Chereads / Ingatan yang Hilang / Chapter 14 - Bab 14: Titik Terakhir

Chapter 14 - Bab 14: Titik Terakhir

Lara dan Ezra bersembunyi di sudut ruangan, memandang dengan cemas ke arah meja tempat ayah Lara tengah bekerja. Perangkat kecil itu terletak di atas meja, di samping berbagai alat ilmiah yang tampaknya tak terlalu berbahaya. Namun, Lara tahu bahwa perangkat itu adalah sumber dari semua malapetaka yang telah mengubah aliran waktu.

"Apa yang akan kita lakukan?" bisik Ezra, matanya tetap fokus pada ayah Lara yang tampak tenggelam dalam pekerjaannya. "Jika kita menghentikan eksperimen ini, kita akan mengubah semuanya. Ayahmu... dan masa depan kita."

Lara menggigit bibir bawahnya. Hatinya bergejolak antara dua pilihan—melindungi masa depan dengan menghentikan ayahnya, atau membiarkan eksperimen itu terjadi dan membiarkan waktu mengalir seperti seharusnya. Namun, satu hal yang pasti, eksperimen itu harus dihentikan, atau dunia yang mereka kenal akan hilang.

"Kita tidak punya pilihan," kata Lara akhirnya, suaranya penuh ketegasan. "Ini lebih besar dari kita berdua, lebih besar dari hubungan kita dengan ayah. Jika eksperimen ini dilanjutkan, seluruh aliran waktu akan hancur."

Ezra mengangguk, meskipun raut wajahnya penuh kecemasan. "Tapi kita harus berhati-hati. Menghentikan eksperimen berarti mengubah jalannya sejarah. Apa yang terjadi jika kita merusaknya lebih jauh?"

Lara menghela napas panjang. "Aku tahu risikonya. Tapi jika kita tidak bertindak, seluruh dunia bisa terhenti. Kita tidak punya pilihan selain mengambil langkah besar ini."

Mereka keluar dari persembunyian mereka, berjalan perlahan ke meja tempat perangkat itu berada. Setiap langkah terasa berat, setiap detik mereka merasa semakin dekat dengan takdir yang tak bisa dihindari. Ayah Lara masih sibuk memeriksa layar dan catatannya, tidak menyadari bahwa putrinya berada di sana.

Lara melangkah maju, tangannya mulai mendekat ke perangkat kecil itu. Tanpa ragu, dia mematikan mesin yang mengaktifkan perangkat tersebut. Sebuah suara berdengung pelan, lalu semuanya hening.

Ayahnya mendongak, terkejut melihat Lara dan Ezra berdiri di sana, memandang mereka dengan tatapan bingung. "Lara? Ezra? Apa yang kalian lakukan di sini? Kenapa—"

"Semuanya harus berhenti, Ayah," kata Lara dengan suara yang tegas namun penuh emosi. "Eksperimen ini—mesin waktu ini—akan menghancurkan segala sesuatu. Aku... aku tidak bisa membiarkan itu terjadi."

Ayahnya tampak bingung, matanya membesar dengan kebingungannya. "Tapi ini adalah penemuan terbesar kita, Lara. Aku—aku hampir berhasil! Mesin waktu ini bisa mengubah dunia! Kita bisa memanipulasi waktu, memperbaiki segala kesalahan... memperbaiki segalanya."

"Begitu pun, Ayah," kata Lara dengan suara pelan. "Tapi dengan itu datang bahaya yang lebih besar. Jika eksperimen ini dilanjutkan, bukan hanya kita yang akan terpengaruh—seluruh dunia akan terhenti, masa depan kita akan hancur."

Ezra maju ke depan, menambahkan, "Kami berasal dari masa depan. Kami tahu akibat dari eksperimen ini. Apa yang terjadi hari ini akan memengaruhi seluruh aliran waktu. Dan jika mesin ini dibiarkan beroperasi, semuanya akan rusak."

Lara menatap ayahnya dengan mata penuh keyakinan. "Aku tahu ini sulit, Ayah. Tapi percayalah, ini satu-satunya cara agar kita bisa memperbaiki semuanya."

Ayah Lara terdiam beberapa detik, menatap mereka berdua, lalu menghela napas panjang. Di matanya terlihat kebingungan, namun ada juga pengertian yang mendalam. "Aku... aku tidak tahu lagi apa yang harus aku percayai. Tapi aku tahu satu hal—aku tidak bisa kehilangan kalian berdua. Jika kalian mengatakan ini adalah yang terbaik, aku... aku akan mengikuti keputusanmu."

Lara merasakan berat di dadanya. Dia tahu, meskipun ayahnya tidak sepenuhnya mengerti, dia percaya padanya. Namun, saat itu juga, dunia mereka mulai bergetar. Sesuatu yang lebih besar mulai terjadi. Suara gemuruh mulai terdengar, dan seluruh laboratorium mulai bergetar dengan kekuatan yang luar biasa.

"Ini dia," bisik Ezra, dengan wajah panik. "Terlambat... kita sudah mengubah terlalu banyak."

Lara memandang ayahnya, yang tampaknya kini benar-benar memahami situasi yang mereka hadapi. "Ayah, kita harus pergi! Sekarang!"

Ayahnya mengangguk, dan bersama-sama mereka berlari keluar dari laboratorium, menuju mesin waktu yang telah mereka gunakan untuk kembali ke masa lalu. Dunia di sekitar mereka semakin gelap, tanda bahwa aliran waktu mulai terdistorsi lebih jauh. Setiap detik yang berlalu adalah detik yang penuh ketegangan.

Begitu mereka tiba di mesin waktu, Lara menekan tombol yang mengaktifkan perangkat kembali. Mesin waktu bergetar keras, dan dunia di sekitar mereka berubah dalam sekejap, menyusut menjadi pusaran cahaya yang menyelimuti mereka. Semua yang mereka kenal, semuanya yang mereka perjuangkan, terasa seperti dunia yang hilang.

---

### **Akhir Cerita: Kembali ke Masa Depan**

Lara dan Ezra terbangun di ruang kontrol tim Pemulihan Temporal. Mereka merasa pusing, terkejut, dan bingung, tetapi yang lebih mengejutkan adalah kenyataan bahwa dunia mereka tidak lagi kacau. Waktu telah kembali normal—lebih baik daripada yang mereka bayangkan. Mereka telah memperbaiki segala sesuatu yang rusak, dan aliran waktu telah dikembalikan ke jalurnya.

"Ini... ini benar-benar berhasil?" tanya Ezra, suaranya penuh kelegaan.

Lara mengangguk, tetapi matanya tetap penuh pemikiran. "Ya... tapi ada banyak yang berubah, Ezra. Kami kembali ke masa depan yang berbeda, tetapi kita telah mengubah jalan hidup banyak orang. Ayahku... aku tidak tahu apa yang akan terjadi padanya sekarang."

Wanita muda dari Tim Pemulihan Temporal menghampiri mereka, tersenyum tipis. "Kalian telah melakukannya. Waktu telah diperbaiki, dan eksperimen itu tidak lagi terjadi. Dunia ini selamat berkat keputusan kalian."

Lara menatap Ezra, dan untuk pertama kalinya, dia merasa beban besar yang telah mereka tanggung mulai menghilang. Dunia mereka kembali normal, namun Lara tahu bahwa perjalanan mereka telah mengubah segalanya. Mereka telah menghadapi waktu, menghadapi keputusan yang tidak mudah, dan berhasil mengubah nasib dunia mereka.

"Kita tidak bisa mengubah masa lalu lagi," kata Lara pelan. "Tapi kita bisa membangun masa depan yang lebih baik, dengan keputusan yang kita buat hari ini."

Ezra mengangguk, sambil tersenyum sedikit. "Masa depan kita, Lara. Masa depan kita."

Dan dengan itu, mereka tahu bahwa meskipun dunia ini penuh dengan ketidakpastian, mereka selalu memiliki satu hal yang pasti—keputusan mereka untuk memperbaiki dunia, satu langkah pada satu waktu.

---

**Akhir**