Lara dan Ezra melangkah keluar dari ruangan mesin waktu, masing-masing merasakan perasaan yang semakin tidak nyaman. Dunia yang mereka hadapi kini terasa seperti bayangan dari masa depan yang pernah mereka kenal, tetapi jauh lebih suram dan kacau. Setiap langkah terasa lebih berat, seolah-olah waktu itu sendiri berusaha menahan mereka.
"Kita harus mencari tahu apa yang terjadi," kata Ezra, suaranya penuh ketegangan. "Ini jelas bukan masa depan yang kita kenal."
Lara mengangguk, matanya menjelajahi ruang sekitar mereka. Gedung tempat mereka berada tampak familiar, namun ada sesuatu yang aneh. Lampu-lampu di sepanjang lorong redup, dan suasana di luar sepi. Tidak ada suara langkah kaki, tidak ada suara aktivitas manusia. Dunia ini terasa seperti dunia yang telah kehilangan tujuannya.
Mereka berjalan menyusuri lorong dengan hati-hati, dan semakin jauh mereka melangkah, semakin terasa ketidaknormalan dunia ini. Begitu sampai di ruang kontrol pusat, Lara melihat sebuah layar besar yang seharusnya menunjukkan status berbagai proyek dan penelitian di dunia masa depan—tetapi layar itu kini kosong, hanya menampilkan garis-garis statis yang berkedip-kedip.
"Ini tidak mungkin," bisik Lara, mendekati layar dengan cepat. "Seharusnya ada data di sini. Semua riset, semua perhitungan... semua sistemnya."
Ezra mendekat, melihat sekilas. "Ada yang salah. Data ini seharusnya ada, tapi kenapa hilang? Apa yang telah kita lakukan?"
Lara menelan ludah, matanya terfokus pada layar. "Kita mungkin sudah terlalu jauh mengubah aliran waktu. Segala sesuatu yang kita lakukan... bahkan yang kita pikirkan, mungkin sudah memengaruhi lebih banyak dari yang kita kira."
"Tapi kita hanya menghentikan eksperimen itu," kata Ezra, mencoba mencari penjelasan rasional. "Itu seharusnya hanya menghentikan satu titik perubahan besar. Kenapa efeknya jadi sebesar ini?"
Lara menatap layar itu lebih lama. "Eksperimen itu... Ayahku tidak hanya membuat satu mesin waktu, Ezra. Dia mungkin menciptakan lebih banyak kemungkinan, lebih banyak jalur yang saling terhubung. Apa yang kita hentikan di masa lalu bisa saja memengaruhi lebih banyak hal di masa depan."
Ezra menggelengkan kepala, merasa bingung. "Tapi ini bukan hanya soal eksperimen. Ini lebih besar. Seperti seluruh jaringan waktu yang saling terkait—dan sekarang semuanya terdistorsi."
Mereka diam beberapa detik, mencerna kata-kata mereka sendiri. Tiba-tiba, sebuah suara keras terdengar dari pintu masuk ruangan, mengganggu ketenangan yang tiba-tiba meresahkan itu. Pintu terbuka, dan beberapa figur berpakaian serba hitam masuk. Mereka mengenakan pelindung wajah dan jas pelindung, tanda bahwa mereka adalah bagian dari tim yang berwenang dalam keadaan darurat.
"Saya tahu kalian bukan dari sini," suara seorang pria dari kelompok itu terdengar dengan tegas, matanya tajam menatap Ezra dan Lara. "Apa yang kalian lakukan di sini? Apa yang telah kalian ubah?"
Lara dan Ezra saling bertukar pandang, tahu bahwa mereka tak bisa lagi bersembunyi. Dunia ini sudah cukup berbeda, dan mereka tak punya pilihan selain menghadapi kenyataan.
"Saya Lara, dan ini Ezra," kata Lara dengan suara yang berusaha terdengar tenang meskipun jantungnya berdegup kencang. "Kami berasal dari masa depan. Kami... kami mencoba mencegah eksperimen berbahaya yang dapat menghancurkan waktu."
Pria yang berbicara itu menganalisa mereka dengan tatapan dingin, seolah menilai apakah penjelasan mereka masuk akal. "Eksperimen? Mesin waktu? Apa yang sebenarnya terjadi?"
Ezra maju sedikit, berbicara dengan lebih jelas. "Kami menghentikan eksperimen yang dilakukan oleh seorang ilmuwan yang sangat berpengaruh—ayah Lara. Dia sedang mengembangkan mesin waktu yang bisa merusak seluruh struktur temporal. Kami menghentikannya di masa lalu, tetapi sepertinya, sesuatu telah berubah di masa depan. Kami tidak tahu apa yang telah kami ubah, tapi semuanya... terasa berbeda."
Tiga orang itu saling berbisik. Akhirnya, salah satu dari mereka, seorang wanita muda dengan rambut hitam pendek, berbicara. "Kalian tidak salah. Perubahan yang kalian buat telah memengaruhi lebih dari yang kalian kira. Kami adalah Tim Pemulihan Temporal. Kami memantau segala perubahan dalam aliran waktu. Dan apa yang telah kalian lakukan—itu mengubah keseimbangan. Semua sistem yang kalian kenal sekarang telah terdistorsi."
Lara merasa tubuhnya kaku mendengar kata-kata itu. "Jadi, kami tidak hanya menghentikan eksperimen? Kami merusak seluruh aliran waktu?"
Wanita itu mengangguk, wajahnya serius. "Ya, jika kalian tidak segera memperbaiki apa yang kalian ubah, semuanya akan terhenti. Waktu akan terus bergerak, tetapi dunia akan kehilangan kohesi temporal. Kami sudah mencoba memperbaikinya, tetapi kami membutuhkan bantuan kalian."
Ezra menatap wanita itu dengan cemas. "Apa yang harus kami lakukan?"
"Untuk memperbaiki semuanya, kalian harus kembali ke masa lalu," jawabnya tegas. "Kalian harus mencari tahu di mana titik perubahan terbesar terjadi dan mengembalikannya ke jalurnya sebelum dunia ini benar-benar terhapus."
Lara merasa guncangan besar di dalam dirinya. Kembali ke masa lalu. Mereka baru saja berhasil melarikan diri dari bahaya besar di masa lalu, dan sekarang mereka harus kembali lagi? Tapi jika itu satu-satunya cara untuk memperbaiki dunia ini, mereka tak punya pilihan.
"Apakah ada cara untuk melakukannya tanpa merusak segalanya?" tanya Lara, penuh harap.
"Ya," jawab wanita itu. "Tapi itu akan membutuhkan kerjasama tim dan pemahaman mendalam tentang apa yang telah kalian ubah. Kami akan memberi kalian akses ke mesin waktu yang lebih stabil dan aman. Tetapi kalian harus berhati-hati—kesalahan sekecil apapun bisa menghancurkan lebih banyak dari yang kalian bayangkan."
Ezra menatap Lara. Mereka tidak punya banyak waktu. Dunia yang mereka kenal sudah terancam. Dan misi mereka—untuk memperbaiki semuanya—baru saja dimulai.
---
**Akhir Bab 12**
Dengan bantuan Tim Pemulihan Temporal, Lara dan Ezra akhirnya mendapatkan kesempatan untuk kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan mereka. Namun, mereka tahu bahwa perjalanan ini akan jauh lebih sulit daripada yang mereka bayangkan. Mereka harus sangat hati-hati, karena bahkan langkah kecil yang salah bisa menghancurkan seluruh dunia. Dunia yang mereka kenal kini tergantung pada keputusan yang akan mereka buat selanjutnya.