" Seorang gadis muda yang melamun di jendela kamarnya membayangkan seseorang pria yang sudah lama namanya berlabuh di hatinya,.
ya dia adalah Oktavia.. dia menghembuskan nafas kasar berkali-kali entah kapan dia akan menunggu ke ajaiban itu datang, agar pujaan hatinya bisa memiliki rasa yang sama terhadapnya .. dan dia tak sadar sang ibunda sudah masuk kamar dan melihat anak gadisnya sedang melamun..
" apa yang kamu pikirkan nduk." pentanyaan ibunya membuat dia terlonjak kaget..
" Astagfirlah bu ngagetin aja." jawabnya sambil mengelus dadanya
" habisnya ibu dari tadi ketuk pintu kamu ndak jawab ya ibu masuk aja, eh kamu ternyata lagi melamun di dalam,, apa yang sedang kamu pikirkan nduk."
" Okta ndak mikirin apa-apa bu."
" kamu ndak bisa bohongin ibu nduk,, apa ini masalah laki-laki jadi kamu malu cerita sama ibu.? ibu juga pernah muda nduk apa salahnya kamu cerita sama ibu." tebak sang ibu, sambil mendekati okta dan mengelus kepalanya yang masih mengenakan hijab.
" hmm okta bingung bu dengan perasaan okta sendiri. okta takut kalau terlalu menunjuk kan apa yang okta rasakan akan di anggap terlalu agresif sebagai seorang wanita."
" tidak ada salahnya nduk kita sebagai perempuan menunjukan apa yang kita rasakan, walaupun hanya sedikt saja kita menunjukkan rasa suka kita pada orang itu, jika orang tersebut memang mencintai kita pasti dia akan merespon dengan baik nduk." jawab ibunya dengan panjang lebar.
" gitu ya bu, baik lah okta coba menunjukkan sedikit."
" siapa sih pria yang sangat beruntung yang bisa di sukai anak gadis ibu yang cantik dan saleha ini." goda sang ibu
" iiih ibu kepo, entar juga tau sendiri ibu."
" iya deh iya, ibu bakalan sabar menunggu orang itu karna ibu yakin orang itu baik sehingga anak gadis ibu ini tergila-gila." jawabnya sambil mencubit hidung okta.
" makasih ya bu udah dengerin cerita okta." ucapnya sambil memeluk sang ibu.
" okta sudah sholat isya belum, kalau belum sana sholat dulu, abis itu tidur katanya besok kamu shif pagi." ucap sang ibu mengingatkan.
" ya sudah bu okta pamit ambil Wudhu terus mau sholat."
" iya udah ibu mau masuk ke kamar ibu."
setelah melaksanakan 4 raka'at okta naik ketempat tidur kesayangannya sambil bermain hape, mengecek akun sosial medianya, dan di sana dia mendapati seseorang yang sangan dia nanti sedang online di salah satu sosial media,,
dalam hati dia ingin sekali mengirim pesan pada pemuda tersebut mengucapkan belasungkawa dan ingin mengajak dia jalan sebagai langkah pertama mendekatinya tapi dia malu,. dia pun mengetik pesan dan ragu untuk mengirim
dalam hati dia bergumam. " kirim, tidak, kirim, tidak, kirm saja lah tanggung." lantas dia langsung mematikan hape setelah mengirim pesan tersebut..
" huff. baru mengirim pesan saja jantung ku sudah kaya gini, apa lagi jadi istri." gumamnya sambil menutup mulut yang kelepasan terlalu berharap berlebihan
dia pun akhirnya memutuskan untuk merabahkan badan dan tidak lama langsung memasukin alam mimpinya..
....
di tempat lain ilham yang sedang rebahan sambil main hape mengecek sosial medianya, dan mendapati jika ada 1 pesan dari okta dia langsung membuka, dia kaget melihat barisan paling bawah pada pesan tersebut..
" mas aku turut berduka dengan kepergian ibu mas, maaf aku belum sempat datang secara langsung..
.
.
mas kalau besok malam ndak ada acara kita pergi ke alun-alun kota yuk katanya lagi ada pasar malam di sana.. kalau mas bisa aku tunggu di rumah ya jam 7 malam datang langsung.." lanjutan pesannya
ilham sendiri bingung untuk memenuhi ajakan okta dia tidak mau okta menganggap dia sedang mencari pelampiasnan atas hancurnya hubungannya dengan yuli, tapi dia juga tidak enak kalau tidak datang..
dia menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar, dia masih bimbang dengan ajakan okta akhirnya dia memutuskan untuk segera tidur karna besok dia akan menemani pak david untuk ke makam ibunya..
tak lama pun dia tertidur..
....
ke esokan harinya ilham bangun sebelum adzan subuh berkumandang, dia bergegas mandi karna akan sholat ke musolah dekat dengan rumahnya..
berapa menit kemudian selsai dengan kegiatannya segera dia berjalan menuju ke arah musolah, saat di jalan berpapasan dengan muadzan yang hendak ke musolah dia menyapanya, dan berjalan bersama menuju musolah..
sesampainya di musolah..
" mas ilham apa mau adzan bapak ingin denger suara merdu mas ilham lagi kayanya sudah lama mas ndak adzan di sini." ucap pak sobirin muadzan di musolah itu
" baik pak makasih sudah di beri kesempatan untuk adzan lagi di musolah ini." tanpa niat menolak dia segera menuju depan yang sudah ada MIC di sana..
di rumah okta yang mendengar suara yang tidak asing di gendang telinganya, hatinya menjadi sejuk..
" Ya Allah mas suara adzan mu tak pernah berubah dari dulu masih merdu dan menyejuk kan hati saat di dengar." gumam okta, seraya bersiap-siap untuk mandi dan akan sholat di rumah karna dia malu jika berpapasan dengan ilham di jalan..
....
jam menunjuk pukul 7 pagi pak amir sudah berangkat lebih awal,
ilham sedang bersantai di depan teras dan di temani secangkir kopi hitam, tidak lama dia duduk, dia melihat mobil mewah mendekat dan berhenti di depan rumah dan berhenti. beberapa tegangga penasaran dengan mobil tersebut kenapa sia ada di depan rumah pak amir,
seorang pria paru baya pun turun dengan gagah, walaupun umur sudah lebih bekepala 4 tidak menurunkan kegagahan serta ketampanan orang itu, dan setelan jas mahal serta jam tangan bermerek menjadi kesan dia orang kaya..
ibu-ibu julid pun pada berbisik-bisik, karna di dekat rumah ilham emang jangganan tukang sayur keliling mangkal..
" pasti itu penagih hutang."
" tampan sekali dia mau dong di jadiin istri walaupun yang ke 5, pasti dia sangat kaya."
" apa itu teman pak amir, tapi masa sih pak amir kenal orang kaya, kenal dari mana coba."
ibu-ibu julid itu pun membalas senyuman pak david saat pak david teresenyum pada mereka. dan berjalan ke arah ilham. " Assalammualaikum." salamnya
" Waalaukumsalam mari masuk pak, duduk di dalam maaf bapak saya sudah berangkat barusan."
" baik tapi cepat ya kita akan jalan-jalan dulu nanti, sekalian suruh adikmu juga bersiap-siap."
" iya pak saya masuk kamar dulu."
sebelum menuju ke kamarnya ilham mengetuk pintu kamar adeknya, karna memang bersebelahan dengan kamarnya
" ada apa sih mas berisik tau." kesalnya karna dia tadi ketiduran pas belajar.
" kamu siap-siap kita mau di ajak pak david temen yang kemaren mas ceritain."
" mau kemana emang mas?."
" ya mas ndak tau, udah sana cepetan jangan lama-lama."
" iya iya."
berapa menit kemudian mereka keluar kamar, dan bersama menemui pak david,
" ayo pak berangkat." ajak ilham. pak david hanya mengangguk
mereka menuju makam ibunya dan selsai dari makam mereka menuju restoran pak david, setelah makan mereka memutuskan untuk pergi ke mall, betapa senangnya safira saat di belikan baju baju dan dres cantik sama pak david dan sampai pukul 9 malam mereka makan dulu. sebelum mereka pulang..
ilham merasakan ada sesuatu aneh yang mengganjal hatinya.. dan saat dia menyadarinya..
" Ya Allah aku lupa kalau okta ngajak pergi malam ini."
bersambung..