Chereads / Apakah Benar Aku Dipelet / Chapter 15 - BAB 15. Begituan Pun Di Hutan

Chapter 15 - BAB 15. Begituan Pun Di Hutan

"Ikuti saja perkataan saya, itu pil KB" Ucap Pak Purnomo

"Hah pil KB Pak" Syera bertanya dengan wajah bodoh, Dia sempat bengong sebentar lalu mengatakan "Iya nanti saya minum pak"

"Mulai minum sekarang satu butir sebentar saya belikan air mineral dulu" Ucap Pak Purnomo lagi.

Syera pun terdiam melihatnya. Namun pikirannya berkecamuk, "Emang ga masalah ya gitu kalau aku minum pil ini? Aku kan masih gadis, belum pernah ngelahirin. Apalagi ini ngeliatnya juga aku udah bingung cara minumnya gimana"

Pak Purnomo sudah datang dengan membawa sebotol air mineral.

"Cepat sekarang diminum, ingat yang kamu harus rutin minum nya setiap hari, jangan sampai lupa. Kamu ga boleh lupa walau satu hari pun. Karena ini untuk kebaikan kita berdua"

Pak Purnomo langsung memerintahkan Syera dan memberi tahu tata cara meminum pilnya

"Kebaikan yang gimana pak" Tanya Syera

"Kan kalau kamu sampai hamil, nanti bukan hanya saya dan kamu saja yang malu, tapi seluruh keluarga kamu, bukan saya ga mau bertanggung jawab, tapi inilah salah satu bukti tanggung jawab saya ke kamu" Tutur Pak Purnomo.

Syera diam mendengarkannya sembari melihat 1 papan pil yang kini ada di tangannya, Syera membuka 1 sesuai intruksi dari Pak Purnomo lalu meminumnya.

"Masukin ke tas kamu itu, ga enak kalau diliat orang kan" Ucap Pak Purnomo.

"Iya Pak" Jawab Syera singkat.

Pak Purnomo naik ke atas motornya, menghidupkan kembali mesinnya lalu motor itu pun melaju ke arah tempat mereka menginap.

***

Malam harinya Pak Purnomo dan Syera berada di rumah salah satu temannya Pak Purnomo di desa itu. Pak Dharma namanya. Setelah makan malam tadi kira-kira jam setengah 8, Pak Purnomo pamit pergi dan hanya membawa Syera.

Jarak rumah yang mereka tuju hanya sekitar beberapa km saja, mungkin sekitar 3 km, perjalanan hanya sekitar 5 menit menggunakan motor.

Tujuan Pak Purnomo ke rumah temannya ini katanya selain silaturahmi karena memang sudah lama tidak berjumpa, juga mempunyai tujuan yang sama seperti Bu Amelia.

Ketika Pak Purnomo berbicara dan menjelaskan, Syera memperhatikan dengan seksama, terlihat jelas Pak Purnomo belum begitu mahir dalam hal tersebut. Dia belum menguasai materi namun sudah terlihat begitu berusaha.

Setelah selesai menjelaskan, dan tidak ada lagi yang mau dibicarakan. Pak Purnomo berkata,

"Sebentar ya Pak Dharma, saya mau keluar sebentar dengan Bu Syera, ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan Dia"

Syera yang bingung mendengar kata-kata itu hanya berusaha ikut arus Pak Purnomo saja agar terlihat memang mengerti dengan yang dimaksud oleh Pak Purnomo ini. Padahal sama sekali Syera tidak mengerti hal penting apa yang ingin dibicarakan Pak Purnomo kepadanya. Syera berpikir sebelumnya Pak Purnomo tidak ada mengatakan hal apapun padanya.

Pak Purnomo berbicara dan mengisyaratkan kepadanya, "Ayo Bu Syera, kita berbicara diluar rumah ini saja"

Pak Dharma tersenyum, ntahlah Syera yang polos tidak paham kenapa juga Pak Dharma harus tersenyum mendengar omongan Pak Purnomo itu. Sebenarnya Dia memang tersenyum karena ramah atau punya pikiran lain tentang ucapan Pak Purnomo itu. Ntahlah

"Iya Pak" Syera menjawab omongan Pak Purnomo sembari berjalan membuntutinya dari belakang.

Ini sudah di luar rumah namun Pak Purnomo belum juga berbicara, Dia terus saja berjalan, dan Syera tetap saja mengikutinya perasaan aneh.

"Mau kemana sih Pak ngomongnya, hal penting apa?"

Syera mencoba bertanya karena sekarang Dia sudah benar-benar merasa bingung. Jalan mereka sudah akan masuk ke semak-semak pepohonan, dikelilingi sedikit ilalang tapi langkah mereka juga belum berhenti.

"Ikuti saja saya, nanti akan saya sampaikan" Jawab Pak Purnomo

Syera pun terdiam mengikutinya.

"Dah disini aja" Tiba-tiba Pak Purnomo menghentikan langkahnya setelah masuk beberapa meter kedalam gelapnya pepohonan.

"Terus mau Bapak ngomong apa disini?" Dengan polosnya Syera bertanya, karena dipikiran Syera sekarang omongan penting yang seperti apa sampai harus sejauh ini berjalan ke dalam gelapnya pepohonan ditemani tingginya rerumputan.

"Buka cel4n4 kamu cepat sekalian dengan cel4n4 d4l4m kamu juga" Ucap Pak Purnomo dengan percaya diri.

"Hah" Syera pun terkejut

"Cepat!!" Suara Pak Purnomo yang keluar lebih terasa menekan.

Dengan rasa takut Syera membuka cel4n4nya sampai ke lutut, ditambah Dia takut melihat sekelilingnya, ini benar-benar seperti berada di dalam hutan."Masa begituan pun di hutan"

"Sedikit membungkuk cepat!" Perintah Pak Purnomo.

Setiap kali Pak Purnomo meminta, beginilah Syera pun mengikuti kemauannya.

Dengan cepat Pak Purnomo memasukkan barangnya, Dia melakukan perbuatan itu lagi kepada Syera.

Tidak sampai 5 menit Pak Purnomo sudah berhenti dari aktivitasnya itu dan mengatakan kalau Dia sudah keluar. Dengan begitu segera Syera memakai kembali cel4nanya.

"Ayo kita ke rumah itu lagi, biar tidak kelamaan, ga enak sama yang punya rumah" Ajak Pak Purnomo.

Syera yang polos pun bertanya, Bapak tadi katanya mau ngomong hal penting, mau ngomong apa Pak?

"Saya cuma pingin begituan tadi" Pak Purnomo menjawab dengan entengnya.

Syera pun terdiam. Mereka pun kembali melangkah kaki ke rumah Pak Dharma.

"Sudah selesai bicaranya Pak" tanya Pak Dharma.

"Hehe sudah Pak" Jawab Pak Purnomo

Selang setengah jam.

"Terima kasih ya Pak Dharma, kami mau pulang dulu, sudah jam 10 malam, segan bawa anak gadis sampai larut malam, apalagi orang tuanya sudah percayakan pada saya" Ucap Pak Purnomo dengan basa-basinya.

"Oh iya lah Pak Purnomo, harus begitu memang, nanti kalau saya minat saya pasti akan mencari Pak Purnomo untuk registrasi" Jawab Pak Dharma

Syera juga pamit kepada Pak Dharma. Mereka pun kembali ke tempat mereka menginap.

Sesampainya di rumah itu Syera langsung berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan semuanya termasuk bawahnya, lalu masuk ke kamar dan Dia segera istirahat.

***

Hari pun kembali pagi,rencananya mereka akan pulang hari ini. Namun sudah sampai siang begini Syera menunggu, belum juga ada tanda-tanda mereka akan segera berangkat.

Ternyata menjelang sore sekitar jam 4, semuanya bersiap untuk pulang.

Syera pamit kepada tuan rumah, karena sudah dengan senang hati menerima mereka menginap di rumahnya, bahkan Syera diberikan satu kamar untuk bisa tidur dengan nyaman.

Kini mereka semua sudah berada di dalam mobil, mobil pun berjalan, melaju kencang membelah jalan.

Sudah 3 jam perjalanan, mobil berada di sebuah kota kecamatan, Pak Purnomo meminta untuk turun di daerah itu.

"Syera pulang dengan saya saja ya. Jika sudah sampai kalian bisa pulang langsung ke rumah masing-masing. Perjalanan masih ada 2 jam lagi kan, nanti saya akan mengantarkan Syera pulang setelah dari rumah Abang saya. Abang saya tinggal di daerah ini. Saya hanya sebentar saja mampir kesitu, izin ya Pak Irfan" Tutur Pak Purnomo panjang lebar.

Pak Purnomo memang selalu bertindak sesuka hatinya kepada Syera. Tadinya Syera tidak tau kalau mereka berdua akan turun di kota ini. Namun begitu pun selalu saja Syera menuruti kemauannya Pak Purnomo dengan terlihat suka rela.

Syera pun turun dari mobil "Saya turun duluan ya Bapak semua"

Mobil itu pun melaju pergi menjauh dan menghilang dari pandangan mata.

"Pak, kenapa saya ikut ke rumah abang Bapak?" Tanya Syera.

"Terus kalau kamu ga ikut saya, siapa nanti yang akan mengantar kamu sampai ke rumah kamu?"

"Maksud saya itu, emang ga apa-apa gitu Pak kalau saya bareng Bapak ntar dilihat Abang nya Bapak?"Tanya Syera.

"Oh soal itu, ya ga apa-apa lah, Abang aku saja istri nya 2, dia pasti maklum lah melihat kita" Jawab Pak Purnomo.

Syera pun terdiam mendengar jawaban Pak Purnomo itu. Mereka menunggu di tepi jalan.

Terlihat Pak Purnomo sedang mengetik sesuatu di handphonenya, sepertinya dia sedang berkirim pesan dengan seseorang. Syera ingin bertanya tapi Dia pun segan.

Tidak berapa lama datang lah seseorang dengan mengendarai sebuah motor. Lalu Dia berhenti di dekat Pak Purnomo dan Syera menunggu.

"Bang" Ucap Pak Purnomo lalu mereka pun bersalaman

"Ini abang saya Dek, Bang Kesuma" Ucap Pak Purnomo

Syera pun berjabat tangan dengannya.

"Siapa ini Nomo" Tanya Abangnya Pak Purnomo.

"Ah ngertilah.." Ucap Pak Purnomo sembari menaik turunkan alisnya.

"Oh mau ikut jejak aku kau ya?" Dia berkata sambil tertawa, seakan paham dengan pikiran Pak Purnomo.

"Namanya siapa Dek, masa mau jadi adik ipar aku ga tau namanya" Celetuk Pak Kesuma.

"Ha adik ipar? (Syera terkejut mendengarnya namun Syera tidak memperlihatkan keterkejutannya) tapi bisa jadi sih, kan katanya aku sudah jadi istri nya Pak Purnomo kemaren" Batin Syera.

Syera mencoba untuk bersikap biasa saja dan menjawab "Saya Syera Pak"

"Loh kok manggil Pak, saya abang nya Nomo loh" Kelakarnya.

"Masih 20 tahun itu bang, aku juga dia panggil Bapak, udah tua kita loh" Jawab Pak Purnomo.

Mereka pun tertawa bersama. Sedangkan Syera hanya bisa melempar senyum saja.

Mereka pun berbonceng 3, Pak Kesuma yang menyetir, posisi Pak Purnomo ditengah dah Syera di belakangnya.

Motor itu berhenti di sebuah rumah papan yang terlihat kecil.

Mereka disambut oleh istrinya Pak Kesuma, katanya sih istri ke dua nya. Mereka berdua dipersilakan untuk duduk. Syera melihat ada seorang nenek juga disana. Dia berjalan ke arah Syera.

"Wah ada neng geulis, siapa namanya neng, kenapa bisa bersama dengan Nak Nomo"

Belum apa apa nenek itu sudah banyak pertanyaan yang membuat Syera sedikit risih, "Hahaha agak lain, nanya nya ga satu-satu tapi diborong. Apa nenek ini seorang pemborong?"

"Saya Syera Nek, temennya Pak Nomo" Jawab Syera

"Gak usah pura-pura neng, temen kok bisa dibawa jauh-jauh begini sampai malam, apalagi Nak Nomo kan sudah punya istri" Ucap nenek itu sangat monohok.