Chereads / Ingatan yang Hilang / Chapter 5 - Bab 5: Pengejaran yang Tak Terelakkan

Chapter 5 - Bab 5: Pengejaran yang Tak Terelakkan

Lara dan Ezra berlari melewati lorong-lorong gelap gedung, suara langkah kaki yang semakin mendekat membuat ketegangan merayapi tubuh mereka. Tidak ada waktu untuk berpikir. Semua yang mereka lakukan harus cepat dan tepat. Lara, meskipun ketakutan, berusaha tetap tenang. Di belakang mereka, suara langkah kaki semakin keras, menandakan bahwa pengejaran sudah dekat.

Ezra melirik ke belakang sejenak, memastikan bahwa mereka masih aman, sebelum memimpin Lara keluar melalui pintu belakang gedung. "Kita harus menuju ke tempat aman," katanya dengan suara terburu-buru, "dan kita tidak bisa kembali ke markas. Kita perlu mencari perlindungan sementara."

Lara mengangguk, napasnya terengah-engah. Setiap langkah terasa lebih berat, seolah-olah waktu itu sendiri melawan mereka. "Siapa mereka?" tanya Lara, masih merasa bingung. "Kenapa mereka mengejar kita? Apa yang mereka inginkan?"

Ezra mempercepat langkahnya, menarik Lara lebih dekat. "Mereka adalah bagian dari organisasi yang telah lama mengawasi perjalanan waktu. Mereka tahu betapa berbahayanya mesin waktu ini, dan mereka ingin mengendalikannya untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkan mesin itu."

Lara merasa hatinya berpacu dengan cepat. "Tapi... kenapa mereka tidak memberitahuku lebih banyak? Kenapa ayahku tidak pernah memberitahuku bahwa mesin ini berbahaya?"

Ezra meliriknya sejenak, wajahnya serius. "Ayahmu tahu bahwa jika mereka tahu tentang mesin itu, mereka akan datang dan berusaha mengendalikannya. Mungkin itu alasan dia berusaha menyembunyikan mesin itu. Tapi sekarang, kita terjebak. Kita tidak punya pilihan selain melawan mereka."

Lara menggigit bibirnya. Perasaan takut semakin mendalam, tetapi ia tahu satu hal—tidak ada jalan mundur. Jika mereka gagal, seluruh dunia bisa berada di bawah ancaman kekuatan yang tak terkendali.

Mereka berlari keluar ke halaman belakang gedung, dimana sebuah mobil hitam terparkir dengan cepat. Ezra membuka pintu belakang mobil dan memberi isyarat pada Lara untuk masuk. "Cepat!" serunya, suaranya penuh urgensi.

Lara masuk dan Ezra mengikuti, lalu menutup pintu dengan cepat. Seketika, mesin mobil menyala dan mereka melaju kencang melalui jalan-jalan kota yang kosong. Suasana menjadi lebih mencekam, dengan gedung-gedung yang rusak di kiri-kanan mereka. Dunia yang dulu Lara kenal kini terasa jauh, seakan segala hal telah berubah.

"Ke mana kita pergi sekarang?" tanya Lara, menatap Ezra dengan cemas.

Ezra menoleh ke belakang, memastikan tidak ada kendaraan yang mengikuti mereka. "Kita harus menemukan sumber dari distorsi waktu yang kamu buat. Kita akan ke tempat yang lebih jauh, tempat yang aman, dan di sana kita bisa memulai pencarian."

Lara mengangguk pelan, meskipun masih terbayang-bayang bayangan mengejar di belakang mereka. "Tapi bagaimana kita tahu apa yang harus dicari?"

"Ikuti petunjuk yang ada. Di masa depan, kita memiliki banyak informasi tentang mesin itu, tetapi kita tidak tahu pasti siapa yang memulai semua ini," jawab Ezra dengan suara penuh teka-teki. "Kita harus menemukan titik awal dari distorsi waktu yang kamu buat. Ini seperti mencari jarum di tumpukan jerami, Lara. Tapi kita harus melakukannya."

Mobil melaju cepat, membelah jalanan yang sepi. Hanya sesekali mereka melewati area yang tampak lebih padat, namun suasana yang suram membuatnya terasa lebih seperti kota yang terlupakan. Sesekali, Lara merasa dirinya terperangkap di antara dua dunia—dunia masa kini yang penuh dengan keanehan, dan dunia masa depan yang penuh ancaman.

Lara menatap ke luar jendela mobil, mencoba mencerna semua yang terjadi. Semua yang pernah ia anggap normal, sekarang terasa tidak pasti. Mesin waktu. Ayahnya. Ezra. Dan organisasi yang mengejar mereka.

Tiba-tiba, suara ponsel Ezra berbunyi, memecah kesunyian. Ezra menatap layar ponselnya sejenak, wajahnya berubah serius. "Ada masalah," katanya singkat, lalu segera menggeser layar ponsel untuk membalas pesan.

Lara menatapnya dengan cemas. "Apa itu? Siapa yang menghubungimu?"

Ezra menghela napas, menatap Lara dengan tatapan berat. "Mereka sudah tahu kita di sini. Kita harus segera keluar dari kota ini. Ini bukan tempat yang aman."

"Siapa mereka?" tanya Lara sekali lagi, meskipun ia sudah bisa menebak. "Apakah mereka—"

Ezra mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Lara diam. "Mereka datang lebih cepat dari yang kita kira. Aku sudah mengatur tempat aman untuk kita di luar kota. Itu satu-satunya tempat yang bisa kita tuju sekarang. Dan kita tidak punya banyak waktu."

Mobil melaju semakin cepat, melewati jalan-jalan yang semakin sepi. Lara merasa jantungnya berdegup semakin kencang. Ketika mereka tiba di sebuah jalan yang lebih terpencil, Ezra menghentikan mobil dan menurunkan kaca jendela. "Kita harus keluar dan berjalan kaki dari sini."

Lara hanya bisa mengangguk. Tidak ada waktu lagi untuk bertanya. Mereka harus terus maju, meskipun dunia di sekitar mereka terasa semakin gelap.

---

**Akhir Bab 5**

Lara dan Ezra memasuki perjalanan yang semakin berbahaya. Waktu semakin menipis, dan mereka harus menghadapi ancaman yang datang dari setiap sisi. Ketegangan memuncak, dan semakin jelas bahwa petualangan ini akan membawa mereka lebih jauh ke dalam misteri yang bisa mengubah segalanya.