di saat eka bingung dia menemukan sebuah bangunan tinggi dengan 4 lantai di atanya, tanpa pikir panjang eka menaiki bangunan itu, sesampainya di atap bangunan eka mencari di mana sebenarnya bahaya yang dia rasakan, di saat eka mencari dia menemukan salah satu sisi hutan yang terbakar, eka merasa kedatangan hewan buas ini kedalam kota karena hutan yang mereta tinggali terbakar, di atas hutan terdapat seekor hewan bersayap terbang di udara, sepertinya hewan itu menuju ke kota yang sedang kacau, eka melihat kalau hewan itu terbang mendekati kota, saat hewan itu terbang sebuah api keluar dari mulut hewan itu, api langsung membakar hutan yang di lalui hewan itu, eka merasa kalau bahaya yang dia rasakan adalah dari hewan itu, eka berteriak memperingatkan orang orang yang ada di bawah untuk menyelamatkan diri,

eka "semuanya tinggalkan tempat ini, ada hewan berbahaya yang akan datang"

eka meneriakkan kata itu 3 kali, tetapi orang orang tidak menghiraukannya sama sekali, melihat orang orang tidak menghiraukannya eka pun langsung turun dari atap bangunan, sesampainya di bawah eka langsung menumbangkan hewan hewan buas, sambil memperingatkan orang orang untuk meninggalkan kota, mendengar perkataan eka orang orang kota sama sekali tidak percaya, mereka malah memilih mencari persembunyian yang aman di dalam bangunan yang luas, penduduk yang sedang memusnahkan hewan buas juga tidak mempedulikan eka, mereka lebih memilih mati daripada meninggalkan kota ini, eka merasa usahanya sia sia, tak berselang lama setelah memperingati warga kota, tiba tiba turun monster dari langit, monster itu memilik sayap yang menyatu dengan kedua kaki depannya, sisik yang berbentuk seperti ikan tapi keras seperti besi, ular dengan badan berkaki empat dan kepala naga, ukuran monster itu cukup besar, dua kali dari ukuran serigala besar, semua tercengang saat melihat monster itu datang, kota yang kacau menjadi hening, dalam keheningan tiba tiba semburan api keluar dari mulut monster, seketika keheningan kembali menjadi kepanikan, penduduk kota kembali berlarian menyelamatkan diri, mereka yang melihat monster itu berteriak,

"wyvern telah datang, selamatkan diri kalian"

mereka yang tadinya tidak percaya dengan eka kini berlarian menyelamatkan diri dari semburan api, bangunan besar yang menjadi tempat persembunyian kini di penuhi api dalam sekejap, orang orang yang bersembunyi kini berlarian berusaha menyelamatkan diri dari kobaran api, hewan hewan buas juga ikut berlari menjauhi wyvern, para petarung yang melihat monster berbahaya di hadapan mereka langsung mencoba menyerangnya, akan tetapi sebelum bisa mendekati wyvern para petarung sudah di hempaskan dengan ekornya, bukan itu saja mereka yang masih keras kepala untuk menyerang langsung menerima semburan api yang panas dari wyvern, kekacauan terus membesar, kota mulai di penuhi api yang dengan cepat merembet membakar setiap bangunan.

kota yang gelap kini di penuhi api, eka mulai dapat mengingat jalanan ketika cahaya dari api menyinari kota, eka memutuskan untuk melanjutkan berjalan menuju pabrik, eka mulai berjalan pergi meninggalkan kekacauan, setiap kali eka melangkah kakinya dia mendengar suara orang orang yang meminta pertolongan, eka melihat banyak orang orang yang berusaha lari dari api, banyak di antaranya yang terluka akibat serangan hewan buas, eka melihat ke arah wyvern dan monster itu terus menyemburkan api, semburan api membakar bangunan bangunan di sekitarnya, semakin lama eka melihat kini membuatnya tidak dapat membiarkan kekacauan, tiba tiba eka mengeluarkan pedangnya dari sarung pedang,

eka "haahh jika aku mementingkan tujuanku saja dan membiarkan kehancuran kecil seperti ini, maka apa yang telah ku lakukan nantinya akan sia sia saja"

eka berlari ke arah wyvern, dia berniat menghentikan monster itu apapun yang terjadi,

sambil berlari eka berkata "sepertinya mereka harus menungguku lebih lama"

setelah eka mendekati wyvern dia langsung melompat dan menyerang monster itu dengan pedangnya, kini malam yang panjang harus eka lalui dengan masalah yang kian berdatangan.