Chereads / ARAKATA; The Guardian / Chapter 14 - Mengamuk

Chapter 14 - Mengamuk

Suara ledakan menggema, suhu malam menjadi hangat, cahaya bersinar terang hingga ke langit membuat Dion terkejut secepat mungkin ia pergi menuju suara berasal sesampainya di sana ia melihat seekor naga mengamuk.

'Gruoaahhhh ' Raungan naga menggema di udara, api telah menyebar ke mana-mana.

Dion mengatupkan rahangnya, amarahnya memuncak , "Kurang ajar! Kau berani merusak hutan milikku!" serunya, lalu merentangkan kedua tangan. Saluran energi sihir merah menyala muncul dari tangannya, menggumpal dan berputar-putar, menandakan sihir tingkat tinggi yang ia kumpulkan.

Mizel, sang naga, dengan tenang mengalihkan perhatiannya ke Dion. Tubuhnya bergerak pelan, namun anggun, dan dalam sekejap ia menyerap partikel mana di sekitarnya. Mana itu berkumpul di depan moncongnya, membentuk bola hitam besar yang bersinar samar. Mizel menggeram rendah, mengarahkan sihirnya pada lawannya.

Dion menyambut tantangan itu. Dengan gerakan cepat, ia melontarkan bola mana merah dari tangannya, tepat ke arah bola mana hitam milik Mizel.

'Buum!' Dua kekuatan besar bertemu di udara, saling bergesekan, menciptakan percikan energi yang menyilaukan.

'Bum... Bum...!' Disertai dentuman mana tanah bergetar hebat, menggoyahkan setiap orang yang berdiri di atasnya. Warga mulai keluar dari rumah mereka, terkejut dan ketakutan melihat kehancuran yang terjadi di dekat desa.

'BUUUMMM!!!' Ledakan terakhir menghancurkan sebagian besar hutan. Radiasi mana yang terlepas dari benturan itu menyapu pemukiman di sekitar, merobohkan atap-atap rumah dan memecahkan kaca-kaca jendela.

Sebuah cahaya terang muncul dari ledakan, menyilaukan mata semua orang yang melihatnya. Mereka menutup mata, melindungi dari kilatan mematikan itu. Dan dalam sekejap, semuanya hilang. Cahaya memudar, meninggalkan keheningan yang menakutkan.

Kemudian-

'Splash ' Cahaya hilang seketika beserta abu-abu mana seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Dion terluka parah lima puluh persen kulitnya terbakar dan berdarah, sedangkan Mizel terlihat biasa saja tidak ada lecet sedikit pun di tubuhnya. Walaupun begitu, Kedua pelaku bukannya berhenti karena terluka malah lanjut bertarung, Mizel dengan senang hati melanjutkan pertarungan justru itulah yang ia suka.

Fokus mana tertuju pada kepalan tangan kanan Dion, sikap remeh Mizel membuatnya emosi.

'Grahhh !' ia menggunakan Kecepatan penuh membuatnya seketika berpindah ke hadapan Mizel Ia tarik tangan kanan kebelakang dengan sekuat tenaga lalu melayangkan tangannya.

'Gruoaahhhh !' Mizel balas semburan api. Tapi tidak kena Dion berhasil menghindar, sekali lagi ia menggunakan kecepatan penuh kali ini berpindah-pindah sambil terus memukul tubuh Mizel.

'Buk! buk! duakh! Buk! Buk! duakh!..' Tanpa terkecuali semua bagian tubuh Mizel terkena pukulannya. Ia tahu jika hanya sekali pukul tidak akan berdampak apa-apa.

" pukulan apa itu, kurcaci? hahaha apa benar kau penyihir agung, aku juga punya teman penyihir agung tapi tidak selemah dirimu." Mizel sengaja memprovokasi lawannya, kekuatan bisa semakin kuat saat marah tapi bisa berdampak merugikan saat tidak bisa mengontrol amarah.

Dion menambah volume kecepatan dan kekuatan mengakibatkan kulit-kulit nya yang terkelupas berhamburan disertai percikan darah sana sini. Pada awalnya Ia bergerak tidak beraturan tapi lama kelamaan gerakannya jadi berpola diantaranya kepala, punggung kanan lalu pinggang kanan pindah lagi ke punggung kiri lalu pinggang kiri, kemudian bagian atas terakhir bagian bawah, setiap sisi sepuluh pukulan.

Mizel tunggu ketika Dion berada di atas tubuhnya sedikit aliran mana ia salurkan ke ekor.

'Ceterr!' Tubuh Dion terhempas kuat ke tanah.

Dion tergeletak dengan kulit terbakar hingga lima puluh persen. Namun, Mizel berdiri tegap, tidak menunjukkan tanda-tanda luka sama sekali. Senyum mengejek tergambar di wajah sang naga.

Dion tidak menyerah. Dengan sisa kekuatannya, ia bangkit. Amarah menguasai dirinya, dan ia memusatkan mana pada kepalan tangan kanannya. "Aku akan menghabisimu!" teriaknya, lalu menggunakan kecepatan penuh untuk mendekati Mizel.

Gruoaahhhh!' Mizel menghembuskan api untuk menghentikan Dion, namun si penyihir berhasil menghindar dengan gerakan cepat.

la melayangkan pukulan bertubi-tubi ke tubuh Mizel.

'Buk! Buk! Duakh! Buk! Buk!' Serangkaian pukulan mendarat di tubuh Mizel, menggetarkan sisik-sisik tebal naga itu. Meskipun pukulan Dion terarah dan penuh kekuatan, Mizel tetap berdiri kokoh.

"Hahaha!" Mizel tertawa terbahak-bahak. "Apa ini? Pukulan penyihir agung? Lemah sekali! Kau tidak ada apa-apanya dibandingkan sahabatku."

Dion semakin tersulut amarah. la meningkatkan kecepatan dan pola serangannya, memukul semua bagian tubuh Mizel secara sistematis. Kepala, punggung, pinggang-semua dihantamnya dengan sepuluh pukulan di setiap sisi.

Namun, Mizel telah menyiapkan kejutan. Ketika Dion berada di atas tubuhnya, naga itu mengalirkan mana ke ekornya dan menghantam Dion dengan kekuatan penuh.

'Ceterr!' Tubuh Dion terhempas keras ke tanah, menciptakan kawah kecil di bawahnya.

Sembilan penyihir tingkat atas akhirnya datang, menarik mundur Dion yang sudah terluka parah. Emon, seorang penyihir penyembuh, mencoba menyelamatkan Dion dengan sihir penyembuhan.

"Inti jiwanya melemah percuma kau sembuhkan dia, lebih baik gunakan kekuatanmu untuk membantu teman-temanmu di sini." Kata Mizel dengan nada remeh.

"Kau diam! Emon cepat pergi!"

Varsha penyihir elemen batu terlebih dahulu menyerang Mizel, ia membuat pelindung tangan dari batu dan menambahkan mana pukulannya menjadi sangat kuat di bandingkan Dion.

Teman-temannya yang lain membantu Mudhi elemen tanah,Elda elemen angin, Riko elemen angin, Yuna elemen air , Mile elemen petir, Rima elemen darah, dan Geto elemen api masing-masing memiliki sihir tingkat atas.

Apakah Mizel kewalahan? tidak. Ia fokus mengumpulkan mana di setiap sel-sel kulitnya selama proses ini ia sama sekali tidak merasa terganggu dengan pukulan-pukulan mereka.

Semakin lama tubuh Mizel bersinar merah setelah di rasa cukup Ia berhenti menarik mana, pada hitungan satu, dua, tiga_

'BUUMMM ' Ledakan mana menghancurkan mereka semua.

Mizel terbang menuju Dion dan Emon tanpa memberikan kesempatan. la melemparkan semburan api saat bersamaan Emon membentuk perisai tapi apalah daya kekuatannya tidak sebanding dengan Naga, Api menembus pertahanan dan membakar tubuh Emon dan melahap Dion bersamaan dalam kobaran.

Mizel tidak berhenti. la sekali lagi menyemburkan api, memastikan tidak ada yang tersisa dari korbannya. Melihat hal ini, para prajurit yang tersisa tidak berani mendekat.

"Arghhh!" Jeritan mereka memecah udara malam.

Harapan telah hancur. Semua penyihir kuat telah tumbang. Mereka hanya bisa menatap naga itu dengan ketakutan, menyadari bahwa mereka tidak memiliki peluang untuk menang. Mizel berdiri di tengah kehancuran, tubuhnya bersinar merah, simbol kekuatan tak terkalahkan yang menguasai mereka semua.

"Gruoaahhhh!" Raungan naga itu mengguncang seluruh pulau, suaranya membawa ancaman mematikan.