Chereads / Reborn in 1985: Ace Game Producer / Chapter 31 - Pengembangan dan Pembinaan

Chapter 31 - Pengembangan dan Pembinaan

Tanpa pikir panjang, Tajiri Satoshi langsung menerima tawaran dari Liu Chuan untuk menjadi kontributor tetap majalah GameBase. Awalnya, demi membagikan tips dan triknya sendiri, Satoshi bahkan sampai membuat majalah penggemar bernama GAME FREAK seorang diri. Kini, kesempatan untuk menerbitkan tips-tips tersebut di sebuah majalah game profesional membuatnya sangat antusias dan ia tentu tak mungkin menolak.

Di saat Liu Chuan sibuk merekrut kontributor untuk melengkapi edisi perdana GameBase, Naka Yuji akhirnya kembali ke kantor pusat Drakonic setelah bertandang ke Sega. Sega menyambut baik dua game yang disediakan oleh Liu Chuan, dan langsung mengatur produksi cartridge dan pemasaran. Dalam waktu sebulan, kedua game tersebut sudah bisa dijual. Berdasarkan kontrak, Sega akan menanggung biaya produksi cartridge di awal, jadi tanpa ragu, Liu Chuan segera menambahkan wawancara khusus tentang NS-Shaft versi MARK III di edisi pertama GameBase.

"Ah, punya media sendiri memang memudahkan," gumam Liu Chuan, menikmati kemudahan promosi produk di medianya sendiri. Seiring majalah pindah ke kantor lantai atas, ruang di kantor Drakonic pun terasa semakin luas. Kini, Liu Chuan merasa saatnya untuk mulai membina Takahashi Shugo dan Kojima Hideo, dua talenta yang ia yakin punya potensi besar di masa depan.

Beberapa hari yang lalu, Liu Chuan berbicara pada Takahashi bersaudara mengenai rencananya untuk melibatkan mereka dalam pengembangan game. Sang adik,Takahashi Shugo, langsung menyetujui dengan antusias; ini adalah impiannya. Kini Shugo bisa menjadi desainer game penuh waktu dan tak perlu lagi terlibat dalam manajemen perusahaan. Sementara itu, sang kakak, Takahashi Hiroyuki, menolak tawaran tersebut dan memilih tetap fokus pada urusan manajemen yang sedang ia nikmati.

Struktur perusahaan Drakonic ini memang sedikit unik. Jika dilihat dari perannya, presiden Yamazaki Nozomi secara nominal memegang jabatan CEO. Liu Chuan lebih berperan sebagai CTO, dan Takahashi Hiroyuki sebagai CFO yang mengurus semua operasi perusahaan. Hanya saja, keputusan akhir tetap berada di tangan Liu Chuan sebagai CTO sekaligus otak utama perusahaan.

Karena Hiroyuki lebih ingin berfokus pada tugasnya sekarang, Liu Chuan menghargai pilihannya. Meski kehilangan satu potensi desainer game, Drakonic tetap memiliki calon bintang lainnya, seperti Kojima Hideo dan Naka Yuji. Tugas Liu Chuan sekarang adalah memastikan bahwa mereka tidak menyia-nyiakan potensi yang ada.

Para staf inti departemen pengembangan saat ini terdiri dari Takahashi Shugo, Kojima Hideo, Takahashi Kazuo, serta dua seniman baru yang baru direkrut. Dari total sekitar sepuluh karyawan yang direkrut Hiroshi, sebagian besar adalah editor GameBase dan staf manajemen.

"Sudah sebulan lebih sejak kalian bergabung dengan Drakonic dan saling mengenal. Saya ingin membahas rencana masa depan perusahaan," kata Liu Chuan bersemangat di depan semua staf. "Kojima dan Shugo pasti tahu, rencananya kita akan mengembangkan game arcade, tapi dengan adanya kerja sama kita dengan Sega, rencana tersebut akan sedikit berubah."

"Jadi, selain game arcade, kita juga akan mengembangkan game untuk platform Sega MARK III!"

"Bos, apa game yang akan kita buat?" tanya Shugo yang sudah tak sabar. Sementara Kojima Hideo dan lainnya menatap penuh harap pada Liu Chuan, Naka Yuji juga memperhatikan Liu Chuan dengan penuh rasa penasaran. Dua game yang telah dibuat oleh Liu Chuan menunjukkan bahwa ia bukan hanya mengandalkan keberuntungan. Escape to Freedom adalah bukti nyata keahliannya dalam merancang game yang seru. Jadi, apa game berikutnya yang akan Liu Chuan buat?

Liu Chuan, yang senang melihat semua orang penasaran, akhirnya berkata, "Kalian semua tahu bahwa game paling populer saat ini adalah Super Mario Bros. dari Nintendo dan Ghosts 'n Goblins dari Capcom."

"Jadi, rencananya, kita juga akan membuat game scrolling side-view! Saya punya dua konsep untuk game ini dan saya ingin mengembangkan keduanya secara bersamaan!"

"Dua game sekaligus?" Semua orang terkejut. Drakonic hanyalah perusahaan kecil dan sebagian besar karyawan bahkan belum pernah membuat game. Mengembangkan dua game sekaligus terdengar sangat ambisius.

Namun, Liu Chuan merasa itu perlu dilakukan, karena target utamanya adalah untuk mengasah kemampuan Kojima Hideo dan Takahashi Shugo. Bagi Liu Chuan, kesuksesan game ini tidak sepenting memberikan pengalaman bagi keduanya. Bahkan jika akhirnya harus rugi sedikit, jika Shugo dan Hideo menjadi lebih terampil, itu layak dilakukan. Dan dengan bantuan pengetahuannya sebagai penjelajah waktu, Liu Chuan merasa sangat yakin bahwa kerugian besar hampir mustahil terjadi.

Semua orang mulai berbisik satu sama lain, hingga akhirnya Naka Yuji angkat bicara. "Liu Chuan-san, menurut pendapat saya, lebih baik jika Drakonic memfokuskan tenaga untuk mengembangkan satu game saja," sarannya dengan hati-hati. Sebagai seseorang yang sudah bekerja di Sega selama dua tahun, Yuji tahu betul bahwa proses pengembangan game adalah jalan panjang yang penuh tantangan. Meskipun Liu Chuan punya bakat luar biasa dalam membuat game puzzle yang seru, game scrolling side-view memiliki tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi.

Namun, Liu Chuan tersenyum dan menjawab, "Yuji, saya percaya pada kemampuan mereka." Ia pun melihat Takahashi Shugo dan Kojima Hideo, yang sudah mulai bersemangat dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Liu Chuan.

"Aku berharap Yuji bisa membantu kami dengan proyek-proyek ini, terutama karena kita akan mengembangkan keduanya di platform MARK III," ujar Liu Chuan. Ia kemudian membagikan dua proposal pengembangan game yang sudah ia persiapkan: satu berjudul Contra dan satu lagi Castlevania.

Meski tidak selegendaris The Legend of Zelda atau Metroid, kedua game ini tetap populer di kalangan gamer. Game Castlevania bertema vampir dengan tokoh Dracula, sementara Contra mengusung tema aksi militer yang akan populer satu tahun setelahnya, pada tahun 1987. Dengan rencana rilis setahun lebih awal, tidak akan ada risiko "tabrakan" dengan game sejenis.

Kojima dan Shugo membaca proposal tersebut dengan seksama, sementara Liu Chuan menambahkan, "Kojima, Shugo, kalian berdua akan menjadi desainer utama untuk game ini. Pilihlah proyek yang kalian ingin kembangkan."

"Maksudmu, bos? Kali ini kau tidak ikut mengerjakan game?" tanya Shuugo terkejut.

Liu Chuan tersenyum, "Jika semua dikerjakan olehku, bagaimana kalian bisa berkembang?" Mendengar hal ini, Shugo dan Kojima merasa sangat tersentuh. Yuji, di sisi lain, menatap Liu Chuan dengan penuh kekaguman. Tak pernah ia temui seorang pemimpin yang rela memberikan kesempatan kepada desainer pemula untuk menjadi penanggung jawab proyek.

Takahashi Shugo mengangkat tangannya, "Bos, kalau begitu, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku? Aku tentu saja punya proyek lain. Selain itu, aku akan membantu jika kalian menghadapi masalah dalam pengembangan," jawab Liu Chuan dengan senyum misterius. Sebenarnya, Liu Chuan sudah punya rencana tersendiri: ia ingin bereksperimen dengan game bertarung yang kelak mengubah sejarah game arcade. Meski begitu, ia masih merahasiakan rencana ini karena khawatir orang lain akan mendahuluinya.