BAB 11
Tiba-tiba Syera membayangkan ada seorang perempuan yang datang memergoki mereka di cafe remang-remang itu. Karena kini ada rasa bersalah dari lubuk hati Syera paling dalam ketika mengingat tentang Pak Purnomo adalah seorang pria beristri.
Syera membuka obrolan.
"Pak, gimana jika istri Bapak tau tentang kita berbuat kek begini" Tanya Syera
"Ya ga apa apa Dek, biasa aja, kamu bakal saya nikahi" Jawab Pak Purnomo santai
"Ya ampun dia bilang malah biasa" Batin Syera
"Tapi ingat Pak, Bapak sudah punya istri, mau cerai-in istri bapak gitu?" Tanya Syera lagi
"Ya tidak lah, kamu bakal jadi yang ke dua, kamu harus siap. Lagian di agama kita kan boleh menikah lebih dari 1. Bahkan boleh 4, nabi aja istri nya 9" Ucap Pak Purnomo
Karena obrolan mereka terlihat semakin serius, itu membuat pulang mereka pun jadi tertunda.
"Tapi pak, ntar hati istri Bapak itu pasti sakit." Tanya Syera
"Loh kok aku ga permasalahin ya pas dia bilang aku jadi yang ke 2, lebih mikirin perasaan istri nya. Eror bener nih otak aku." Syera membatin.
Bagaimana pun Syera hanya berusaha menempatkan posisinya di posisi istrinya Pak Purnomo.
"Gak lah, saya malah pernah bawa murid saya ke rumah. Dia sudah siap untuk saya nikahin. Tau tidak? Mereka malah ngobrol, terlihat sangat akrab. Jadi itu bagus dong, akhirnya saya ngebiarin mereka mengobrol." Jeda Pak Purnomo
"Kalau ingin mendapatkan surga, istri itu memang harus ikhlas melihat suaminya nikah lagi, bahkan harus bisa ngeliat suaminya berhubungan b4d4n di depan mata nya" Jelas Pak Purnomo dengan logika yang tidak masuk di akal.
"Hah kenapa begitu Pak" Syera terlihat seperti perempuan bodoh yang belum pernah belajar.
"Ya iya lah karena jaminan nya surga, makanya berat gitu jadi nya syarat nya" Jawab Pak Purnomo dengan ringan.
"Jadi seperti kamu juga kalau nanti jadi istri saya, kamu harus bisa lihat saya berhubungan b4d4n dengan wanita lain, walaupun di depan mata kamu sekalipun" Sambung Pak Purnomo
Syera melongo kaget batinnya berbicara"Astaghfirullah dengan lelaki apa sebenarnya aku berbicara, ini benar-benar ga masuk kedalam logika aku. "
"Saya juga sudah mengatakan tentang ini pada istri saya, begitu juga kepada murid yang ingin banget dinikahi sama saya itu. jadi intinya dia harus bisa seperti itu kalau mau dapat surga" Ulang Pak Purnomo lagi.
"Ya ampun Tuhan, apa pelajaran aku dulu salah" Pikir Syera.
"Pak surga itu bukan dari Bapak, bukan pemberian Bapak." Jawab Syera mencoba memakai logika.
"Saya bisa kasih, kamu belum tau kan saya siapa. Jika kamu tau, maka kamu tidak akan ngomong seperti ini" Ucap Pak Purnomo
"Saya ini Nabi" Ucap nya lagi dengan jumawa
"Hah nabi? Nabi ga ada lagi setelah Nabi Muhammad Pak, dan kita sudah berz1n4, nabi kan ga berz1n4" Syera mencoba mengatakan apa yang terlintas di kepala nya.
"Siapa yang bilang kita berz1n4, kamu ga ngerti z1n4 itu apa! Kita ini tidak berz1n4!!" Ucap Pak Purnomo dengan tegas
"Kan kita belum nikah pak, kalau belum nikah bukannya berz1n4 namanya" Syera semakin bingung, "Kenapa aku jadi bodoh." pikirnya
"Secara syari'at kita memang belum menikah, tapi secara hakikat kita nih sudah menikah. Hakikat itu lebih tinggi dari syari'at. Saat kamu menautkan hati mu pada saya, jadi secara hakikatnya Allah sudah meridhoi dan menyatukan kita sebagai pasangan suami istri, maka karena itu kita dikatakan sudah menikah kan hati. Jadi kita tidak berz1n4" Ucap Pak Purnomo yang membuat Syera semakin bingung.
"Astaga asli otak aku sakit, muter muter.
Sakit sekali rasanya, sepertinya otak ini akan bergeser." Batin Syera
Lalu Syera berbicara lagi "Kalau menikah itu kan ada ijab kabul nya Pak "
"Kita sudah ijab kabul juga loh, ketika kita saling menatap disitu ada ijab kabul nya." Ucap Pak Purnomo
"Pak, ijab kabul itu kan dilakukan wali saya Pak, wali saya ayah saya". Syera mulai jengah
"Sudah saya bilang, Itu kan secara syari'at. Jangan kamu sama kan antara syari'at, hakikat, tarikat, ma'rifat. Itu semua nya beda tingkat. Secara hakikat semua malaikat, wali wali disini menyaksikan kita sudah menikah. Tingkatnya lebih tinggi" Ucap Pak Purnomo
"Kamu kan ga bisa liat, kita ini di kelilingi wali wali Allah,dan mereka sudah menjadi saksi kalau kita sudah menikah. Dah wali wali lebih suci dari Ayah kamu, jadi mereka lah wali" Panjang dia menjelaskannya." Sambung Pak Purnomo lagi masih berusaha memutar otak Syera
Otak Syera menjadi hank betul. Bertanya - tanya dalam hati dan pikirannya "Apa aku memang bodoh selama ini, atau emang pelajaran aku yang salah. Ga bisa banget aku mecahin nya sendiri."
"Masa sih bener dengan apa yang dikatakan Pak Purnomo?" Syera melihat sekelilingnya semuanya gelap hanya ada beberapa pondok terang disana.
"Jadi intinya kamu sudah jadi istri saya yang kedua titik"Tegas Pak Purnomo
"Ga ada ijab kabul nya Pak" Syera nyeletuk
Tiba tiba Pak Purnomo berkata "Saya terima nikahnya Asysyera Qinanti disaksikan para malaikat dan para wali.
"Sah" (dia menjawab sendiri)
"Sah? Hah kita sah Pak? Gimana bisa sih" Syera benar benar bingung dibuatnya, hati dan pikirannya sedang beradu sekarang.
Syera berpikir sejenak lalu dia pun berkata "Eh bener iya ya Pak, gimana ya. Saya ga pernah tau tentang itu"
"Kamu tau kan ga ada manusia lain selain mereka berdua? Malaikat lah yang jadi saksi untuk mereka. Jadi, kita menikah seperti Adam dan Hawa" Ucala Pak Purnomo
Syera pun terdiam, diam mulai berpikir, "Astaga dalam 4 hari kenal aku sudah menjadi istri nya." Pikir Syera dengan polosnya.
Selang beberapa waktu Pak Purnomo telah mengantarkan Syera pulang.
Sesampainya di gerbang rumah Pak Purnomo berkata,
"Kamu percaya kan kalau saya ini Nabi"
Syera terdiam tidak menjawab, karena dia bingung harus menjawab apa.
"Ayah kamu ustadz ya kan, saya berani adu sama dia, saya bisa menurunkan hujan atas kehendak saya sendiri" Tantang Pak Purnomo
"Saya ngantuk Pak" Syera hanya memberikan alasan mengantuk karena untuk mengalihkan omongan dan Pak Purnomo cepat segera pulang.
"Baiklah kalau begitu, besok saya jemput lagi" Ucap Pak Purnomo
"Iya pak"
Bergegas Syera berjalan masuk ke dalam rumah dan aku lihat dia pun pergi.
"Assalamu'alaykum" Ucap Syera
"Wa'alaykum salam"
Terlihat kedua orang tua Syera sedang menonton tv.
"Baru pulang Syer, mana Pak Purnomo nya" Ibu Syera bertanya.
"Dia langsung pulang Bu, karena besok kami mau pergi lagi, Oh ya Bu, Syera mau berhenti kerja loh Bu, mau fokusin ini aja" Ucap Syera kepada Ibu nya.
"Ya ampun Syer, kenapa harus berhenti" Ibu protes, dia kaget kenapa anaknya tiba-tiba ingin meninggalkan pekerjaannya.
"Katanya sih dari sini tuh bisa dapet uang lebih gede Bu…
(Syera menjelaskan kepada Ibunya tentang garis besarnya saja agar Ibunya bisa sedikit paham juga, walaupun sebenarnya bisnis itu juga ga terlalu dipahami Syera).
" Ohh.."
Ibu Syera pun menjawab dengancuma ber "oh" ria saja.
Karena Ibu Syera telah terdiam, tidak banyak omong lagi, Syera pun beranjak masuk kamar.
Di kamar, tiba tiba aku teringat pada Bayu.
Bayu apa kabar ya, kok Bayu ga ada lagi ngirim pesan atau ngabarin aku sih, apa dia marah sama aku?