BAB 4
Setelah kepulangan Pak Purnomo, Syera berjalan menuju dapur karena perutnya kini merasa lapar, jadi Dia akan segera mengambil makan malamnya.
Syera mengambil piring di rak, lalu nasi dan ah dilihatnya lauknya tinggal sedikit.
"Gapapa dah, yang penting bisa isi perut aku, biar ga ngisap gini" Batin Syera.
Syera segera melahap makan malamnya sampai habis tak bersisa. Eh tapi ga ikut sama piringnya dong Syera habisin. Piring yang dipakai Syera untuk makan itu piring beling. Ya kali Syera seperti pemain jarkep sampai makan beling.
Kalian pasti tau jarkep kan? Jarkep itu adalah singkatan dari jaran kepang. Jaran kepang adalah salah satu kearifan lokal yang sudah menjadi salah satu budaya bangsa.
Loh kok jadi ngomongin jarkep sih?
Perut Syera kini sudah adem ayem, tidak ada genderang perang terdengar dari dalam. Dia melangkahkan kakinya menuju kamarnya, Dia hendak mengistirahatkan badan dan pikirannya yang satu harian telah bergulat dengan lika liku kehidupan.
Syera membaringkan badannya di atas kasur, dia menunggu pesan dari cowo yang sedang mendeketinya. Biasanya cowo itu suka SMS Syera di waktu begini.
Bayu, Bayu Anggara Perdana. Dia seorang Tentara yang tidak mau dibilang Tentara, dia memang aneh sih tapi baik, pikir Syera.
Sebenernya sebelum kenal dengan Bayu, Syera berpacaran dengan temen satu profesi Bayu, namanya Reza, Reza Fahlevi Siregar.
Beberapa kali Syera jalan dengan Reza. Reza sering menjemput Syera di rumahnya. Namun Syera merasa seperti dijahati oleh Reza dan hampir saja dilec3hkannya.
Pernah satu waktu, Reza c0li didepan Syera, tepat di dalam mobilnya pula. Awalnya mobil itu diberhentikan di tempat yang gelap, tidak banyak rumah di lokasi itu.
Ya, Syera memperhatikan tempat sekitar disaat mobil itu sudah tidak bergerak dengan mesin yang masih menyala.
"Mau ngapain sih Bang? " Tanya Syera
Reza menjawab "Maaf Dek Abang sudah ga tahan"
Tanpa banyak kata lagi, langsung saja Reza membuka kancing celananya dan menurunkan resletingnya serta mengeluarkan kem4lu4nnya yang sudah terlihat menegang. Walaupun sedikit gelap, namun Syera masih bisa melihatnya dengan samar.
"Astaghfirullah Abang" Syera sedikit shock melihat sikap Reza itu.
Rasa takut datang tiba-tiba menghampiri hati Syera. Dia takut diperk0s4 oleh Reza. Tapi walaupun begitu Syera tetap mencoba untuk bersikap dengan tenang.
"Maaf Dek" Cuma kata itu yang keluar dari mulut Reza.
"Kamu mau bantu pegang gak Dek?" Tanya Reza dengan wajah sagn3 nya.
"Jangan ngarang kamu Bang" Syera dengan ketus menjawab. Dia merasa direndahkan.
Ingin sekali Syera berteriak sekencang mungkin dan lari keluar dari mobil ini. Namun Syera pun berpikir, dia takut malah membuat Reza menjadi berbuat semakin nekad dengannya.
Syera terus mensugesti dirinya "Semuanya akan baik-baik saja Syera, Reza ga akan perk0s4 kamu, bisa hancur karir dia di kompi kalau dia lakukan itu ke kamu" Kalimat itu terus yang berputar di otak Syera.
Sampai akhirnya Reza pun selesai dari aksinya, Dia meminta Syera untuk mengambilkan banyak tisu dan segera mengelapnya. Dan saat itu juga Syera langsung meminta Reza untuk mengantarnya pulang.
Reza masih menyempatkan dirinya untuk meminta kepada Syera "Bagi uang dong Dek, mau buat beli rokok"
Syera langsung menjawab dengan datar"Enak aja, ga ada"
"Tapi Abang tau uang kamu itu banyak kok Dek, ga usah berbohong bilang ga ada" Reza masih ngotot meminta.
"GA ADA, JELAS KAN?" Hampir saja Syera ga bisa menahan emosi ku.
"Enak aja, dia pake minta uang aku segala, emang dia udah ngasih aku apa rupanya, ngasih pelec3h4n?" Itu kalimat yang ada didalam benak Syera.
"Ayo, buruan anter aku pulang" Ucap Syera lagi dengan wajah datar.
Reza pun memutar balik mobilnya, mengantarkan Syera pulang. Namun Syera tidak mau diantar sampai ke rumahnya, Dia meminta berhenti di gang rumahnya saja.
Setelah kejadian itu Syera tidak mau bertemu dengan Reza lagi. Bahkan telepon tidak juga. Telepon Reza tidak pernah Syera angkat atau gubris lagi, sampai SMS pun tidak pernah Syera balas. Dan pada akhirnya mungkin Reza lelah, Dia tidak pernah lagi ada kabar, hilang tanpa jejak, terkubur tanpa pusara.
Namun dari Reza juga lah Syera mengenal Bayu, sejak perlakuan asusila nya Reza saat itu, Syera jadi sering mengobrol dengan Bayu.
Tiditt tidiit.. suara nada sms handphone Syera berbunyi membuyarkan lamunannya.
Syera melihat pesan masuk di layar handphone nya, benar saja itu dari Bayu
"Cela, dah makan?"
Ya Bayu memanggil nama Syera dengan sebutan Cela, biar ngerasa deket banget gitu katanya.
Syera juga biasa dipanggil dengan sebutan itu, ya memang karena Cela juga nama kecil Syera.
Segera Syera membalas pesan dari Bayu.
"Dih nanya doang, dibeliin ga. Dah jam berapa ini Bayyy baru nanya aku dah makan belum" :D
Send… Pesan terkirim
(Haha jadi terkenang emot yang dulu kek begitu, pas ngetik cerita ini)
"Lagian Bayu ga tau apa, ini udah jam berapa, udah jam 10 lewat gini. Ya ampun Bayu" Syera bergumam dengan seuntai senyuman sembari menggelengkan kepalanya.
Tidiit tidiit.. Pesan masuk lagi dari Bayu.
"Ya kan kalo jam segini kamu belum makan, ya aku dateng dong buat anterin makanan spesial"
"Ckck, ada aja jawaban Bayu, tau aja cara ngeles yang baik dan benar". Pikir Syera
"Ngarang banget deh, dah malem weh.. kamu ga telpon aku aja? Cape banget ngetik, dari siang nih tangan dipake buat kerja, masa malem juga?"
Send… Terkirim
Handphone Syera langsung berdering, tertera di layar handphone itu nama Bayu sedang memanggil.
"Assalamu'alaykum Cela wanita ku"
Suara di seberang sana bikin naik daun telinga Syera saja.
"Wa'alaykum salam lelaki ku"
Hihi Syera tak mau kalah menjawab dengan kata yang hampir sama dengan yang diucapkan oleh Bayu.
"Hahaha bisa aja Cela jawabnya, Cel besok ketemu yok, aku dateng ke rumah kamu ya? Ini aku ga bisa nelepon lama, aku lagi piket soalnya"
"Cieee yang mau ngapel, secara besok kan malem minggu, cie cie aku nya diapelin kamu dong"
Syera ngeledek Bayu
"Pake cie segala, boleh ga Cela? Tapi aku cuma bawa motor, aku kan ga punya mobil kek si Reza"
Syera menjawab "Apaan sih si Bayuu, macam baru kenal aku aja. Keknya kamu bukan kali pertama ini deh main ke rumah aku, udah beberapa kali juga kamu dateng kesini, pake ngomong kek begitu segala. Ya emang kamu bawa motor, trus kenapa? Kek pernah aku usir aja nih cowo, hadeuhh"
"Panjang banget buk ngomongnya, tapi berarti boleh dong, Yesss"
Terdengar semangat dan riuh suara Bayu dari dalam handphone.
Syera heran mendengar suara Bayu yang terdengar seperti memenangkan lotre saja. Aneh deh, padahal dia sudah pernah datang beberapa kali ke rumah Syera, ya walaupun cuma duduk di bangku bambu doang yang ada disudut halaman rumah Syera.
Bayu menyambung omongannya,
"Emang beneran dah kamu wanita ku, wanita hilang yang aku cari, lalu baru ketemunya sekarang. Walaupun keduluan sama temen aku"
"Ngomong apaan weh, udah kek mau buat puisi aja, kek seneng banget deh kamu keliatannya" Syera nyeletuk sekenanya saja.
"Hahaha" Bayu malah ketawa doang.
Ya udah kalau gitu ya Cela, aku mau lanjut piket dulu, selamet bobok wanita ku" Ucap Bayu diujung telepon
Syera pun menjawab "Selamat bertugas lelaki ku, Jangan ikutan bobok kamu hahaha"
Dia tertawa, Syera pun juga. Dan sambungan telepon pun sudah terputus.
Syera melihat jam di handphone nya, ini jam 11.30 malem, waktunya Syera harus tidur karena besok dia akan kembali bekerja, menghadapi hari melewati mimpi.
Syera bergegas untuk tidur, Dia meletakkan handphone nya di samping kanan atas nya.
Waktu sudah berlalu 1 jam sejak Syera memutuskan untuk tidur, waktu begitu cepat berjalan tapi mata Syera tak juga mau terpejam, pikirannya kusut tertuju pada satu orang.
"Kenapa sih ga bisa bobok Syeraa, sulit banget buat bobok, mana ini mata kenapa jadi seperti ngeliat wajah pria yang tadi, Astaghfirullah, dia itu sudah tua loh Syera.." Batin Syera menggerutu tak menentu.
"Aduh ya Allah, wajah pria tadi kenapa di kepala aku terus sih, udah Bapak-bapak loh itu, udah Om-om"
Tak kunjung mata terpejam, bergegas Syera menggerakkan lidahnya untuk membaca sholawat nabi, tujuannya supaya wajah pria yang Syera baru kenal siang tadi langsung hilang dari pikirannya dan Dia bisa tidur dengan nyaman.
"Allahumma shalli 'ala Muhammadi wwa 'ala ali Muhammad"
Sudah 3 kali Syera membaca shalawat itu tapi mata Syera tak kunjung terpejam pikiran tak kunjung tenang. Dia tetap tidak bisa untuk tidur.
Dibenak Syera berkata "Apa karena aku sudah ga pernah mengerjakan sholat ya, makanya gini, tidak ada reaksi apapun, aku tetap ga tenang"
Syera akui sudah hampir setahun ini Dia tidak menghadap ke kiblat-Nya datang menjumpai Tuhannya. Mungkin hanya satu atau 2 kali saja, karena pekerjaannya, Syera menjadi melupakan perintah Tuhan yang menciptakannya.
"Astaghfirullah Ya Allah, ya Tuhan ampuni aku. Ya Allah aku kenapa?" Syera mulai frustrasi
"Pria itu sudah tua Syeraaa, punya istri juga, juga sudah punya anak, mungkin usianya sudah 40 tahunan juga, sadar Syeraaa"
Syera hanya berusaha menyadarkan dirinya dan dia menduga-duga usia pria yang dijumpai tadi.
Syera terus mensugesti dirinya, supaya tidak terbayang wajah pria itu.
Tapi tiba-tiba..
"Tidiit tidiit.." Handphone Syera berbunyi pertanda ada pesan masuk.
"Pesan dari siapa selarut malam gini?" Batin Syera