Chereads / Roda Kehidupan Pria Miskin / Chapter 11 - 11. ...

Chapter 11 - 11. ...

" ayah, ibu saya minta izin membawa anak gadis ibu pergi jalan-jalan." izin ilham.

okta yang mendengar pun kaget dan menatap ilham, ilham yang di tatap hanya tersenyum.

" iya bawa aja nak sekalian ajak ke KUA." canda bu wati, sambil melirik anak gadisnya, agar melihat seperti apa responnya. ilham hanya tersenyum mendengarnya, sedangkan okta matanya sudah melotot dengan jawaban ibunya

" ibu ini ada-ada saja.. iya nak pulangnya jangan malem-malem dan jaga anak gadis ayah satu-satunya. ayah percaya sama kamu." ayah ahmad pun memberi izin

" nduk kamu ndak mau siap-siap atau dandan seperti semalam gitu biar cantik." goda bu wati. okta menunduk dengan godaan ibunya dan menjawab.

" ndak usah, udah cantik mau pakai apapun juga tetap cantik." jawabnya seraya berdiri hendak ke kamar mangambil tas yang ada di kamar, berjalan sambil mengerucutkan bibirnya karna kesal dengan ibunya karna dari tadi ibunya senang sekali menggodanya..

" kamu itu bu jangan di godain terus oktanya kasihan." tegur ayah ahmad

" abis lucu sih yah anak gadis kita itu kalau sedang manyun-manyun gitu." ayah ahmad hanya menggelengkan kepala dan menatap ilham dan berkata.

" nak ilham ayah ikut berduka ya atas kepergian almarhumah ibu kamu, maaf ayah baru bisa secara langsung menyampaikannya kemarin ayah sibuk di pabrik, karna ada sedikit kendala disana."

ayah ahmad adalah salah satu orang kepercayaan pak david dan okta juga sudah di percaya pak david untuk menjadi manager keuangan dipabrik ya karna okta mempunyai kepandaian di bidang itu.. sedangkan ayah ahmad hanya sesekali mengecek pabrik karna beliau sudah sering kali sakit, pak david juga mengizinkan pak ahmad hanya di rumah, dan bekerja hanya melalui sebuah tab pemberian pak david,..

" ndak apa yah, saya juga mengerti posisi ayah sekarang, terima kasih ya yah." jawab ilham

tak lama okta pun keluar dengan menggendong tas dan hanya memoles tipis bibirnya dengan warna merah muda, dia pun segera menuju ilham dan berkata.

" ayo mas jadi pergi ndak."

" iya ayo. ayah. ibu kita pamit dulu ya." pamitnya pada orang tua okta.

" iya nak hati-hati di jalan ndak usah ngebut bawa motornya, alon-alon asal kelakon." jawab ayah ahmad, bu wati hanya menyimak

" iya yah. Assalammualaikum."

" Waalaikumsalam." jawab mereka berdua

" ndak kerasa ya bu anak kita udah besar, padahal berasa baru kemarin ayah gendong dia saat dia nangis karna berebut mainan sama anaknya sumi ( tetangga sebelah mereka )." ucap ayah ahmad sedih

" iya yah ibu juga kejadian itu seperti baru kemaren-kemaren ternyata eh sudah 15 tahun lalu." jawab bu wati sambil menyender kan kepala di bahu ayah ahmad..

Sedangkan di luar rumah ilham mengimbangi langkah okta yang terlalu cepat..

" tungguin dek pelan-pelan aja jalannya." sontak okta menghentikan langkahnya hingga ilham menabrak punggung okta..

" aduuh kok kamu tiba-tiba berhenti sih dek untung aku cepat berhenti kalau tidak pasti kamu jatuh ketimpa aku." gerutu ilham pada okta.

" kamu yakin mau panggil aku kaya gitu mas.?" bukanya menjawab ilham okta malah bertanya.

" kenapa emang, apa kamu mau di panggil " Ayang " gitu." goda ilham. okta yang di goda ilham pipinya terasa panas mamerah..

" bu-bukan begitu mas." jawab okta gugup

" udah ayo naik, ngadep sini." pinta ilham karna okta dari tadi hanya menunduk saat bicara, okta pun menurut dan betapa terkejutnya dia saat ilham memasang kan langsung helem padanya,

dia pun menatap ilham, begitu juga dengan ilham menatap wajah manis okta yang sedang tidak menunjukkan lesung pipi kanannya..

" apa aku benar-benar jatuh cinta sama okta, kenapa jantungku seperti mau menloncat dari dada saat memandang wajahnya yang sejuk ini, padahal saat dulu dengan yuli aku tidak pernah merasakan seperti ini." gumam ilham dalam hati.

" ayo mas katanya keburu siang." ucap okta membuyarkan lamunan ilham, karna okta sendiri merasakan apa yang ilham rasakan tapi dia malu jika sampai ayah dan ibunya tau pasti dia jadi bahan godaan ibunya lagi entar..

" e-eh i-iya dek ayo." jawab ilham gugup seraya menaiki motornya, motor ilham saat ini adalah motor " Satria Fuu " yang sudah di modifikasi Jok motor ilham pun tak luput dari modifikasinya, sehingga Jok yang belakang sedikit dia naikkan sehingga tanpa di suruh pun okta pasti akan memeluk dia..

saat jalan berapa meter aja okta sudah kesal dengan motor ilham,

" ck ini motor model apaan sih, dari tadi perasaan aku sudah mundur masih aja maju sendiri." gerutunya dalam hati

ilham yang melihat muka okta yang di tekuk dan posisi tak nyaman pun paham dan dia berkata.

" udah sih dek mukanya jangan di tekuk gitu nikmatin aja, peluk aja ndak apa kok mas ihklas."

" iya mas ihklas tapi akunya yang ndak ihklas." beda omongan beda pula dengan tindakan, okta memeluk ilham dan menghirup wangi parfum milik ilham bahkan dia sampai memejamkan matanya karna terasa nyaman berada di bahu ilham.

ilham yang melihat kelakuan okta bergumam di dalam hati. " Dasar emang semua wanita aneh gini ya."

tak lama mereka pun memutuskan pergi ke pantai, dan makan siang di sana mereka duduk santai sambil memandang ombak disana, ternyata di sana ada teman kuliah okta dulu,

" okta kamu di sini juga." sapa seseorang tiba-tiba

" eh kamu jo, kok kamu juga ada disini, tumben banget anak orang kaya main ke pantai." jawabnya sambil tersenyum manis, pria itu bernama jonatan

" emang salah ya jika orang kaya main ke pantai, lagian aku kesini cuma nemenin adik ku, tuh di sana." sambil menunjuk wanita yang sedang asik main air laut.

ilham yang dari melihat ineraksi mereka terasa cemburu, dan segera mengajak okta pergi dengan alasan pulang

" ayo pulang dek." ajaknya sambil menggendeng tangan okta, okta hanya menurut dan melihat ke arah jonatan lagi sambil berkata..

" jo aku pulang duluan ya." ucapnya sambil tersenyum

jonatan hanya tersenyum melihat mereka karna dia sebagai laki-laki sangat tau jika laki-laki yang bersama okta tengah cemburu padanya..

" mas jalannya pelan aja aku capek." pinta okta. ilham pun berhenti dan memandang okta dengan tajam tanpa melepas tangannya yang terus menggenggam jari jemari okta..

" lihat mata ku dek," ucap ilham. okta pun penurut dan memembalas tatapan ilham.

" apa kamu tau arti dari tatapan ini." okta menggeleng. ilham membuang muka dan menghempaskannya dengan pelan. dia menatap okta kembali..

" aku cemburu melihatmu tersenyum dengan laki-laki itu dek." lanjutnya, okta pun bingung mencoba mencerna perkataan ilham

ilham menarik nafas dalam-dalam sebelum lanjutkan ucapannya. sambil meraih kedua tangan okta.

" dek. mas mau jujur sama kamu kalau mas, suka sama kamu, entah sejak kapan tapi mas jika berhadapan langsung sama kamu jantung mas terasa mau copot nih kamu rasakan sendiri kalau kamu ndak percaya." okta hanya bagaikan patung yang sangan kaku dan tak mampu bergerak saat ini. ilham menuntun tangan okta yang dingin menuju dadanya, okta merasakan debaran itu seperti yang dia rasakan sekarang.

setelah menunjukkan debaran jantungnya pada okta ilham pun melanjutkan

" dek mau ndak jadi kekasih mas, mas tau mas sangat egois, karna mas baru putus sudah menyatakan ini sama kamu, tapi mas akan menyesal jika tidak pernah menyatakan ini." ilham melepas kan tangan okta dan mendekat kan mukanya. dan

Cup

Bersambung...