Chereads / Mimpi Remaja : White Princess / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

Ruby dan Virgo masih terus berduel, para siswa baru juga masih belum selesai battleroyal, dan Silva masih mengamuk tanpa henti.

Silvi yang kembali bangkit kemudian melanjutkan melawan para siswa lain yang sedang battleroyal, Duel antara Ruby dan Virgo sudah tidak bisa dihentikan. Keduanya bahkan sudah babak belur, 30 menit berlalu hanya karena duel keduanya. 

Para siswa semakin bersemangat setelah melihat duel Virgo dan Ruby. "Udah setengah jam tuh berdua masih aja berantem, ga mau brenti apa gimana dah?" Ucap Aldo, si tangan kanan Noval.

"Iya juga, kayaknya udah cukup deh." Ucap Noval sembari berjalan menuju panggung aula, dirinya kemudian menyalakan mic dan menyuruh para siswa baru untuk berhenti battleroyal.

Para siswa lain pun berhenti, namun silva masih mengamuk pada siswa baru yang lainnya. "Woi! Pegangin tuh cewe, udah kayak setan aja kalo ngamuk." Ucap Noval.

Silvi kemudian memegang Silva dan berkata bahwa dirinya baik-baik saja, melihat tatapan Silva yang masih marah pada para siswa baru, membuat para siswa baru panik.

Silva pun berkata... "Kakak! Aku masih baik-baik aja, tenangin diri dong" Ucapnya sembari terus menahan Silva yang mengamuk. Mendengar ucapan Silvi, Silva pun mulai tenang.

Dengan wajah lesu dan hela nafas panjang Noval, dirinya melihat Ruby dan Virgo yang masih berduel. Bahkan para siswa baru lainnya tidak berani mendekat pada mereka berdua.

Hingga... Noval turun dari panggung, menghampiri mereka berdua. Saat Ruby dan Virgo akan saling memumul, Noval datang dengan tendangan yang mengarah tepat tengah-tengah keduanya.

Seketika, Ruby dan Virgo mengarahkan pukulannya pada Noval. Pukulan mereka berdua ternyata untuk menahan tendangan Noval, Noval tersenyum karena mereka berdua telah berhenti berduel.

"Lu berdua kompak ternyata. Stop dulu duelnya, gua mau ngomong." Ucap Noval dan kemudian dirinya kembali naik ke atas panggung.

Ruby dan Noval saling bertatapan, mereka berdua terengah-engah kelelahan akibat duelnya. Keduanya... Tersenyum.

Noval yang telah naik ke atas panggung pun mulai berbicara, "Udah ya, kalo masih mau lanjut nanti aja di tempat lain. Gua mau ngomong bentar." Para siswa pun terdiam.

Noval berkata bahwa Battleroyal telah selesai dan akan membagi para siswa menjadi 2 bagian, yang masih berdiri disuruh untuk berkumpul di sisi kanan aula, dan yang sudah tidak sanggup berdiri dipersilahkan untuk berkumpul di sisi kiri aula bersama dengan para senior yang menyaksikan battleroyal.

Noval berkata bahwa untuk setiap siswa yang masih bisa berdiri, akan kembali diseleksi untuk dipilih menjadi perwakilan sekolah di Festival iblis atau War nantinya.

Meski hanya sedikit yang dipilih, namun Noval berkata bahwa dirinya telah melihat beberapa siswa baru yang berpotensi untuk ikut serta dalam festival iblis dan juga war.

Noval kemudian menunjuk kearah Ruby dan Virgo, dirinya berkata bahwa Ruby dan Virgo cukup kuat untuk ikut dalam festival iblis ataupun war. Noval juga berkata jika Ruby dan Virgo bisa bekerja sama dengan tim, maka mereka berdua mungkin tidak bisa dikalahkan pada festival iblis nantinya.

Hari pertama pun ditutup oleh noval... "Untuk hari ini cuma itu aja, besok kalian cukup dateng ke sekolah, absen trus ngapain dan gitu. Asal jangan bolos, soalnya bakalan ada informasi tiap harinya. Paham kalian?" Ucap Noval. Serentak, para siswa pun menjawab dan langsung keluar dari aula.

Ruby, Silva dan Silvi pun berinisiatif untuk segera pulang, namun saat sampai di persimpangan jalan... Mereka bertemu dengan seorang gadis cantik yang menatap kearah mereka bertiga.

Tatapan ketiganya begitu tajam pada gadis cantik itu, namun seketika... "Alifia!!" Ucap serentak mereka bertiga, dengan begitu antusias nya mereka menghampiri Alifia, yang berada di seberang jalan.

"Kamu juga baru pulang dari sekolah baru mu, ya? Cantik banget gaya rambutmu, btw ada yang deketin kamu ga di sekolah barunya?" Tanya Silvi. Alifia menjawab dengan bahasa isyarat "(bahasa isyarat) tidak ada kok, lagipula aku sekarang harus fokus belajar biar bisa kuliah kedokteran." Jawab Alifia dengan bahasa Isyarat.

Silvi yang tak mengerti bahasa isyarat kemudian bertanya pada Ruby tentang arti bahasa isyarat Yang Alifia lakukan, Ruby berkata bahwa alifia tidak didekati oleh siapapun dan alifia akan fokus sekolah untuk mengejar mimpi nya menjadi dokter.

"Begitu ya, semangat! Kalo ada apa-apa, bilang aja ke kami. Beres semua pokoknya, asal jangan suruh kami belajar." Ucap Silvi, dan Silva hanya menunjukkan jempol sembari tersenyum pada Alifia.

Alifia adalah seorang gadis tuna rungu sejak lahir, bahkan untuk mendengar saja dirinya harus menggunakan alat bantu.

Ruby kemudian menawarkan Alifia (dengan bahasa isyarat) untuk mampir ke sebuah kafe dengan 3 saudari tersebut, Alifia menjawab (dengan bahasa isyarat) bahwa dirinya akan ikut dengan mereka bertiga.

Sesampainya di sebuah kafe, Silva dan Silvi telah selesai memesan dan menuju ke meja tempat mereka biasa duduk. Ruby pun juga selesai memesan, dan ketika Alifia akan memesan... Dirinya menunjuk pada buku menu dan ditunjukkan pada kasir.

Ruby ternyata menunggu di belakangnya, Alifia kemudian mendahului Ruby untuk duduk dengan 2 saudari kembar itu.

Tak lama, pesanan mereka berempat pun diantar ke meja mereka. Silvi memesan Matcha latte, Silva memesan Salted Caramel macchiato, Ruby memesan Signature Chocolate dan Peanut butter, dan Alifia memesan Vanilla cream dan Beef Filone.

Saat Alifia hendak memakan Beef Filone nya, Tiba-tiba Ruby mengambilnya dan langsung memakannya. Alifia kaget dan langsung ngambek pada Ruby, Ruby berkata "(bahasa isyarat) bukannya kamu bilang akan diet? Ga boleh makan ginian dong, nih ambil punyaku." Ucap Ruby sembari memberikan Peanut butter miliknya.

Alifia terheran melihat Ruby, ia sadar bahwa Ruby sangat peka dan perhatian padanya, Alifia pun tersipu malu saat mengambil Peanut butter yang Ruby berikan padanya.

Alifia adalah teman masa kecil Ruby sejak umur 4 tahun, diumur 8 tahun mereka harus terpisah karena orang tua Ruby pindah sementara untuk bekerja.

Mereka kembali bertemu saat memasuki SMP yang sama, dan bahkan Ruby mengajak kedua adik kembarnya untuk satu sekolah dan berteman dengan Alifia.

Hingga saat ini, 3 saudari itu adalah sahabat Alifia dan telah dianggap saudara oleh Alifia atau bahkan 3 saudari tersebut.

Mereka berempat bercanda gurau, suasana yang begitu hangat menyertai mereka berempat. Senyuman mereka terasa seperti tak bisa hilang ketika mereka berempat berkumpul dalam satu ruangan yang sama, mereka berempat adalah gadis pada umumnya ketika berkumpul.

Meski suara dan kata menjadi pemisah antara Alifia dan 3 saudari tersebut, Ruby mampu menjadi translator yang baik untuk Alifia.

Tak terbesit apapun dalam benak Ruby untuk membiarkan Alifia kehilangan satu kata pun darinya atau bahkan orang lain yang mengobrol dengan nya, Ruby menjadi alasan mengapa Alifia menikmati hari dengan baik, dan Alifia adalah alasan bagi Ruby untuk terus menjadi dirinya sendiri.

TOO BE CONTINUED.