Chereads / Roda Kehidupan Pria Miskin / Chapter 22 - 22. ...

Chapter 22 - 22. ...

Setelah menempuh waktu lebih dari 4jam, sekarang jam menunjukan jam setengah sebelas malam. pak david dan ilham pun sampai depan gerbang rumah pak david, dan dengan teknologi canggih, gerbang terbuka dengan sendirinya, menampilkan rumah bak istana milik pak david, dengan bergaya eropa.

.saat mobil memasukui halaman, ada empat penjaga di gerbang, menyambut mereka masuk kedalam. jika ilham perhatikan itu, seperti dua satpam dan dua bodi guard rumah pak david, karna pakaian mereka berbeda..

ilham sangat takjub melihat rumah pak david, atau lebih tepatnya istana, bahkankan dari gerbang menuju pintu rumah utama ilham seperti melewati rumah sekampung. ilham tidak pernah melihat secara langsung rumah sebesar itu, mungkin hanya ditelevisi yang pernah dia tonton..

merekapun berhenti tepat di parkiran khusus di istana itu, ilham semakin takjub melihat banyaknya mobil mewah dengan model berbeda-beda di depannya. yang paling menarik atensi mata ilham adalah mobil " SP Automotive Chaos " ilham mendekat kearah mobil itu di ikuti pak david dan sopirnya..

" pak ini mobil bapak." tunjuk ilham ke arah mobil itu, bahkan ilham tidak berani menyentuhnya karna takut lecet karna ilham tau jika mobil itu sangat mahal, ginjal dan jantungnya jika di jual tidak akan cukup untuk memiliki mobil itu.

" iya ini mobil bapak waktu muda dulu, mobil itu adalah pemberian ayah bapak saat bapak wisuda dulu dengan nilai terbaik di kampus, sebagai hadiah." jelas pak david sambil membuka mobil itu, karna semua kunci di mobil itu di biarkan tetap menggantung di dalamnya agar jika sedang buru-buru tidak susah harus mengambilnya ke dalam, tidak mungkin juga ada maling yang nekat masuk ke rumah itu, yanga ada maling itu keluar hanya menyisakan kepala, begitu keluar dari rumah itu..

" ayo nak kita masuk." lanjut pak david sambil menutup pintu mobil. sedangkan ilham mengangguk dan mengikuti arah pak david.

" emang orang kaya beda kelasnya., hadih dapat nilai terbaik saja mobil semewah itu, apalagi jika nilai terbaik di negara, bisa-bisa emas yang ada di monas, mereka bungkus menjadi kado, dan di jadikan sebagai hadiah.." monolog ilham dari hati

ilham dan pak david memasuki rumah tersebut sopir sekaligus pak dabid suruh istirahat duluan karna tugas hari ini selsai, dan sebelum mereka membuka pintu, ternyata pintu sudah di buka oleh salah satu pelayan, di sana sudah ada tiga orang pelayan yang sigap menyambut tuannya datang.. ilham mengedarkan pandangan takjub dengan isi rumah mewah pak david, dia seperti sedang bermimpi bisa memasuki rumah bak istana itu..

" selamat datang kembali tuan." ucap mereka serempak, dan menundukan kepala mereka. pak david menanggapi dengan anggukan kepala.

" nak kamu langsung ke kamar saja istirahat sebelum besok kamu berangkat pastikan kamu dalam keadaan fit." ilham hanya mengangguk menyetujuinya, karna ilham sangat lelah hari ini.

" mbok sumi tolong antar nak ilham kekamar tamu, dan yang lain istirahat lah karna saya dan ilham sudah makan malam sebelum pulang." lanjutnya dan menyuruh pemanbantu setianya yang sudah lebih dari 20tahun bekerja dengannya untuk mengantar ilham, dan yang lain pak david suruh istirahat.

" baik tuan. mari den ikut mbok." ucapnya seraya berjalan, ilham pun pamit pada pak david, dan mengikuti langkah mbok sumi. sedangkan pak david segera melangkah memasuki kamarnya..

.

.

.

ilham memasuki kamar yang akan di tempati malam ini walaupun tidak seluar kamar utama milik pak david dan istrinya kamar itu sangat luas..

" mbok sudah lama bekerja sama pak david." tanya ilham

" sudah lama den, ibu saya dulu adalah pengasuh pak david karna itu saya bisa bekerja dengan pak david, maaf kalau mbok boleh tau, aden sendiri siapanya tuan Admajaya, soalnya saya baru pertama melihat aden."

" jangan panggil saya aden mbok saya hanya sekedar orang yang beruntung bisa ditolong pak david, mbok bisa panggil saya ilham, besok juga saya sudah pergi dari sini, jadi mbok ndak usah sungkan." aku ilham pada mbok sumi, ilham tidak ada niat untuk memberi tau jika pak david adalah sahabat dari pak amir.

" maaf kalau saya lancang, baiklah mbok panggil mas ilham aja kalau panggil hanya nama rasanya tidak pantas karna mas ilham adalah tamu tuan."

" iya sudah seenaknya mbok saja." pasrah ilham.

" ya sudah mas ilham, mbok izin ke kamar, kalau mas ilham butuh sesuatu bisa langsung menghubungi pelayan menggungunakan telvon di sana, dan sudah ada nomer kamar pelayan di kertas sebelah telvon itu." tunjuk mbok sumi mengarah pada telvon rumah yang ada dikamar ilham.

" mbok tinggal ya, permisi. " lanjutnya ilham mengucapkan terima kasih karna sudah di antar dan di beri tau.

setelah ke pergian mbok sumi ilham merebahkan tubuhnya di kasur ukuran sangat besar, dan empuk di banding dengan kasur miliknya dirumah.

" ini sih kamar sepertinya seukuran rumah ku aja, dan ini kamur nyaman banget, kalau aku punya rumah seperti ini bakal betah dikamar." gumam ilham seraya mengedarkan pandangan keseisi kamar,, tak lama ilham sudah tertidur pulas..

kesesokan harinya ilham seperti biasa bangun pagi tapi hari ini agak sedikit kesiangan dari biasanya, ilham bergegas menunaikan sholat subuh, ilham membuka kopernya untuk mengeluarkan alat sholat miliknya, karna dia tidak mau menggunakan milik pak david karna merasa tidak enak.

setelah melaksanakan kewajibannya ilham keluar kamar untuk mencari dapur karna tenggorokan ilham sangat kering,, tapi ilham bingung harus berjalan menuju ke arah mana, tidak lama ilham berjalan ilham melihat pelayan laki-laki yang bersama mbok sumi semalam, ilham pun menghampirinya.

" permisi pak." sapa ilham.

" eh aden sudah bangun, mau kemana kok ada disini."

" saya cari dapur pak saya haus."

" oalah kenapa kamu gak pakai telvon yang ada di kamarmu, kan bisa minta pelayan di rumah ini untuk anterin air minum ke kamarmu."

" saya ndak enak pak merepotkan orang hanya hal kecil begini." ungkap ilham

" itu sudah tugas mereka den, jadi aden jangan merasa sungkan begitu. oh iya nama saya kardi biasa di panggil mang kardi.."

" ndak apa mang, saya juga bosen di kamar, nama saya ilham, jangan panggil aden lagi saya agak risih, karna saya hanya tamu bukan penghuni di sini." ungkap ilham.

" ya gak bisa gitu masa saya panggil tamu tuan dengan sebutan nama saja. saya panggil mas saja ya." jawab mang kardi

" iya boleh tapi asal jangan panggil aden lagi" ucap ilham seraya tersenyum.

" ayo saya antar mas ilham ke dapur." ajak mang kardi, ilham mengangguk dan melangkah mengikuti mang kardi.

di balik tembok ada sepasang mata indah yang sedang memperhatikan mereka berdua sedari tadi..

Bersambung...