"Hah, sudah sampai saja yah?" Lloyd menghela nafas saat melihat pintu masuk desa tepat berada di hadapannya.
Saat Lloyd masuk ke dalam desa, Lloyd yang masih menggendong Vyz menyuruhnya bangun. "Bangun Vyz kita sudah sampai." Dengan lembut Lloyd membangunkan Vyz.
Vyz yang sedang tidur terbangun sambil meneteskan air liur ke punggung Lloyd.
"Apa? Sampai?" Tanya Vyz masih dalam kondisi setengah tidur.
"Astaga kamu ini, lap dulu air liurmu." Suruh Lloyd.
Vyz kemudian mengusap air liur di mulutnya dengan lengan bajunya dan kembali bertanya apakah mereka telah sampai di desa.
Lloyd menganggukkan kepalanya. "Iya, kita sudah sampai di desa." Lloyd kembali menjawab pertanyaan Vyz.
"Kalau begitu, aku akan masuk ke dalam tubuh ayah lagi." Ucap Vyz sambil bersiap masuk ke dalam tubuh Lloyd.
"Tidak usah." Lloyd dengan santai menyuruh Vyz tidak melakukannya.
"Tapi-." Vyz mencoba menolak tapi Lloyd menyela. "Sudah, kamu tidak perlu menyembunyikan diri seperti itu."
"Baiklah." Meski tak setuju Vyz tetap mematuhi perkataan Lloyd.
Akhirnya mereka sampai di rumah Nessie, Lloyd kemudian menaruh hasil panennya di dekat rumahnya.
Tak lama dua orang wanita keluar, itu adalah kakak dan ibu Nessie, saat melihat banyaknya makanan mereka sama sekali tak menyangka Lloyd dapat melakukan hal yang rumit dengan mudah.
"Hebat juga kamu bisa bercocok tanam walau dengan kehadiran makhluk sialan itu, tapi siapa yang sedang kamu gendong itu?" Setelah melihat tumpukan buah, Sayr kemudian melirik dengan tatapan tajam pada Vyz.
Vyz menatap balik mata Sayr dengan tatapan sinis sambil menyembunyikan wajahnya di balik Lloyd.
"Umm, anak ini bernama Vyz anakku, kami dulu sempat terpisah tapi sekarang kami dapat bertemu kembali setelah sekian lama itu." Lloyd mencoba menjelaskan situasi nya pada Sayr yang mulai mendekat.
"Benarkah? Aku rasa itu sedikit aneh bukankah begitu?" Merasa kalau Vyz sedang emosi membuat Lloyd sedikit berkeringat.
"Aku tahu ini canggung dan membingungkan, tapi Vyz memanglah anakku, kami tinggal di planet yang sama. Planet kerth."
Lloyd melihat kalau penjelasannya tidak sama sekali membantu dan emosi dalam diri Sayr tetap ada.
"Itu berarti kau sudah menikah sebelumnya?" Sayr kembali bertanya dengan wajah serius.
"Tidak, dia ini anak angkat ku." Keringat semakin mengalir di kepala Lloyd saat dirinya menjawab pertanyaan Sayr.
"Baiklah kalau begitu! Ayo segera ke pesta pernikahanmu nak." Tiba-tiba ibu Nessie telah berada di samping ketiganya menengahi ketegangan di antara mereka.
Masih dengan keringat di wajahnya, Lloyd mengangguk setuju dengan perkataan Ibu, Sementara Sayr mulai menenangkan diri lalu tersenyum seraya menepuk kepala Lloyd.
"Aku percaya padamu." Ucap Sayr seperti tak terjadi apa-apa.
Vyz yang melihat kepala ayahnya di tepuk merasa kesal dan berusaha melepaskan tangan Sayr dari kepala Lloyd.
"Hei, lepaskan tanganmu." Vyz berusaha mendorong lengan Sayr tapi tak berhasil membuatnya semakin kesal.
"Astaga, kamu meski terlihat dewasa tapi masih memiliki sifat kekanak-kanakan ya?" Sayr berkata dengan senyuman sarkas pada Vyz.
Vyz kemudian turun dari gendongan Lloyd dan langsung mendekati Sayr sambil mencengkram pergelangan tangannya.
"Kau. lepaskan tanganmu dari Ayah." Mata zamrud Vyz kemudian bercahaya hijau dan meningkatkan tubuh nya dengan the essence.
Saat Vyz akan memukul wajah Sayr, Lloyd segera menahan pukulan Vyz menggunakan tangan kirinya yang seketika hancur tak bersisa.
Semua orang kecuali Lloyd itu sendiri sangat terkejut melihat tangan Lloyd hancur layaknya asap yang menghilang begitu saja.
"Ah, tanganku hilang." Meski tangannya hancur dengan jelas di hadapannya Lloyd seperti tak merasakan apa-apa.
"Ta-tangan, tangan ayah hancur!!" Lutut Vyz terasa amat lemas sampai-sampai menjatuhkan tubuhnya.
Sayr segera mengambil salah satu sisik nya dan mengubahnya menjadi kain pembalut o untuk menutupi pendarahan Lloyd yang parah sekali.
Lloyd dengan tenang menyuruh semuanya untuk tenang, membiarkan ia fokus 'memperbaiki' tangannya.
Seraya di perhatikan oleh semua orang Lloyd dengan santainya menggigit dan mengunyah ujung daging lengannya tanpa mengubah ekspresi sama sekali.
"Hei!!!" Semua orang terkejut saat melihat Lloyd mengunyah dagingnya sendiri tak terkecuali Vyz yang muntah.
Tapi sebelum bisa meraih Lloyd, Semua orang kembali terkejut melihat tangan Lloyd yang mengeluarkan api biru lalu perlahan menumbuhkan lengannya.
"A-Apa-apaan itu?" Jantung Sayr merosot menuju perutnya.
"Tenanglah, aku tahu ini memang sangat menjijikan tapi aku hanya merasa harus melakukannya."
"Kau memakan tanganmu sendiri, kau tahu seberapa menjijikannya itu?" Meski terlihat sangat marah, Sayr benar-benar khawatir melihat Lloyd yang acuh tak acuh dengan keadaannya sendiri.
"Umm... yah, aku memang selalu seperti ini sejak dulu." Dengan percaya diri Lloyd berusaha tidak membuat Sayr semakin Khawatir padanya.
Meskipun ingatannya masih belum sepenuhnya kembali, tapi Lloyd secara naluri tahu betul bagaimana menggunakan seluruh fitur tubuhnya.
Dan tak lama kemudian tangan Lloyd kembali seperti semula, layaknya tak terjadi apa-apa. Sementara Lloyd yang merasa biasa saja di lain sisi Vyz merasa ketakutan begitu pula dengan Sayr dan Ibu Nessie.
Mereka tak dapat melukiskan perasaan yang mereka alami dengan kata-kata. "Santai saja, aku kuat kok!" Kata Lloyd mencairkan suasana.
"Apakah ayah sama sekali tidak merasakan apapun, saat menggigit dan mengunyah daging ayah sendiri?" Tangan Vyz meraih celana Lloyd seraya bertanya dengan raut muka khawatir.
Saat menoleh ke arah Vyz dibawahnya, Lloyd menyadari kalau Vyz merasa bersalah dan menahan untuk tidak menangis.
'Astaga, anak ini memang selalu menyalahkan dirinya sendiri kalau ada masalah." Pikirnya sambil menghela nafas panjang.
"Hei, hei, bukankah ini sudah waktu nya melaksanakan pernikahan itu."
Lloyd mengalihkan topik dan mengubah semua sisik yang ia miliki menjadi pakaian formal dan segera pergi mempersiapkan diri.
Melihat Lloyd yang tidak mempedulikan dirinya sendiri membuat Vyz dan yang lainnya khawatir.
"Benarkah tidak apa-apa?" Sayr mulai mendekati dan meraih lengan Lloyd, memeriksa apakah tangannya benar-benar sudah sembuh.
Sekarang Lloyd sedang mengenakan kemeja putih yang dibalut dengan jas berwarna gelap dan celana panjang hitam.
Saat menggenggam lengan Lloyd itu, Sayr dengan wajah datar menampar lengan Lloyd dengan keras.
"Hei! Kenapa kamu memukulku?!" Terkejut dengan apa yang dilakukan Sayr, Lloyd berteriak membuat Sayr tersenyum.
"Kamu memang baik-baik saja, kalau begitu ayo pergi sana temui wanitamu di balai desa, Lloyd!"
Ia disuruh segera datang ke balai desa karena Nessie ada disana menunggu kedatangan Lloyd.
Lloyd segera mengangkat Vyz yang masih terduduk lemas di tanah dan menyuruhnya masuk kedalam tubuhnya.
Vyz patuh dan langsung masuk kedalam tubuh Lloyd. Matanya memancarkan antusaisme kuat, tak sabar melihat penampilan Nessie.
Ia berlari dengan cepat menuju balai desa sambil diikuti oleh Sayr dan ibu. Sambil berlari, Lloyd merasakan ada sesuatu di tubuhnya.
'Vyz! Aku merasakan sesuatu di tubuhku yang aneh, bisakah kamu memeriksanya?'
Lloyd menggenggam kepalanya sambil menyuruh Vyz. 'Ah, baiklah ayah!!' Tanpa basa-basi Vyz langsung menganalisis seluruh sel di tubuh Lloyd.
Satu detik setelahnya, Vyz dengan perasaan bingung memberitahu Lloyd kalau tidak ada apa-apa si tubuhnya.
'Maaf, aku tidak berguna!' Vyz mulai menangis merasa dirinya tidak berguna.
'Tidak apa-apa, kamu sudah memeriksa semuanya kan?'
'Iya sudah, aku tidak merasakan apa-apa selain energi The Essence yang berdetak di jantung dan otak ayah.'
Katanya sembari mengusap air matanya. Masih dengan perasaan mengganjal di tubuhnya Lloyd berusaha mengabaikannya.
'Sudahlah, yang lebih aneh lagi bagaimana kamu bisa ada di imajinasiku?' Pertanyaan absurd dari Lloyd membuat Vyz sedikit kebingungan.
'Mudahnya, aku masuk kedalam otak ayah lalu masuk kedalam bagian otak yang berfungsi untuk membayangkan sesuatu.' Jelasnya.
'Oh, ok.' Balas Lloyd dengan singkat.
Merasa semamin kebingungan Vyz bertanya pada Lloyd tentang hal yang dibicarakan sebelumnya.
'Bagaimana dengan sesuatu aneh yang ada di tubuh ayah?' Tanya Vyz canggung.
'Lupakan saja." Jawab Lloyd dengan senyuman terpasang di wajahnya.
Masih bingung Vyz mengiyakan perkataan Lloyd tanpa menanyakannya lebih lanjut. Tanpa sadar mereka telah sampai di balai desa dimana semua orang sedang menunggu.
Disana Lloyd melihat banyak sekali hidangan berjejer mengitari tempat itu. "Wah, banyak sekali ya? Meski dengan bahan seadanya mereka tetap bisa mengolahnya."
Lloyd menyampaikan rasa kagum nya dengan warga desa yang begitu hebat dalam mengolah bahan makanan.
"Hebat bukan? Itulah kemampuan kami dalam inovasi!" Suara datang dari belakang.
Lloyd mengenalinya dan lnagsung membalikkan badannya dengan perasaan antusias yang menyelimutinya.
"Nessie!" Saat melihat Nessie, Lloyd tak bisa berkata-kata.
Nessie mengenakan pakaian yang mirip dengan nya, kemeja hitam panjang dan celana putih. Tanpa adanya riasan menempel di wajahnya disertai rambut coklat pendeknya yang terdapat kunciran kecil di depan telinga.
'Imut.' Hanya itulah yang dapat dipikirkan Lloyd saat melihat penampilan Nessie seperti wanita kantoran yang sempurna.
"Hahaha, kamu terlihat aneh." Lloyd melontarkan perkataan sarkas pada Nessie menutupi isi hatinya.
"Heh, kamu kira aku akan termakan perkataanmu lagi. Tentu saja tidak lagipula ini pakaian adat kami."
Saat Nessie membalas perkataan Lloyd dengan diiringi tatapan sinis. Tingkah Nessie yang kembali berubah membuat Lloyd merasa sedikit terintimidasi.
Lloyd kemudian segera mendekati Nessie secara perlahan dan saat dirinya berada tepat dihadapannya.
Nessie merentangkan tangannya seperti ingin di berikan pelukan tapi Lloyd malah memberikan tepukan dikepalanya sambil tersenyum.
Nessie tak mempermasalahkannya. "Hei, bukankah aku sudah merentangkan tanganku? Kenapa kamu tidak langsung peluk aku saja?" Tanyanya membalas senyuman Lloyd.
"Baiklah kalau begitu jangan salahkan aku kalau kamu tak bisa lepas nanti."
"Silahkan saja." Nessie menerima tantangan Lloyd.
Mereka berdua berpelukan dengan lembut, menciptakan suasana hangat di sekeliling mereka.
"Astaga, kalian ini. Ayo cepat masuk kedalam sana." Kata ibu menunjuk kubus yang terbuat dari kayu.
"Eh? Ah! Baik ibu!" Nessie segera memahami perkataan ibu dan segera berlari menuju kubus itu sambil bergandengan tangan.
Meski masih ingin memeluk Nessie lebih lama Lloyd terpaksa melepaskannya dan ditarik Nessie.
Mereka berdua tersenyum dan tertawa menikmati suasana yang terpancar menyelimuti desa itu.
"Ayo selesaikan acaranya dan kamu boleh melakukan apapun yang kamu inginkan denganku." Nessie dengan santainya berkata pada Lloyd.
Lloyd tersipu malu mendengar perkataan Nessie tapi ia tetap dapat menjaga ketenangannya. "Jangan menyesal, ya." Kata Lloyd dengan perasaan geli.
"Tunggu saja." Balas Nessie.