Chereads / Apakah Benar Aku Dipelet / Chapter 2 - BAB 2. Mengetahuinya Karena Syera Berjualan

Chapter 2 - BAB 2. Mengetahuinya Karena Syera Berjualan

BAB 2

Mobil sudah melaju, Bang Hendra terus saja mengomentari Syera.

Syera menjawab "Ada dikit bang, alhamdulillah"

Hendra pun nyaut "Dikit dikit, yang banyak lah Syera kalau jualan, ga mau dapet gaji gede kamu?"

Itu kamu kesana banyak Ibu-ibu ngumpul" Ucap Hendra lagi

Hendra menunjuk ada beberapa Ibu-ibu sedang ngerumpi dan mobil pun berhenti untuk menurunkan Syera lagi.

"Ah aku tuh heran liat Bang Hendra ini, jeli banget matanya" Ucap Syera.

Syera pun turun, mobil itu berlalu pergi mengantar dan menjemput teman Syera yang lain.

Syera menjinjing tas yang berisi berbagai produk skin care, dia berjalan kearah Ibu-ibu itu. Ada 5 orang ibu-ibu disana. Ketika Syera sudah berada didekat mereka.

"Assalamu'alaykum Ibu-ibu, izin tempatnya buat demo produk ya Ibu"Syera memberi salam sembari tersenyum manis.

Ibu-ibu itu pun menjawab menjawab, "Wa'alaykum salam dek" Ada yang menjawab ada yang tidak menjawab. Ah biarin aja pikir Syera.

"Sini Dek, duduk" Salah satu Ibu menawarkan Syera untuk duduk

"Terima kasih Ibu" Syera duduk dan meletakkan tas besar tempat segala macam produk yang Dia bawa.

"Saya boleh tanya pemilik rumah ini Ibu yang mana ya Bu?"

"Saya Dek, Ibu Sari" Sembari tersenyum Bu Sari menjawab pertanyaan Syera

"Salam kenal Ibu Sari, saya Syera Ibu . Gapapa kan Bu saya demo produk saya disini? Dan ntar Saya bakal mau minta tolong lagi"  Senyum manis penghias bibir Syera mengembang disaat Dia berbicara.

Dalam hati Syera berkata, "Ah manisnya aku, emang manis sih aku kalau lagi mau menarik minat hati calon pembeli. Percaya dirinya aku ini Tuhan" 

"Boleh dong Dek, ga apa-apa silahkan aja Dek Syera" Ibu Sari senyum, aih Ibu Sari juga ga kalah manis dari Syera.

"Meleleh aku Buuu ada ga anak cowo Ibu yang masih singel, kasih ke aku dong, keknya nih Ibu salah satu calon mertua idaman menantu." Tentunya kalimat ini hanya ada dibenak Syera haha, "Yakali diutarakan langsung, baru kenal juga sama Ibu Sari ini, risih ntar Ibu nya ke aku." 

Salah satu dari Ibu-ibu ada yang nyeletuk

"Kami ga punya uang Dek, percuma kau kesini"

Ibu itu sudah tau betul kalau sales seperti Syera ini ujung-ujungnya pasti mau jualan.

Syera pun menjawab "Maaf Ibu cantik, misal nanti Ibu beli, bayarnya ga sekarang kok, lagian Ibu liat aja dulu ya belinya nanti, ntar Ibu saya make up-in, mau ya? Saya kan sudah izin demo-in kosmetik saya ke Ibu Sari"

Sembari Syera melirik ke arah Ibu Sari dengan melemparkan senyuman.

"Ga beli juga ga apa-apa Ibu sayang, yang penting Ibu-ibu tau ada produk kosmetik yang bagus dari saya"

Sambil berbicara tangan Syera pun bergerak mengeluarkan produk kosmetik dan menatanya dengan baik biar sedap dipandang mata. Ada Two Way Cake yang menjadi andalan produk mereka, ada lipstik, colorfix, foundation, bedak kocok, sabun sirih dan lain-lain.

Syera berusaha menanggapi omongan Ibu itu dengan senyuman sembari memuji Ibu itu juga, walaupun Ibu itu sedikit ketus saat berbicara kepadanya.

Ibu itu berbicara lagi "Alah semua sales pasti bilang kok produknya bagus"

Syera pun tak mau kalah diam, dia menjawab"Iya dong ibu, pastinya ya begitu. Mana ada orang jualan ngejelekin produk yang dia jual, ntar ya ga laku kan Ibu sayang? Hehe.. " Syera tertawa kecil.

"Tapi kalau yang ini beda sayang, kosmetik yang aku bawa nih beda dari yang lain. Satu harian ibu pakai bedak ini, misalnya ke kondangan atau kemanapun, itu ga akan luntur walaupun kena air, misalnya air mata, air hujan atau air kehidupan."  Berusaha banget Syera tuh untuk mencairkan suasana.

Ibu itu menjawab "Ah ga yakin aku tapi sejak tadi pinter banget kau menjawab"

"Saya cuma ngomong bener loh Ibu sayang" Syera tetap senyum menanggapinya

"Saya boleh tau nama Ibu?" Syera bertanya kepada Ibu yang ketus itu.

"Nama aku Katiyem tapi panggilannya Monic" Dia terus memandang Syera dengan serius bergantian melihat produk yang Syera bawa.

"Oh iya Ibu Katiyem, salam kenal ya Ibu" Syera berucap ramah.

"Kan aku sudah bilang panggilnya Monik mbak" Dia ngomong sedikit sewot tapi tidak seketus tadi.

"Eh iya bener, maaf Ibu Monik ya" Syera berlagak lupa dan menjawab sekenanya dengan sebilah senyum menawan

Syera kembali menoleh ke arah Ibu Sari "Ibu, boleh saya minta air sedikit?"

"Kamu haus Nak Syera, tunggu bentar ya saya ambilin" Dia bergegas berdiri untuk mengambil Syera minum.

"Maaf Ibu, bukan air minum. Saya minta air mentah kok, buat praktek nya nanti"  Syera ketawa menjawabnya.

"Hehe tak kira Nak Syera haus, mau saya buatin teh tadi. Yaudah saya ambil airnya dulu ya"

Ibu Sari langsung pergi, tidak menunggu lama dia pun datang membawa air satu baskom.

Syera ketawa kecil "Wah banyak banget airnya ya Bu, bisa nih buat Ibu Monik mandi ntar haha" Semuanya ketawa kecuali Ibu Monik.

Ibu Monik berbicara dengan wajah datarnya "Sudah buruan Mbak, jangan ngelawak"

Syera dengan sisa ketawanya menjawab "Iya Ibu Monik cantik, yok kita mulai, Ibu sini deket saya"

Ibu Monik mendekati Syera, mulailah Syera memakeup-in nya.

"Eh tunggu dulu bentar, Ibu Monik pake krim wajah ya tadi?" Syera melihat wajah Ibu Monik seperti berminyak karena krim wajah

Ibu Monik menjawab "Iya lah mbak, masa ga"

"Harus dicuci dulu sayang, biar aman ntar di wajah Ibu ini produk saya"  Jawab Syera

"Harus gitu ya mbak?" Ibu Monik dengan wajah herannya.

"Iya dong, biar ntar makin cantik" Syera menjawab tak lepas dari senyumnya.

Dia pun pergi mencuci wajahnya dengan sabun di rumah Ibu Sari, tidak memakan waktu yang lama dia pun kembali dan langsung duduk di depan Syera.

"Yok kita mulai" Eh terlihat malah Ibu Monik yang lebih bersemangat

Syera segera mengeksekusi eh maksudnya memakeup-in Ibu Monik dengan memakaikan berbagai macam produk ke wajah Ibu Monik. Pembersih wajah, two way cake, lipstik, shadow, maskara sudah menyentuh kulit wajah ibu Monik.

"Wah cantik ya" kata seorang Ibu berambut ikal, Syera belum mengetahui nama Ibu itu karena Syera belum bertanya siapa namanya.

"Nah iya ini emang cantik karena produknya bagus, tapi bukan cuma karena bagus produknya, Ibu Monik juga cantik " Bu Monik senyum-senyum sendiri sambil ngeliatin wajahnya di cermin yang ada di wadah two way cake itu.

Polesan makeup yang Syera bikin ke Ibu Monik emang ga menor jadi itu terlihat cocok banget di wajahnya Ibu Monik dengan pilihan warna lipstik yang pas.

Syera melanjutkan omongannya lagi,

"Begini kan Ibu-ibu tampilan kita saat kondangan, nah pastinya kan Ibu-ibu takut bedaknya luntur saat menangis di kondangan atau kena hujan barangkali di jalan"

Syera menjeda omongan lalu mendekatkan air yang ibu Sari ambilin tadi, dan ngomong lagi,

"Dengan bedak dari produk kami, Ibu ga akan ngalamin yang namanya bedak luntur" Sembari Syera siap-siap mau membasahin wajah Ibu Monik dengan air.

Ibu Monik refleks menghindar sambil berkata "Jangan dihapus dong mbak makeup nya, sayang toh baru dipakai juga"

Dalam benak Syera berkata "Hehe aku ga salah milih model keknya, suka makeup ternyata nih Ibu"

Semua Ibu-ibu juga ikut heran lalu Syera menjawab "Saya mau tunjukin kalau bedak ini emang benar-benar bagus Ibu-ibu, jadi Saya mau nunjukin keistimewaan bedak ini. Nah lihat kesini Ibu-ibu, lihat dengan seksama yaa" Dengan yakin Syera mengguyur wajah Bu Monik dengan air.

Semua orang terkesiap.

Salah satu Ibu nyeletuk "Bener-bener ga hilang ya? Bagus banget buat aku ke pesta"

Ibu Sari yang sedari tadi hanya diam merhatiin, bertanya kepada Syera "Berapa itu Dek Syera satu paketnya?"

Syera tersenyum "Sebenarnya ini ga dijual perpaket Ibu, tapi persatuan aja"

"Bedak two way cake nya 65 ribu, ini bisa tahan lama tanpa foundation, tapi ditambah foundation makin lebih tahan lama... " (Syera menjelaskan semua harga produk.)

Ibu rambut ikal berkata "Wah ternyata mahal, pantes aja sih bagus soalnya"

"Ya itu termasuk mahal di tahun yang ga enak ini." Tentu saja alimat ini tidak Syera utarakan.

Syera pun menjawab "Ada harga ada kualitas ya Ibu-ibu cantik" Tak lupa senyum harus selalu bersemi di bibir Syera

Syera melanjutkan omongannya lagi "Ibu-ibu jika mau beli, seperti yang saya katakan sebelumnya ini bayarnya tidak sekarang, tapi bulan depan. Nah ibu ambil sekarang ntar bayarnya ketika saya datang atau bisa kumpulin uang nya kepada Ibu Sari, bulan depan saya datang buat ambil uangnya"

Syera menoleh ke arah Ibu Sari "Boleh ya Bu, karena Ibu kan tuan rumahnya, jadi ke Ibu saja ya saya ngutip uangnya bulan depan?" Syera berharap dengan tak lepas senyum di wajahnya.

"Iya Dek Syera, tidak apa-apa. Ibu bersedia" Ibu Sari menjawab dengan lembut dan santai.

"Kalau gitu saya mau bedak yang ini sama lipstik warna ini ya dek" Ibu Sari ngomong sambil menunjuk bedak anti air sama lipstik yang Syera pakaikan ke ibu Monik.

Dengan semangat 45 Syera menjawab "Siap Ibu sayang" Syera pun menulis semua pembelian di bon faktur dan dia juag memberikan produknya kepada Ibu Sari.

"Ini Bu nota nya, yang kuning Ibu pegang, yang putih saya yang pegang" Ucap Syera

Ibu yang lainnya sudah menyusul dan semuanya sudah ditulis oleh Syera. Hanya saja produk yang di tas Syera tidak cukup, jadi harus menunggu produk lainnya dari mobil.

Ibu Sari menjawab "Terima kasih ya Dek Syera"

"Saya yang makasih Ibu, eh sebentar ya Ibu-ibu cantik, ntar ada mobil yang jemput saya, setelah mobilnya datang, nanti saya titip produknya ke Ibu Sari ya" lalu dianggukin Ibu Sari, dan di "iya" in semua Ibu-ibu yang membeli produk yang Syera bawa.

Syera pun pamit kepada mereka.

"Permisi ya Ibu-ibu, assalamu'alaykum, sekali lagi terima kasih semuanya" Senyum Syera mengembang seperti habis nerima gaji.

"Wa'alaykum salam" Mereka menjawab salam Syera dan Syera pun beranjak berjalan pergi.

Sembari menunggu mobil datang,  Syera teringat dengan orang yang katanya bisa nyembuhin Ibu nya.

Syera mengeluarkan handphone nya, dilihatnya daftar kontak yang tadi disimpannya dan Syera meyakinkan hatinya untuk menghubungi nomor tersebut.

Tut tuut… Syera mendengarkan nada sambung dan telepon itu pun tersambung.

"Halo, assalamu'alaykum" terdengar suara lelaki di seberang telepon sana.