Chapter 24 - 24.

Singkat cerita 2tahun Kemudian...

penerbangan dari bandara tokyo haneda, ke bandara soekarno hatta, memakan waktu kurang lebih 8 jam, ilham baru tiba di bandara soekarno hatta jam pukul 4.sore, ilham nampak masih semangat tidak menunjukan rasa lelah pada dirinya karna hari ini adalah hari yang dia nanti selama 2tahun ini..

tapi ilham hanya mengabarkan kepulangannya pada pak david dan bu laras, sedangkan ilham memberi kabar pada memberi pak amir, safira dan okta, kepulangannya akan di undur 1tahun lagi dengan alasan ada perbanjangan kontrak. karna ilham akan memberi mereka surprise, ilham tentunya juga sudah memberi pesan pada pak david dan bu laras jika menyembunyikan kabar kepulangannya

" akhirnya aku bisa kembali dinegara asalku, aku sangat rindu pada mereka." gumam ilham seraya menghirp udara panjang seakan berada di pantai.

ilham menunggu pak david dan bu laras yang sepertinya sedikit terlambat diperjalanan.

beberapa menit kemudian terlihat mobil mewah yang berhenti tepat dihadapan ilham karna ilham sengaja menunggu pak david dan bu laras di luar..

" Ya Allah sayang mamah kangen banget sama kamu nak." bu laras turun sambil lari kecil, langsung memeluk ilham, ilham menyambut pelukan hangat bu laras.

" aku juga kangen sama mamah, gimana kabar mamah, dan papah." tanya ilham sambil melepas pelukannya pada bu laras dan bergantian memeluk pak david yang sedari tadi diam.

" kabar mamah dan papah baik, gimana kabar kamu sendiri nak kamu sehat kan." ilham mengangguk dan

" ayok masuk mobil kita lanjut kan obrolan kita sambil makan sore di restoran aja, gak enak menghalangi pandangan orang lewat." ucap pak david dengan sedikit candaan, mereka akhirnya memasuki mobil dan menuju restoran milik pak david..

saat melihat ke arah kemudi ilham kaget karna bukan spoir yang dulu yang menyetir ilham juga tidak asing dengannya, tapi ilham teralihkan karna bu laras yang ada di sebelahnya terus mengajak ilham mengobrol..

setiba di restoran ilham yang penasaran dengan orang yang tadi menyetir pun berkata..

" kamu rendi kan, apa kamu lulusan SMA x.." ucap ilham tiba-tiba saat baru membuka mobil dan memastikan.

" iya bener. kok mas apa mamah, dan papah sudah cerita sama mas." jawab rendi sambil melirik kedu orang tuanya, sedangkan yang di lirik bingung, karna mereka tidak pernah menceritakan rendi pada ilham,

" bener kan nama kamu Rendi Prayoga." tanya ilham lagi, sedangkan rendi kaget karna hanya orang tua mereka yang tau nama sebelum nama Rendi Prayoga di ganti, dengan Rendi Saputra Admajaya. begitupun pak david dan bu laras mereka juga kaget.

" be-benar nama saya dulu Rendi Prayoga seblum papah dan mamah ganti nama saya sebagai Rendi Saputra Admajaya, mas tau dari mana.." jawab rendi seraya bertanya.

"

" Ya Allah ternyata beneran kamu ren ini aku ren Ilham Baqir kakak kelasmu dulu." ucap ilham seraya mendekan ke rendi..

" mas ilham yang dulu pernah nolong aku dari preman itu kan, Ya Allah ternyata dunia tak seluas yang kita kira ya mas, kita bisa ketemu lagi disini" jawab rendi.

" iya ren sudah ingat kan sekarang." rendi hanya mengangguk

" jadi rendi ini adik kelas kamu nak." bukan rendi yang menjawab melainkan pak david.

" iya pah, mah aku waktu itu bantuin dia pas di palak sama pereman di depan sekolah dulu, kami sempat berkenalan dan rendi mentraktir aku bakso sebagai ucapan terima kasihnya sambil nunggu di jemput oleh supirnya, kata rendi waktu itu supirnya telat karna karna ban mobil bocor." jelas ilham pada pak david dan bu laras

" bagus lah kalau gitu jadi kamu sudah kenal dengan rendi, dan kamu harus tau sayang rendi ini adikmu sekarang." jelas bu laras. ilham dan rendi sama-sama kaget dengan ucapan bu laras.

" jadi rendi ini yang wakti itu papah bilang sedang meneruskan s2 di luar negri itu" tanya ilham

" iya nak benar."

" aku gak nyangka ternyata yang akan jadi kakak ku mas ilham orang yang waktu itu aku teraktir bakso di pinggir jalan, baik lah karna aku rasa bakso waktu sangat murah sekarang sebagai gantinya mas aku teraktir di restoran ini, mas boleh minta apa aja."

" ya sudah ayo kita masuk." ucap bu laras

mereka berempat menikmati makanan dengan diselingi canda tawa, setelah selsai makan mereka langsung pulang karna mereka kasihan pada ilham setelah perjalanan dari jauh pasti sangat lelah.

" sayang kamu langsung istirahat aja pasti kamu capek, nanti makan malam mamah bangunin kamu." suruh bu laras, karna sedari tadi dia melihat ilham menguap..

" iya mah aku ngantuk karna dari kenaren kurang tidur, ya udah aku pamit ke kamar dulu, mah, pah, den." pamitnya dan di angguki mereka. dan ilham langsung masuk ke kamar yang dulu pernah di tempati

" kamu keliatan senang sekali ren." tanya pak david

" gimana gak seneng pah, orang yang jadi kakak aku mas ilham dia baik dan sopan, apalagi mas ilham sangat pandai dalam ilmu bela diri, waktu aku liat mas ilham kalahin 2 preman sekaligus aku sangat kagum melihat kelihaian gerakannya." jawab rendi,

" masa sih ilham bisa bela diri." tanya bu laras, sambil melirik pak david, sedangkan pak david menggedik kan bahunya karna tidak tau,

" nanti mamah tanya aja langsung." jawab pak david

" beneran mah, malah dengan mudah mengalahkan 2 preman itu, sepertinya emang sangat terlatih sih mas ilah menurutku."

" ya udah nanti malem mamah tanya langsung sama ilham, sekarang mamah mau mandi dulu udah lengket banget badan mamah."

malam tiba jam menunjukan pukul tuju malam mereka semua sudah berkumpul di meja makan yang panjang. dengan berbagai menu yang berbeda sudah tersedia di atas meja.

" oh ya sayang mamah mau tanya. kata rendi kamu jago bela diri dan kelihatan sudah terlatih emang bener." ucap bu laras tiba-tiba, dengan tangan yang sibuk mengisi piring dengan nasi untuk pak david..

" bener mah dulu almarhum kakek dari aku umur 7tahun udah di latih ilmu bela diri dan tenaga dalam karna emang almarmum kakek dulu guru bela diri dan sudah banyak memenangkat penghargaan, aku sendiri menganggap apa yang kakek ajarkan pada ku adalah warisan." jawab ilham akhirnya mereka semua mengetahui fakta itu. sedangkan rendi sangat antusias dan berkata.

" ajarin aku ilmu bela diri dong mas, biar aku bisa jaga diri,"

" ya nanti aku ajarin kamu, tapi ndak dalam waktu dekat ini ya ren." rendi mengangguk memahami karna rendi tau tujuan ilham setelah pulang sebagai nelayan.

" mah. pah. aku bisa minta tolong ndak."

Bersambung...