Ilham sampai di rumah teman nya ,
" As'salammualaikum." salam ilham seraya mengetuk pintu..
" Waalaikum'salam sebentar." jawab wanita di dalam rumah.
" Eh ilham masuk le duduk, di dalem saja mau maghrib. " ya wanita itu adalah ibu radit
" iya bu makasih, raditnya ada kan bu?. "
" ada lagi mandi habis pulang kerja dia."
" ya udah bu aku masuk ya."
" duduk dulu ibu buatin minum sebentar."
" ndak usah repot-repot bu kopi enak kayanya." jawab ilham seraya tersenyum..
" ah kamu ini le bisa aja, ya udah bentar sekalian ibu panggil radit biar cepat."
" iya bu makasih.."
Ibu radit pun kebelakang memanggil anaknya yang ternyata baru selsai mandi..
" le ada ilham di luar sana temuin dulu."
" hmm pasti lagi ada masalah sama si yuli makanya kesini. "
" udah sana temuin dulu kasihan sendirian, kamu sekalian mau di bikinin minum ndak le. "
" iya bu boleh. ya udah adit nemuin ilham dulu ya bu. "
ibu radit hanya tersenyum menanggapi, dia sangat senang kalau anak nya itu menjalin pertemanan dengan ilham tidak pernah ada pertengkaran yang dapat menghancurkan hubungan kedua anak muda tersebut, keduanya saling mengerti satu sama lain jadi dia sendiri ingat akan persahabatan dia dengan ibunya ilham bu jundyah..
seraya mengaduk kopi untuk kedua anak itu ibu eka ibunya radit bergumam.. " semoga kalian selalu akur ya le. seperti ibu dulu dengan ibunya ilham..
dia kembali mengingat masa mudanya dengan ibu jundyah, di mana ibu ilham itu selalu membela saat dirinya sedang ada masalah dengan temannya dan selalu menjadi garda terdepan untuk membelanya. maupun hubungan asmaranya dengan bapak radit dulu..
...
Radit selsai memakai baju dan menghampiri ilham di meja.. " apa ada masalah dengan yuli kamu sampai sudi meninjak kan kakimu ke tempat hamba paduka.. " celoteh radit seraya tersenyum
" si*lan kau "
" Hahaha.. sudah dapat ku tebak dari muka mu itu, ke apa lagi dengan wanita itu." tawa radit terhenti melihat keseriusan muka ilham.. " apa dia selingkuh darimu. " lanjutnya
" iya dia selingkuh bahkan parahnya aku liat dia lagi. . . ah sudahlah sakit aku jika mengingat kejadian itu.. "
" hah.. serius sudah sejauh itu dia melakukannya, aku kira cuma sekedar kencan saja eh ternyata.. "
" apa kau juga sudah tau kelakuan wanita itu." jawab ilham dengan raut muka kecewa.
" ya sudah tau. " sahut radit acuh
Saat ilham mau menjawab ibu radit datang dengan membawa kopi yang di pesan ilham tadi.
" nih ilham di minum dulu sama camilannya di makan.. "
" makasih bu padahal tadi cuma bercanda nyebutin kopi. " jawab ilham seraya senyum menutupi rasa sedih sakit dan kecewanya itu..
" ya sudah ibu tinggal masuk mau siap-siap mau ke musolah dulu ya."
" ya bu silahkan. "
setelah kepergian ibu radit ilham murung kembali, radit yang tau itu langsung menegur ilham..
" udah lah ndak udah kamu pikirin wanita sundal itu, ayok siap-siap ke musolah."
" aku pinjam sarung ndak enak klo sholat pakek celana gini. "
" ya udah bentar aku ambilin dulu."
" ya."
radit pun masuk kamar untuk mengambil sarung buat di kasih pinjam ilham. tak lama radit kembali lagi dengan sarung di tangannya,,
" nih buruan bentar lagi adzan."
" makasih dit."
" kamu kaya sama siapa saja makasih segala, lagian juga ndak aku kasih tuh sarung ke kamu. " jawabnya sambil tertawa..
radit emang orang yang ceria dia bekerja sebagai karyawan pabrik di kotanya, dia 5 bersaudara dan laki-laki semua.. radit anak tertua sekarang karna dari ceritanya dia memiliki abang yang sudah meninggal sejak lahir, yang 2 adeknya masih sekolah, dan yang 1 sudah kerja sama ditempat dia kerja sekarang.
mereka berjalan menuju musolah saat di jalan mereka bertemu okta, radit mempunyai ide menjahili mereka berdua, karna yang radit tau okta masih menyukai ilham sampai sekarang.
" Okta sini. " panggil radit, ilham hanya diam menyaksikan kelakuan radit.
" ada apa mas radit. " tanya okta
" hmm kamu ndak pingin emang jalan sama kita kita jomblo kok tenang aja. jadi ndak munggkin ada yang marah." jawab radit memberi tau ke okta secara halus bahwa ilham sekarang tidak memiliki kekasih.
ilham sendiri melihat okta menggunakan mukena, menatap tanpa berkedip, tak mendengarkan apa yang radit bicarakan ke pada okta.
" ya kan ham." lanjut radit seraya menyenggol lengan ilham..
ilham yang kaget dan ketahuan memandangi okta gugup sendiri, radit yang menyadari itu tersenyum karna ilham,.
" eh.. eh. iya dit kenapa tadi."
" kita jomblo kan. "
" ii-iya kenapa emang."
" gak apa-apa sihh."
" kau." sungut ilham seraya menjitak kepala radit..
Okta yang mengetahui kabar jika ilham tidak memiliki kekasih lagi itu pun hatinya serasa sejuk, tapi dia tak berharap terlalu jauh, takut nanti jika sudah terbang tinggi sayapnya malah akan di potong dan akhirnya jatuh..
" saya duluan ya mas.. permisi. Assalammualaikum.. " okta langsung jalan cepat sambil senyum-senyum tidak menghiraukan kedua laki-laki dibelakangnya..
" Waalaikumsalam." jawab mereka..
Radit dan ilham juga melanjutkan perjalanan menuju musolah sambil sesekali menyapa tetangga yang berpas-pasan melewatinya..
...
sesampainya di rumah radit,
radit kembali menggoda ilham..
" kenapa kamu ndak jadian sama okta saja sih ham cocok kok lagian okta juga suka sama kamu." celetuk radit membuat ilham menatapnya
ilham tertawa mendengar celotehan radit tersebut dan dia berkata. : " hahaha mana ada okta suka sama aku dit yang ada dia juga males liat muka ku yang item gini. "
" ya elah ndak percaya amat jadi orang, lagian aku liat dari pandangan kamu ke dia kamu juga suka kan sama okta.?"
" siapa sih dit yang gak suka sama okta, senyuman nya itu loh, behh bikin ati adem liatnya." jawab ilham sambil senyum-senyum membayangkan wajah okta tadi..
" udah gas aja dari pada keburu di ambil orang, entar kamu nyesel 7 turunan loh,. lagian percaya deh kali ini sama aku kalau kamu bakal diterima sama okta."
" hahaha yang ada okta mikirnya ntar, cuma aku jadiin pelarian aja dit ada-ada aja kamu. "
Saat radit akan menjawab disitu ada panggilan telfon dari hape ilham.. ilham melihat ternyata sang adik tercinta yang telfon, tapi tumben sekali. tiba-tiba perasaan ilham mendadak tidak enak, dia menjawab panggilan dari adiknya tapi bukannya menjawab suara adiknya di sebrang sana tetapi dia hanya diam dan kelihatan shock mukanya, dengan tangan gemetar dia menatap lurus kedepan..
Radit yang menyadari perubahan mimik muka ilham lantas bertanya. " ham ada apa, kamu baik-baik saja kan. "
ilham tidak menjawab radit kembali bertanya.. " ham ada apa sebenarnya,
ibu ku meninggal..
bersambung..