Pak david dan ilham menuju kerestoran milik pak david dengan di antar sopir sekaligus body guard pak david karna sopir itu adalah utusan teman pak david yang berada di angkatan militer karna sebagai bentuk hormatnya pada pak david,
1 jam kemudian mereka sampai diparkiran restoran milik pak david, pak david turun dari mobil dengan di bukakan pintu oleh sopirnya,
padahal pak david sudah sering melarang sopirnya itu untuk tidak melakukan hal demikian karna dia merasa risih, di perlakukan layaknya raja,
pak david sendiri sering mengajak sopirnya itu makan bersama satu meja, jika pak david hendak makan tapi sopirnya menolak dengan alasan tidak lapar, atau sudah makan, tapi karna pak david terus memaksa agar tidak sekedar menunggu di mobil sopirnya pun kalah dan ikut masuk di dalam restoran, tapi beda meja karna sopirnya itu sungkan jika satu meja. pak david tidak menolak karna itu lebih baik ketimbang hanya menunggu di mobil..
mereka pun menuju pintu kerestoran dengan ramah satpam yang bertugas membungkuk kan bandan karna dia tau jika pak david adalah pemilik restoran tempat mereka mencari nafkah untuk anak dan istri..
dan salah satu pelayan menghampiri pak david..
" tuan anda sudah di tunggu seseorang di ruang VIP." karna pak david sudah berpesan pada seluruh pelayan akan ada temannya yang akan bertemu dengannya dan, agar pelayan menyiapkan tempat untuk mereka berbincang.
" iya terima kasih."
" baik tuan saya permisi." pak david hanya tersenyum, dan segera menuju tempat VIP. ilham terus mengikuti tanpa bertanya..
setibanya disana ilham tampak terkejut jika yang ada dihadapannya adalah bosnya dulu. beda dengan pak david dia tampak biasa saja.. mengetahui pintu terbuka orag tersebut segera menyambut dengan ramah..
" selamat pagi tuan Admajaya."
" duduklah." jawab pak david pada orang itu. mereka bertiga pun duduk, sopir pak david memilih menunggu tak jauh dari ruangan VIP. dengan menikmati secangkir kopi panas, dan sebatang rokok..
" pak subaru." sapa ilham tiba-tiba saat mereka sudah duduk. dengan ekpresi bingung, yang di sapa hanya menatap menelisik karna dia tidak asing dengan pemuda yang ada di depannya walaupun hanya beberapa kali bertemu, setelah mengingat pemuda di depannya dengan ragu dia berkata.
" kau ilham." tanyanya ragu-ragu. pak david hanya diam memandangi mereka saling sapa.
" ya ini saya ilham yang dulu pernah berangkat melalui anda." jawab ilham dengan senang karna bertemu kembali dengan orang yang dulu sangat baik padanya, karna pak subaru membantu mengurus paspor dan segala macam akan keberangkatan ilham di taiwan.
" oh jadi kamu sudah kenal dengan beliau nak." tanya pak david mengalihkan parhatian mereka berdua.
" saya tidak akan pernah melupakan orang baik dan sudah sangat berjasa pada saya pak."
" bagus kalau begitu nak jadi bapak tidak usah mengenalkan lagi sama kamu." jawab pak david
" kau jangan melebih-lebih kan begitu, saya hanya niat membantu kamu waktu itu."
" tapi bantuan anda waktu itu sangat menolong saya dan keluarga saya dalam ekonomi saya pak, jadi pak subaru ini yang akan di kenalkan kesaya sama bapak." ucap ilham sambil menatap pak david
" iya nak beliau teman bapak sekaligus rekan bisnis yang bapak ceritain, pak subaru ini juga yang membuat bapak bisa menjadi orang hebat seperti sekarang, karna dulu dia menjadi investor terbesar saat perusahaan bapak tengah di ambang kebangkrutan, entah lah kenapa dia malah balik haluan tidak menekuni bisnis yang dulu."
" hahaha kalian berdua ini suka melebih-lebihkan, saya hanya sekedar menolong sesama karna itu yang selalu di ajarkan mamah saya. udah jangan bahas lagi yang sudah-sudah. ini sekarang gimana kamu jadi berangkat lagi" ucapnya sambil menatap ilham.
" jadi pak setidaknya saya bisa menenangkan diri di negara orang." mantap ilham pak david hanya diam membiarkan mereka mengobrol karna dia kurang paham dengan soal yang seperti itu..
" baik lah, tapi saya akan kirim kamu ke jepang bukan taiwan, tenang saja di sana lebih besar hasilnya, bisa mencapai 1 miliar jika selsai kontrak."
" tidak masalah pak saya di tempatkan di mana saja saya terima."
" oke kalau begitu, saya langsung urus data-data kamu malam ini, saya pastikan agar kamu disana akan langsung bekerja. besok kamu langsung ke jakarta temui saya, atau kamu mau ikut saya sekalian agar cepat." tawar pak subaru
" ndak usah pak saya berangkat sendiri saja ke jakarta. terima kasih."
setelah selsai pada kesepakatan ilham pak david kembali menuju pabrik karna motor ilham di tinggal di pabrik..
setengah jam lebih perjalanan pun sampai di tempat parkir, dan waktu menunjuk kan jam 1 siang para karyawan pabrik sedang makan siang. ilham minta izin pada pak david untuk menemui kekasihnya..
begitu ilham memasuki lobi ilham bingung jalan menuju ruangan okta, kebetulan anggun yang melihat ilham celingukan pun menghampiri.
" mas nyari okta." tanya anggun dari belakang tiba- tiba, ilham yang kaget pun mengelus dada..
" iya mbak, ruangan okta sebelah mana ya.?"
" ayok mas ikut aku antar, sekalian mau kasih ini makan siangnya."
" hmm makasih mbak."
merekapun berjalan menuju ruang kerja okta, setibanya di pintu anggun mengetuk dan okta memberi kan izin.
" kamu lama banget sih nggun." okta tidak melihat ke arah anggun melainkan sedang fokus ke berkas.. ilham pun maju ke arah okta yang tidak menggubris orang yang datang. dan kemudian dia berbisik di telinga okta yang mengenakan hijab pasmina biru laut itu..
" sayang kalau waktunya makan siang itu makan dulu jangan kerja terus nanti perut kamu sakit." seketika membuat tubuh okta meremang, dan dia mengikuti arah suara tersebut. menatap ilham kagat karna jarak mereka sangat dekat.
" ma-mas kamu ngapain kesini." tanya okta dan segera menutupi muka ilham dengan berkas yang ada di tangannya.
" mau ngajak pacar mas ini makan siang dong, masaa mau ngajak anggun, emang kamu ndak cemburu." jawab ilham sambil menyingkirkan berkas yang ada di hadapannya, ambil menarik pelan hidung okta, dan matanya melirik pada anggun yang tersenyum.
" sana ajak aja kalau kamu berani mas." tantangnya
" berani dong.." ucapnya.. ayok nggun kita makan siang." lanjutnya.
" MASS.." okta pun berdiri dan berjalan menuju ilham segera menjewer telinga ilham, persis seperti anak yang sedang di marahi ibunya. anggun hanya tersenyum melihat temannya itu tengah cemburu.
" adduuhh.. dek sakiit lepasin. mas kan cuma bercanda, kok kamu jewernya beneran sih." sesalnya dia tidak menyangka okta akan menjewernya.
" ndak aku lepasin sebelum mas, minta maaf dan buat menebus kesalahan mas, mas janji bakal suapin aku sampe makanannya abis, dan ndak boleh pergi sebelum habis." minta okta, karna okta ingin dekat dengan ilham sebelum dia di tinggalkan selama 2tahun nanti.
" iya mas minta maaf mas salah, mas janji bakal suapin adek, lepasin dek serius sakit ini." akhirnya okta pun melepaskan, dan benar saja telinga ilham merah, anggun yang ada disitu tertawa tak henti-henti melihat okta marah..
" makanya mas jangan macem-macem sama okta, dia aslinya galak, baru gitu aja udah di jewer sampe merah gitu telinganya, apa lagi sampe ketahuan selingkuh, bisa-bisa anu mas di.." anggun tidak melanjutkan omongannya melainkan tangannya menggerakan seperti sedang mengunting,, ilham pun reflek menutupi aset berharganya. menatap okta dengan kepala menggeleng.
" sini nggun aku udah lapar." okta tidak menanggapi tatapan memelas ilham.
" ini selamat menyuapi kekasih tercinta mas, aku pamit ya mau makan bareng yang laen aja takut ganggu." okta pun mengangguk dan bilan terima kasih pada anggun, kemudian dia segera menuju ke tempat dudunya sambil melanjutkan bekerja.. melihat ilham yang hanya dia okta bertanya..
" cepet mas, aku sudah lapar."
bersambung...