Lara dan Ezra terus berjalan menyusuri kota kecil yang terasa semakin aneh dan terasing. Setelah berhasil menghindari pengejaran, mereka tiba di sebuah gedung yang tampaknya sudah lama terbengkalai. Dari luar, bangunan itu tampak biasa saja, namun ada sesuatu yang membuatnya berbeda—suasana mencekam yang memancar dari setiap celahnya.
"Ini tempatnya," kata Ezra, menatap gedung yang lebih gelap dari malam di sekeliling mereka. "Aku rasa di sini kita bisa menemukan jawabannya."
Lara mengangguk pelan, meskipun perasaan gelisahnya semakin membesar. "Tapi bagaimana kita tahu kalau kita akan menemukan apa yang kita cari? Ini seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami."
Ezra melihat Lara dengan tatapan yang penuh keyakinan. "Kita tidak punya pilihan lain. Mesin waktu itu terhubung dengan tempat ini. Jika kita ingin menghentikan distorsi waktu, kita harus memahaminya dari sumbernya."
Mereka membuka pintu gedung dengan hati-hati, lalu masuk ke dalam. Suasana di dalam sangat sunyi, hanya ada suara langkah kaki mereka yang menggema di ruang yang luas. Lantai kayu berderak di bawah setiap langkah mereka, dan udara dalam gedung terasa berat, seperti menunggu sesuatu yang akan terjadi.
Lara melihat sekeliling. Di dinding-dinding ruangan, ada beberapa papan pengumuman yang tampaknya sudah usang. Beberapa di antaranya bertuliskan nama-nama yang tidak asing baginya—nama-nama ilmuwan yang pernah bekerja dengan ayahnya. Di meja di sudut ruangan, ada sebuah mesin besar yang tampaknya sudah berdebu, namun terlihat masih fungsional. Mesin itu tampak seperti mesin waktu yang pertama kali ayahnya ciptakan.
"Ini dia," kata Ezra, menghampiri mesin itu. "Ini adalah tempat di mana semua dimulai."
Lara mendekat, menatap mesin itu dengan hati-hati. "Tapi kenapa ini ada di sini? Kenapa ayahku menyembunyikannya?"
Ezra menghela napas. "Ayahmu tahu betapa berbahayanya mesin ini. Dia tahu bahwa ada kemungkinan besar bahwa sesuatu bisa terjadi—sesuatu yang tidak bisa mereka kontrol. Itulah kenapa dia menyembunyikan mesin ini dari orang-orang yang tidak seharusnya tahu tentangnya."
Lara meraba permukaan mesin yang dingin. "Jadi, ini bukan hanya tentang kami, bukan? Ini tentang seluruh dunia."
Ezra mengangguk, lalu memutar beberapa tombol pada mesin. "Ya, dan sekarang kita harus memastikan bahwa kita bisa mengembalikannya ke jalur yang benar. Jika tidak, seluruh dunia akan terjebak dalam distorsi waktu yang tak terhentikan."
Namun, saat Ezra berusaha mengoperasikan mesin, layar besar yang ada di depan mereka tiba-tiba menyala dengan sendirinya. Sebuah gambar muncul, menampilkan sekelompok orang yang terlihat seperti ilmuwan, bekerja di laboratorium yang familiar bagi Lara. Ayahnya ada di tengah-tengah mereka, namun wajahnya tampak lebih serius daripada yang pernah Lara lihat sebelumnya.
"Apa ini?" Lara berbisik, matanya terpaku pada gambar yang muncul di layar.
Ezra memandang layar itu dengan cemas. "Ini adalah rekaman yang direkam di masa lalu, sebelum semua perubahan ini terjadi. Sepertinya ada yang mencoba memanipulasi waktu."
Lara memperhatikan gambar itu lebih dekat. "Ayahku... dia terlihat sangat berbeda. Apa yang dia lakukan di sini?"
Ezra mendekatkan wajahnya ke layar. "Mereka sedang melakukan eksperimen besar. Sepertinya, mereka mencoba mengakses titik-titik waktu tertentu untuk melihat kemungkinan masa depan. Tapi aku yakin sesuatu yang salah terjadi."
Tiba-tiba, gambar itu berubah, menampilkan sebuah kejadian yang sangat mengerikan—sebuah ledakan besar yang mengarah langsung ke mesin waktu. Suara gemuruh terdengar dari layar, dan gambar itu menjadi buram. Lara terperangah, hampir tidak bisa mempercayai apa yang ia lihat.
"Apa yang terjadi?" tanya Lara, suara terputus-putus karena terkejut.
Ezra menatap layar itu dengan ketegangan yang semakin meningkat. "Itu... itu adalah titik balik. Ledakan itu merusak struktur waktu. Mesin itu tidak hanya berfungsi untuk membuka pintu waktu, tetapi juga untuk mempertahankan keseimbangan temporal. Ketika mesin itu rusak, waktu mulai terdistorsi."
Lara merasa jantungnya berdetak lebih cepat. "Dan itu yang menyebabkan semua kekacauan ini?"
"Ya," jawab Ezra dengan suara berat. "Setelah ledakan itu, distorsi waktu mulai muncul di berbagai tempat—perubahan kecil yang memengaruhi segalanya. Itu sebabnya banyak hal yang tidak sesuai dengan yang kamu ingat, atau yang kamu lihat."
Lara menggigit bibirnya, berusaha memproses semua informasi ini. "Jadi, jika kita tidak memperbaikinya, semuanya akan terus memburuk?"
Ezra menatap Lara dengan serius. "Kita harus memperbaikinya, atau kita akan kehilangan semuanya—kehilangan kendali atas waktu itu sendiri."
Mereka berdua terdiam sejenak, merasakan beban tanggung jawab yang semakin berat. Lara tahu bahwa mereka tidak punya banyak waktu lagi. Setiap detik yang berlalu, dunia yang mereka kenal semakin terancam. Namun, mereka masih belum tahu bagaimana cara untuk memperbaiki semuanya.
"Tapi bagaimana kita bisa mengembalikannya?" tanya Lara, hatinya penuh dengan kebingungan.
Ezra menatap mesin itu dengan penuh tekad. "Kita harus kembali ke titik awal, ke saat sebelum ledakan itu terjadi. Jika kita bisa mencegahnya, kita bisa menghentikan distorsi dan memulihkan keseimbangan waktu."
Lara merasa ada harapan yang mulai muncul di dalam dirinya, meskipun ketegangan dan ketakutan masih menguasai pikiran mereka. "Kita akan pergi ke masa lalu? Tapi bagaimana kita tahu kalau kita tidak akan membuat keadaan semakin buruk?"
Ezra mengalihkan pandangannya ke Lara, memberi isyarat dengan kepala untuk menenangkan diri. "Kita harus berhati-hati, tapi kita tidak punya pilihan. Jika kita tidak melakukannya, distorsi waktu akan terus menguasai segalanya."
Lara menarik napas dalam-dalam. "Baiklah. Kita harus melakukannya. Kita harus memperbaiki ini."
Ezra mengangguk. "Kita harus bertindak cepat, Lara. Waktu tidak akan menunggu kita."
Mereka berdua mempersiapkan diri untuk langkah berikutnya—kembali ke masa lalu untuk memperbaiki ledakan yang menyebabkan kehancuran waktu. Meski mereka tahu bahwa jalan ini penuh dengan risiko, satu hal yang pasti—mereka tidak bisa mundur sekarang. Semua yang mereka lakukan, setiap keputusan yang mereka ambil, akan menentukan nasib seluruh dunia.
---
**Akhir Bab 8**
Langkah mereka semakin pasti, meskipun ketakutan dan kecemasan masih mengintai. Dunia yang mereka kenal sedang berada di ujung jurang, dan satu-satunya cara untuk menyelamatkannya adalah dengan kembali ke masa lalu dan mengubah titik yang telah mengacaukan segalanya. Namun, dengan setiap detik yang berlalu, tantangan semakin besar. Waktu semakin mendesak, dan pilihan mereka semakin terbatas.