Chapter 25 - 25.

" mah. pah. aku bisa minta tolong ndak." ucap ilham ragu

" pasti papah dan mamah bantu tanpa kamu minta nak sebutkan aja keinginanmu." jawab pak david, di angguki bu laras.

" jadi gini mah, pah. besok pagi kan kita akan pulang ke kampung ku, aku punya rencana memberi okta kejutan dengan lamaran, apa aku bisa malam ini minta tolong papah suruh orang papah nyiapin segala perlengkapannya." pak david dan bu laras tersenyum mendengarkan. sedangkan rendi menyimak dan tidak asing dengan nama okta..

" tentu bisa sayang mamah dan papah akan siapin malam ini juga besok kita berangkat pagi-pagi sudah siap semuanya iyakan pah." jawab bu laras di angguki pak david.

" terima kasih mah, pah."

" tunggu-tunggu jangan bilang okta anak pak ahmad yang mas maksud." rendi tau jika okta adalah kakak kelasnya 1tinggkat diatasnya dulu. dan sekarang okta bekerja di pabrik di kotanya.

" iya kamu masih ingat kan sama dia ren."

" ya jelas inget mas orang dia kan juga bekerja di pabrik papah yang ada di kota P."

" apa kamu sudah yakin dengan keputusan mu nak, papah setuju saja jika kamu melamar okta, karna bapak yakin dia anak yang baik." tanya pak david.

" sangat yakin pah, sudah lama aku menanti semua ini, dan semua biaya entar aku yang tanggung sendiri."

" udah kamu jangan pikirin masalah biaya, anggap aja itu semua sebagai hadiah untuk kepulangan mu ke rumah ini, kamu jangan menolak ya sayang." jawab bu laras.

" iya bener kata mamah kamu, jadi kamu jangan nolak nak."

" terima kasih mah, pah kalian baik banget sama aku."

" kamu kan anak kami jadi itu sudah sewajarnya kami lakukan." jawab pak david

" aku besok ikut boleh kan mas, sekalian mau pantau pabrik di sana."

" tentu saja boleh ren."

" baik lah sekarang kamu istirahat lagi karna papah lihat kamu masih lelah, papah akan hubungi orang papah untuk menyiapkan semua."

akhirnya mereka semua beristirahat setelah melaksanakan kewajiban mereka sebagai umat islam..

.

.

.

Jam menunjuk kan waktu 6 pagi semua persiapan sudah selsai dan mereka semua sudah siap berangkat.

tiga mobil melaju keluar dari istana milik pak david, dua mobil berisi seserahan untuk lamaran ilham dan satu mobil untuk ilham dan keluarga, rendi yang menyetir karna ilham tidak bisa menyetir, hanya bisa mengajak rendi ngobrol agar tidak mengantuk..

.

.

.

.

setelah pempat jam perjalanan,

terlihat tiga mobil mewah berhenti di halaman rumah pak amir, beberapa tetangga yang sedang asik bergosip pun tertarik dan segera mendekti karna penasaran.. sedangkan pak amir yang sidah memutuskan berhenti dari pekerjaannya karna paksaan terus dari ilham dan safira. mendengar kebisingan dari luar rumah segera keluar begitu juga safira keluar melihat apa yang sedang terjadi..

" maaaasssss.." teriak safira antusias saat melihat ternyata yang datang adalah kakaknya, dengan berlari dia langsung memeluk ilham..

" mas kok bisa pulang lebih awal sih katanya mas 1tahun lagi pulangnya mas bohongin kita ya." ucap safira sambil menangis di pelukan ilham.

" Ya Allah le kamu pulang kapan." tanya pak amir dibelakang safira.

" hehehe maafin aku ya pak udah bohongin bapak dan adek, aku cuma mau kasih kejutan." jawab ilham sambil nyengir kuda..

" udah nanti lagi kangen-kangenannnya. berhubung ada beberapa warga yang ada disini saya sebagai keluarga ilham, kami minta tolong untuk kasih tau ke pak RT sini, untuk segera menemui saya." ucap bu lraras, semua pun bingung maksud bu laras.

" saya bu RT di sini bu, apa ada yang bisa saya bantu, entar tak kasih tau langsung ke suami saya." Ucap bu RT yang kebetulan tadi ikut ibu-ibu yang sedang bergosip..

" kebetulan sekali ada bu RT disini, saya minta tolong agar pak RT menyampaikan pesan saya untuk menghubungi kepada desa. dan memberi tahu kepala desa kami sekeluarga akan mengadakan syukuran atas pulangnya ilham ke rumah minggu depan dan suruh semua orang yang ada di kecamatan ini untuk menghadiri acara, tenang saja saya tidak akan secara gratis meminta tolong." ucap bu laras panjang lebar menjelaskan tujuannya, sedangkan pak david dan radit mengangguk setuju berbeda dengan ilham safira dan pak amir tampak kaget apa lagi dengan mengundang orang 1 kecamatan.

" apa ndak berlebihan mah kita undang 1 kecamatan." ucap ilham seraya menggaruk kepala yang tidak gatal, karna menurut ilham satu kecamatan di desa itu sangat banyak bahkan bisa lebih dengan seribu orang jika mereka semua datang.

" gak sayang menurut mamah itu juga kurang kalau perlu satu kota kita undang bagaimana." tawar bu laras, sedangkan ilham kaget langsung menyambar ucapan bu laras, agar tidak berubah pikiran dengan mengundang 1 desa..

" ja-jangan mah satu kecamatan sudah cukup."

" laras kamu jangan aneh-aneh dong masa satu kecamatan kamu undang." ucap pak amir tidak terima.

" ya udah kalau gitu satu kota." ucap bu laras polos.

" JANGAN." ucap pak amir cepat..

" ya sudah satu kecamatan aja." ucap pak amir lemas. sedangkan pak david, rendi dan ibu-ibu yang melihat ekpresi pak amir ketawa karna lucu..

" baik saya akan hubungi suami saya agar menyampaikan niat ibu ini, dan masalah upah ibu jangan pikir kan saya ihklas membantu." ucap bu.RT

" baik. sekarang saya minta nomer rekening bu RT saya mau langsung tranfer uangnya biar bu RT bisa langsung menyiapkan semua dari sekarang." minta bu laras. bu RT pun memberi nomer rekeningnya pada bu laras.

" Ya Allah bu apa ibu ndak salah pencet angka." tanya bu RT dengan ekpresi terkejut sedangkan mereka yang mendengarkan jadi bingung..

" gak kalau nanti kurang bilang aja nanti saya kirim lagi." jawab bu laras..

" ndak bu lima ratus juta bahkan lebih dari cukup malah ada sisanya." ucap bu RT, sedangkan ibu-ibu yang mendengarkan sangat kaget dan bertanya-tanya karna mereka tidak tau siapa sebenarnya pak david dan istrinya..

" gak apa-apa jika sisa bu RT bagikan aja sama yang ikut membantu acara." jawab bu laras.

" makasih ya mah udah bikinin aku acara syukuran, bahkan aku sendiri tidak pernah ada niat untuk melakukan syukuran seperti itu sebelumnya." ucap ilham memeluk bu laras.

" iya sayang ayo sekarang kita ke rumah okta." ingatkan bu laras.

" baik mah."

" ibu ini sebenarnya siapa." ucap salah satu ibu-ibu yang mewakili rasa penasaran yang lain.

" oh ya saya lupa memperkenalkan diri saya.. penkenalkan nama saya Larasati Admajaya, dan yang disebelah saya, suami saya David Sapurta Admajaya, dan ini anak saya, Rendi Saputra Admajaya. dan saya adalah mamah angkat ilham.." ibu-ibu yang ada disana pun kaget mendengar pengakuan bu laras karna mereka tau dengan nama-nama keluarga Admajaya.

" ja-jadi bapak ini yang punya pabrik teh yang besar itu." gugup bu RT

" iya betul sekali." jawab pak david tersenyum ramah

Bersambung...