di tengah hujan lebat seorang petarung berlari menuju pabrik, setelah sampai di pabrik petarung itu langsung memasuki ruangan pak tua, petarung itu memberi tahukan semua yang telah terjadi di kota pada pak tua,
petarung "wyvern memasuki kota, seperempat kota telah hancur dan hangus di bakar api"
pak tua "seluruh kota akan hancur jika monster itu tidak segera di habisi, aku akan kesana, persiapkan beberapa petarung untuk membantuku"
petarung "tunggu masih ada yang ingin ku sampaikan, monster itu sudah binasa"
pak tua "siapa yang telah menghabisi monster itu ?, apakah berseker yang melakukannya ?"
petarung "laki laki itu yang telah menghabisi wyvern, dia juga telah menumbangkan berseker"
pak tua "aku tidak mengira kalau bocah itu bisa menumbangkan berseker, persiapkan semua petarung di tempat ini, kita akan menyambut kedatangannya"
setelah petarung mendengar perintah pak tua dia langsung pergi keluar memberi tau semua petarung di pabrik, semua petarung pun bersiap dengan kedatangan eka. di tengah persiapan para petarung, terlihat sebuah pertarungan hebat baru saja terjadi, banyak petarung yang tumbang di dalam pabrik karena pertarungan itu, kini petarung hanya menyisakan beberapa orang saja, dan jumlah mereka hanya berkisar 20 orang. di tengah ruangan terdapat seorang wanita yang tergeletak tak berdaya, sepertinya dia lah yang menumbangkan para petarung di pabrik, dan wanita itu adalah lia. selesai bersiap sebagian petarung pergi keluar pabrik untuk mencegat eka sebelum memasuki pabrik, sebagian petarung lagi menunggu di dalam pabrik.
eka berada di atap sebuah bangunan terdekat dari pabrik, melihat jarak pabrik sudah dekat eka pun turun dari atap bangunan. setelah berada di jalanan eka melihat beberapa petarung yang keluar dari pabrik, merasa kedatangannya sudah di tunggu eka pun berjalan dengan santai ke arah pabrik. setelah eka berada di depan pabrik beberapa petarung melihat eka, di tengah hujan yang lebat pertarungan kembali terjadi, para petarung langsung menyerang eka, dengan cepat para petarung itu eka tumbangkan dengan pukulannya, setelah semua petarung itu di tumbangkan, eka pun berjalan memasuki pabrik. di dalam pabrik eka melihat ada 6 orang petarung yang sudah bersiap dengan senjata mereka, eka pun tersenyum dan langsung melawan sisa petarung yang ada, dengan cepat sisa sisa petarung yang ada kini telah eka tumbangkan, hanya dalam waktu sekejap semua petarung di pabrik kini sudah di tumbangkan. setelah menumbangkan para petarung eka langsung berjalan ke arah lia yang sudah tak berdaya, eka mengangkat lia dan membawanya ke dinding, eka menyandarkan lia di dinding lalu berkata pada lia yang tidak sadarkan diri,
eka "kau sudah berjuang dengan keras, sekarang serahkan sisanya padaku"
setelah selesai mengatakan sesuatu pada lia kini eka kembali berdiri dan berjalan memasuki bagian dalam pabrik, semakin dalam eka berjalan memasuki pabrik dia tidak menemukan seorang petarung sama sekali, sepertinya sudah tidak ada petarung yang tersisa di dalam pabrik, semua petarung telah tumbang saat berhadapan dengan lia. ketika berjalan eka menemukan ruangan besar, merasa penasaran eka pun pergi memasuki ruangan, di dalam ruangan banyak mayat manusia yang bergelimpangan, eka melihat mayat mayat itu memiliki urat yang menghitam dan mulut mereka penuh dengan busa, eka mencoba mencari seseorang yang mungkin masih bisa di selamatkan, akan tetapi semua orang di dalam ruangan sudah mati dan eka tidak menemukan seseorang yang dapat dia tolong, merasa tidak dapat melakukan apapun akhirnya eka pergi dari ruangan itu dan melanjutkan mencari airin. setelah berjalan agak lama eka mendengar suara dari suatu ruangan, suara itu sepertinya suara airin yang sedang meminta pertolongan, eka segera mencari ruangan tempat airin berada dan dia menemukan ruangan yang terlihat seperti penjara, di dalam ruangan eka menemukan airin di dalam sel, airin terlihat berusaha keras meminta pertolongan, eka pun membobol pintu sel tempat airin berada, setelah berhasil masuk kedalam sel eka langsung melepas ikatan pada tangan airin. sambil melepas ikatan eka pun bertanya pada airin,
eka "bagaiamana caranya kau sampai di tempat seperti ini ?, aku seharian mencarimu hingga bertemu banyak masalah"
airin "akan ku jawab pertanyaanmu nanti, yang lebih penting selamatkan ica terlebih dahulu"
setelah ikatan di tangan airin lepas wanita itu langsung pergi ke arah sel dimana ica berada, airin mencoba membuka pintu sel yang terkunci tetapi tidak bisa. melihat airin berusaha membuka pintu membuat eka bersiap, eka menyuruh airin menyingkir dari pintu sel, setelah airin menyingkir dari pintu eka pun langsung menyerang pintu sel tempat ica di kurung, melihat pintu sel ica terbuka airin langsung masuk dan berusaha menyadarkan ica, tangan ica sudah di penuhi urat hitam, sepertinya dia telah terkena pengaruh obat para petarung. ketika airin berusaha menolong ica eka hanya dapat melihat dan tak mampu melakukan apa apa, eka merasa kalau kedatangannya sudah terlambat, merasa kesal eka pun berjalan dan melihat ke arah sel lain, di saat melihat sel lain eka kembali menemukan mayat mayat yang bergelimpangan, semua orang itu mati dengan urat hitam di sekujur tubuh mereka. setelah melihat semua mayat mayat yang bergelimpangan di pabrik, kini eka mulai mengingat kembali perkataan lia mengenai masalah di kota ini, eka juga mengingat lagi dengan perjalanannya menuju pabrik, dia sudah menemukan banyak orang yang tiba tiba mati karena obat yang mereka pakai. kini eka mulai memikirkan sesuatu, setelah berfikir eka berkata kepada airin,
eka "airin segera bawa ica pergi dari sini"
airin yang sedang menepuk pipi ica langsung bertanya pada eka,
airin "apa yang akan kau lakukan ?"
eka "aku akan selesaikan semua masalah ini"
airin "eka kau harus ingat tujuan kita ke tempat ini, dan kau tahu sendiri pandangan orang orang yang akan melihatmu nantinya jika kau semakin terlibat dengan masalah"
eka membuka pakaiannya yang basah dan menunjukkan luka luka di tubuhnya pada airin, terlihat kulit eka banyak yang melepuh karena api, banyak luka memar akibat pukulan dan hantaman pada tubuh eka, setelah menunjukkan luka di tubuhnya pada airin, eka pun berkata,
eka "kau sudah melihat dari luka lukaku ini bukan, dalam perjalanan kemari aku sudah menemukan banyak masalah, dan orang orang di kota ini juga memperlakukan diriku sepertimu waktu di tempat itu"
airin "luka lukamu sudah separah itu dan jangan memperparah pandangan orang padamu"
eka "untuk pandangan orang orang aku tidak terlalu mempedulikannya, tapi tujuan kita adalah memburu kehancuran, melihat masalah di kota ini membuatku tidak dapat diam, jika masalah kecil seperti ini kita biarkan lama kelamaan masalah ini akan menjadi kehancuran juga di lain hari"
airin sedikit kaget dengan perkataan eka, dia pun langsung berdiri menggendong ica di pelukannya, airin langsung berjalan keluar dari dalam sel lalu berkata pada eka,
airin "hanya untuk kali ini saja eka, jangan memperburuk tubuhmu, kondisi tangan kananmu juga semakin parah sejak ku tinggal tadi"
eka "tenang saja aku hanya ingin menyelesaikan masalah yang nantinya akan mengganggu kita, dan aku akan mencari obat untuk menyembuhkan bocah itu, kakak bocah itu juga sudah menunggunya di depan, aku tidak mungkin membiarkannya bertemu dengan adiknya ketika kondisinya seperti ini"
airin "aku mengerti dengan apa yang kau inginkan, jika kau memerlukan bantuanku aku akan membantumu"
eka "kau ingat kita sudah memutuskan tugas kita masing masing, dan bertarung itu adalah tugas ku sebagai laki laki"
airin "aku faham, kau hanya ingin bertarung karena beberapa hari ini kau bosan hanya di rumah saja"
eka "kau sudah tau apa yang ku fikirkan, lagipula jarang jarang ada masalah seperti ini menurutku"
airin "baiklah, kalau begitu aku akan membawa ica pergi, segera selesaikan masalahnya dan cari obat untuk ica, ku percayakan semua padamu"
selesai mengatakan kata katanya airin pergi membawa ica keluar dari ruangan penjara. melihat airin yang telah pergi kini eka pun mulai berjalan keluar dan menyusuri setiap ruangan untuk mencari obat penawar dan pak tua, eka berfikir kalau dalang dari semua masalah ini adalah pak tua, dan ada kemungkinan kalau orang tua itu pasti menyimpan obat penawar juga. setelah memasuki beberapa ruangan di dalam pabrik eka masih belum menemukan apa apa, kini dia pun berlari di lorong pabrik dan berusaha mencari dengan lebih cepat, ketika eka berlari ada seseorang yang telah menunggu eka di lorong, orang yang menunggu eka ternyata adalah pak tua, dia berdiri di lorong menggenggam tongkat dengan kedua tangannya, melihat eka berlari ke arahnya pak tua pun tersenyum. saat eka berlari dia melihat pak tua ada di depannya, eka pun malah berlari dengan lebih cepat dan dia langsung melesatkan tendangan ke wajah pak tua, pak tua langsung menahan tendangan eka dengan tongkatnya, setelah tendangannya di tahan eka pun melompat menjauhi pak tua. melihat orang yang dia tunggu telah datang pak tua berkata pada eka,
pak tua "hei bocah, setelah lama menunggu akhirnya kau sekarang berdiri di hadapanku lagi"
eka "hei pak tua sialan, sebelum ku selesaikan urusanku denganmu aku ingin bertanya tentang penawar untuk obat gilamu, ada seorang anak yang nyawanya terancam karena obatmu sialan"
pak tua "apa yang kau katakan, obat itu adalah kesempurnaan, kau yang tidak pernah memakainya tidak mungkin paham dengan kesempurnaan itu"
eka "kesempurnaan apa yang di dapat dari kematian yang memakainya, apakah kau sebenarnya bodoh pak tua"
pak tua "mereka yang belum pernah menggunakannya pasti akan mengatakan hal bodoh pada obat itu, kau akan memikirkannya lagi setelah mencobanya"
eka menyalakan rokoknya lalu bekata pada pak tua,
eka "huuff, aku datang kesini bukan untuk basa basi denganmu, aku harus menghajarmu sekarang dan menghancurkan tempat ini bagaimanapun caranya"
pak tua terlihat marah setelah mendengar perkataan eka, senyumannya pun berubah menjadi menakutkan,
pak tua "bocah sebaiknya kau memikirkan lagi apa yang akan kau lakukan, aku ....."
sebelum pak tua menyelesaikan kalimatnya tiba tiba sebuah tendangan kembali eka lesatkan pada pak tua, pak tua kembali menahan tendangan eka dengan tongkatnya, sembari menahan pak tua kembali berkata,
pak tua "kelihatanya untuk meyakinkanmu aku harus menghajarmu terlebih dahulu"
eka menggerakkan kakinya dari tongkat pak tua, dengan cepat eka langsung melesatkan pukulan dengan tangan kananya, pukulan eka langsung melewati tongkat pak tua dan melesat ke wajahnya.
di dalam pabrik terdapat sebuah ruangan yang berukuran besar, terdapat tiang tiang persegi yang menyangga bangunan, banyak mesin mesin besar yang penuh karat terbengkalai di dalam ruangan, dan mayat mayat manusia bergeletakkan memenuhi lantai. dalam keheningan ruangan tiba tiba sebuah hantaman keras melubangi salah satu sisi dinding, dari lubang eka terpental masuk kedalam ruangan bersama puing puing dinding, eka jatuh berguling di lantai dan menabrak mayat mayat. dari lubang terlihat kepalan tangan raksasa yang telah memukul dinding, tiba tiba tangan raksasa menyusut dan mengecil seperti tangan manusia biasa, setelah menyusut tampak kalau tangan itu adalah tangan pak tua. eka kembali berdiri lalu mengambil rokoknya yang terjatuh, sambil menghisap rokoknya eka kembali menyerang pak tua dengan pukulan tangan kanannya, pak tua menepis pukulan eka dengan tongkatnya, ketika serangan eka di tepis dengan cepat eka segera melesatkan pukulan dengan lengan kirinya ke wajah pak tua. di saat eka sedang menyerang pak tua tiba tiba seseorang melesatkan tendangan pada eka, eka yang merasa kehadiran seseorang yang akan mengganggu langsung membelokkan pukulannya, pukulan eka melesat mengenai tendangan pengganggu, tendangan pengganggu di berbelok karena pukulan eka, setelah membelokkan tendangan eka langsung melompat menjauh dari pak tua, di saat eka melompat sebuah hantaman tongkat dari pak tua di lesakan ke arah eka, merasa hantaman itu akan mengenai dirinya eka pun melesatkan tendangan ke arah hantaman tongkat, seketika tongkat pak tua patah karena tendangan eka. setelah eka berhasil menjauh dia mulai meraih pedang di punggungnya, pengganggu yang tadi menyerang eka ternyata adalah gadis bertudung, eka bersiap dengan pedangnya yang masih tersarung, gadis bertudung yang melihat eka bersiap berkata pada pak tua,
gadis bertudung "ku serahkan laki laki ini padamu, jangan sampai kau membunuhnya, buat dia babak belur lalu seret dia kepadaku"
tiba tiba eka melesat dengan cepat sambil mengayunkan pedangnya, pak tua langsung menahan ayunan pedang eka dengan tangan kanannya, saat menahan pedang eka terlihat tangan pak tua di penuhi otot dan urat hitam. sambil menahan serangan pak tua membalas perkataan gadis bertudung,
pak tua "akan ku urus bocah ini dan akan ku buat dia mengerti dengan siapa yang dia lawan"
selesai berkata pak tua melesatkan pukulan dengan tangan kirinya, eka langsung menahan pukulan dengan pedangnya, walau berhasil menahan tetapi pukulan pak tua membuat eka terdorong beberapa langkah, setelah berhenti terdorong eka berkata,
eka "hei jika kau meninggalkan pak tua ini sendiri akan terlalu mudah bagiku untuk menghajarnya"
pak tua "bocah sombong ini benar benar membuatku ingin membungkam mulutnya"
gadis bertudung "aku akan mengurus kolosus, semua persiapan akan selesai malam ini, tugas hanya tinggal mengurus laki laki itu"
sambil mengatakan kata katanya gadis bertudung berjalan meninggalkan pak tua dan eka, setelah gadis bertudung pergi pak tua pun tersenyum dengan lebar, otot di tubuh pak tua menjadi aneh, dia pun langsung berjalan memasuki ruangan dan bersiap menghajar eka. baju yang di pakai pak tua menjadi rusak karena otot otonya yang aneh, pak tua pun langsung merobek bajunya dan menunjukkan tubuhnya yang di penuhi otot dan urat yang hitam pekat. setelah melihat tubuh pak tua eka langsung menyerang pak tua dengan ayunan pedangnya, ayunan eka mengenai tepat di wajah pak tua, pak tua langsung meraih pedang eka dengan tangan kirinya saat pedang itu mendarat di wajahnya, pedang eka kini berada di genggaman kuat pak tua, dan wajah pak tua seperti tidak mengalami luka sama sekali setelah menerima ayunan eka. tiba tiba lengan kanan pak tua membesar dan sebuah pukulan pun langsung di lesatkan ke arah eka, eka berusaha menarik pedangnya dari genggaman pak tua tetapi genggaman pak tua terlalu kuat, akhirnya eka melepas genggaman pada pedangnya dan langsung menahan pukulan pak tua dengan kedua tangannya, pukulan kuat pak tua membuat eka terlempar. saat terlempar eka melihat kalau dia akan menghantam sebuah tiang di belakangnya, sebelum menabrak tiang eka berusaha mengarahkan kedua kakinya ke arah tiang, saat eka mengenai tiang dia seperti jongkok dengan sudut yang berbeda, eka pun langsung menggunakan tiang sebagai ancang ancang dan kembali menerjang ke arah pak tua. melihat eka menerjang pak tua pun melempar pedang eka dan langsung melesatkan pukulan ke arah eka, dengan cepat eka meraih pukulan pak tua, eka menggukanan tangan pak tua untuk membelokkan arah terjangannya, eka langsung mengarahkan tumitnya ke wajah pak tua. tumit eka pun menghantam wajah pak tua dan membuatnya terdorong, walau berhasil mendaratkan serangan kuat tapi tetap saj serangan eka seperti tidak dapat melukai pak tua, setelah eka mendarat di lantai dia langsung melompat mengambil pedangnya yang tergeletak, setelah mendapatkan pedangnya eka kembali bersiap melawan pak tua.
pak tua "sepertinya aku harus lebih serius melawan mu"
setelah mengucapkan kata katanya tiba tiba kedua lengan pak tua menjadi besar, setelah kedua tangannya membesar pak tua pun segera bersiap menyerang eka, sebelum pak tua menyerang eka sudah berlari dan melesatkan ayunan pedangnya, pak tua menahan ayunan pedang eka dengan lengan kananya. merasa kalau tangan pak tua menjadi semakin keras eka pun berkata,
eka "sialan kenapa tubuhmu menjadi menyebalkan"
pak tua "ini adalah kesempurnaan bocah bodoh"
sambil mangatakannya pak tua melesatkan pukulan dengan lengan kirinya, eka langsung mengangkat pedangnya dan menghantam pukulan dari lengan kiri pak tua, pukulan pak tua berbelok dan menghantam lantai. melihat pukulannya di belokan pak tua mencoba meraih eka dengan lengan kanannya, eka menghindari lengan kanan pak tua lalu menendang wajah pak tua, tendangan itu hanya membuat pak tua sedikit menoleh, setelah melesatkan tendangan eka langsung menjauh dari pak tua, melihat eka menjauh pak tua pun segera mendekatinya, pak tua langsung melesatkan beberapa pukulan kuat ke arah eka, eka menepis dan menghindar dari pukulan pak tua. tiba tiba gerakan eka terganggu karena menginjak mayat, di saat yang sama sebuah pukulan kuat melesat ke arah eka, eka mencoba membelokkan pukulan dengan pedangnya, akan tetapi saking kuatnya pukulan pak tua pedang eka tidak dapat membelokkannya, eka pun terkena pukulan kuat pak tua dan dia terlempar hingga menabrak dinding. melihat eka yang terlempar pak tua pun berjalan ke arah sebuah mesin, pak tua langsung mengangkat mesin dengan kedua tangannya dan melempar mesin itu ke arah eka, melihat mesin yang melayang ke arahnya eka pun menghindar, mesin menghantaman dinding hingga hancur. setelah menghindar eka kembali mendekati pak tua, dia langsung menyerang pak tua dengan pedangnya, serangan eka di tahan dengan lengan kiri pak tua, lalu pak tua melesatkan pukulan dengan tangan kananya ke arah eka, eka menghindari serangan pak tua sambil melesatkan pukulan dengan lengan kirinya ke perut pak tua, serangan eka berhasil mengenai tepat di perut pak tua, tetapi pak tua tidak merasakan apapun dari pukulan eka, walau serangannya tidak terlalu berdampak eka terus menyerang sambil menghindari pukulan pak tua. di saat eka menyerang tiba tiba kedua tangan pak tua meraih tubuh eka, eka tidak dapat bergerak sama sekali dari genggaman kedua tangan pak tua, pak tua berkata pada eka,
pak tua "akan ku remukkan tubuhmu bocah sialan"
pak tua meremas tubuh eka, eka berusaha menahan remasan pak tua, setelah meremas pak tua melempar eka ke udara dengan kedua tangannya, eka merasa kesakitan setelah tubuhnya di remas oleh pak tua, walau kesakitan eka tetap bersiap dengan apa yang terjadi selanjutnya, kedua tangan dan kaki pak tua bertambah besar, setelah tubuhnya membesar pak tua langsung melompat dan menghantam eka dengan tangan kanannya seperti seseorang yang menghantam bola voli. saat pak tua mengayunkan tangannya eka bersiap dengan tendangannya, eka menendang tangan pak tua sebelum mengenai dirinnya, hantaman kuat pak tua sedikit berbelok, tetapi hantaman itu tetap mengenai eka, eka jatuh berputar menghantam lantai, setelah mendarat pak tua melihat eka tergeletak di lantai, pak tua langsung mendekati eka dan melesatkan tendangan dengan kaki besarnya, melihat pak tua mendekat eka pun berusaha kembali berdiri, sebelum bisa berdiri tendangan kuat pak tua sudah mengenai eka terlebih dahulu, mulut eka mengeluarkan darah saat menerima tendangan pak tua dan eka terpental hingga menabrak dinding. melihat eka yang sudah tak berdaya kini pak tua terlihat kecewa, pak tua berkata,
pak tua "hei bocah apakah hanya ini yang bisa kau lakukan, dimana kesombonganmu tadi"
mendengar perkataan pak tua eka pun kembali bangkit, dengan kondisi penuh luka eka kembali berdiri, pak tua hanya terdiam saat eka bangkit, setelah berdiri eka membuang putung rokoknya yang telah hancur lalu dia mengambil rokok lagi di dalam kotaknya, saat eka akan menyalakan rokoknya dia melihat korek apinya telah hancur karena serangan pak tua, eka membuang koreknya lalu berkata,
eka "hei pak tua, aku punya pertanyaan terakhir untukmu"
pak tua "apakah kau masih ingin bertanya tentang penawar itu, kau tidak akan bisa mendapatkanya dari ku"
eka "bukan itu, aku ingin tau apa arti nyawa manusia di matamu ?"
pak tua "bagiku mereka hanyalah sampah, mereka yang tidak dapat menerima kesempurnaan ini sudah sepantasnya mereka mati"
eka "jika nyawa manusia itu tidak ada artinya di matamu, maka aku akan membuatmu merasakan apa yang telah mereka rasakan, membiarkanmu bebas seperti ini semakin membuatku ingin menghabisimu"
pak tua yang mendengar pekataan eka menjadi marah, tubuh pak tua menjadi aneh, otot dan urat di tubuh pak tua terlihat membesar, lama kelamaan tubuh pak tua membesar, di saat tubuh pak tua menjadi aneh dia berkata pada eka,
pak tua "hei bocah memangnya siapa dirimu, berani beraninya kau mengatakan hal konyol itu kepadaku, lihatlah dirimu sekarang dengan tubuh seperti itu kau masih saja sombong dan bla bla bla"
eka tidak mendengarkan perkataan pak tua, dia mengeluarkan pedangnya dari sarung dengan sangat kasar hingga membuat percikan api, percikan api dari pedang eka gunakan untuk menyalakan rokoknya, setelah rokok menyala eka berkata,
eka "huuff, hei pak tua malam ini adalah malam terakhir dimana kau bisa bertarung, jadi keluarkan semua yang kau miliki sebelum semua ini berakhir"
pak tua "akan ku remukkan mulutmu dan membuatmu menyesal setelah mengatakan semua itu"
kini tubuh pak tua sudah menjadi sangat besar dan dia bagaikan monster yang akan mengamuk di dalam pabrik, dengan tubuh besarnya pak tua berlari ke arah eka, sambil berlari pak tua melesatkan pukulan kuat dengan tangan kanannya, pukulan pak tua berhasil mendarat di tempat eka berada, akan tetapi saat pak tua mengangkat genggaman tangannya dia tidak menemukan eka di bawah kepalan tangannya. pak tua mendengar suara langkah kaki seseorang yang berjalan di belakangnya, pak tua berbalik dan menoleh kebelakang, ternyata eka sudah ada di belakangnya dan dia berhasil menghindari pukulan kuat pak tua. pak tua tidak dapat melihat pergerakan eka saat menghindari pukulannya, sepertinya gerakkan eka menjadi lebih cepat saat menghindar tadi, pak tua yang marah kini kembali mendekati eka sambil melesatkan pukulan, saat pukulan pak tua hampir mengenai eka, tiba tiba eka dengan cepat langsung melompat ke tangan besar pak tua, eka berlari di atas tangan pak tua sambil mengayunkan beberapa serangan dengan pedangnya, gerakan eka yang sangat cepat membuat pak tua sama sekali tidak dapat mengikutinya, setelah sampai di bahu pak tua eka langsung melompat sambil mengayunkan pedangnya. eka mendarat dengan pedang yang berlumuran darah, tangan pak tua di penuhi tebasan dan darah yang bercucuran, wajah dan mata kiri pak tua tiba tiba mengeluarkan darah, sepertinya saat eka melompat tadi dia menebas wajah pak tua, tebasan eka berhasil membutakan mata kiri pak tua. pak tua pun berteriak sambil memegangi tangannya yang mengeluarkan banyak darah, saat pak tua berteriak tiba tiba urat di tangan dan wajahnya menjadi aneh, seketika urat urat itu langsung menekan luka pada lengan dan wajah pak tua, dengan cepat luka luka yang di terima pak tua menutup karena urat hitamnya, setelah lukanya tertutup pak tua berkata
pak tua "bocah sialan, aku tidak akan membiarkanmu"
setelah mengatakan kata katanya pak tua kembali melesatkan pukulan dengan membabi buta, gerakan eka yang cepat membuatnya dengan mudah menghindari setiap serangan pak tua. merasa serangannya selalu di hindari pak tua menjadi semakin marah, dia pun melesatkan sebuah pukulan kuat dengan lengan kanannya, di saat pukulan pak tua di lesatkan tiba tiba dengan cepat eka melewati pak tua dengan posisi pedang yang baru saja menyerang. setelah melewati pak tua eka pun menghisap rokok di tangan kirinya, tiba tiba lengan kanan pak tua terpotong dan jatuh ke lantai, darah bercucuran dari lengan pak tua yang terpotong, pak tua pun kembali berteriak kesakitan, dan lagi lagi luka pak tua langsung tertutup karena uratnya. setelah lengan pak tua behenti mengeluarkan darah pak tua pun berjalan ke arah mesin, dengan lengan kirinya pak tua meraih mesin dan melemparnya ke arah eka, melihat mesin yang akan menghantam dirinya eka tidak menghindar, sambil menggenggam pedangnya eka berjalan mendekati pak tua, tiba tiba mesin yang melayang ke arah eka terpotong dan jatuh di sisi kiri dan kanan eka, melihat mesin yang dia lempar terpotong pak tua pun kembali meraih mesin yang ada di dekatnya, pak tua langsung mengangkat mesin dengan lengan kirinya dan akan menghantamkannya ke arah eka yang sedang berjalan. eka langsung bersiap sebelum mesin besar menghantam dirinya, dengan cepat eka kembali melewati pak tua, setelah eka berada di belakang pak tua tiba tiba wajah dan tubuh pak tua tertebas, tebasan kedua di wajah pak tua kini melukai mata kanannya, kedua mata pak tua telah tertebas dan kini dia telah buta. setelah kehilangan penglihatannya pak tua langsung mengayunkan mesin besar di tangan kirinya, pak tua terus menyerang ke segala arah dan menghancurkan beberapa tiang pada ruangan, eka menghisap rokok dan melihat pak tua menyerang, setelah rokoknya memendek eka membuang rokoknya lalu berkata,
eka "lihatlah kesempurnaan yang kau banggakan tadi, apakah ini yang ingin kau bagikan pada mereka yang telah mati, jika nyawa mereka tidak ada artinya bagimu, maka menghabisimu juga tidak ada artinya bagiku"
setelah selesai mengatakan kata katanya eka berlari ke arah pak tua, eka langsung menyerang lengan kiri pak tua dengan pedangnya, lengan kiri pak tua pun terpotong dan terlempar bersama mesin yang di genggam, saking kuatnya ayunan mesin dan tangan pak tua menghantam dinding dan membuat lubang besar pada dinding bangunan, tak berhenti di situ eka langsung menebas leher pak tua dengan pedangnya, setelah leher pak tua tertebas tubuh besar orang tua itu pun langsung roboh ke lantai, darah pak tua terus keluar dari leher, sepertinya uratnya sudah tidak menutup luka lukanya lagi. beberapa saat setelah pak tua roboh kini tubuhnya kembali mengecil, sepertinya pak tua sudah mati setelah menerima serangan eka, melihat pak tua sudah tidak bergerak eka pun berjalan keluar dari ruangan, dia kembali kelorong dan mencari obat untuk ica.
airin kini telah sampai di tempat dimana lia tidak sadarkan diri, melihat lia tersandar di dinding dengan penuh luka airin langsung menyadarkannya, airin menepuk pipi lia beberapa kali, setelah beberapa kali pipinya di tepuk lia pun sadar, setelah sadar lia melihat ica tergelak dengan urat hitam di tangannya,
"apa yang terjadi pada ica, bagaimana kondisinya bisa sampai seperti ini" ucap lia
airin "aku tidak tau, beberapa saat setelah kami berbincang dia tiba tiba pingsan dan jadi seperti ini"
setelah mendengar perkataan airin lia berusaha bangkit untuk mencari cara menolong ica, airin menghentikan lia sebab terlukanya sangat parah,
"percayakan semua ini pada eka, dia pasti menemukan sesuatu untuk mengobati ica" ucap airin saat menghentikan lia
kondisi lia yang sangat parah membuatnya kesulitan untuk berdiri, saat lia berhasil berdiri dia langsung kembali jatuh, airin segera menahan tubuh lia yang jatuh dan kembali menyandarkannya ke dinding, melihat kondisinya lia pun hanya dapat menunggu keajaiban yang datang menolong adiknya.
eka terus berjalan di dalam lorong, setiap ruangan demi ruangan telah eka masuki tapi dia tidak menemukan apapun yang bisa di gunakan untuk menolong ica, di saat eka berjalan di lorong tiba tiba banyak orang yang berlarian, orang orang itu terlihat ketakutan karena sesuatu, mereka berlari ke arah eka yang sedang berjalan. orang orang itu mengenakan baju putih panjang, sepertinya mereka orang orang yang bekerja di pabrik ini, eka mencoba menanyakan sesuatu pada orang orang itu, tapi mereka malah melewati eka dan meninggalkannya. eka berusaha menghentikan salah seorang dengan meraih bajunya, orang yang eka hentikan langsung terjatuh ke lantai, setelah terjatuh orang itu kembali bangkit dan berkata pada eka,
"kenapa kau menghentikanku, aku tidak ingin mati di tempat ini"
eka "aku hanya ingin bertanya mengenai obat penawar untuk urat hitam"
"obat itu ada di ruang percobaan, tapi di sana ada monster yang mengamuk, obat itu memiliki warna biru, apakah hanya itu yang ingin kau tanyakan" jawab orang yang eka hentikan,
setelah memberitahu lokasi obat orang itu pun kembali berlari meninggalkan eka, merasa menemukan petunjuk eka pun kembali berjalan di lorong menuju tempat di mana obat di simpan, walau dia tadi mendengar adanya monster yang mengamuk di pabrik eka sama sekali tidak peduli, dengan santainya dia terus berjalan. sebuah kamera cctv melihat eka yang sedang berjalan di lorong, di dalam ruang monitor terdapat seorang wanita yang sedang melihat kemana eka pergi, setelah mengamati eka wanita itu tiba tiba mengambil sebuah mic berukuran kecil di depan monitor.
"hei kau laki laki bodoh"
suara yang di ucapkan wanita di ruang monitor terdengar keras di lorong di mana eka berada, eka yang mendengar suara itu kebingungan mencari asal suara, saat eka mencari dia melihat ke arah kamera cctv dan menemukan sebuah speaker kecil di bawah kamera, setelah menemukan speaker eka melihat ke arah kamera, tiba tiba suara kembali keluar dari speaker,
"kau pasti mencari obat penawar untuk menyembukan seseorang dari efek samping urat hitam itu kan"
mendengar suara dari speaker eka hanya mengangguk,
"jika kau menginginkan obat itu, berjalanlah lurus ke depan, di sana kau pasti akan menemukan ruang penyimpanan obat itu"
setelah mendengar arahan dari speaker, eka langsung berlari menuju ruangan yang tadi dia dengar, melihat eka yang berlari sesuai arahan darinya, wanita di ruang monitor lalu berkata pada seseorang,
"aku sudah mengarahkannya padamu, sebentar lagi aku dan dia akan kesana" ucap wanita di ruang monitor,
tanpa eka ketahui seseorang merencanakan sesuatu padanya, beberapa saat setelah berlari kini eka telah sampai di ruangan yang dia tuju, ruangan itu sangat luas lebih luas dari ruangan tempat dia bertarung dengan pak tua tadi. di ruangan itu kosong tidak ada apa apa di dalamnya, beberapa saat setelah eka sampai di ruangan itu tiba tiba datang gadis bertudung dari lorong lain, gadis bertudung yang melihat eka berkata,
gadis bertudung "sepertinya pak tua itu telah kau habisi, dia memang tidak dapat di andalkan"
eka "kau rekan orang tua itu kan, kau pasti juga dalang di balik obat obat gila itu"
gadis bertudung "aku hanya mencari orang orang yang pantas dengan obat ku, pak tua itu hanya membantu mencarikanku kelinci percobaan, kau orang yang selama ini ku cari di kota ini, aku akan membawamu ke tempat seharusnya kau berada"
eka "aku sudah memiliki tujuan, kau tidak perlu repot repot membawaku, sekarang aku akan menghajarmu setelah apa yang kau lakukan dengan orang orang di kota ini"
setelah mengatakan kata katanya eka langsung berlari ke arah gadis bertudung, dia langsung melesatkan pukulan ke wajah gadis bertudung, gadis bertudung menahan pukulan eka lalu berkata,
gadis bertudung "sebaiknya kau tidak melakukan perlawanan dan ikut saja bersamaku"
selesai gadis bertudung berbicara tiba tiba eka melesatkan pukulan dengan lengan kirinya, pukulan eka mengenai wajah gadis bertudung dan membuatnya menjauhi eka beberapa langkah.
"hei aku tidak akan pernah mengikutimu, tujuanku di sini untuk menghajar orang orang sepertimu yang telah membuat obat sialan yang telah merepotkan ku selama ini" ucap eka setelah memukul gadis bertudung
mendengar jawaban eka gadis bertudung langsung melepas tudung yang menutupi dirinya, tudung yang dia pakai langsung di lempar ke lantai, terlihat semua yang ada di balik tudung, wanita itu mengenakan pakaian ketat dengan beberapa bagian besi pada pakaian. melihat gadis itu melempar tudungnya eka pun kembali menyerang dengan melesatkan hantaman dengan kakinya, wanita itu menahan serangan eka dengan kedua tangannya, setelah berhasil menahan serangan eka wanita itu menggenggam kaki eka dengan kedua tangannya lalu dia melempar eka. saat eka terlempar wanita itu langsung berlari dan melesatkan pukulan pada eka, eka yang terkena pukulan langsung terdorong dan jatuh terguling di lantai, setelah berguling eka kembali berdiri, eka memegangi bagian tubuhnya yang baru saja menerima pukulan, dia merasa tubuhnya menjadi aneh setelah di pukul.
"jika aku tidak bisa membawamu dengan cara halus, aku tidak segan jika harus menggunakan cara kasar padamu" ucap si wanita saat eka kembali berdiri,
setelah eka kembali berdiri wanita itu langsung mendekatinya dengan pukulan dari lengan kanannya, saat pukulan melesat eka menahan pukulan itu dengan kedua tangannya, eka kembali merasakan sesuatu yang aneh saat menahan pukulan itu, tiba tiba sebuah tendangan melesat ke arah eka dan membuatnya terdorong beberapa langkah. setelah terdorong eka mencoba melihat keanehan pada wanita itu, di saat wanita itu mengepalkan tangannya terlihat percikan listrik keluar dari kepalan tangan, eka yang melihat percikan listrik itu langsung eka meraih pedang di punggungnya, dengan pedang yang masih tersarung eka menahan pukulan, sembari menahan eka berusaha menyerang wanita itu dengan pedangnya, eka mengayunkan pedangnya ke leher wanita, si wanita menghindari ayunan eka dan melesatkan pukulan ke arah eka, sebelum terkena pukulan eka melompat menjauhi serangan wanita itu,
"aku merasa sesuatu yang aneh dengan kedua tanganmu, sebaiknya aku mengindari pukulanmu daripada tubuhku tumbang tanpa ku sadari" ucap eka setelah menghindari pukulan wanita
wanita "kau sudah mengetahuinya ya, sepertinya aku tidak harus menyembunyikannya lagi"
tiba tiba dari kedua tangan wanita muncul aliran listrik yang lebih kuat dari sebelumnya, melihat aliran listrik yang kuat dari tangan wanita eka langsung mengeluarkan pedangnya dari sarung pedang,
eka "aku harus segera menyelesaikan pertarungan ini, ada seorang anak yang harus segera ku tolong"
eka menggenggam sarung pedang di tangan kirinya, dan dia menggunakan pedang di tangan kananya, eka langsung menyerang wanita dengan pedangnya, wanita menghindari ayunan pedang eka, sembari menghindar wanita itu melesatkan pukulan dengan aliran listrik ke arah eka, pukulan wanita ditepis dengan sarung pedang oleh eka, setelah menepis pukulan eka kembali menyerang dengan pedangnya, serangan eka berhasil mengenai pipi kanan wanita, wanita itu pun menjauh setelah eka berhasil menyerangnya. terlihat pipi wanita itu hanya tergores dan tidak mengeluarkan darah sama sekali, wanita itu tiba tiba meraih sesuatu di punggungnya, melihat wanita itu mengambil sesuatu membuat eka langsung menerjang menyerangnya, saat eka menyerang dengan pedangnya tiba tiba wanita itu menahan serangan eka dengan tongkat dari balik punggungnya, tongkat itu terbuat dari besi dan memiliki setengah bagian yang menonjol di ke empat sisinya, saat menahan serangan eka tiba tiba tongkat mengeluarkan aliran listrik, tongkat memanjang dan membuat pedang eka terdorong, melihat ke anehan pada tongkat eka pun melompat menjauh, setelah eka melompat tiba tiba tongkat di hantamkan pada lokasi eka sebelumnya, tongkat menghantam lantai dan membuat retakan disertai percikan listrik pada retakan. melihat eka menjauh wanita itu mendekat ke arah eka, saat mendekati eka tongkat besi itu tiba tiba kembali memendek, setelah tongkat memendek sebuah ayunan di lesatkan ke arah eka, eka langsung menahan ayunan tongkat dengan pedang dan sarung pedang, saking kuatnya ayunan walau sudah di tahan oleh eka tapi dia masih terdorong beberapa langkah ke belakang, eka terdorong hingga menabrak sebuah tiang bangunan, dengan cepat tongkat kembali memanjang dan langsung di ayunkan ke arah eka yang baru saja menabrak tiang, eka melompat menghindari ayunan yang mengarah padanya, sebuah ayunan keras menghantam tiang dan membuat retakan yang lebar di tiang. eka langsung menyerang wanita saat tongkatnya menghantam tiang, saat eka mengayunkan pedangnya, tiba tiba tongkat kembali memendek, serangan eka pun kembali di tahan dengan tongkat besi, saat serangannya di tahan eka pun menghantamkan sarung pedangnya ke arah tongkat besi, hantaman dengan sarung pedang eka membuat tongkat bergerak kebawah, dengan kuat eka terus mendorong tongkat besi semakin kebawah, saat di posisi yang tepat eka menghunuskan tusukan dengan pedangnya, tusukan eka melesat ke arah leher wanita, wanita itu menggerakkan lehernya untuk menghindari tusukan eka, di saat yang sama tiba tiba aliran listrik pada tongkat besi keluar lebih kuat, eka mengarahkan bilah pedangnya pada leher wanita, saat eka akan mengayunkan pedangnya tiba tiba dengan kuat wanita itu mengayunkan tongkat besinya mendorong eka, ayunan tongkat besi dapat eka tahan dengan sarung pedangnya, tapi saking kuatnya ayunan eka pun terkena tongkat itu dan terdorong, eka juga tersengat aliran listrik dari tongkat dan dia terdorong hingga jatuh ke lantai, walau terkena ayunan tapi eka berhasil menyerang leher wanita dengan pedangnya, akan tetapi serangan eka hanya meninggalkan goresan di leher wanita, goresan itu bahkan tidak mengeluarkan darah sama sekali, sepertinya tubuh wanita itu sangat keras hingga serangan eka tidak dapat melukainya. kini tubuh eka tidak dapat bergerak setelah menerima sengatan listrik, dia merasa kesemutan dan mati rasa, melihat eka yang tergeletak di lantai, wanita itu pun berjalan mendekati eka, dia mengangkat tongkat besinya dengan kedua tangan, setelah dekat tongkat langsung di hantamkan ke arah kepala eka, eka yang tidak dapat bergerak berusaha memaksa badannya, sebelum tongkat mengenai eka lengan kanan eka mulai dapat bergerak, eka berusaha menghantam lantai dengan lengan kanannya, setelah berhasil menghantamkan tangannya eka terdorong hingga dapat menghindari hantaman tongkat, tongkat besi menghantam lantai dengan keras dan lantai menjadi retak karena hantaman. jika saja eka terkena serangan itu dia pasti tidak sadarkan diri, eka berusaha memaksa bangkit walau tubuhnya masih sulit di gerakkan, dia menggunakan pedangnya untuk bisa kembali berdiri, setelah kembali berdiri eka merasa jika sampai dia terkena serangan kuat dengan aliran listrik lagi dia pasti akan kalah. melihat eka yang telah bangkit wanita kembali menyerang eka dengan tongkat besinya, saat menyerang eka tongkat kembali memanjang, dan ayunan kuat kini di lesatkan ke arah eka, eka menghantamkan sarung pedangnya ke arah ayunan tongkat besi, hantaman sarung pedang eka membuat tongkat besi berbelok menghantam tanah, di saat yang sama eka mengayunkan pedangnya ke arah leher wanita, wanita merasa serangan eka tidak akan dapat melukai tubuhnya, akan tetapi saat ayunan pedang eka mengenai leher wanita tiba tiba wanita terdorong, saat wanita itu terdorong eka menahan tongkat wanita dengan sarung pedangnya, eka menginjak sarung pedangnya dan membuat tongkat besi di lepaskan dari genggaman wanita, wanita terdorong karena ayunan pedang eka dan dia pun jatuh ke lantai, dengan cepat wanita kembali bangkit setelah di jatuhkan eka. ayunan yang tadi eka lesatkan berhasil melukai leher wanita, akan tetapi terdapat ke anehan pada luka wanita itu, leher wanita menerima sayatan kecil akan tetapi tidak ada darah yang yang keluar dari sayatan di leher wanita, eka melihat sayatan di leher wanita seperti besi keras yang di potong,
"siapa kau sebenarnya, sepertinya kau bukanlah manusia" ucap eka setelah melihat luka di leher wanita itu,
wanita itu menjawab "untuk apa aku memberitahukanmu, jika aku menyeretmu kau akan tau sendiri nantinya"
eka "sialan, kau percaya sekali kalau kau bisa membawaku bersamamu"
tiba tiba dari lorong datang dua orang wanita yang memakai pakaian sama dengan wanita yang eka hadapi, salah seorang wanita berkata saat memasuki ruangan,
"tisa apakah menghadapi laki laki itu menyulitkanmu, kami sudah selesai dengan tugas yang kau berikan, kita hanya harus bersiap meninggalkan tempat ini" ucap salah seorang wanita
sepertinya wanita yang eka lawan namanya adalah tisa, melihat kedatangan kedua wanita itu pun langsung membuat eka bersiap. melihat kedua wanita itu datang tisa berkata pada mereka,
tisa "milia, lumina, bagaimana dengan monster itu, apakah sudah siap"
kedua wanita itu bernama milia dan lumina,
milia "aku sudah mengaktifkan kolosus, setelah tempat ini meledak monster itu akan lepas dan menghancurkan kota"
lumina "aku sudah melihat semua orang yang ada di pabrik ini melalui kamera, rekan laki laki itu berada di ruang depan, ada 2 wanita dan 1 anak anak, sepertinya mereka tidak bisa bertarung, dan mereka tidak akan selamat jika kolosus sampai lepas"
eka "sepertinya aku harus segera membereskan kalian, peledak dan apapun yang kalian rencanakan itu tidak akan ku biarkan sampai semua itu melukai para wanita yang sedang menungguku"
milia "apakah benar kalau laki laki ini yang menjadi incaranmu"
tisa "kau lihat sendiri bagaimana kondisinya, dia bahkan mampu mengalahkan ketiga orang terkuat yang kita miliki, dan dia juga menghabisi wyvern yang memasuki kota"
milia "jika memang laki laki ini salah satu dari orang orang yang harus kita cari, maka bagaimanapun caranya kita harus bisa menyeretnya"
si saat ketiga wanita itu berbincang kini tubuh eka sudah dapat bergerak dengan bebas setelah mati rasa, eka menancapkan pedangnya ke lantai lalu mengambil rokok dalam sakunya, eka menggigit rokoknya lalu mengambil pedangnya yang dia tancapkan di lantai, eka menyalakan rokoknya dengan percikan api dari gesekan sarung pedang dan pedangnya. setelah rokok eka menyala dia langsung menyerang salah seorang wanita yang bernama milia, milia menghindari setiap serangan eka, tisa berusaha menyerang eka saat dia sedang fokus menyerang milia, dengan tangan yang di penuhi aliran listrik tisa melesatkan pukulan ke arah eka, di saat yang sama sebuah tendangan dengan aliran listrik juga di lesatkan milia ke arah eka, eka menahan tendangan dan pukulan dengan sarung pedangnya, di saat pukulan dan tendangan berhasil eka tahan dia langsung menghantamkan pedangnya ke sarung pedang, pukulan dan tendangan itu pun akhirnya terdorong. eka langsung melompat menjauhi kedua wanita yang berusaha menyerangnya, di saat yang sama wanita yang bernama lumina menembakkan sesuatu dari tangan kanannya, tisa dan milia melompat menjauh saat lumina menembakkan sesuatu, peluru yang lumina tembakkan meledak tiba tiba meledak di tempat sebelum eka menjauh, ledakan tidak sampai mengenai siapapun karena semua sudah menjauh dari posisi ledakan, ledakan itu juga membuat kepulan asap hitam di tengah ruangan,
"aku tidak menyangka kalau para wanita ini di penuhi dengan hal gila" ucap eka setelah melihat ledakan,
dari balik asap ledakan tiba tiba sebuah tendangan dengan aliran listrik melesat ke arah eka, eka menahan tendangan dengan sarung pedangnya, saat menahan tendangan eka mengayunkan pedangnya ke arah wanita yang menyerangnya, milia langsung meraih ayunan pedang eka dengan tangannya, setelah berhasil meraih pedang eka milia pun langsung menahan pedang di lantai. sambil menahan pedang wanita itu melakukan jungkir balik ke samping, tendangannya yang tadi di tahan eka malah mendorong sarung pedangnya, tiba tiba sarung pedang di tangan kiri eka di tendang ke atas, eka pun melepas genggaman sarung pedangnya dan benda itu terlempar di udara. setelah milia jungkir balik tiba tiba sebuah pukulan dari tisa melesat ke wajah eka, eka melepas genggamannya pada pedang dan langsung menahan pukulan tisa dengan kedua tangannya, saat menahan pukulan eka merasa kedua tangannya mati rasa dan dia kesulitan menggerakkannya, di saat eka kesulitan menggerakkan tangannya tiba tiba peluru peledak di tembakkan ke arah eka, tisa dan milia langsung menjauh dari eka saat peluru di tembakkan, tubuh eka yang menjadi agak kaku merasa kesulitan menghindari peluru peledak, saat eka mengambil langkah untuk menghindar tiba tiba peluru itu meledak terlebih dahulu, eka terkena ledakan di punggungnya dan dia terlempar hingga terguling di lantai, melihat eka yang terguling di lantai membuat ketiga wanita itu merasa kalau mengalahkan eka akan menjadi mudah, tiba tiba eka langsung bangkit setelah menerima ledakan dari jarak dekat.
"bangsat, kalian benar benar membuatku kesal sekarang" eka mengatakannya sambil bangkit, dia langsung mengambil rokoknya yang terjatuh dan mulai bersiap dengan serangan dari ketiga wanita di hadapannya.
lumina langsung melepaskan beberapa tembakan peluru peledak ke arah eka, eka langsung melesat sambil menghindari peluru peledak, saat eka melewati peluru peledak tiba tiba peluru itu meledak dengan sendirinya, eka terus melesat menghindari setiap ledakan. saat eka sudah dekat dengan milia dia langsung melesatkan tendangan, milia menahan tendangan eka dengan kedua tangannya, tapi tendangan eka sangat kuat dan membuat milia terdorong beberapa langkah, melihat milia yang terdorong membuat lumina langsung menembakkan sebuah peluru peledak ke arah eka, eka langsung memukul peluru yang melesat ke arahnya, pukulan eka berhasil melempar peluru yang melesat ke arahnya, peluru itu pun meledak di udara setelah eka pukul.
melihat pelurunya di pukul lumina berkata,
lumina "sepertinya aku harus mengatur ledakannya lebih cepat"
tisa dan milia melesat ke arah eka, keduanya mempersiapkan sebuah serangan yang di penuhi aliran listrik, milia melompat dan melesatkan tendangan ke arah eka, eka menahan tendangan milia dengan lengan kirinya dan langsung melesatkan pukulan kuat dengan tangan kanannya ke wajah milia, pukulan eka merobohkan milia saat dia melompat di udara, akan tetapi lengan kiri eka kini sulit di gerakkan karena aliran listrik dari tendangan milia. tisa langsung memanfaatkan kesempatan ini dia melesatkan pukulan dengan lengan kananya ke wajah eka, eka memaksakan tubuhnya yang sulit di gerakkan, eka memaksa lengan kirinya untuk bergerak, setelah tangan kiri eka bisa bergerak dia langsung meraih wajah tisa sebelum pukulannya mengenainya, dengan kuat eka membanting tisa di lantai, setelah berhasil merobohkan tisa dan milia eka pun melesat ke arah lumina yang sedang membidik eka dengan peluru peledak. lumina menembakkan peluru peledak ke arah eka yang sedang berlari, setiap kali eka menghindari peluru sebuah ledakan terjadi di belakang eka, setelah dekat dengan lumina eka langsung meraih tangan wanita itu saat membidik, eka langsung mengarahkan bidikannya ke atas, beberapa tembakan lumina terlepas dan meledakkan atap ruangan, eka langsung memukul wajah lumina dengan tangan kanannya, lumina terdorong dan jatuh di lantai, beberapa puing puing runtuh dari atap yang terkena ledakan peluru lumina, eka melompat menghindari puing puing yang jatuh ke arahnya, beberapa puing puing jatuh mengenai lumina. setelah menerima serangan dari eka, para wanita itu kembali berdiri dan kini mereka bersiap dengan serangan selanjutnya yang lebih berbahaya, tisa dan milia mengeluarkan aliran listrik yang yang lebih berbahaya di tangan dan kaki mereka, sedangkan lumina tubuhnya menjadi aneh, punggung dan tangan mengeluarkan sesuatu dan dari beberapa bagian tubuh lumina banyak peluru peledak yang siap di tembakkan.