Chereads / Apakah Benar Aku Dipelet / Chapter 5 - BAB 5. Bayu Ngapelin Syera

Chapter 5 - BAB 5. Bayu Ngapelin Syera

BAB 5

Syera langsung mengambil handphone nya, hendak melihat siapa gerangan yang mengirimkannya pesan selarut malam ini. Dia penasaran.

"Siapa yang mengirimkan pesan selarut malam ini" 

Betapa kagetnya Syera melihat handphone dan membaca isi pesan itu.

"Jangan lupa shalat tahajjud ya Dek"

Bagaimana Syera tidak kaget, Pak Purnomo lah nama pengirim pesan itu, yang sejak tadi wajahnya selalu mengganggu pikiran Syera, wajah itu tidak bisa hilang seakan terus menempel di matanya.

"Hah bagaimana bisa ini Om-om tau kalau aku belum tidur?, Lagian berani sekali dia mengirimkan pesan kepada aku selarut malam ini" Batin Syera.

Syera benar-benar heran melihat sikap Bapak-bapak yang baru dia kenal itu, Bapak itu sudah berani mengirimkannya pesan di tengah malam.

Tapi sejenak Syera mencoba berpikiran positif,

"Tapi ini Bapak-bapak ngingetin kamu sholat loh Syera, bener juga yang dia anjurin, aku harus sholat biar tenang, biar wajah dia ga kebayang terus" Begitu lah yang ada dibenak Syera.

"Karena itu memang anjuran yang bagus, ada baiknya aku shalat, biar damai. Sudah lama banget aku ga shalat." Pikir Syera.

Bergegaslah Syera bergerak menuju kamar mandi, dia hendak mengambil wudhu tapi sebelum itu Syera masih sempat berpikir,

"Ini pesan dibales ga ya?" Syera bertanya di dalam hati.

"Ucapin makasih aja kali ya" Syera mikir beberapa menit, akhirnya Syera pun memutuskan untuk membalas pesan itu saja.

"Terima kasih Pak" Send..Pesan terkirim

Hanya itu saja isi balasan pesan Syera, Syera pun langsung menunaikan anjurannya tadi.

Syera mengambil wudhu ke kamar mandi. Kenapa ke kamar mandi? karena rumah Syera tidak mempunyai tempat khusus untuk berwudhu.

Selesai berwudhu Syera kembali berjalan ke kamarnya, mengambil mukenah, sejenak Syera memperhatikan mukenah yang sudah lama tidak dia gunakan itu. Dia pun memakainya.

"Ya Allah ada rasa haru menjalar ke sabunari karena menggunakan mukenah ini lagi. Hiks" 

Syera berdiri menghadapkan dirinya ke arah kiblat, dengan suara pelan dia mengucapkan istighfar sebanyak tiga kali.

"Astaghfirullahal 'adzim…Astaghfirullahal 'azhim.. Astaghfirullah 'adzim"

Diangkatnya tangannya melakukan takbiratul ihram

"Allahu akbar"

(Dengan pelan dan penuh khidmat Syera melafadzkan bacaan takbir dengan diringi niat sholat tahajjud didalam hati)

"Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh"

Alhamdulillah, Syera telah selesai menuntaskan sholat tahajjud itu.

Syera meletakkan mukenah yang baru saja dia lipat lagi itu lalu berbaring kembali ke atas kasurnya.

Benar saja setelah Syera melaksanakan sholat, wajah Pak Purnomo tidak ada lagi melayang-layang di matanya. Rasa ngantuk pun datang.

"Alhamdulillah perasaan aku lebih tenang sekarang"  Bantin Syera.

Syera pun tertidur dengan pulas.

Malam berlalu pagi pun tiba.

Syera terbangun di jam 6 lewat hampir jam 7 pagi, dan seperti biasa dia tidak melewatkan shalat subuhnya.

Syera masih terbiasa melewatkan shalat walaupun tadi malam dia sudah melaksanakan shalat tahajjud.

Dan seperti biasa juga Syera melakukan rutinitas pagi nya, karena dia akan berangkat kerja di jam 7.30 pagi itu.

Singkatnya.. 

Syera sudah berada di kantor. Sampai kantor Dia harus mengecek barang-barangnya yang ada di tas produknya. Semua tas SPG telas ada label namanya. Syera mengambil tas dengan label namanya yaitu "SYERA".

Sebenarnya Syera sudah memasang gembok di tasnya itu jadi tidak mungkin lagi ada yang hilang pikirnya.

Dan benar saja semuanya aman sentosa. Syera pun melapor ke bagian gudang untuk menambah stok barang nya hari ini. Begitulah rutinitas kerja Syera setiap hari.

Jam 10 pagi semuanya sudah siap untuk berangkat ke lapangan. Tujuan hari ini sedikit lebih jauh dari yang kemaren tapi masih di kecamatan yang sama.

Sampai di lapangan, Syera melakukan hal yang sama seperti kemaren, bertemu Ibu-ibu mendandaninya atau me-makeup-in nya, dan memasarkan produk, ya begitulah sistem kerja Syera saat ini.

Waktu berlalu begitu cepat, penjualan hari ini sudah selesai semuanya, semua orang ada di dalam mobil dan sekarang sudah bersiap untuk pulang.

Semua orang duduk tenang, wajah lelah pun terlihat dari sebagian mereka. Rasa capek bekerja satu harian, itu memang benar-benar yang mereka rasakan.

Hari ini penjualan Syera tidak sebanyak kemaren. Namun sudah lepas dari target penjualan harian, kantor mereka memberikan target penjualan satu hari itu hanya sebesar 250k. Dan penjualan Syera lebih besar sedikit dari nominal itu. Posisi penjualan Syera hari ini di garis aman.

Mobil melaju dengan kencangnya, membelah cakra yang banyak lika-likunya. Tanpa terasa mereka pun telah sampai pada tujuan.

Dan kini Syera sudah berada di rumahnya, dia pulang sampai rumah di jam 6 sore. Yah hari ini jam pulangnya lebih cepat dari kemaren.

***

Melihat Ibu duduk sendirian, Syera jadi teringat tentang bagaimana kelanjutan pengobatan Ibunya itu.

"Apa Pak Purnomo jadi datang hari ini? Syera bertanya-tanya dalam hati.

Syera ingin tau jawabannya, lalu Syera pun mendatangi Ibunya dan bertanya,

"Bu, gimana hari ini pengobatannya? Lancar? Atau jadi ga Pak Purnomo datang buat ngobatin ibu?"

"Mana ada dia datang, keknya dia mau datang kalau ada kamu saja Syer" Jawab Ibu Syera.

"Lah kok gitu? Mana bisa gitu Bu, kemaren kan Bapak itu sudah janji bakal ngelanjutin pengobatannya kepada Ibu, biar ibu cepat sembuh loh" Ucap Syera.

"Lagian semalam ibu ga diapa-apain Dia kok, ga ada pengobatan apapun, cuma tangannya aja yang diletakkan dibelakang Ibu tapi ga langsung kena ke badan Ibu gitu" Ibu Syera menjelaskan kejadian semalam yang Syera tidak sempat melihatnya.

"Kek gimana itu Bu?" Syera penasaran, sedikit menjeda pertanyaannya "Kek pake tenaga dalam gitu?" Dia tanya lagi.

Ibu Syera menjawab "Haha iya begitu, ntah apa pun"

Ibu Syera malah terkekeh ketika Syera mengatakan menggunakan tenaga dalam.

"Lah aneh Bu, katanya metode gurah. Emang gurah itu cuma begitu aja ya Bu prosesnya?" Syera bertanya pada Ibunya.

"Ya mana Ibu tau, kan kamu yang tau dan kenal sama Bapak itu" Ucap Ibunya

"Cela juga ga tau Bu, tapi ntarlah, nanti atau besok Cela hubungi lagi Bapak itu" Ucap Syera

Syera berpikir ga mungkin sekarang dia menghubungi Pak Purnomo karena malam ini adalah malam minggu, Bayu berjanji akan datang ke rumahnya. Jadi kini Syera sedang nungguin Bayu datang.

Syera beranjak pergi meninggalkan Ibunya di ruang depan itu, dia melangkahkan kakinya menuju kamar. Lalu dia berbaring di atas kasur.

Baru badan Syera menyentuh kasur, tiba-tiba..

Tidit-tidit.. Nada pesan handphone Syera berbunyi, Syera pun melirik ke arah handphone nya. Pesan dari Bayu.

"Cel aku sudah di depan rumah kamu"

Syera melihat jam, "Ya ampun sudah jam setengah delapan ternyata" pikirnya

Syera tidak menjawab pesan itu. Dia bergegas berjalan keluar rumah dan segera melihat Bayu.

Dan benar saja sudah ada Bayu disana. Dia sudah duduk di bangku bambu gede yang dibuat oleh Ayah Syera.

"Ye Pak Tentara udah dateng aja" Syera menyambut kedatangan Bayu dengan sedikit candaan.

"Bukan Tentara aku Cela. Kamu apaan sih ntar kedengeran orang, ntar orang pada lari ngeliat aku" Dia tertawa setelah mengucapkan kalimat itu

"Dih, lari apaan. Mana ada orang lari. Tapi tentang itu udah dulu. Aku mau tanya, ini serius aku diapelin sama kamu? haha" Syera menggoda Bayu

"Mana ada, aku cuma kesasar kok sampe sini" Dengan candaan malu-malu Bayu mengatakannya.

Bayu menyambung omongannya lagi "Mana bawa motor butut pula, mana ada cowo ngapelin cewenya naik motor butut kek aku ini" Bayu terkekeh.

Dan Syera pun ngakak.. "Wkwkwk"

"Hahaha butut butut, motor gini dikata butut, sarap aku rasa kamu tuh." Ucap Syera ceplos begitu aja.

Karena Syera melihat motor Vixion yang sedang terparkir di halamannya, yang tidak jauh dari posisi mereka duduk. Yang mana pada saat itu motor vixion menjadi kebanggaan para cewe jika dibonceng oleh pacarnya.

"Minjem itu tadi" Bayu nyeletuk

"Dih bisa minjem tiap hari ya" Syera tersenyum.

" Trus trus.. tadi aku denger apa tadi? Ngapelin cewe nya? Tunggu dulu tunggu dulu, tunggu dulu nih yaa, emang aku cewe kamu?" Syera ketawa mengatakan itu.

Bayu pun cuma angkat-angkat alis nya saja, menunjukkan alisnya yang tebal sambil melemparkan senyuman ga jelas mencurigakan.

"Hahaha"

Lagi lagi Syera cuma ketawa ngeliat tingkahnya Bayu.

Mereka pun lanjut bercerita ngalor ngidul ntah kemana-mana, ngebicarain apa aja, termasuk nyeritain kelakuan Reza kepada Syera.

Bayu pun berucap, "Sudah.. kalau tentang si Reza jangan kamu inget-inget lagi ya Cel, walaupun dia jahat ke kamu tapi dia tetep temen aku kan, dan karena dia juga kan kita bisa jadi kenal gini"

Dengan sok bijaknya Bayu berkata dibarengi dengan  memasang senyum menawannya.

Aduh meleleh adek bang.

Syera pun menjawab "Iya juga ya Bay, yang penting aku ga di apa-apain aja kan sama dia, aku masih selamat. Aku masih aman. Aku masih per.. "

"Hey mau ngomong apa kamuu, per per per, perempuan?, iyalah kamu perempuan. Hahaha" Bayu langsung memotong omongan Syera.

Bayu dan Syera tertawa bareng.

Hampir saja Syera mengatakan kalau dia masih per4w4n, tapi Bayu sudah memotong kata-katanya duluan, sepertinya Bayu memang tidak suka bicara yang arah kesana.

Dan ga kerasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, itu juga sudah lewat.

Bayu pamit pulang dan katanya dia bakal sering dateng kalau dikasih izin oleh Syera lagi.

"Dih kok jadi nagih dia"  Syera bergumam sambil senyum-senyum sendiri.

Syera masuk ke rumahnya dan langsung menuju kamar. Dia membaringkan badannya, hari ini dia begitu rileks banget apalagi setelah ngobrol dengan Bayu.

"Hmm apa aku suka sama Bayu ya? Ah ga mungkin deh, dia kan temennya Reza, masa harus pacaran sama teman mantan aku?  Haha" Syera ketawa memikirkan itu.

Beralih Syera teringat dan memikirkan gimana kelanjutan pengobatan Ibunya.

Saat Syera mikirin itu handphone nya pun  berbunyi. Nada itu adalah suara nada pesan dari handphone Syera.

Syera mengecek pesan dari siapa yang masuk,

"Ya ampun dari Pak Purnomo, kirain dari Bayu weh, kenapa time nya selalu pas ya mikirin yang bersangkutan dengan Bapak itu ya, ah ntahlah"  Ah terserahlah pikirnya, Syera ga mau pusing mikirnya.

Lanjut Syera membuka dan membaca pesan masuk itu.