" Ya Allah aku lupa kalau okta ngajak pergi malam ini." gumam ilham dalam hati.
di rumah okta, dia sangat kecewa, sedih dan menyesal karna sangat berharap banyak dari ilham..
padahal dia sudah dandan dengan cantik dengan make up tipis menjadi kesan daya tarik sendiri.. dia pun menghembuskan nafas kasar..
" huff.. sepertinya aku terlalu berharap padanya." monolognya dalam hati.
ibu wati dan ayah ahmad melihat pun ikut merasa sedih, segera ibu okta menghampirinya dan berkata.
" sudah nduk sabar mungkin dia ada urusan lain."
" iya nak kamu juga harus tetap semangat memperjuangkannya jika kamu benar cinta padanya." ucap ayah ahmad ikut menyemangati.
" iya bu ayah, makasih ya sudah menyemangatin okta." jawabnya mencoba tersenyum.
" ya udah lebih baik kamu tidur. ini sudah jam setengah 10 besok kamu emang ndak kerja tapi ndak baik kamu tidur terlalu malam lagian dia ndak mungkin datang." suruh bu wati..
" iya bu. okta masuk kamar dulu ya bu, yah." jawabnya seraya berjalan lemas menuju kamar
" liat bu anak mu kalau lagi jatuh cinta persis seperti kamu dulu." canda ayah ahmad
" halah kaya ayah pernah liat ibu kaya gitu saja."
" pernah dong kan ayah selalu di dekat ibu waktu itu jadi tau semuanya."
" iya deh iya. udah ah ibu mau masuk kamar tidur." ucap ibunya okta seraya berdiri dari duduknya, tapi saat hendak berjalan tangan nya di tahan oleh ayah ahmad.
" bu nyoba bikin dede yuk buat okta." bisiknya ayah ahmad membuat bu wati meramang
" emang ayah masih kuat. ? entar yang ada malah pinggang ayah kumat ibu jadi repot." ledek nya
" hmm ayo kita buktikan sampai pagi ya." ajaknya seraya menggendong bu wati. bu wati mencoba berontak karna malu jika di lihat anaknya.
okta yang ternyata habis ambil minum di dapur pun geleng-geleng melihat tinggkah kedua orang tuanya. dia sangat senang jika hubungan kedua orang tuanya selalu harmonis dan masalah demi masalah dapat di lewati dengan dingin, dia juga ingin mendapan jodoh seperti sang ayah yang bisa mengalah dan menyikapi tindakan dengan kepala dingin..
okta pun menlanjut kan langkah menuju kamar, dia tidak memperdulikan pesan-pesan yang masuk ke dalam hapenya. dia membaringkan tubuhnya di kasur yang nyaman, tidak lama menunggu lama dia sudah tertidur..
....
di tempat lain, ilham tiduran di kasur dangan gelisah karna pesannya tidak di balas dengan okta, dia terus membolak-balikkan badannya agar tenang tapi rasa gelisa tidak kunjung reda..
" sepertinya dia marah, baiklah aku akan menemuinya langsung besok pagi, sekalian ajak dia jalan pasti dia tidak berangkat karna hari minggu." gumam ilham
ilham pun meletak kan hape di tepi bantal, karna agar alaram berbunyi dia akan mendengar, dia mencoba untuk tidur, dan beberapa menit kemudian dia sudah tertidur..
....
malam pun berganti pagi. jam menunjukkan pukul 7 pagi sang surya sudah menerangi ibu pertiwi, dengan hamparan angin pagi menerpa wajahnya, ilham melajukan motor sengan pelan menikmati setiap hembusan angin yang menerpa wajahnya..
di dalam rumah okta sedang makan pagi bersama kedua orang tuanya..
" ayah apa mas ilham sering adzan di musolah." tanya okta tiba-tiba
pak ahmad pun tersenyum dan menjawab.
" jarang sih sekarang, dia juga jarang keliatan akhir-akhir ini di musolah mungkin dia sholat di rumah tau di musolah lain, kepana emangnya."
okta tidak menjawab hanya tersenyum malu-malu, sedangkan bu wati curiga jika laki-laki yang di cintai anaknya adalah ilham pasalnya tidak pernah anak gadisnya menanyakan laki-laki pada ayahnya,
bu wati pun bertanya. " apa semalem yang kamu tunggu nak ilham nduk."
okta yang sedang minum pun tersedak mendengar pertanyaan bu wati..
Uhuk..
Uhuk..
Uhuk..
dia segera menetralkan perasaannya. dan menjawab pertanyaan bu wati dengan gugup..
" bu-bukan bu."
" heleh kamu itu udah ketahuan dengan tinggah mu yang barusan masih saja mengelak, lagian tuh di kening kamu ada tulisannya." jawab bu wati.
dengan cepat okta menutupi keningnya, dan bu wati dan ayah ahmad sontak terbahak dengan kelakuan anak gadis mereka..
Saat sedang asik bercanda ada ketukan pintu dari depan rumah, dan salam yang suaranya saja bikin okta salah tinggkah..
" sana cepat nduk temui, dan suruh masuk ikut sarapan bareng sana pujaan hatimu.." goda bu wati.
" i-iya bu okta ke depan dulu." jawab okta buru-buru meninggalkan meja makan
" liat yah lucukan anak kita kalau lagi jatuh cinta." ayah ahmad hanya menggelengkan kepala dengan kelakuan istrinya.
.
" ya Waalaikumsalam seberntar." jawab okta seraya membuka pintu. karna masih kecewa dengan ilham dia pun memasang wajah datarnya tanpa senyum
ilham hanya memaklumin jika okta masih marah padanya dan dia segera meminta maaf pada okta.
" hmm maaf ya kemaren aku ada perlu sama temen ayah jadi lupa." sesal ilham
" ya. ayok masuk aku lagi sarapan di dalam ada ayah dan ibu tenang aja." jawabnya seraya jalan meninggal kan ilham..
ilham pun segera mengikuti okta dan sampai di meja makan ilham pun melangkah menuju ayah ahmad dan ibu wati.
" ibu, ayah. apa kabar." tanya ilham basa basi sambil mencium tangan kedua orang tua okta.
" Alhamdulillah baik nak." ayah ahmad
" duduk nak ilham sarapan okta loh yang masak nasi goreng ini." ucap bu wati dengan melirik okta, ilham pun ikut melirik okta. okta yang di lirik tersenyum dan menunduk malu..
" iya bu makasih tapi saya sudah sarapan." tolaknya dengan halus
" sudah ndak usah malu. okta ambilin nak ilham nasinya, hitung-hitung kamu belajar melayani suami nanti." goda bu wati
okta pun malu karna ibunya berkata seperti itu apa lagi ada ilham di depannya, sebelum okta mengambilkan nasi ilham berkata.
" jangan banyak-banyak dek nasinya takut ndak muat perutku." canda ilham
okta menatap ilham dengan tatapan yang sulit di artikan, dalam hati dia sangat senang dengan panggilan ilham tersebut, tapi dia malu dengan orang tuanya, bu wati melihat anaknya yang melamun memandangi ilham dengan jahilnya berkata.
" cepat dek itu loh mas mu nungguin kamu malah melamun ngeliatin dia mulu." godanya
ilham yang juga merasa tidak enak pun menggaruk kepala yang tidak gatal.. ayah ahmad yang sudah tau ilham orangnya tidak enakan pun menegur istri dengan cara mencubit pelan pahanya, dan segera dia berkata.
" maaf ya nak ilham istri saya emang suka menggoda anak gadisnya." ucap ayah ahmad.
" emang aneh ya yah aku panggil okta adek kan umur dia tidak jauh sama adek saya safira." jawaban ilham yang ambigu membuat okta berpikir. " apakah kamu cuma menganggap aku sebagai adikmu mas."
" maaf ya nak ilham ibu udah bikin nak ilham ndak nyaman." sesal bu wati.
" ndak apa bu saya juga tau ibu bercanda tadi." jawab ilham santai dan sambil menyantap nasi goreng tersebut..
setelah acara makan selsai ilham berkata. " ayah, ibu saya minta izin membawa anak gadis ibu pergi jalan-jalan."
bersambung...