Chereads / Apakah Benar Aku Dipelet / Chapter 14 - BAB 14. Dibawa Ke Apotek

Chapter 14 - BAB 14. Dibawa Ke Apotek

BAB 14

Syera hanya terdiam mendengar ledekan mereka. Karena kejadian itu akhirnya mereka semua ikut masuk ke dalam mobil. Mobil pun melaju melanjutkan perjalanannya.

Tak terasa sudah tiba di lokasi yang direncanakan. Banyak orang yang sudah menunggu kedatangan mereka. Segeralah semuanya dieksekusi Bu Amelia.

Hasilnya keren, banyak yang deal registrasi. Wajah Bu Amelia terlihat puas begitu pun dengan Pak Purnomo dan juga ga ketinggalan Pak Hadi. Mungkin mereka sudah berpikir akan banyak uang masuk ke kantong mereka dari tempat ini.

Singkatnya semuanya sudah kelar, hari sudah mulai gelap, itu menjelang malam, waktunya kembali ke tempat mereka menginap semalam.

Mereka tiba di rumah penginapan itu di jam 7 malam.

Tidak lama dari itu mereka pun makan. Selesai makan ternyata Bu Amelia, Pak Purnomo dan Pak Hadi sedang ingin merundingkan sesuatu. Ntah apa yang akan mereka rundingkan, Syera tidak mengetahuinya. Karena Syera tidak diajak untuk berunding. Syera pun hanya bisa menurutinya Dia pun segera pergi dari ruangan itu.

Setengah jam berlalu mereka sudah selesai dengan rundingannya. Syera heran melihat sikap mereka, karena setelah mereka berunding, Bu Amelia dan Pak Hadi malam ini juga harus segera berangkat pulang ke Medan, meninggalkan Syera dan teman-teman. Katanya tidak bisa ditunda sampai besok pagi. Ntah ada apa, Syera benar-benar tidak tau menau tentang hal itu. Bu Amelia hanya memberi alasan bahwa tiba-tiba mereka ada sebuah urusan penting di Medan.

Namun Bu Amelia berkata paling lama Dia hanya sekitar seminggu ada di Medan setelah itu Dia akan kembali datang ke kota Syera tinggal.

Itu berarti mereka hanya akan tersisa 6 orang saja di desa itu. Juga Syera baru sadar setelah kepergian Bu Amelia maka tinggal Dia sendiri saja lah yang seorang perempuan. Bu Amelia berkata Dia mempercayakan Syera kepada Pak Purnomo.

Dibenak Syera berkata "Bagaimana bisa dia yang menjaga ku, sedangkan aku saja sudah dimakannya"

Bu Amelia sedang berkemas di kamar, Dia memasukan semua barang-barangnya ke dalam tasnya. Dia harus pastikan tidak ada lagi barangnya yang tertinggal disini, karena kemungkinan besar mereka tidak akan kembali lagi ke desa itum

Sedangkan Syera, ntah apa kini yang menuntun Syera berjalan menuju keluar rumah. Dengan begitu secara tidak sengaja Dia melihat dari kejauhan, Pak Purnomo dan Pak Hadi sedang membicarakan sesuatu di belakang mobil. Syera penasaran apa yang mereka berdua bicarakan disana. Mereka seperti membicarakan sesuatu hal yang rahasia, karena terlihat dari gelagatnya atau cara mereka yang sembunyi-sembunyi menjauh dari semua anggota.

Syera benar-benar penasaran "Kenapa harus sembunyi begitu jika hanya untuk mengobrol hal ringan saja, bukankah mereka sudah berunding panjang tadi di dalam ruang depan itu?" Syera bertanya-tanya di dalam hatinya.

Ada dorongan kuat yang membawa Syera berjalan ke arah mobil itu. Dengan pura-pura Dia berjalan seakan tidak tau tentang keberadaan mereka. Sebenarnya bisa saja mereka memperhatikan Syera, tapi bisa jadi juga tidak karena saking seriusnya hal yang dibahas mereka berdua. Ah biarin saja, pikir Syera. Yang penting Dia akan berjalan sesantai mungkin ke arah mobil itu.

Jarak Syera sudah semakin dekat dengan mereka, mungkin jarak nya hanya sekitar 3 meter saja, Syera berdiri di depan mobil.

Syera mendengar obrolan mereka dengan sedikit jelas.

"Pak, saya seperti tau sesuatu dengan anda" Ucapan Pak hadi membikin alis Syera bertaut, keningnya mengkerut. Mereka membicarakan apa sih, pikir Syera.

Suara Pak Hadi terdengar lagi "Bapak berguru dimana? Sepertinya lebih top Bapak dibanding saya"

Pak Purnomo menjawab sembari tertawa" Hahaha Pak Hadi tau saja"

"Kasih tau lah Pak, kita ini sama Pak, Saya di jogja, Pak Purnomo dimana"

"Hahaha saya juga berguru di Jogja Pak, di gunung…. "

Obrolan mereka membuat pikiran Syera semakin bertanya-tanya. Namun karena takut ada yang memperhatikan Syera, akhirnya Dia buru-buru pergi dari tempat itu. Kini pikiran Syera menjadi tak menentu setelah mendengar sedikit obrolan mereka. "Berguru apa sih? Tadi di gunung apa? Ah ntahlah jadi sakit kepala aku." Batin Syera.

Bu Amelia dan Pak Hadi diantar dengan motor oleh warga setempat sampai ke terminal. Mereka ke Medan akan berangkat menggunakan bus malam.

Kepulangan Bu Amelia membuat Syera menjadi tidur sendiri di dalam kamar itu.

***

Selagi di dalam kamar sampai jam larut malam mata Syera tak kunjung terpejam. Dia terganggu dengan suara nada dering dari ruang depan. Syera terus mendengar nada dering itu berbunyi berulang kali. Dia tau nada dering itu milik handphone nya Pak Purnomo.

Syera menjadi penasaran karena hal itu. Bergegas Dia berjalan keluar dari kamar menuju ruang depan, ingin mengecek siapa yang menghubungi Pak Purnomo berulang kali selarut malem ini. Karena ini sudah jam 12 malam. Dia berjalan dengan perlahan.

Syera sudah sampai di ruang depan, dimana tempat mereka semua para lelaki tidur berjejer tapi masih dengan spasi yang luas.

Syera mendengar kembali suara handphone itu. Dia melihat posisi handphone Pak Purnomo sedang di charge di atas meja yang terletak disisi dinding. Melangkahlah Syera menuju meja yang ada disitu. Dengan segera diraihnya handphone tersebut.

Syera memperhatikan layar handphone milik Pak Purnomo, bukan nama istrinya yang tertera, itu nomer baru atau nomor yang memang sengaja tidak di save. Dikarenakan yang terus menghubungi itu bukan nomer istrinya Pak Purnomo, Syera merasa tidak segan untuk menjawabnya, baginya suara nada dering itu sangat mengganggunya.

Namun Syera heran, kenapa suara nada dering itu tidak membangunkan mereka yang sedang tertidur?

Segera Syera mengangkat telepon itu, namun sebenarnya walaupun dia tidak segan tapi ada sedikit ragu di hati Syera untuk mengangkat telepon itu.

Klik.. Akhirnya Syera menekan tombol itu.

Terdengar suara perempuan di seberang telepon "Sayang akhirnya kamu angkat juga, kenapa sudah lama banget ga ada kabar, kenapa kamu ga pernah datang ke rumah aku lagi, kamu kemana aja, aku kirim pesan juga udah ga pernah dibales?"

Syera pun kaget, Syera mau menjawab namun Dia benar-benar takut, tapi jika tidak dijawab Syera merasa penasaran, siapa perempuan ini sebenarnya? Pikirnya.

Shock juga rasa Syera, teringat dengan perbuatan Pak Purnomo kepadanya. "Oh Tuhan kenapa begini jalan nasib ku." Batin Syera.

"Sayang kok diam, kamu marah sama aku? Bilang dong salah aku apa?" Perempuan itu terus berbicara. Itu membuat Syera tidak tahan untuk menjawabnya.

Dengan suara tertahan Syera bertanya "Kamu siapa?"

Tut tut tut.. Sambungan teelepon itu terputus.

"Astaghfirullah suara aku membuat sambungan telepon itu auto dimatikan, eh bentar atau cewe itu berpikir kalau suara aku tadi adalah suara istrinya Pak Purnomo?" Syera membatin.

Kejadian barusan membuat Syera berpikir aneh. "Apa Pak Purnomo juga mempunyai perempuan lain selain istrinya. Apalagi dia sudah melakukan hal itu ke aku?"

Syera teringat dengan murid perempuan yang pernah diceritakan Pak Purnomo beberapa waktu lalu, "Apa Pak Purnomo juga melakukan perbuatan itu kepada muridnya? Sehingga cewe itu pun rela akan dijadikan istri ke dua?"

"Ya Allah, sakit sekali kepala aku memikirkan itu."

Kejadian itu malah membuat rasa penasaran Syera semakin meningkat. Syera mengecek history panggilan masuk dan keluar. Ternyata banyak banget panggilan ke nomor itu. Mau itu panggilan masuk, keluar ataupun tak terjawab.

Lanjut Syera mengecek kotak masuknya dan kotak keluarnya juga. Tidak ada kotak masuk ternyata, semua kosong. Begitu juga dengan kotak keluar.

Semua pesan sudah di hapus, tapi Pak Purnomo lupa, Dia tidak menghapus history panggilan. Atau memang dia ga kepikiran?

Syera meletakkan kembali handphone itu ke tempat yang sebelumnya. Syera berjalan ke posisi Pak Purnomo tidur. Dalam hatinya berkata "Ingin rasa nya ini orang langsung aku bangunkan dan langsung aku tanya tentang kejadian yang baru saja terjadi. Namun aku berpikir ga sopan banget rasanya membangunkan orang yang sedang tertidur pulas"

Lalu tiba-tiba..

"Hatttccccchimm.."

Syera pun terkejut karena secara tiba-tiba Pak Purnomo yang terlihat tertidur itu, kini dia mengeluarkan suara bersin. Setau Syera orang yang sudah tidur pulas itu tidak akan bisa bersin.

Syera berpikir mungkin saja Pak Purnomo baru saja terbangun. Syera menyentuh tangannya dan memanggil namanya dengan suara yang berbisik.

"Pak" Senyappp.. ternyata tidak ada sahutan sama sekali.

Syera mulai meragukan tentang yang dia ketahui itu, "Apa riset itu yang salah ya, apa memang orang tidur sebenarnya bisa bersin" Pikir Syera.

Sudah lah semakin pusing saja Dia dengan semua kejadian ini, bergegas Dia kembali ke kamar untuk segera tidur.

Baru saja kakinya masuk selangkah ke dalam kamar dan menutup pintu.

"Dek" Suara bisikan berasal dari luar pintu, dan Syera yakin itu suara Pak Purnomo.

Langsung Syera buka pintu itu karena hendak bertanya siapa tau Pak Purnomo ada butuh sesuatu, atau mungkin mau menjelaskan kejadian yang barusan tadi terjadi. Pikirnya.

Ketika baru saja Syera membuka pintu, buru-buru Pak Purnomo masuk ke kamar yang Syera tempati. Dan Pak Purnomo langsung menutup pintunya.

"Astaghfirullah" Syera kaget. Tanpa kata Pak Purnomo membekap mulut Syera.

"Jangan bersuara" itu katanya lalu melepaskan tangannya dari mulut Syera.

Namun itu tak membuat Syera lantas benar-benar diam, karena Syera ingin tau Pak Purnomo butuh apa sampai mendatanginya.

Syera bertanya dengan berbisik "Ada apa Pak, mau ngapain"

"Saya pengen" Jawabnya pelan singkat.

Tidak sempat Syera bertanya dia pingin apa. Tanpa banyak kata Pak Purnomo langsung menerjang Syera tanpa bisa Syera hindari. Pak Purnomo membuat posisi Syera dibawahnya. Tanpa membuka baju Syera. Pak Purnomo menarik cel4n4 d4lam Syera dengan paksa. Itu sangat gampang terbuka karena Syera sudah mengenakan pakaian tidur.

Dan kejadian itu terjadi lagi. Ingin rasa nya Syera berteriak menangis. Namun sulit baginya, apalagi semuanya sudah pernah terjadi sebelumnya.

Pak Purnomo terus mengg3nj0t atas bawah. Bahkan dia meludahi mulut Syera, Syera hendak membuangnya namun Pak Purnomo memaksa Syera untuk menelannya. Rasa mual pun tak terkendalikan. Syera benar-benar merasa mual. Ingin sekali Syera memuntahkan tapi rasa takut Syera lebih besar kepada Pak Purnomo.

Ditambah takut juga kalau ketauan sama orang-orang yang ada di rumah ini. Selesai Dia menuntaskan h4sr4tnya, Dia langsung meninggalkan Syera sendiri tanpa belas kasihan.

Air mata Syera pun tertumpahkan ditambah rasa jijik dan mual yang mendalam karena disuruh menelan ludahnya.

Syera buru-buru berjalan ke toilet untuk membersihkan bagian bawahnya dan membuang liur dari mulutnya sebanyak mungkin, serta berkumur kumur hingga Dia lelah melakukannya.

Syera kembali ke kamar untuk segera tidur, Dia ingin melupakan kejadian malam ini dan meredakan rasa sakit hati serta pikirannya.

***

Pagi pun tiba, Syera sudah mandi dengan membasahi rambutnya, Ada yang merasa heran, ada yang biasa aja melihat rambut Syera basah.

Ketika berpapasan dengan Pak Purnomo, asli tidak ada rasa benci sedikit pun bersemayam dipikiran Syera. Syera pikir mungkin ada satu kabel yang korslet di otak kepalanya sekarang.

Pak Purnomo mengajak Syera untuk jalan keluar berdua menggunakan motor saudaranya. Syera tidak kemana Pak Purnomo akan membawanya. Pak Purnomo memberhentikan motornya di sebuah apotik. Dia parkirkan motornya lalu turun dan masuk ke dalam apotik itu.

Syera berpikir, "Mungkin Pak Purnomo sedang sakit jadi dia memerlukan obat."

Keluar dari apotik Pak Purnomo menyerahkan pil satu papan kepada Syera.

"Ini diminum setiap hari satu ya" Ucap Pak Purnomo.

"Loh Pak, saya kan ga sakit" Jawab Syera.

Syera heran, karena Pak Purnomo memberikan satu papan pil kepadanya. Syera benar-benar heran.

"Obat apaan ini?" Pikir Syera