Beberapa hari setelah insiden yang menimpa eka.
di pagi hari airin bersiap siap untuk pergi mencari informasi di dalam hutan, eka yang melihat airin sedang bersiap, tiba tiba menyalakan rokok dan mengikuti airin, kondisi eka sudah membaik daripada beberapa hari yang lalu, walau kondisinya telah membaik tapi masih banyak perban yang menempel di tubuhnya, tangan kanan eka masih cidera dan belum dapat di gunakan untuk bertarung, airin berusaha untuk melarang eka untuk ikut, walau kondisinya belum sepenuhnya pulih eka tetap bersikeras untuk menemani airin pergi,
eka "aku akan ikut, aku tidak peduli lagi aku akan ikut"
airin "tubuhmu masih belum sepenuhnya pulih, sebaiknya kau beristirahat"
eka "aku tidak mau, aku sudah bosan beristirahat"
airin "apa yang membuatmu tiba tiba seperti ini ?"
eka "aku sudah bosan di rumah, aku ingin pergi berjalan jalan, daging kita juga habis sudah waktunya untuk berburu"
airin "kau hanya ingin bertarung bukan, baiklah, semua persiapan sudah ada di dalam tas ini, kau boleh ikut"
airin mengatakannya sembari menunjukkan tas yang berisi perbekalan, setelah semua persiapan selesai airin dan eka pergi ke dalam hutan, kini airin dan eka memfokuskan pencarian mereka di hutan, di kota mereka sudah menelusuri semua tempat dan tidak menemukan petunjuk sama sekali, di khawatirkan juga apabila mereka masih kembali ke kota akan ada banyak orang yang mengincar mereka berdua, dari pada terjadi masalah yang tidak di inginkan mereka berdua pun memilih untuk mencari petunjuk di hutan.
dalam hutan yang rimbun banyak hewan buas dan berbahaya yang berkeliaran, berbagai jenis tumbuhan juga banyak bertebaran, setelah berjalan beberapa lama kini mereka berdua berada di tengah hutan, airin melihat banyak tumbuhan di tengah hutan, dia menemukan tumbuhan yang bisa di gunakanan untuk keperluannya, airin langsung mengumpulkan beberapa tanaman, airin memetik tanaman lalu dia masukkan kedalam kantung plastik yang dia bawa, saking banyaknya tanaman yang bertebaran airin pun lupa kalau dia sedang di dalam hutan, saat airin sedang menikmati mengumpulkan tanaman dia tidak merasakan bahaya yang mendekatinya, terlihat seekor serigala besar mengendap endap di pepohonan mendekati airin, sebelum serigala melompat menerkam airin tiba tiba eka berlari dan memukul serigala dengan lengan kiri, serigala yang terkena pukulan eka langsung berguling guling dan menabrak beberapa pohon, eka menghisap rokok sambil berkata,
eka "huuff baguslah, aku tidak perlu mencarimu kemana mana, jadilah hewan baik agar aku tidak perlu bersusah payah membawamu"
serigala kembali bangkit berdiri dengan tatapan marah ke arah eka, melihat hewan itu telah bangkit eka pun berlari dan memukul kepala serigala, saat pukulan eka mengenai serigala, hewan itu menjadi semakin marah, serigala yang tampak marah berusah menyerang eka dengan cakarnya, eka menghindari setiap cakaran serigala, lalu menendang perut serigala dari samping, dan membuat hewan itu terdorong beberapa langkah, airin yang menikmati mengumpulkan tanaman sama sekali tidak menoleh ke belakang, dia tidak merasakan kalau di belakangnya telah terjadi pertarungan sengit, walau kondisinya belum sepenuhnya pulih eka sudah bisa bertarung melawan serigala dengan baik, serigala yang marah meraung ke arah eka,
"grraaaaaahhhhh"
serigala membuka mulunya dan mengarahkan gigitannya pada eka, eka dengan cepat menghindar dari gigitan dan memukul kepala serigala dengan lengan kirinya, eka berusaha membatasi gerakan serigala dengan menginjak kaki depannya, lalu eka memukul kepala hewan itu bertubi tubi dengan lengan kirinya, serigala semakin marah karena seragan eka, hewan itupun menarik kakinya yang di injak oleh eka, setelah kaki serigala lepas, dengan cakar tajamnya hewan itu langsung menyerang eka, eka menghindari salah satu cakaran serigala, lalu dia mengangkat kaki kanannya dan menginjak cakaran serigala dengan kuat, setelah kaki hewan itu terinjak lagi eka kembali memukuli hewan itu, tiba tiba serigala membuka mulut, dan berusaha menggigit eka, eka dengan cepat melompat ke samping menghindari gigitan, kaki serigala yang di injak eka pun lepas, saat eka menghindar dia melesatkan tendangan dengan kedua kakinya ke perut samping serigala, serigala terdorong bebererapa langkah, setelah terdorong hewan itu kembali menyerang eka lagi dengan cakarnya, eka menghindari setiap cakaran dengan mudahnya, saat eka menghindar tiba tiba hewan itu membuka mulutnya, saat serigala akan menggigit, eka menendang rahang bawah serigala dan membuat mulut hewan itu menutup, walau gagal menggigit hewan itu mendorong eka dengan rahangnya, eka yang terdorong melompat beberapa langkah ke belakang, serigala kembali menyerang dengan kedua cakarnya, eka menghidar dan semakin menjauh dari serigala, serigala yang merasa posisinya sudah tepat langsung melompat ke arah eka, sebuah terkaman berbahaya dari serigala yang sangat sulit untuk di hindari mengarah ke eka, di rasa tidak dapat menghindar eka tanpa pikir panjang langsung melesatkan pukulan ke arah serigala, pukulan eka mengenai tepat di hidung serigala dan membuat hewan itu gagal menerkam eka, tetapi dorongan saat menerkam membawa eka dan serigala saling berguling dan menabrak beberapa pohon, eka berusaha menghindari pohon dengan menyerang serigala dan membuat hewan itu menabrak pohon terlebih dahulu, eka terus menyerang serigala untuk membuat hewan itu terus berguling, walau serigala dalam kondisi sulit hewan itu masih berusaha menyerang eka dengan cakarnya, setelah membuat serigala menabrak beberapa pohon eka berhenti berguling, serigala menabrak sebuah pohon hewan itupun juga berhenti berguling, eka yang melihat serigala terhenti berguling, kini langsung berlari dia menendang serigala dengan kedua kakinya, tendangan eka membuat serigala terdorong menghantam pohon hingga tumbang, setelah pohon tumbang serigala masih terdorong beberapa langkah dan roboh, walau sudah menerima banyak serangan hewan itu masih bisa berdiri, melihat hewan itu kembali berdiri eka tersenyum dan berkata,
eka "kau cukup tangguh juga, sekarang jadilah hewan baik dan mengisi piringku untuk makan malamku nanti"
serigala membuka mulutnya dan berlari ke arah eka, melihat hewan itu mendekat eka hanya diam, saat gigitan hampir mengenainya eka mulai bergerak, rahang bawah serigala di injak dengan kakinya lalu rahang atas di tahan dengan lengan kiri, serigala beradu kekuatan dengan eka, eka berusaha keras menahan gigitan serigala, dengan kuat eka mencoba membuat mulut hewan buas itu terbuka lebar,
"krraaakkk" suara tulang rahang serigala patah
mendengar suara itu eka langsung melepaskan mulut serigala, mulut serigala menutup dengan dangat cepat dan kuat, di saat mulut serigala telah menutup eka menghantamkan kepalan tangan kirinya dengan keras ke kepala serigala, saking kuatnya hantaman dari eka hewan itu sampai roboh ketanah, tulang kepala hewan itupun remuk, serigala tidak dapat bangkit lagi setelah menerima serangan kuat dari eka, eka menyeret serigala yang tak berdaya ke tempat airin.
eka menaruh hasil buruannya di belakang airin, lalu dia bersantai di atas serigala yang telah tumbang, airin masih mengumpulkan tanaman dan tidak mengetahui apa yang ada di belakangnya, di saat kantung plastik yang di bawa airin penuh akhirnya dia berbalik kebelakang, airin melihat banyak pohon yang tumbang dan eka sudah tidur di atas serigala, airin yang kaget bertanya pada eka,
airin "apa yang barusaja terjadi ?, bagaimana bisa ada banyak pohon yang tumbang ?"
eka "tidak ada yang terjadi, aku hanya bermain main dengan hewan ini, lumayan hari ini kita mendapat daging lagi"
airin "jangan terlalu memaksakan dirimu, kau harusnya masih tidak boleh bertarung"
eka "tenang saja walau kondisiku seperti ini untuk menghajar hewan ini masih terlalu mudah, selanjutnya kita pergi kemana ?"
airin "selama kau beristirahat aku sudah menyusuri beberapa bagian hutan mungkin kita akan pergi ke arah sana"
airin menunjuk ke sebuah arah di dalam hutan,
airin "aku tidak dapat menyusurinya sendirian, sekarang kau bisa menemaniku kita akan kesana bersama"
eka "baiklah, serigala dan tanaman yang kau kumpulkan bagaimana ?"
airin "kita tinggalkan saja di sini, saat pulang kita akan membawanya"
airin menaruh tanaman yang dia kumpulkan di samping serigala, dan mereka berdua pergi masuk lebih dalam ke hutan, semakin dalam mereka memasuki hutan semakin banyak hal yang mereka jumpai, terlihat hewan hewan kecil keluar dari sarang mencari makanan, ada banyak tumbuhan beracun bertebaran, eka hampir memakan buah dari tanaman beracun dan airin berusaha menghentikannya, eka membuang buah beracun dan melanjutkan berjalan, sampailah airin dan eka di sebuah tempat yang di penuhi tulang, terdapat tulang bangkai hewan raksasa yang ukurannya sangat besar, airin memperkirakan kalau hewan itu mati karena bertatung dengan hewan lain yang lebih kuat,
eka "bagaimana dengan hewan ini airin, apakah kau menemukan petunjuk ?"
airin "aku tidak merasakan apapun dari tulang tulang ini, aku melihat ada desa di sana, kita akan beristirahat di sana"
tiba tiba perut eka berbunyi, eka berkata pada airin
eka "yap, aku sudah lapar apakah kau membawa makanan ?"
airin "aku akan membuat sesuatu nanti"
airin dan eka pergi dari tulang tulang raksasa dan kini memasuki desa, mereka melihat sudah tidak ada bangunan yang tersisa dari desa, sepertinya desa itu di hancurkan monster atau sebagainya, banyak tanaman tumbuh memenuhi desa yang telah hancur, airin mencari tempat beristirahat dan dia menemukan sebuah bagian rumah yang masi berdiri kokoh, tidak ada tanaman yang tumbuh di dalam bangunan itu, airin bersiap siap dan memanggil eka,
airin "eka, sambil beristirahat aku akan memasak sesuatu di sini"
eka "aku akan berkeliling mengawasi hewan buas di sekitar, jika terjadi sesuatu panggil saja aku"
airin "jangan pergi terlalu jauh"
eka pergi berkeliling di sekitar desa, bangunan di desa hancur karena amukan sesuatu, sebagian bangunan terlihat hangus karena api, akan terapi tidak ada tulang manusia di dalam desa, menandakan kalau desa ini telah di tinggalkan sebelum hancur, eka melihat bekas api yang membakar sebagian desa berasal dari hutan, eka yang merasa penasan ingin pergi melihat ke dalam hutan, dan mencari tau apa sebenarnya yang telah menghancurkan desa, tetapi eka mengingat perkataan airin yang melarangnya pergi terlalu jauh, eka akhirnya memilih kembali dan memberitahukan apa yang dia temukan kepada airin, setibanya eka di tempat airin dia melihat masakan airin yang telah matang, airin berkata
airin "aku akan memanggilmu tapi kau sudah datang, bantu aku menyiapkan tempatnya"
eka "baik, ada yang ingin aku beritahu padamu"
airin "kita bicarakan nanti setelah selesai makan"
eka dan airin mempersiapkan semua keperluan mereka sebelum makan, eka mencari beberapa kursi dan meja yang masih bisa di pakai, setelah persiapan selesai keduanyapun makan bersama, setelah makan eka memberi tahukan apa yang dia lihat,
eka "sebagian desa ini hancur karena terbakar, aku melihat asal api itu dari hutan"
airin "bagaimana kalau kita melihat ke dalam hutan dan mencari tau hewan apakah yang telah menghancurkan desa ini"
eka dan airin pun bergegas pergi menuju hutan, mereka ingin tau hewan apa yang telah menghancurkan desa ini, setibanya di dalam hutan, airin dan eka menemukan beberapa pohon yang hangus dan beberapa bekas cakaran di pohon, semakin dalam memasuki hutan airin dan eka menemukan semakin banyak pohon yang hangus terbakar, airin hanya memandangi pohon pohon yang hangus, saat airin sedang memandangi pohon yang hangus eka menemukan sebuah sarang, sarang itu terbuat dari pohon pohon yang hangus dan telah menjadi arang, ukuran sarang itu agak besar tetapi hewan yang tinggal di dalam sarang tidak ada, eka melihat kedalam sarang dan tidak menemukan apa apa, saat airin melihat sarang dia mulai mengingat sesuatu, airin berteriak ke arah eka, dan menyuruhnya untuk pergi menjauh dari sarang, eka berjalan ke tempat airin, sesampainya eka di hadapan airin, airin langsung menggenggam tangan kiri eka dan menyeretnya untuk berlari, kedua orang itu pun berlari meninggalkan sarang, eka yang bingung bertanya pada airin,
eka "ada apa, kenapa kita harus lari ?"
airin "sarang itu di huni monster berbahaya, selagi monster itu belum kembali sebaiknya kita pergi secepatnya"
kedua orang itu berlari dengan cepat, mereka berlari menerobos hutan hingga akhirnya sampailah mereka di tempat serigala yang tadi di tinggalkan, setelah berlari cukup jauh eka dan airin kelelahan, mereka berdua terengah engah, airin berkata,
airin "hah hah sukur lah hewan itu tidak ada di sana"
eka "hah hah ada apa ?, kenapa kita harus berlari seperti ini ?"
airin "itu tadi sarang wyvern, jika kita sampai berususan dengan monster itu kita akan membutuhkan waktu yang panjang"
eka "apakah monster itu juga yang kita cari"
airin "bukan, wyvern memliki ukuran yang lebih kecil"
eka "kenapa kita harus berlari, bukankah lebih baik kalau kita menghabisi hewan itu"
airin "dengan kondisimu yang seperti ini akan membuatku bekerja lebih keras, apakah kau lupa kalau kau pernah melarangku bertarung, dan kau sendiri yang akan mengatasi pertarungan"
eka "tcih, kau benar"
airin mengambil kantong plastik yang berisi tanaman yang dia kumpulkan tadi, lalu menarik salah satu kaki serigala, eka hanya melihat apa yang sedang airin lakukan, serigala tidak bergerak sama sekali saat airin menarik hewan itu,
eka "semangat dan lebih kuat lagi"
airin menoleh ke arah eka, dia terlihat agak kesal, dan berkata pada eka,
airin "aku akan membantumu membawa hewan ini, kenapa kau hanya melihat saja dari sana"
eka "yaahh kembalilah terlebih dahulu, aku akan membawa hewan ini sendiri"
airin "aku tidak peduli jika kau tersesat, aku tidak akan mencarimu"
eka "hei kenapa kau terlihat kesal"
tanpa berkata kata airin pun pergi meninggalkan eka, melihat hari masih siang eka merasa kalau dia tidak akan tersesat, setibanya airin di rumah dia langsung mengeluarkan tanaman dari kantung plastik, tanaman langsung di pilah pilah oleh airin, tanaman obat di simpan di sebuah toples plastik, penyedap masakan di simpan di dalam lemari, dan untuk dimasak dia taruh di atas meja, selesai memisahkan tanaman airin mendengar pintu di ketuk beberapa kali, airin merasa kalau eka telah kembali dari hutan dan segera membuka pintu, tetapi saat pintu di buka ternyata yang datang bukanlah eka.
eka keluar dari hutan menyeret serigala besar dengan lengan kirinya, sesampainya di rumah eka mencari airin, setelah melihat sekeliling rumah eka sama sekali tidak menemukan airin, eka melihat tanaman yang tadi di bawa airin ada di aras meja, eka mencoba mencari di sekeliling desa, setelah mengelilingi desa eka masih belum menemukan airin, eka berfikir mungkin airin sedang mencari barangnya yang jatuh di tengah hutan, diapun kembali ke rumah, saat eka masuk ke rumah eka melihat secarik kertas di meja, eka melihat kertas itu dan membacanya,
"teman wanitamu sedang bersama kami, jika kau ingin dia selamat maka pergilah ke kota"
setelah mebaca surat itu eka terlihat kesa, eka menyalakan rokok sambil berfikir siapa yang telah menculik airin, dia merasa para pereman lah yang telah membawa airin, eka berfikir kalau para pereman masih memiliki dendam dengannya, setelah memutuskan siapa pelakunya eka langsung bergegas pergi ke kota, baru beberapa langkah dia dari rumah tiba tiba seseorang sudah datang menghadang eka, orang yang menghadang eka adalah lia, dia membawa senjata tombak besinya di punggung, setelah melihat eka lia langsung bersiap dengan senjatanya,
lia "hei laki laki sialan, aku ada urusan denganmu"
eka menghisap rokoknya lalu berkata,
eka "huuff kau wanita yang waktu itukan, terimakasih sudah menolongku, dan aku minta maaf saat ini aku sudah memliki urusan lain jadi aku tidak dapat melayanimu"
lia dengan tatapan marah menjawab,
lia "aku aku tidak peduli dengan urusanmu tapi kedatanganku kemari untuk menyeretmu"
lia mengatakannya sambil menghantamkan tombaknya ke arah eka,
eka menghindari hantaman tombak lia, lalu berkata,
eka "ahh sialan, padahal aku sedang terburu-buru saat ini"
lia "apapun yang terjadi aku tidak akan membiarkanmu pergi, jika kau melawan aku tidak peduli kau sedang terluka, bagaimanapun caranya aku harus menyeretmu hidup hidup sekarang"
eka "ohh sialan, banyak sekali masalah untuk hari ini"
tanpa basa basi lagi lia langsung menyerang dengan tombak besinya, tombak lia di ayunkan ke arah eka, eka menghindari setiap ayunan serangan lia, dan dia berusaha meraih tombak lia dengan lengan kirinya, saat eka berhasil meraih tombak lia dia berusaha merebut senjata itu, genggaman lia yang kuat membuat eka kesusahan merebut senjata lia, dengan lihainya lia memutar tombaknya dan membuat eka melepaskan tombaknya, setelah eka melepaskan senjata lia, sebuah tusukan langsung mengarah ke wajah eka, eka yang kaget berusaha menghindari tusukan, pipi kiri eka terkena goresan saat menghindari tusukan lia, eka kembali meraih tombak lia dengan lengan kirinya saat lia menusukkan tombaknya, lia berusaha melepaskan tombaknya dari eka, lia dengan kuat menarik tombaknya akan tetapi di saat yang sama kaki kanan eka melesatkan tendangan ke wajah lia, lia melepas genggaman pada tombak dan langsung menahan tendangan eka yang melesat ke arahnya, lia terdorong beberapa langkah karena tendangan eka, dan aka berhasil mendapat tombak lia di tangan kirinya, eka melempar tombak besi ke arah lia, tombak itu langsung menancap ke tanah di samping lia,
eka "aku tidak punya waktu bertarung denganmu, sebaiknya kau kembali di lain waktu"
lia tampak marah dan langsung meraih tombaknya, lia langsung menyerang eka dengan tombaknya, eka menghindari setiap serangan lia tapi pakaian dan perban eka tergores karena ayunan bilah tombak lia, melihat gerakan lia yang menjadi cepat eka pun berlari menjauhinya, lia yang marah tidak membiarkan eka berlari, eka melihat lihat setiap rumah yang ada di desa, dia terlihat mencari sesuatu, lia yang mengejar eka dari belakang memukul batu yang berserakan dengan tombaknya, sebuah batu mengenai punggung eka tetapi dia tidak menoleh sama sekali, akan tetapi saat sebuah batu mengenai kepala eka diapun jatuh ketanah, melihat eka yang sedang jatuh lia langsung melompat sambil menghantamkan tombaknya ke arah eka, eka segera bangkit dan melompat menghindari serangan lia, dia kembali berlari ke salah satu rumah dan bersembunyi di dalam rumah, tanpa ragu lia langsung memasuki rumah, saat lia berada di dalam rumah eka langsung memukul lia, lia menahan pukulan eka dengan tombaknya, setelah pukulan eka berhasil di tahan lia memutar tombak dan mengarahkan bilanya pada eka, eka menghindari ayunan tombak lia, tombak pun melesat ke arah dinding, ujung bilahnya tombak menancap dan tersangkut di dinding, lia yang tidak dapat menarik tombaknya langsung melesatkan pukulan ke arah eka, eka terkena pukulan lia tepat di wajahnya dan dia terdorong hingga ke dinding, lia kembali meraih tombaknya dengan kuat lia mengayunkan tombaknya yang tersangkut ke arah eka, eka melompat ke salah satu ruangan di dalam rumah untuk menghindari ayunan lia, eka melihat ayunan bilah tombak lia menggores tembok yang di laluinya, eka mulai berfikir kalau membawa lia ke tempat sempit merupakan ide buruk, tiba tiba lia merobek lengan bajunya dan menunjukan otot di kedua lengannya,
eka "hei kau sebenarnya wanita ataukah gorila ?"
lia "haaaaaaa"
lia dengan kuat mengayunkan tombaknya dan menghancurkan dinding rumah, eka menghindari setiap ayunan lia dan berusaha menyerang dengan pukulannya, kondisi di dalam rumah yang sempit membuat gerakan eka sedikit terganggu, saat eka mencoba memukul lia, pukulan itu malah menjadi bumerang untuknya dan dia malah terkena ayunan tombak besi lia, eka terlempar hingga menabrak dinding, dinding yang eka tabrak hancur dan dia melesat hingga keluar dari rumah, tapi eka tidak menerima luka fatal karena bilah tombak tidak sampai mengenai eka, eka melihat kondisi rumah yang hampir roboh karena amukan lia, diapun kembali masuk dan berusaha membuat lia menyerang dinding rumah, melihat eka yang kembali masuk ke dalam rumah, lia langsung menyerang eka dengan tusukan tombaknya, eka menghindari tusukan dan langsung memukul lia,
eka "ayo gorila, apa hanya itu yang kau bisa"
mendengar kata kata eka lia menjadi semakin marah, dia langsung mengayunkan tombaknya ke arah eka, tanpa sadar lia menghancurkan dinding rumah dengan tombaknya, eka terus bergerak memancing serangan lia, lama kelamaan dinding rumah miring kedalam, bangunan rumah yang telah rapuh kini mulai berjatuhan, lia dan eka masih melanjutkan pertarungan di dalam rumah walau kondisinya sudah hampir roboh, hingga akhirnya eka menendang ayunan tombak lia dan membuat senjata itu menancap di dinding, lia dengan kuat mengeluarkan tombaknya yang menancap di dinding rumah, eka pun berlari keluar dari rumah setelah lia mengeluarkan tombaknya, setelah eka berhasil keluar dari rumah tiba tiba atap rumah jatuh menimpa lia, dinding rumah ikut roboh menimpa lia, rumah pun hancur dan mengubur lia dalam reruntuhan, eka yang merasa lia sudah tidak dapat bertarung lagi, dia pun langsung berjalan pergi, setelah beberapa langkah berjalan tiba tiba bongkahan dinding di lempar ke arah eka, eka melompat menghindar, eka melihat ke reruntuhan rumah ternyata lia sudah berdiri dan ingin melanjutkan pertarungan, kondisi lia sudah di penuhi luka akibat tertimbun reruntuhan rumah, melihat lia yang terluka eka pun berkata,
eka "hei sebaiknya hentikan saja, kau sudah tidak dapat melanjutkannya"
lia "apa yang kau katakan, apakah kau mulai takut"
merasa kesal karena perkataan lia, eka pun berkata,
eka "baiklah aku akan membuatmu pingsan agar kau menjadi lebih tenang"
lia berlari ke arah eka dan langsung menusukkan tombaknya, melihat serangan lia membuat eka langsung melesatkan pukulan, tombak lia berhasil menggores dada kiri eka akan tetapi pukulan eka mengenai tepat di wajah lia, lia terdorong hingga hampir jatuh ke tanah, sebelum lia jatuh ke tanah dia menarik tombaknya dan menahan jatuhnya dengan tombaknya, melihat lia yang hampir roboh eka kembali melesatkan pukulan pada lia, akan tetapi lia dengan cepat kembali bangkit dan memutar tombaknya, dia langsung mengayunkan bilah tombak ke arah eka, sebelum tombak mengenai, eka menahan ayunan dengan lengan kananya agar bilah tombak tidak sampai melukainya, setelah tombak berhasil di tahan eka terus melesatkan pukulan dengan lengan kirinya, lia berusaha menghindari pukulan eka tetapi dia sudah terlambat, lia terkena pukulan eka dan terdorong hingga menabrak dinding, lia terjatuh ke tanah setelah menabrak dinding, dia langsung kembali bangkit lalu berkata,
lia "sial, aku tidak mengira untuk bisa menyeretmu hidup hidup akan sesulit ini"
eka menyalakan rokok sambil berkata,
eka "ayolah aku bertarung dengan kondisi terluka, apakah sangat sulit untuk bisa mengalahkan ku"
lia "jangan sombong dulu yang selanjutnya akan jadi serangan yang sangat kuat"
setelah mengatakannya lia berjalan mendekati eka sambil mengangkat tombaknya dengan kedua tangan, eka tersenyum dan langsung melesat ke arah lia, saat jarak kedua orang itu berdekatan lia langsung menghantamkan tombaknya dengan sekuat tenaga, melihat hantaman kuat yang mengarah padanya membuat eka langsung melesatkan kakinya ke arah tombak lia, di saat hantaman mengenai kaki eka, tiba tiba tombak lia terlempar dan berputar di udara, melihat tombaknya yang terlempar jauh membuat lia tercengang, lia pun akhirnya menggunakan kedua tangannya, saat lia akan memukul eka tiba tiba pukulan eka melesat dan mengenai tepat di wajah lia, lia pun akhirnya roboh ke tanah setelah menerima pukulan eka, lia langsung pingsan dan tidak dapat melanjutkan pertarungan.
di sebuah bagian kota terlihat beberapa petarung membawa airin ke sebuah pabrik terbengkalai, pabrik itu memiliki bangunan yang besar dan luas,akan tetapi kondisinya tidak terawat dan sebagian bangunan terlihat rusak, dengan tangan terikat airin memasuki pabrik bersama para petarung, pabrik itu memiliki banyak bangunan yang sudah tidak terawat, di dalam pabrik ternyata banyak sekali petarung, para petarung itu saling bertarung satu sama lain, airin melihat para petarung itu memiliki urat hitam di tangan mereka, urat itu mengingatkan airin dengan orang orang yang pernah dia temukan di kota, para petarung itu bertarung dengan sangat brutal hingga salah satu dari petarung tumbang dan tidak dapat berdiri lagi, di saat airin di bawa para petarung melewat ruangan besar itu, banyak dari petarung yang melihat ke arah airin, semua petarung memeliki tatapan yang tajam dan haus akan pertarungan, selesai melewati ruangan petarung airin di bawa ke tempat di mana pak tua berada, pak tua terlihat sedang marah pada seorang laki laki,
pak tua "kau tau apa yang telah kau lakukan, kau sudah merusak rencana ku, bagaimana kau akan memperbaikinya sekarang"
pria menjawab "tapi dia mengganggu anak buahku"
pak tua "aku tidak peduli dengan sampa-sampahmu, jika kau tidak bisa membawa laki laki itu maka kau tidak akan menerima jatah untukmu lagi"
dengan kesal laki laki itu pergi, meninggalkan pak tua, saat pria itu berbalik airin melihat lengan kiri mesin pria itu, dengan tatapan tajam airin menatap pria itu pergi, pria lengan mesin berpapasan dengan airin saat pergi keluar, dia melihat airin yang menatapnya dengan tajam dan berkata,
pria lengan besi "wanita rendahan apa yang sedang kau lihat"
dengan tatapan dingin dan nada yang tenang airin menjawab
airin "bukan apa apa"
para petarung yang membawa airin berkata pada pak tua "kami hanya menemukan wanita ini saat pergi ke tempat laki laki itu"
pak tua "kenapa kalian membawanya?
petarung "mungkin jika kita membawanya laki laki itu akan datang kemari, untuk menyelamatkan wanita ini"
pak tua "bagus sekali, dengan begini dia akan kemari bagaimanapun yang terjadi"
airin yang mendengar percakapan itu bertanya,
airin "maaf, memang ada urusan apa kalian dengan eka"
pak tua "jadi nama laki laki itu eka ya, hmm kami hanya ingin melakukan sedikit percobaan padanya, (suara pak tua menjadi berat) jadi kau sebaiknya tidak melakukan hal macam macam sampai laki laki itu datang kemari"
pupil mata airin memutih setelah mendengar perkataan pak tua dan dia berkata,
airin "sebaiknya kau juga tidak meremehkanku ataupun laki laki itu"
airin mengatakannya dengan tatapan yang tajam dan suara yang menekan,
pak tua yang melihat airin menjadi kaget dan sedikit ketakutan, dia pun berkata pada petarung yang membawa airin,
pak tua "bawa dia keruang tahanan, jangan sampai dia lepas dari pengawasan kalian"
mendengar perintah pak tua membuat para petarung langsung membawa airin, diapun di bawa menuju ke ruang tahanan, saat dalam perjalanan menuju ruang tahanan airin melihat ke salah satu ruangan di dalam bangunan pabrik, ada seseorang yang melakukan eksperimen aneh dengan membuat obat obatan, ada pula yang sedang mengutak atik sebuah monster di sebuah ruangan, airin tidak dapat melihat semua yang ada di dalam ruangan karena petarung yang menyeretnya berjalan terlalu cepat, sesampainya airin di ruang tahanan para petarung langsung memasukkan airin kedalam sel, mereka mengunci pintu sel airin lalu meninggalkanya, didalam sel airin hanya melihat ikatan di lengannya, dia bisa saja melepaskan ikatan itu dengan mudah tetapi dia memilih duduk dan menunggu eka menyelamatkannya, airin menunggu sambil berkata,
airin "dengan kondisinya yang seperti itu apakah dia bisa menyelamatkan ku, hmm mungkin aku harus mengujinya, aku ingin tau seberapa kuat sebenarnya laki laki itu"
setelah mengatakannya airin melihat di dalam sel lain, ternyata banyak bergelimpangan mayat orang orang yang memiliki urat hitam di tangan mereka, beberapa orang berteriak karena rasa sakit yang karena rasa sakit yang mereka rasakan, dari salah satu sel seorang anak kecil melihat ke arah sel airin, tiba tiba anak kecil itu memanggil airin,
anak kecil "kakak, apakah kau kak airin ?"
airin melihat sel dimana anak kecil itu memanggilnya, airin berkata,
airin "siapa disana ?"
anak kecil itu berjalan menuju keluar dari gelapnya sel, ternyata anak kecil itu adalah ica,
ica "ternyata benar kak airin, bagaimana kakak bisa sampai di bawa ke sini"
airin "mereka sebenarnya mengincar eka, tapi saat itu aku sedang di rumah jadi mereka membawaku agar eka datang kemari, bagaimana dirimu ica"
ica "mereka menyuruh kak lia melakukan sesuatu, jika kak lia berhasil maka aku akan di bebaskan"
mendengar kata kata ica airin tersenyum dan berkata,
airin "jangan khawatir ica, tunggulah sebentar lagi, jika kakakmu tidak datang maka eka lah yang akan datang menolong kita"
ica "bukankah kak eka masih terluka ?"
airin "tenang saja, dengan kondisinya yang perti ini pun dia pasti dengan mudah menyelamatkan kita"
ica "di sini banyak orang orang jahat dan kuat, aku tidak yakin kak eka bisa selamat kalau dia benar benar datang ke sini"
airin hanya tersenyum mendengar perkataan ica, dia dengan tenang mencoba melepas ikatan di tangannya.
kembali ke desa, eka mengikat lia yang sedang pingsan di belakang rumah, setelah mengikat lia eka pergi, setelah beberapa saat eka kembali membawa ember berisi air, dia menyiramkan air di ember pada lia yang masih pingsan, lia membuka mata karena air yang mengguyurnya, eka yang melihat lia masih belum bergerak merasa kalau lia masih tidak sadarkan diri, diapun kembali mengambil air dan menyiramkannya pada lia, lia langsung terbangun dan berteriak,
lia "aku sudah sadar sialan"
melihat lia telah sadar eka berhenti menyiramkan air, dia langsung melempar ember yang dia gunakan lalu bertanya pada lia,
eka "apa yang membuatmu kemari dan menantangku ?"
lia "untuk apa aku mengatakannya padamu"
lia mengatakannya sambil berusaha bergerak tapi tidak bisa, kedua tangan dan kakinya terikat,
eka "baiklah aku tidak punya waktu untuk memaksamu berbicara, jika kau masih bersikeras untuk tutup mulut maka aku akan meninggalkanmu di sini"
lia "baik akan ku katakan, tapi lepaskan dulu ikatan ini"
eka "jika aku bodoh maka akan kulepas itu"
eka mengatakannya sambil berjalan pergi meninggalkan lia,
lia "sial, akan pergi kemana kau ?"
eka "airin sedang di culik, kemungkinan pelakunya para pereman itu, jika airin tidak segera ku bebaskan ku rasa dia akan dalam bahaya"
lia "mungkin dalang dari semua ini adalah pak tua itu"
eka berhenti berjalan setelah mendengar perkataan lia, dia langsung berbalik dan bertanya pada lia,
eka "apa yang sebenarnya kau sembunyikan ?"
lia "jika kau ingin tau semuanya maka bebaskan dulu aku"
eka "baiklah jika itu memang yang kau inginkan, tapi jika kau masi bersikeras melawan, aku akan berlari ke kota dan tak mempedulikan mu"
eka melepas ikatan lia, beberapa saat setelah terlepas lia langsung melompat meraih tombaknya, dan kembali menantang eka untuk bertarung,
eka "cewek goblok, padahal aku sudah berfikir kalau dia pasti akan melakukan ini, kenapa aku tetap melakukannya sial"
lia "aku tidak mungkin percaya padamu begitu saja"
eka "aku tidak peduli, aku akan pergi ke kota sekarang"
eka pun berlari menuju kota dan meninggalkan lia, sebelum mendapat informasi dari lia eka memutuskan menghajar para pereman terlebih dahulu, eka terlihat sangat terburu buru, melihat eka pergi lia langsung mengejarnya, dari belakang lia berusaha menyerang eka dengan tombaknya, eka yang menyadari serangan lia kini berusaha berlari dengan cepat, serangan lia pun tidak mengenai eka karena kecepatan berlari eka, eka pun meninggalkan lia di belakang dan memasuki hutan, dia berlari dengan sekuat tenaga agar bisa sampai ke kota lebih cepat, sesampainya eka di depan kota dia melihat 5 pereman menghajar orang orang yang akan memasuki kota, para pereman itu memiliki urat hitam yang sama seperti orang orang yang menghajar eka tempo hari, dengan tatapan kesal eka langsung menyerang pereman dengan tendangannya, tendangan eka melesat mengenai wajah salah seorang pereman hingga membuat pereman itu roboh di tanah, walau roboh pereman itu langsung bangkit lagi, walau petarung itu roboh karena serangan eka, tetapi pereman itu tidak merasa sakit sama sekali, para pereman yang melihat eka langsung tersenyum kegirangan, mereka merasa senang karena kedatangan seseorang yang dapat memuaskan hasrat bertarung mereka, para pereman pun langsung menyerang eka bersamaan, tak berselang lama lia sampai di depan kota, dia melihat eka sudah bertarung melawan para preman, merasa lawannya akan di rebut lia pun ikut melawan para pereman, dengan tombaknya lia menyayat 2 orang pereman, sayatan lia berhasil melukai kedua pereman tapi kedua pereman itu seperti tidak merasakan sakit saat tubuh mereka terkoyak, lia pun akhirnya mengayunkan tombak dan membuat kedua pereman terlempar, akhirnya kedua pereman itu melihat lia, kedua pereman itu merasa mendapat lawan lagi untuk memuaskan nafsu bertarung mereka, eka yang tadinya melawan 5 pereman kini hanya melawan 3 dengan mudah eka merobohkan para pereman, akan tetapi mereka dengan cepat kembali berdiri lagi,
eka "hei bukankah tadi jumlah kalian ada 5 orang, kemana yang lain"
eka mencari 2 pereman yang tiba tiba tidak ada, dia akhirnya menemukan kedua pereman itu ternyata sedang bertarung dangan lia,
eka "sial wanita itu mengganggu sekali"
3 pereman yang bangkit langsung menyerang eka secara bersamaan, eka menghindari tiap serangan pereman sambil menyiapkan pukulan kuat untuk menumbangkan mereka, dirasa tenaga eka telah cukup dan celah untuknya menyerang sudah terlihat, eka pun melepaskan pukulan dengan lengan kirinya, pukulan itu mengenai perut salah seorang preman dan membuatnya terlempar hingga menabrak salah seorang pereman di belakangnya, dua dari tiga pereman roboh karena serangan eka, salah seorang pereman lagi berusaha menyerang eka dengan senjata, dia mengambil sebuah balok kayu dan menghantamkannya pada eka, eka menghindari hantaman sambil melesatkan tendangan ke kepala pereman dengan kaki kirinya, tendangan kuat eka membuat kepala pereman menghantam tanah dengan keras, 3 pereman yang eka hadapi kini sudah roboh, beralih ke lia dia kelihatannya mulai serius menghadapi para pereman, dengan kekuatan tangan dan kelincahannya menggunakan tombak, tubuh para pereman tersayat dengan parah, walau mereka mengeluarkan banyak darah kedua pereman itu seperti tidak merasakan apapun dari luka mereka dan terus menyerang lia, lia yang sudah kesal kini dengan kuat mengayunkan tombak besinya, otot di kedua tangan lia terlihat membesar saat melakukan ayunan itu, kedua pereman terkena ayunan kuat lia dan mereka terlempar hingga menabrak pepohonan hutan, kedua pereman itupun tidak bergerak setelah menerima serangan kuat lia, kini dari 5 pereman semua sudah di robohkan eka dan lia, salah seorang pereman yang eka hadapi bangkit dan dia terdiam melihat rekan rekannya telah tumbang, eka yang melihat pereman itu bangkit langsung bertanya,
eka "hei sialan kemana kau membawa teman ku ?"
pereman yang mendengar pertanyaan eka hanya diam, tiba tiba pereman itu mengambil plastik berisi obat di sakunya, lia terlihat panik dan berkata,
lia "berhenti, jangan gunakan benda itu !"
pereman membuka plastik dan memakan semua obat yang ada di dalamnya, lia berlari ke arah pereman dia berusaha menghentikan pereman sebelum terlambat, eka hanya diam menyalakan rokok, ketika semua obat telah di makan pereman, lia yang terlambat menghentikan pereman langsung berlari ke arah eka dan menyeretnya, tiba-tiba tubuh pereman membesar, ototnya menjadi kekar dan urat di seluruh tubuhnya menghitam, lia yang menyeret eka berkata,
lia "kenapa kau tidak menghentikannya tadi"
eka melepaskan dirinya dari lia dan berkata,
eka "hanya obat pereda rasa sakit apa yang harus ku khawatirkan"
lia "bodoh itu bukan obat biasa"
tiba tiba sebuah rongsokan mobil melayang ke arah eka dan lia, eka langsung mendorong lia dan dia melompat menghindari mobil, pereman melihat eka dengan tatapan yang sangat marah, pereman langsung menerjang dan menyerang eka dengan membabi buta, eka menghindari setiap serangan brutal pereman, sembari menghindar eka mencari celah menyerang pereman, akan tetapi eka tidak sadar semakin lama menghindar gerakannya akan semakin terbatas karena bangunan di kota, hingga akhirnya eka pun terpojok, eka kini berada di pojokan dinding bangunan, dia akan kesulitan menghindari serangan pereman, walau berada dalam kondisi sulit eka tersenyum, entah apa yang sedang dia pikirkan eka pasti merencanakan sesuatu, pereman melesatkan pukulan pada eka, melihat pukulan pereman eka pun bersiap melakukan sesuatu dengan pukulan yang melesat ke arahnya, sebelum eka melakukan sesuatu tiba tiba lia melompat ke arah pukulan pereman, dengan hantaman tombaknya lia membelokkan serangan pereman, serangan pereman pun berbelok mengenai dinding di sebelahnya, dinding yang terkena pukulan tiba tiba runtuh, eka dan pereman yang berada di bawahnya akan tertimbun runtuhan dinding, dengan cepat lia menyeret eka menjauh dari runtuhan dinding, setelah selamat dari runtuhan dinding eka kembali melepaskan dirinya dari lia lalu berkata,
eka "kenapa kau selalu menggangguku"
lia "apakah kau sedang cari mati, aku harus menyeretmu hidup hidup sialan"
eka "hei cewek goblok, aku tidak akan pernah mau ikut denganmu"
"dduuaaakkkkk"
pereman bangkit lagi setelah tertimbun runtuhan dinding,
lia yang melihat pereman bangkit berkata,
lia "sebaiknya pergi daripada harus berurusan dengan orang itu"
eka "apakah kau takut ?"
lia "walau bisa mengalahkannya tapi pertarungan pasti memakan waktu yang lama, aku harus segera menyeretmu sebelum terjadi sesuatu pada ica"
eka "apa yang sebenarnya terjadi ?"
lia "aku tidak akan mengatakan apapun padamu"
eka "ayo kita bertaruh, jika aku bisa menumbangkan orang itu kau harus mengatakan semua yang kau ketahui, dan katakan apa yang sebenarnya terjadi, jika aku gagal kau bisa menyeretku hidup hidup"
lia "apakah kau sudah gila, pereman itu sudah kehilangan kesadaran karena efek obat, ukuran dan kekuatannya juga bertambah berkali kali lipat, jika kau melawannya dan gagal, kau pasti mati"
eka "aku berani bertaruh kalau aku pasti akan menghajarnya"
lia "coba saja, jika gagal aku akan menyeretmu sebelum kau mati"
eka tersenyum dengan rokok di mulutnya lalu dengan santai berjalan ke arah pereman yang mengamuk, pereman yang melihat eka langsung berlari, langkah kaki eka yang tadinya lambat kini jadi semakin cepat hingga membuatnya berlari, saat jarak pereman dan eka saling berdekatan keduanya saling melakukan serangan, pereman melesatkan pukulan ke arah eka, sedangkan eka melompat sambil menyiapkan sebuah uppercut dengan lengan kirinya, pukulan pereman melesat dan hampir mengenai tubuh eka, pukulan pereman melewati eka dan menghantam tanah dengan keras, saking kuatnya pukulan tanah yang tadinya rata pun menjadi retak dan sebagian retakan mencuat ke atas, eka yang melompat melepaskan pukulan uppercut nya ke arah dagu pereman, pukulan itu langsung membuat pereman menatap ke atas, keseimbangan pereman pun terganggu karena pukulan eka, tak berhenti di situ eka langsung menggunakan bahu pereman sebagai pijakan untuk melompat, eka melakukan back flip di atas pereman lalu menghantamkan tumit kanannya pada wajah pereman, seketika pereman itu roboh ke tanah setelah tumit eka menghantam wajah pereman, walau roboh pereman masih kembali bangkit dan berdiri, melihat pereman yang kembali bangkit eka langsung mengikat pergelangan tangan kanannya dengan perban, perban di tangan eka menjadi sangat tebal, setelah pereman berdiri eka mulai bersiap melakukan serangan terakhir untuk menumbangkannya,
eka "charge..."
sebelum pereman melesatkan serangan eka memukul perut pereman dengan lengan kananya terlebih dahulu,
eka "....punch"
pereman yang terkena pukulan eka langsung memuntahkan banyak darah dan terpental ke arah lia, lia yang melihat pertarungan itu hanya terdiam, tiba tiba pereman yang terpental melesat melewati lia hingga menabrak bangunan di belakang lia, seketika pereman langsung tidak sadarkan diri, lia terpaku setelah melihat kekuatan eka, setelah melakukan pukulan kuat itu eka merasa telapak tangannya kembali sakit, eka hanya dapat memegangi lenganya yang terasa sakit, di saat eka kesakitan lia berjalan mendekat, di saat lia sudah dekat dengan eka, eka pun berkata,
eka "hei aku sudah memenangkan taruhannya, sekarang katakan semuanya"
lia "aku tau, tapi bagaimana caranya kau melakukannya ?"
eka "aku hanya memukulnya, memangnya kenapa ?"
lia ingin tau bagaiman cara eka membuat pereman itu terlempar, tetapi eka terlalu bodoh untuk bisa mengetahui maksud lia, lia melihat eka yang memegangi lengannya, tiba tiba lia meraih tangan eka yang sakit, eka berteriak kesakitan saat lia meraih tangannya,
eka "hei bodoh apa yang kau lakukan"
lia membuka perban eka dan melihat telapak tangan eka, lia tidak menemukan sesuatu dari telapak tangan eka, eka yang merasakan kesakitan membuatnya menarik tangannya dari lia,
eka "daripada kau melihat tanganku sebaiknya kau katakan apa yang sebenarnya terjadi sekarang"
lia "baiklah, aku akan mengatakannya sambil berjalan"
eka "memangnya mau kemana kita ?"
lia "ke rumahku, menyembuhkan tanganmu lebih penting saat ini"
eka "memangnya kenapa ?"
lia langsung menyeret eka, dan mereka pun berjalan bersama, sambil berjalan lia berbincang dengan eka,
lia "pak tua sialan itu menculik ica, jika aku ingin lia di bebaskan, aku harus menyeretmu hidup hidup ke hadapan pak tua sialan itu, setelah melihatmu bertarung tadi aku berfikir kalau menyeretmu itu adalah hal yang mustahil bisa ku lakukan"
eka "lalu apa yang sekarang kau rencanakan ?"
lia "daripada harus menyeretmu lebih baik aku bekerja sama denganmu, pak tua memiliki rencana jahat dengan kota ini, aku tidak dapat menghentikannya sendirian, tapi saat aku melihatmu aku berfikir kalau kau bisa membantuku untuk menyelamatkan kota ini"
eka "aku tidak punya urusan dengan kota ini, untuk apa aku ikut campur"
lia "jika kau membantuku, aku akn membantumu menyelamatkan airin"
eka "tanpa kau bantu pun aku juga bisa menyelamatkannya, pereman pereman itu juga bukan apa apa untukku"
lia "apakah kau yakin, para pereman itu yang telah membuatmu babak belur waktu itu, jika kau pergi sendiri kau pasti hanya akan jadi samsak mereka lagi"
eka "apa yang kau katakan, aku tidak merasa mereka menghajarku, aku hanya hampir menghancurkan tanganku hari itu, tapi untuk sekarang berbeda, tanpa harus menghancurkan lenganku aku pasti bisa menghajar mereka semua"
lia "jika kau memang kuat aku mohon padamu untuk membantuku"
eka "untuk apa aku membantu orang yang tadi ingin menghajarku"
lia berhenti berjalan dan tiba tiba dia duduk memohon pada eka,
lia "aku mohon padamu bantu aku menyelamatkan kota ini dan adikku, aku akan memberikanmu semua uang yang ku punya"
eka yang melihat lia hanya diam, tiba tiba eka menyeret lia dan melanjutkan berjalan sambil berkata,
eka "untuk kali ini aku akan membantumu, aku berhutang budi karena kau telah menolongku waktu itu, aku juga tidak mungkin melupakan bantuan ica waktu itu"
lia "aku akan percaya padamu"
eka "sekarang kita pergi kemana, seharusnya kau yang memandu perjalannan ini sialan"
lia tersenyum dan menuntun eka, mereka berjalan melewati setiap jalanan di kota menuju rumah lia, di sebuah tempat eka berbelok membeli sesuatu, dan saat eka keluar semua sakunya telah penuh dengan rokok, setelah membeli rokok mereka melanjutkan perjalanan, di tengah perjalanan eka mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan bertanya pada lia,
eka "apakah kau tau dengan obat ini"
eka menunjukkan 2 butir obat hijau yang ada di sakunya pada lia,
lia "bagaimana kau bisa mendapatkan obat itu"
eka "pak tua memberikanku saat selesai bertarung, dia memasukkannya di dalam kantong uang, pak tua juga mengatakan kalau obat itu hanya pereda rasa sakit, saat aku menunjukannya pada airin dia melarangku menggunakannya, untuk berjaga jaga saja aku menyimpan beberapa di sakuku sebelum aku membakar obat yang lain"
lia "jika kau belum menggunakan obat itu kau harus bersyukur, kau bisa lihat sendiri orang orang yang kau lawan tadi adalah korban dari obat ini"
eka "memangnya ada apa dengan mereka, bukankah mereka jadi lebih kuat setelah memakai obat ini"
lia "obat ini memberikan kekuatan yang besar bagi pemakainya, tapi ada efek samping juga yang membuat obat ini berbahaya, mereka yang telah memakai obat ini akan menjadi haus akan pertarungan, pemakai obat ini dapat di tandai dengan urat mereka yang menghitam"
eka "jika cuman bertarung mungkin aku bisa terbiasa"
lia "bukan hanya itu saja, kau pasti sudah pernah melihat pemakai obat ini menjadi aneh bukan"
eka "aku dan airin pernah melihatnya, mereka mengeluarkan busa dari mulut mereka seperti seseorang yang keracunan bukan"
lia "itu adalah efek samping yang terjadi jika pemakai obat ini tidak menggunakam obat ini lagi dalam jangka waktu tertentu, dan kau tau apa yang terjadi setelahnya, mereka akan mati"
eka sedikit tercengang setelah mendengar perkataan lia,
eka "bagaimana dengan orang orang yang kita lawan tadi"
lia "beberapa dari mereka sepertinya sudah tidak bisa di tolong lagi"
eka melihat dua butir obat di tangannya lalu bertanya pada lia,
eka "untuk apa sebenarnya obat ini ?"
lia "aku tidak tau, tapi pak tua lah yang menyebarkan obat itu di dalam area pertarungan, dan para petarung juga menyebar obat itu pada orang orang di kota"
eka "jadi kau meminta bantuanku untuk menghentikan mereka"
lia "kau tau seberapa banyak orang mati di kota ini karena obat itu, aku hanya ingin tidak ada lagi korban di kota ini karena obat itu"
eka membuang obat yang tadi dia bawa lalu dengan kuat menginjak obat itu hingga hancur, setelah itu eka menyalakan rokok sambil bertanya pada lia,
eka "apakah rumahmu masih jauh ?"
lia "sebentar lagi kita sampai"
eka dan lia sampai di bagian kota yang ramai, banyak aktifitas yang di lakukan orang orang di bagian kota itu, banyak anak anak yang bermain di jalanan, mereka yang ada di bagian kota itu mengenal lia dengan baik, lia juga terlihat ramah terhadap orang orang di bagian kota itu, berbanding terbalik dengan saat dia bertarung tadi, lia dan eka terus berjalan hingga akhirnya sampai pada sebuah bangunan yang terlihat terbengkalai, bangunan itu memeiliki 3 lantai dan lantai paling atas sudah hancur menyisakan puing puing, dinding pada bagian bawah bangunan di penuhi dengan coretan, lia berjalan ke bangunan dia langsung membuka pintu dan berkata pada eka,
lia "masuklah, kita akan obati tangamu terlebih dahulu dan berbincang di dalam"
eka langsung berjalan masuk ke dalam bangunan, entah apa yang akan terjadi setelah ini, tetapi kedamaian kota ini sepertinya terancam dengan adanya obat yang di sebarkan oleh pak tua, dan mereka tidak tau dengan bahaya lain yang sedang menuju ke kota ini.