Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The skill: Glutonny

VillainBoyz
14
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 14 chs / week.
--
NOT RATINGS
149
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1 - Permulaan Yang Dilahal

Hujan turun deras, menyelimuti desa Lorne dalam keheningan yang mencekam. Di antara reruntuhan kuil tua yang kini hanya menjadi saksi bisu kehancuran, seorang pemuda berdiri kaku. Nafasnya terengah-engah, matanya merah oleh amarah dan air mata yang tak boleh ia tumpahkan.

Kael memandang reruntuhan yang dulunya rumah dan perlindungan bagi keluarganya. Tiga hari yang lalu, semuanya direnggut darinya- keluarga, teman, bahkan kepercayaannya di dunia. Semua atas nama "ritual suci" yang dilakukan oleh Ordo Cahaya, organisasi yang selama ini dia hormati.

"Kami hanya menjalankan tugas kami" kata pemimpin ordo itu sebelum ritual bermula.

"Pengorbanan ini adalah untuk kebaikan dunia."

Namun, bagi Kael, itu hanya alasan untuk kekejaman. Mereka telah meminta keluarganya untuk tujuan mereka sendiri, menggunakan alasan mulia untuk menutupi niat busuk.

Di tengah reruntuhan, sebuah lingkaran ritual yang telah hancur perlahan bersinar samar.

Simbol-simbol kuno memancarkan aura gelap, seolah masih menyimpan sisa kekuatan daripada ritual tersebut. Di tengah lingkaran itu tergeletak sebuah kristal hitam, berdenyut seperti jantung yang berdetak.

Kael melangkah mendekat, meski tubuhnya terasa berat. Begitu dia menyentuh kristal itu, sebuah suara bergema di dalam kepalanya.

"Kau memerlukan kekuatan untuk membalas dendam, bukan?"

Dia terdiam, matanya memandang kristal itu dengan tajam. "Siapa kau?"

"Aku adalah bayangan dari mereka yang telah dihancurkan, seperti dirimu. Jika kamu inginkan kekuatan untuk menghancurkan mereka, ambillah. Tapi ada harga yang harus kamu bayar."

Rasa ragu menghampirinya, tapi amarah lebih kuat daripada logika. Tanpa pikir panjang, dia menggenggam kristal itu. Rasa sakit yang tak terlukiskan menyelimuti tubuhnya. Dia berteriak, tubuhnya terbakar oleh tenaga gelap yang meresap ke dalam setiap serat ototnya.

Ketika rasa sakit itu mereda, Kael jatuh berlutut. Di dalam dirinya, dia merasa ada sesuatu yang berbeza.

Sebuah kekuatan yang gelap, penuh dengan potensi destruktif.

Kilatan petir menerangi kegelapan, dan di kejauhan, seekor raksasa serigala besar muncul dari bayangan hutan. Mata merahnya memandang Kael dengan lapar.

Makhluk itu menerkam tanpa ragu.

Kael berguling menghindar, tapi serangan itu membuatnya terhempas ke tanah. Dia menggenggam kristal di dadanya, berharap kekuatan baru ini dapat menyelamatkannya. Saat serigala itu melompat lagi, sebuah simbol hitam muncul di telapak tangan Kael.

Sebuah suara dalam fikirannya berbisik:

"Glutonny: Activation."

Namun, tubuh serigala itu tidak langsung runtuh seperti yang dia harapkan. Sebaliknya, suara itu kembali bercakap.

"Hanya dengan pukulan terakhir kau dapat melahap kekuatan mereka."

Kael tersentak. Jika dia ingin mengalahkan monster ini, dia harus melakukannya sendiri. Tubuhnya gemetar, tapi dia memaksa dirinya berdiri. Dengan gerakan cepat, dia mengambil pecahan batu tajam dari tanah.

Serigala itu menyerang lagi, dan Kael melompat ke samping, menggunakan batu itu untuk melukai leher makhluk itu. Darah mengucur deras, tetapi monster itu belum menyerah. Dengan sisa tenaganya, serigala itu menerjang, dan Kael tahu ini adalah kesempatan terakhirnya.

Dengan teriakan penuh kemarahan, dia menusukkan batu itu ke jantung serigala tepat ketika makhluk itu hampir menerkamnya. Serigala itu mengerang kesakitan sebelum akhirnya ambruk ke tanah, mati.

Seketika, tenaga hitam keluar dari tubuh serigala itu, mengalir masuk ke tubuh Kael. Dia merasakan kekuatan baru mengalir dalam dirinya, bersama dengan maklumat yang tidak difahami sebelumnya.

"Razor Claws: Kemahiran diperoleh."

Kael memandang tangannya yang kini berubah, dilapisi oleh cakar hitam yang tajam. Dia tertawa kecil, penuh dengan kepahitan.

"Hanya dengan pukulan terakhir, ya?" gumamnya sambil memandang langit yang kini mula cerah.

"Maka aku akan memastikan setiap pukulan terakhir adalah milikku."

Kael bangkit, meninggalkan jasad serigala itu di belakangnya. Dunia yang telah mengkhianatinya akan membayar mahal, satu nyawa demi satu.