Keluarga ilham pun masuk kedalam rumah, untuk membahas rencana melamar okta..
" coba dek kamu hubungin okta ada dirumah ndak, takutnya pas kita sampai dia lagi keluar."
" iya mas bentar adek telvon mbak okta."
panggilan langsung di jawab oleh okta..
" Assalammualaikum, mbak lagi di mana aku pingin ketemu." ucap okta
" Waalaikumsalam. mbak lagi dirumah fir kamu sesini saja langsung kayanya ada yang penting." jawab okta dari sebrang panggilan.
" ya udah mbak sebentar lagi aku jalan kesana tungguin ya."
" iya dek, kamu kesini aja mbak tungguin, mbak tutup dulu mbak lagi masak soalnya. Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam."
" mbak okta ada dirumah ayok kita kesana, gak sabar lihat ekpresi mbak okta entar." safira dengan antusiasnya..
" ya udah ayo berangkat."
mereka semua pun memasuki mobil, sedangkan pak amir dan pak david memilih mengendarai sepeda motor matic safira karna mobil tidak muat, sedang kan dua mobil penuh dengan hantaran yang akan di berikan pada okta. kata pak david juga sedang rindu di bonceng motor dengan pak amir seperti dulu..
tak kurang setengah jam mereka semua sampai di halaman rumah okta, disana ada bu wati dan ayah ahmad yang sedang mengobrol mereka penasaran dengan rombongan mobil yang berhenti di halaman rumah mereka, segera mereka berdiri untuk melihat siapa yang datang,
mereka berdua tersenyum melihat orang yang mereka kenal sedang memarkirkan motor maticnya tapi mereka juga kaget dengan orang yang bersama pak amir, karna mereka sangat mengenal pak david.. pak amir dan pak david menghampiri mereka..
" Assalamualaikum." salam mereka kompak.
" Waalaikumsalam." jawab mereka
" ayo masuk mir, dan tuan." ucap ayah ahmad.
" disini dulu karna kebetulan gak ada okta." ucap pak david membuat mereka bingung.
" kenapa dengan okta tuan." tanya ayah ahmad merasa khwatir, dan juga bu wati. pak david tidak menjawab melainkan memberi ilham kode untuk segera turun dari mobil.. mereka berdua kaget melihat ilham yang turun dengan gagah dan sangat berwibawa dengan setelan jas dengan sepatu pantovelnya
" Ya Allah nak ilham kapan kamu pulang." ucap ayah ahmad sedikit bertriak. ilham langsung memberi kode pak ahmad dengan jari nya agar jangan berisik, karna takut okta keluar.
" suuuttt yah jangan keras-keras nanti okta denger."
" loh kan bagus dong okta tau kalau nak ilham pulang" jawab bu wati bingung.
" jadi gini bu saya mewakili ilham mau mengutarakan niat baik kami, kami di minta mewakili untuk mengatakan pada bapak dan ibu jika ilham mempunyai niat untuk melamar anak bapak dan ibu yang bernama okta." aku bu laras, bu wati dan ayah ahmad tampak kaget mendengarnya.
" dengan senang hati saya menerima lamaran nak ilham tapi semua keputusan kami serahkan kepada okta sebagi orang yang akan menjawab langsung." jelas ayah ahmad..
" baiklah ayo kita temui okta." ucap pak david.
mereka semua pun menuju kedalam rumah,
" nduk sini nak keluar." triak bu wati setelah mereka semua duduk di dalam rumah okta.
" iya bu bentar." okta buru-buru menemui ibunya yang berteriak.
begitu tiba disana pandangan okta langsung tertuju pada seseorang yang selama 2tahun ini memporak porandakan harinya..
" mas ilham, pak amir, tuan Admajaya, nyonya Admajaya. dan safira ka-kalian kok ada disini." tanya okta bingung dan kaget. ilham pun berdiri dan mendekat pada okta dia sangat merindukan okta karna selama ini ilham hanya melihat okta hanya lewat foto yang okta kirim atau hanya sekedar vidio Call.
" kamu ndak kangen sama mas dek." ucap ilham sambil merentangkan tangannya. okta pun segera memeluk ilham dengan erat di sertai tangisan.
" aku kangen banget sama kamu mas, kangen banget." jawab okta sambil nangis dalam pelukan ilham. mereka yang melihat terharu, bahkan safira sampai nangis di bahu pak amir.
" katanya mas pulangnya 1tahun lagi." tanya okta yang masih nyaman berada di pelukan ilham, dia melupakan jika banyak orang yang sedang menyaksikannya.
" sengaja mas mau beri kamu kejutan." jawab ilham.
" jahat kamu mas, aku lagi kangen malah di kerjain." okta berkata sambil memukul punggung ilham karna dia sangat kesal..
" udah le jangan lama-lama kalian belum halal." tegur pak amir, mereka berdua tersadar oleh teguran pak amir, segera melepas kan pelukan mereka.
" hehehe maaf pak kita melupakan keberadaan kalian." ucap ilham
" sini duduk dekat saya okta." ucap bu laras. okta pun menurut. bu laras segera menyampaikan niatnya.
" jadi gini nak saya mewakili ilham menggantikan almarhumah ibunya datang kemari untuk melamar nak okta apa nak okta menerimanya, saya juga sudah memberi tau kedua orang tua kamu dan mereka seruju hanya tinggal menunggu keputusan kamu." ucap bu laras panjang lebar, seraya mengelus-elus punggung okta. okta tampak kaget ternyata kekasihnya yang dia tunggu selama 2tahun ini menepati janjinya sekarang.
" iya saya menerima lamaran dari mas ilham sekeluarga." jawab okta lirih dan malu-malu, mereka semua mengucap hamdalah.
" tunggu sebentar kaya ada yang kurang mah." ucap pak david tiba-tiba.
" apa pah emang.?" bu laras nampak bingung. dan juga ikut berpikir, dan saat menemukan kejanggalan mereka segera berkata.
" seserahannya." ucap keluarga ilham dan ilham sendiri melupakan itu.. sedangkan keluarga okta dan okta menggelengkan kepala dengan kekonyolan mereka semua.. dan berakhir dengan tertawa bersama.
" ayok kita turunin bersama biar cepat." ajak pak david.
mereka semua menurunkan semua seserahan itu okta dan kedua orang tuanya sangat kaget begitu juga dengan tetangga yang ada di sana yang sedari tadi penasaran dengan ketiga mobil tersebut. banyak barang yang keluar dari dalam mobil bahkan banyak barang-barang yang harganya bukan kaleng-kaleng..
" banyak banget mas dan ini semua kelihatan harganya ndak murah semua." ucap okta.
" mas juga ndak tau itu semua papah sama mamah yang nyiapin mas nerima aja itu juga katanya hadiah buat menyambut kepulangan mas." jawab ilham jujur.
" papah dan mamah kok kamu panggil mereka seperti itu sih mas." tanya okta bingung.
" iya mereka mengangkat mas sebagai anak mereka." jawab ilham santai.
" apa jadi sekarang mas anak angkat tuan Admajaya, dan nyonya Admajaya gitu."
" iya sayang ceritanya panjang, intinya ayah dan bapak adalah sahabat dari jaman SMA dulu." ungkap ilham, sedangkan okta menjadi ragu.
" apa mas ndak akan nyesel ngelamar aku, kan mas sekarang jadi anak tuan Admajaya, otomatis mas sekarang jadi orang kaya." tanya okta lagi
" kamu ngomong apa sih dek, tatap mata mas dan dengerin mas baik-baik, mas jatuh cinta sama kamu sebelum mas jadi seperti sekarang mau mas kaya atau mas miskin itu ndak akan merubah berapa cintanya mas sama adek." ucal ilham sambil memegang pipi okta agar menatap matanya..
" Woy kalian lagi ngapain."
Bersambung...