Chereads / Ingatan yang Hilang / Chapter 4 - Bab 4: Kembali ke Titik Awal

Chapter 4 - Bab 4: Kembali ke Titik Awal

Lara dan Ezra memasuki sebuah ruangan kecil di belakang markas yang kini telah mereka jadikan tempat perlindungan. Di dalamnya, mesin waktu yang ditemukan Lara beberapa hari lalu sudah siap untuk digunakan kembali. Mesin itu tampak lebih menakutkan daripada sebelumnya. Suara berdengung yang keluar dari bagian dalamnya membuat Lara merinding. Seakan-akan, mesin itu tahu apa yang sudah mereka lakukan dan siap melawan mereka.

"Ini titik pertama," kata Ezra, sambil menatap mesin waktu dengan ekspresi serius. "Kita harus menggunakannya untuk kembali ke masa lalu, tepat ke titik di mana mesin pertama kali diuji. Itu satu-satunya cara kita bisa mengetahui apa yang telah kamu ubah."

Lara berdiri di samping mesin, merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Semua yang terjadi begitu cepat. Ia tidak pernah membayangkan bahwa eksperimen sederhana yang dilakukan ayahnya akan membawa dampak sebesar ini. Namun, jika mereka tidak bertindak sekarang, masa depan—dan bahkan masa lalu—akan terus terancam.

"Kamu yakin ini aman?" tanya Lara dengan suara ragu, meskipun ia tahu jawabannya. Tidak ada yang aman di dunia ini setelah apa yang terjadi pada mereka.

Ezra menatapnya dengan penuh keyakinan. "Tidak ada yang aman dengan mesin waktu, Lara. Tapi kita tidak punya pilihan. Jika kita tidak memperbaiki perubahan ini, semuanya akan hancur."

Lara menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Baiklah. Kita lakukan."

Dengan tangan gemetar, ia memasukkan kode yang sesuai ke dalam panel mesin waktu, sama seperti yang dia pelajari dari catatan ayahnya. Mesin bergetar sejenak, lalu suara gemuruh terdengar, mengisi seluruh ruangan. Di sekeliling mereka, ruangan dan dunia seakan mulai terdistorsi, menyatu dengan kilatan cahaya yang sangat terang. Lara merasakan sensasi tubuhnya ditarik, seolah sedang diseret melewati lorong tak terlihat.

Ketika semuanya berhenti, Lara merasakan angin segar menyapu wajahnya. Ia membuka mata perlahan dan melihat bahwa mereka telah tiba di sebuah tempat yang sangat familiar—gedung tempat ayahnya bekerja dulu. Lara bisa melihat logo besar di atas gedung yang sudah tampak sedikit usang, namun masih mengenalinya.

"Ini tempat yang sama," kata Lara, berbisik, merasa seperti menyusuri lorong waktu yang telah lama dilupakan.

Ezra mengangguk. "Ini adalah titik pertama. Sebelum ayahmu menghilang. Kita harus masuk ke dalam gedung dan mencari tahu apa yang terjadi di sini. Sesuatu yang besar pasti terjadi di sini, Lara."

Lara mengangguk, meskipun hatinya dipenuhi rasa cemas. Ia merasa seperti sedang menginjakkan kaki di masa lalu yang telah lama hilang. "Apa yang sebenarnya terjadi di sini, Ezra? Apa yang ayahku coba temukan dengan mesin itu?"

Ezra tidak langsung menjawab. Ia berjalan mendahului Lara, menuntun mereka ke pintu masuk gedung. "Kita akan mengetahuinya sebentar lagi," jawabnya, suara serius dan penuh penekanan.

Mereka memasuki gedung, yang ternyata masih berfungsi dengan baik, meskipun ada beberapa bagian yang sudah rusak. Lampu-lampu berkedip, namun suasananya tampak seperti biasa—seperti yang Lara ingat. Mereka melewati lorong yang sepi, menuju ruangan tempat ayahnya dulu sering bekerja.

Di dalam ruangan itu, Lara melihat tumpukan buku catatan, beberapa gambar, dan diagram yang sangat mirip dengan yang ia temukan di laboratoriumnya. Namun, ada satu hal yang berbeda. Di meja kerja, terdapat sebuah model mesin waktu yang lebih kecil, lebih canggih—tampaknya hasil penelitian lanjutan dari mesin yang pertama kali ditemukan Lara.

"Ini dia," kata Ezra, melihat dengan seksama. "Mesin waktu ini adalah kunci dari semua perubahan yang terjadi. Sebelum ayahmu menghilang, ia mencoba mengembangkan versi yang lebih stabil. Tapi sesuatu—sesuatu yang tidak kita ketahui—berhasil mempengaruhi sistemnya."

Lara mendekat, memeriksa model mesin yang ada di atas meja. "Ayahku..." suaranya pecah. "Ayahku tahu ini bisa berbahaya. Kenapa dia tidak memberitahuku?"

Ezra menatapnya dengan ekspresi penuh pengertian. "Karena ada orang yang mengincarnya, Lara. Orang yang ingin mengendalikan mesin ini untuk kepentingan mereka sendiri. Ayahmu mungkin takut jika mereka menemukan mesin itu lebih dulu, mereka akan menghancurkan semuanya. Itu sebabnya dia mencoba menyembunyikannya."

Lara merasakan kekhawatiran yang mendalam di dalam dirinya. Ayahnya telah berjuang keras untuk menyembunyikan mesin ini, tapi kini dia harus menghadapinya sendiri. "Lalu, apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus kita temukan di sini?"

Ezra menghela napas, berjalan mendekati papan tulis yang terletak di sudut ruangan. Di sana, tertera diagram yang lebih kompleks. "Kita harus menemukan pola yang hilang, Lara. Mesin ini bekerja berdasarkan prinsip fisika yang sangat rumit, tetapi ada satu titik—satu perubahan yang terjadi saat mesin ini pertama kali diaktifkan. Perubahan itu adalah cikal bakal kerusakan yang kita hadapi sekarang."

Lara mengamati diagram itu dengan seksama, mencoba memahami apa yang sedang ia lihat. "Jika kita bisa menemukan titik itu, kita bisa memperbaikinya?" tanyanya.

"Ya," jawab Ezra, "tapi kita harus berhati-hati. Perubahan kecil bisa berpengaruh besar. Kita tidak boleh melakukan kesalahan."

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari lorong luar. Lara menoleh cepat, dan Ezra langsung bersiap. "Ada orang yang datang," katanya dengan tenang. "Kita harus pergi sekarang, Lara. Mereka mungkin sudah tahu kita di sini."

Lara merasa tubuhnya kaku. "Siapa mereka?"

Ezra menariknya menuju pintu belakang dengan cepat. "Organisasi yang mencari mesin ini. Mereka tahu kita datang. Dan kita harus keluar sebelum mereka menemukan kita."

Lara merasa dunia berputar di sekitarnya. Semuanya berjalan begitu cepat. Ia tak pernah membayangkan bahwa mesin waktu yang ditemukan ayahnya akan membawa mereka ke dalam petualangan yang lebih besar dan lebih berbahaya daripada yang pernah ia kira.

---

**Akhir Bab 4**

Lara dan Ezra melarikan diri dari gedung itu, menuju petualangan yang semakin memuncak. Mereka tidak tahu siapa yang mengincar mesin waktu, atau apa yang akan mereka temui selanjutnya, tetapi satu hal pasti—perjalanan mereka baru saja dimulai, dan dunia yang mereka kenal mulai berubah.