Ilham pun menurut tanpa menolak, mengikuti langkah pak david, menuju kantin..
" selamat pagi tuan Admajaya." sapa beberapa karyawan sambil menundukkan kepala. saat mereka memasuki lobi, dan para karyawan yang melihat ilham di samping bosnya nampak bingung, karna baru kali ini bosnya ke kantor dengan pria muda yang tampan dan kekar walaupun sedikit hitam, karna mereka tau tuan wijaya tidak memiliki keturunan selain anak angkatnya yang sedang melanjutkan s2 di luar negri..
berbeda dengan radit yang baru sampai di pabrik melihat ilham datang dengan bosnya, dia pun mendekat dan bertanya pada ilham
" kamu ngapain ada disini brow.?"
" abis nganterin okta, kebetulan ketemu pak david, beliau, minta di temenin sarapan di kantin." jawaban ilham mengundang rasa penasaran pada pikiran karyawan yang mendengarkan ucapan ilham. yang menyebut nama bos mereka ( Pak David ) bukan tuan Admajaya karna mereka tau, mereka tidak pantas memanggil bos mereka dengan nama depannya saja, karna yang mereka tau Admajaya. adalah nama marga keluarga atau nama kebesaran sang bos di dunia bisnisnya, dan hanya orang tertentu yang bisa memanggil nama depan saja..
" siapa sebenarnya pemuda itu,?"
" apakah orang keparcayaan Admajaya .?"
" beruntungnya okta bisa kenal dengan orang terdekat tuan Admajaya."
begitulah pikiran merka masing-masing setelah mendengarkan.
" ya sudah di lanjutkan perjalanannya, permisi pak bos saya mau melanjutkan pekerjaan." pamit radit pak david dan ilham tersenyum dan melanjutkan jalan mereka yang sempat kena begal gengan radit..
" sepertinya saya harus tanya pada okta siapa pemuda tampan itu." gumam teman dekat okta sambil terus memperhatikan punggung ilham dan pak david, yang semakin menjauh..
setibanya di kantin karyawan yang sedang menikmati makannya terkejut melihat bos mereka, dan mereka segera berdiri..
" selamat pagi tuan Admajaya." sapa mereka kompak, sambil membungkukkan badan.
" eh-eh kok pada berdiri. lanjut kan saja makan kalian saya tidak akan minta kok, tenang saja." gurau pak david, mereka nampak sungkan untuk menanggapi candaan bosnya karna baru kali ini sang bos bercanda, mereka hanya tersenyum dan duduk kembali.
pak david pun pesan makanan, dan ilham hanya pesan teh hangat, para karyawan yang sedang sarapan pun memperhatikan mereka ngobrol, dan sesekali melihat bosnya tertawa lepas karna mereka baru melihatnya dan hanya pada ilham pak david tertawa karna jika sedang surfay ke pabrik. hanya dian dan menampilkan wajah datarnya tanpa senyum.
oh ya yang penasaran dengan peroduksi pabriknya saya kasih tau deh biar kalian tidak penasaran. hehehe
" pabrik itu adalah pabrik teh terbesar di kota tersebut dari pengolahan teh kemasan botol, bubuk, dan kemasan teh celup mereka produksi.. pabrik itu sendiri adalah pabrik peninggalan almarhumah ibu pak david yang sekarng di kembangkan oleh pak david, hingga sebasar sekarang, bahkan sekarang bukan di dalam negri saja pengirimannya sudah sampai di negara-negara tetangga.. pak david sendiri tidak ada niat menutup pabrik tersebut karna pabrik tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat kota tersebut, hasil dari repoduksi 35% pak david sumbangkan di pantiasunan di kota atas amanah almarhumah ibu pak david, sedangkan 65% pak david pakai untuk memenuhi gaji karyawan dan bahan-bahan peroduksi..
di pabrik tempat okta sedang bergelut dengan berkasnya okta kedatangan teman dekat selama dia berkerja di pabrik..
tok..
tok..
tok..
" masuk." ucap okta dari dalam
" ada apa nggun masih lama juga makan siangnya sudah kesini aja." tanya okta
" bukan makan mau ngajak makan siang bu hanya mau tanya sesuati sama ibu." karna waktu kerja anggun menghormati okta sebagai atasannya dengan memanggil dia ibu.
" tanya apa.?" jawab okta tanpa mengalihkan tatapan pada berkas yang dia kerjakan
" ibu kenal dengan pemuda tampan, yang datang barang tuan Admajaya. katanya dia yang antar ibu kesini.?"
" tanya langsung aja sama orangnya kalau dia masih disini.?" jawab okta acuh. menatap anggun dan menatap berkas kembali.
" ya sudah kalau ibu tidak mau menjawab, saya tanya langsung sama dia sekalian minta nomer hpnya siapa tau dia jodoh ku." ucap anggun polos tanpa dosa. dan segara pamit meninggalkan okta yang tengah sibuk. okta menatap punggung anggun dengan menggelangkan kepala.. dalam hati okta bergumam. " nama anggun tingkahnya ada-ada saja."
" sana minta aja kalau bisa dapet nomernya dan jika dia mau sama kamu aku ihklas." gumam okta dalam hati
sedangkan anggun segera menuju kantin untuk memenuhi tujuannya, karna dia melihat ilham dan tuan Admajaya menuju kantin, tak perlu lama pun anggun menemukan ilham yang tengah asik ngobrol dengan tuan Admajaya , dia pun segera mendekati mereka tanpa malu..
" selamat pagi tuan Admajaya."
karna ada yang menyapa pak david pun segera menoleh ke arah suara.
" Pagi.." jawabnya dengan wajah berubah datar, sedangkan ilham, tersenyum manis melihat anggun. anggun yang melihatnya makin terpikat pesona hitam manis ilham.
" uh mas jangan gitu ah senyumnya aku gak kuat liatnya." genitnya,
" ada perlu apa kemari.?" tanya pak david datar. karna malas melihat karyawannya yang genit satu ini.
" saya cuma penasaran dengan dia tuan maaf jika saya mengganggu." sesal anggun yang menyadari perubahan wajah pak david, padahal dia melihat jika bosnya tertawa tanpa beban saat ngobrol dengan ilham.
" dengan saya.?" tunjuk ilham pada diri sendiri.
" hehe iya mas, kalau boleh tau masnya siapa okta.?"
" oh perkenal kan saya ilham, kekasih okta.!" jawab ilham berdiri sambil menjulurkan tangan.. anggun yang mengetahui fakta pun kaget dan mengurungkan niatnya untuk meminta nomer hp ilham. karna anggun tidak mau jika temannya salah paham nantinya, sekarang pun dia merasa tidak enak dengan okta karna tadi sebelum pergi dari ruangan okta, anggun mengatakan akan meminta nomer hp ilham.
" saya anggun temen okta. ya sudah saya permisi dulu mas, tuan." jawab okta sambil menerima jabatan tangan ilham dan buru-buru pergi. mereka pun bingung dengan kelakuan kocak anggun..
anggun sendiri menggerutu sambil berjalan untuk menemui okta diruangannya. setelah mengetuk pintu dan okta mengizinkannya masuk.
" maaf bu saya baru tau jika ilham kekasih ibu." ucap anggun memasang wajah memelas. okta pun tebahak melihat anggun..
" hahaha santai aja kali nggun. lagian kalaupun kamu minta nomernya juga ndak bakal dikasih, aku tau cowok aku itu setia jangan kan kasih nomer hp ke kamu, nomer sepatu yang dia pakai pun ndak bakal dia kasih tau ke kamu." jawab okta tidak menghentikan ketawanya, anggun menyentil kening okta, dia baru sadar dia sedang di kerjai oleh temanya itu.
" kok kamu seyakin itu sih ta sama dia, awas loh kalau dia macam-macam dibelakangmu." anggun masih kesal dan tidak lagi memanggil okta dengan hormat.
" iya lah sangat yakin dari SMA sampe sekarang hanya sekali aku liat dia punya pacar dan yang terakhir ya aku." jawab okta yakin
" masaa sih ganteng gitu mau setia biasanya yang ganteng itu suka mendua."
" ndak semua cowok model seperti itu kali nggun, udah ah sana keluar kerjaan ku jadi ndak kelar-kelar nih."
" iya iya, entar jam makan siang, aku kesini lagi.?
" iya nanti pesan aja makan disini, males keluar aku, pasti entar pada nanya-nanya kaya kamu gitu."
anggun mengangguk dan keluar ruangannya okta.
.
.
.
" ayo nak temen bapak sudah nunggu di restoran bapak waktu itu."
Bersambung..