Noval kemudian bertanya alasan Silva menolak tawarannya untuk ikut war melawan SMA 5, Silva pun menjawab jika dirinya tak ingin membawa Silvi yang terluka ke tempat berbahaya.
Seseorang mengacungkan tangan dan berkata.. "Bagaimana kalau kalian berdua tidak usah ikut? Tapi dua orang disana wajib ikut." Ucap ketua kubu barat, Daniel.
"Gua lupa sesuatu, dia Daniel... Pemimpin kubu barat, dan orang yang duduk diam sambil lipat tangan itu Arga, ketua kubu selatan." Ucap Noval. Ruby pun berkata jika kedatangan nya adalah untuk mengalahkan siswa kelas 3, sekaligus The Trinity.
Noval menghela nafasnya dan berkata.. "Lu gak capek apa ngomong itu mulu dari tadi? Lagian Daniel itu masih kelas 2, terus Arga itu bukan anak SMA 17." Ucap Noval. Ruby dan Virgo kemudian bergegas menghampiri Arga yang duduk di dekat Daniel, Ruby dan Virgo bersiap untuk mengalahkan Arga.
"Kalo gitu, dia prioritas kita buat dihabisin disini." Ucap Virgo, Arga tetap diam meski Ruby dan Virgo menatap tajam dirinya.
"Woy, bangun atau gua lempar lu." Ucap Ruby, Arga tetap diam dan Virgo mulai kesal. Virgo menarik kerah baju Arga kemudian mencoba untuk melempar Arga, namun sayangnya... Arga dengan cepat menendang kepala Virgo hingga Virgo terlempar.
Tak tinggal diam, Ruby menyerang Arga dengan tendangan yang mengarah ke kepala Arga. Arga berhasil menahan tendangan Ruby dengan lengannya, saat Arga akan menyerang balik Ruby... Ruby memutar tubuhnya dan menendang kepala Arga bagian kirinya.
Tendangan keduanya berhasil mengenai kepala Arga hingga Arga hampir terjatuh... "Dimana lu pelajarin taekwondo?" Tanya Arga. Ruby menjawab jika dirinya hanya sedikit menguasai beladiri taekwondo dari menonton TV.
Arga dengan cepat menghampiri Ruby, saat akan memukulnya... Virgo datang dan memukul wajah Arga hingga Arga terjatuh, Arga bahkan mengeluarkan darah dari hidungnya akibat pukulan Virgo.
Seketika, Noval menghentikan perkelahian mereka. Daniel pun membantu Arga kembali berdiri, Daniel hanya tersenyum melihat Arga.
Saat Arga hendak berdiri, dirinya kembali terjatuh. Arga merasakan tubuhnya lemas tak berdaya untuk kembali berdiri, "Gua kenapa? Gak mungkin mereka berdua bisa bikin gua kayak gini." Ucap dalam benak Arga.
Daniel bahkan kaget melihat Reaksi Arga, "Arga... Jatuh?" Tanya dalam benak Daniel. Daniel kemudian melirik kearah Ruby dan Virgo, dan sepintas Daniel berpikir bahwa kedua murid baru tersebut memiliki potensi besar untuk menjadi the Trinity berikutnya.
Noval menjelaskan pada Ruby dan Virgo jika Arga adalah orang yang berhasil mengalahkan ketua kubu selatan yang sebelumnya, dan Arga yang harus mengambil posisi tersebut.
Meski belum sepenuhnya keluar dari sekolah lamanya, Arga wajib menjadi salah satu the Trinity karena berhasil mengalahkan ketua kubu yang sebelumnya. Dan hal itu adalah peraturan mutlak di SMA 17.
"Gimana kalo dia jadi mata-mata sekolah lama nya?" Tanya Ruby. Noval menjawab bahwa selama masa jabatannya, Arga tidak diperbolehkan untuk bertemu atau ikut dalam war jika sekolah lamanya terlibat.
Hal itu untuk menjaga kerahasiaan beberapa hal di SMA 17, seperti contohnya : jumlah murid, rencana Festival iblis dan bahkan peraturan di SMA 17.
Ruby dan Virgo terlihat tak percaya pada Arga, namun Noval kembali memberikan penjelasan bahwa setiap kegiatan Arga harus didampingi oleh seseorang meskipun itu tidak perlu.
Ruby bertanya mengapa tidak perlu untuk dikawal, Dan Noval pun menjawab bahwa mantan atau alumni siswa SMA 17 hampir dari seluruh penjuru kota. Jadi hal tersebut tidak diperlukan.
"Jadi maksud lu, siswa sebelumnya yang mengintai dia?" Tanya Virgo. Dan Noval mengiyakannya.
Ruby dan Virgo pun kembali ke kursinya dan kembali duduk, "terus kenapa lu ngajak kami buat ikut war lawan SMA 5? Emangnya SMA 5 lawan yang sepadan sama SMA 17?" Tanya Ruby. Noval pun menjawab jika war dengan SMA 5 adalah tradisi tahunan yang sudah dilakukan sejak dulu, meski SMA 5 tak pernah menang melawan SMA 17.
Virgo kemudian bertanya tentang tradisi tahunan tersebut, dan Noval kembali menjelaskan "22 tahun yang lalu, seorang siswa SMA 17 menyerang SMA 5 hanga seorang diri. Dia juga orang yang ngehancurin the Trinity." Ucap Noval.
"Katanya, orang itu juga dulu pernah bikin gangster yang anggotanya SMA 17. Tapi gak ada yang inget sama nama orangnya dan nama geng nya." Jawab Daniel.
"Gua iseng nyari di sosmed, terus ga sengaja ketemu foto ini." Ucal Noval sembari menunjukkan foto sebuah tembok yang dicoret-coret dan ada tulisan besar yang bertuliskan... "Monster salju, Iblis putih."
"Sejarah SMA 17 sebenernya tuh panjang, tapi gatau kenapa pas di cek di album sekolah... Orang yang punya julukan itu jadi murid SMA 17 di 17 tahun yang lalu." Ucap Daniel. Ruby pun bertanya siapa orang yang punya julukan tersebut, dan Daniel menjawab... "Yuuzaki Vincent." Jawab Noval.
Terlihat Ruby berpikir bahwa nama tersebut sedikit familiar di kepalanya, kemudian Noval berkata jika foto yang tadi dia tunjukan berasal dari 22 tahun yang lalu.
"Ha? Terus si Yuuzaki kok bisa punya julukan itu?" Tanya Ruby, Noval menjawab jika itulah keanehan nya dan misteri dari SMA 17.
Virgo bertanya tentang penyebab perang besar 17 tahun lalu, dan Noval pun menjawab... "Kalau tidak salah, perang itu dimulai oleh beberapa gangster besar yang melawan mafia. Dan memakan korban jiwa hingga puluhan orang." Jawab Noval.
Virgo kembali bertanya tentang beberapa gangster besar yang melawan para mafia, " Ada 4, Rubah putih, Jari tengah malam, Naga merah dan..." Noval mencoba mengingat kembali nama gangster yang keempat.
"Midnight Finger... Pantesan si Yuuzaki itu agak familiar namanya." Ucap Ruby. Noval bertanya apakah Ruby mengenal Yuuzaki Vincent, Ruby menjawab jika nama itu adalah nama dari teman ayahnya.
Noval menghampiri Ruby dan bertanya, apakah dirinya bisa bertemu dengan Yuuzaki dan Ruby menjawab jika hal tersebut sedikit sulit untuk dilakukan.
"Kenapa? Lu gak bisa usahain gitu?" Tanya Noval, Ruby menjawab jika Yuuzaki adalah orang nomaden karena ia sering keluar negeri, dan si Yuuzaki hanya pulang beberapa bulan sekali.
Ruby juga berkata jika Yuuzaki kembali ke luar negeri seminggu yang lalu, "akhirnya sejarah SMA 17 bakal terungkap." Ucap Noval yang kegirangan.
Beberapa jam kemudian... Ruby, Silva Silvi dan Alifia sedang berjalan pulang.
"Kalo ketahuan mama bisa pindah sekolah nih, kayaknya harus lepas perban deh." Ucap Silvi. Alifia kemudian bertanya kenapa Silvi bisa terluka dan Ruby menjawab jika Silvi terjatuh dari tangga, Alifia kemudian mengelus kepala Silvi dengan lembut sembari tersenyum.
Sesampainya dirumah... Ruby dan keluarganya sedang makan malam, Silva dan Silvi pun juga ikut. Silvi menyembunyikan luka di kepalanya dengan topi beanie, agar Dian dan Rio tak mengetahui jika dirinya terluka.
"Pa, Papa kan kerja jadi menejer para Mafia kan? Papa tau gak salah satu geng yang nyerang mafia dulu? Namanya udah banyak yang lupa soalnya." Tanya Ruby.
Seketika Dian dan Rio terdiam saat akan menyendok makanannya, "Papa juga lupa, kan papakerjajadi menener mereka kan baru 5 tahun." Jawab Rio. Ruby pun bertanya pada Dian yang sejak kecil tinggal di kota Rayakarta, Dan jawaban Dian adalah...
"Mama dulu diawasi ketat sama orang-orang di dunia model, katanya biar gak terlibat sama mereka. Jadi mama gak tau soal gangster." Jawab Dian. Ruby hanya menghela nafas karena jawaban yang tak bisa memuaskan rasa penasaran nya.
TOO BE CONTINUED.