Chereads / Roda Kehidupan Pria Miskin / Chapter 14 - 14. ...

Chapter 14 - 14. ...

" iih apaan sih mas, sana ah bau tau kamu, pasti belum mandi." safira terus memberontak karna di peluk ilham..

tapi ilham tidak perduli terus memeluk adeknya itu, karna ilham sangat suka melihat wajah adeknya yang sedang menerucutkan bibirnya.

" kamu dari mana le kok baru pulang dari pagi keluar biasanya juga ndak betah kalau keluar lama-lama." tanya pak amir

" tapi tadi beda pak. malah aku pingin ndak pulang sekalian kalau sudah halal." jawab ilham sambil melepas pelukannya dari adeknya

" kamu jangan macam-macam ya le."

" ndak macem-macem pak satu macam aja." jawab ilham sambil tersenyum.

" bapak serius le, jujur kamu dari mana." tegas pak amir.

" iya iya pak maaf, aku abis jalan-jalan sama okta pak. bapak kenal kan sama okta."

" ya bapak kenal, okta anak ahmad kan."

" iya pak, sekarang dia pacar ku."

" hah. serius mas, mbak okta jadian sama mas. mas ndak ngancam dia buat nerima cinta mas." tuduh safira.

" dih ini bocil satu, kalau ngomong pedes juga."

" iya soalnya kan mas jelek ya kan pak." safira meminta pembelaan bapaknya. pak amir hanya menggeleng kan kepala, pak amir tau jika mereka sudah bertemu pasti ada aja salah satunya yang mencari masalah terlebih dulu.

" kalau kamu bilang mas jelek bearti kamu secara halus juga mengatakan bapak jelek dek." safira pun panik mendengar jawaban ilham

" udah-udah kalian ini pasti berantem kalau ketemu."

" eh mas tapi kan mas mau berangkat jadi nelayan lagi ke taiwan apa mas yakin mbak okta bakal sabar dengan setia nungguin mas pulang nanti." tanya safira

" iya le apa dia bakal ndak ninggalin kamu nanti."

" tadi aku udah bilang sama okta pak, kalau pulang nanti bakal langsung lamar okta buat bukti akan keseriusan ku."

" ya sudah kalau dia bisa sabar nunggu kamu, dua tahun lagi, bapak cuma bisa berpesan untuk kalian berdua agar saling percaya kedepannya, karna suatu hubungan bisa langgeng karna adanya sebuah kepercayaan."

" iya pak dan semoga okta adalah cinta terakhir ku."

" amin." jawab safira, karna safira sangat setuju jika mas nya itu berhubungan dengan okta ketimbang dengan yuli yang menurutnya sombong.

" ya udah pak aku kebelakang dulu mau mandi terus sholat." pamit ilham

" bye adek ku tersayang." pamitnya sambil mengecup pipi gemoy milik safira..

" mas ih jijik belum mandi udah cium adek." perotesnya sambil memanyunkan bibirnya, ilham yang melihat bibir adeknya manyu langsung mengacak rabutnya dan langsung lari. dan benar saja safira langsung teriak..

" MASS.. "

tapi saat hendak mengejar mas nya segera di tahan pak amir.

" udah malem ndak enak sama tetangga kalau di denger."

" iya pak, ya udah fira masuk kamar dulu ya.." pamit nya sambil mengecup pipi pak amir

" iya jangan lupa sholat dulu sebelum tidur."

" lagi ke datangan tamu pak." jawabnya

selsai sholat ilham mengirim pesan ke okta..

( besok mas anter berangkat ya sayang. )

( ndak usah mas biar aku berangkat dianter ayah aja. ) balas okta.

( pokoknya besok mas yang anter kasihan ayah biar istirahat dirumah. )

( ya udah besok aku berangkat jam setengah 8. )

( ya udah besok mas usaha kan jam 7 sudah sampai di sana. )

( iya mas ya udah aku tidur dulu. )

( iya sayang selamat malam. ) di sertai emot berbentuk love

okta melihatnya senyum-senyum sendiri,

" hmm jadi gini rasanya jatuh cinta." gumamnya dalam hati. dia pun menarik selimut dan memeluk guling, segera memejamkan matanya

....

keesokan harinya ilham menyisir rambutnya dengan sedikit dia kasih krim rambut, sambil senyum dan berdenandung kecil.

safira yang melihat pun penasaran dan bertanya.

" mas mau kemana pagi-pagi sudah rapi gitu."

" mau nganter okta berangkat."

safira pun berniat membalas kalakuan mas nya yang semalam, yang di lakukan padanya. dia pun mendekat dan berkata. " ooh ya udah." jawabnya sambil merusak rambut ilham yang sudah di sisir dan di beri krim rambut, dan segera lari masuk kamarnya.

ilham pun tidak ada niat mengejar hanya menggelengkan kepala, karna dia sudah tau jika adeknya pasti akan membalas kejadian tadi malam yang dia lakukan padanya.

setelah bersiap ilham pamit pada pak amir yang kebetulan sedang duduk di teras rumah..

" pak aku pamit keluar dulu mau anter okta berangkat."

" iya kamu hati-hati jangan ngebut inget bawa anak orang."

" iya pak."

" oh iya sampaikan salam bapak pada ahmad." pesan pak amir

" iya pak, iya sudah aku berangkat dulu. Assalammualaikum."

" Waalaikumsalam."

ilham pun menjalankan motor yang kenalpotnya memecahkan gendang telinga bikin ibu-ibu yang sedang belanjar sayuran melihatnya. ilham tersenyum saat melewati ibu-ibu tersebut, ibu-ibu di sana sangat ramah walaupun agak julid..

di rumah okta sedang menikmati sarapan dengan kedua orang tuanya. dan dia berkata pada ayah ahmad. " Yah okta entar berangkat sama mas ilham ya."

" iya nak, badan ayah juga lagi pegal-pegal." okta pun ingin balas ngengerjai ibu wati dia melirik ibunya yang asik menikmati nasigorengnya.

" hmm makanya kalau malem jangan main gendong-gendongan terus sama ibu yah." celetuk okta. sontak bu wati tersedak nasi goreng yang dia makan.

uhukk.

uhukk.

uhukk.

pak ahmad yang ada di sampingnya segera menepuk punggung bu wati dan memberi air minum, bu wati nampak gugup saat menerima air minum dari pak ahmad. pak ahmad ketawa melihat istrinya itu gugup.

" hahaha makanya bu jangan godain okta terus di bales gitu aja udah panik kan." ucap ayah ahmad sambil terus tertawa.

bu wati hanya nyengr kuda, saat mengetahui jika okta tau. kalau dia dan suaminya masih melakukan ritual itu, walaupun okta sudah besar..

" e-emang kapan kamu melihat itu nak." tanya bu wati dengan gugup.

" hmm waktu malam okta nunggu mas ilham tidak jadi datang."

" hanya itu saja.?" tanya bu wati lagi.

" memang ada yang lebih parah ya bu.?" goda okta yang membuat pipi bu wati memerah, sontak pak ahmad terbahak melihatnya..

" bu-bukan begitu maksud ibu." bu wati pun menghembuskan nafas lega..

" Huff.. untung okta tidak mendengar des*han semalem." gumam bu wati dalam hati.  karna suaminya mencoba pakai obat kuat. bu wati sulit sampai susah mengimbangi permainan suaminya. dan bu wati sendiri menikmatinya tak menghirau kan suaranya yang semakin keras..

" lihat nak muka ibu mu kalau panik kaya kamu lucu." ucap pak ahmad sambil ketawa

" ih bapak jadi ikut-ikutan okta godain ibu sih." perotesnya sambil mencubit perut suaminya, okta yang melihat pun tersenyum senang.

mendengar pintu di ketuk ayah ahmad pun segera ber alasan membuka pintu agar cubitan istrinya terlepas

...

beberapa menit kemudian ilham sampai dan turun berjalan menuju pintu rumah okta yang tertutup.

" Assalammualaikum." salamnya seraya mengetuk pintu

" Waalaikumsalam." jawab seorang pria dari dalam sepertinya ayah ahmad yang membuka kan.

" nak ilham masuk nak. "

Bersambung...