Chereads / "The Dreamweavers' Rebellion" / Chapter 4 - 4:The Gathering Storm

Chapter 4 - 4:The Gathering Storm

Hari-hari berlalu, dan Yume semakin terampil mengendalikan kekuatannya. Setiap sesi latihan dengan Neora membawanya lebih dekat pada pemahaman tentang siapa dirinya dan perannya sebagai Half-Weaver. Dia merasa bersemangat untuk menjelajahi lebih banyak tentang dunia mimpi dan kemampuan yang dimilikinya.

Suatu malam, saat mereka berlatih di dunia mimpi, Neora memutuskan untuk mengubah pendekatan latihan. "Yume, kita perlu memperkuat ikatanmu dengan mimpi. Ini tidak hanya tentang melawan Echoes; ini juga tentang memahami kekuatan yang ada di dalam dirimu."

"Apa maksudmu?" tanya Yume, merasa bingung.

"Kita akan melakukan sesi penjelajahan mimpi," jelas Neora. "Kau akan memasuki mimpi seseorang dan merasakan apa yang mereka alami. Dengan cara ini, kau akan lebih memahami apa itu kekuatanmu dan bagaimana menggunakannya untuk melindungi orang lain."

Yume merasa sedikit cemas. "Tapi… bagaimana jika mimpi itu terlalu menakutkan? Apa yang terjadi jika aku terjebak di dalamnya?"

"Tenanglah, Yume," kata Neora menenangkan. "Aku akan bersamamu. Kau tidak akan sendirian. Jika sesuatu terjadi, aku akan menarikmu keluar."

Yume mengangguk, berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Mereka mulai memfokuskan pikiran, dan tiba-tiba kabut mengelilingi mereka lagi, membawa mereka ke dalam dimensi yang lebih dalam dari dunia mimpi.

Mimpi pertama yang mereka masuki adalah milik seorang gadis muda bernama Aiko. Dia berusia sekitar sepuluh tahun dan terlihat sangat takut. Yume bisa merasakan emosi yang kuat saat melihat gadis itu berdiri di tengah ruangan gelap, suara tangisan samar mengisi udara.

"Apa yang terjadi pada Aiko?" tanya Yume, merasa hatinya bergetar melihat penderitaan gadis itu.

"Aiko sedang terjebak dalam mimpi buruk," jawab Neora. "Dia merasa sendirian dan tidak ada yang bisa membantunya. Kita harus membantunya menemukan jalan keluar."

Yume mengangguk, berusaha mengumpulkan keberanian. Dia melangkah mendekati Aiko dan meraih tangannya. "Aiko, aku di sini untuk membantumu. Kau tidak sendirian."

Gadis itu menoleh, matanya penuh dengan air mata. "Tapi… aku tidak bisa menemukan jalan pulang. Semuanya terasa gelap dan menakutkan."

"Kau harus percaya padaku," kata Yume. "Mari kita pergi dari sini bersama-sama."

Mereka mulai berjalan, tetapi bayangan gelap mulai muncul di sekitar mereka. Yume merasakan kehadiran Echoes, energi gelap yang mengelilingi Aiko, berusaha menariknya ke dalam ketakutan.

"Jangan biarkan mereka masuk ke dalam pikiranmu, Aiko!" Yume berteriak, mengangkat tangannya untuk memanggil cahaya. "Bersama-sama, kita bisa melawan mereka!"

Dengan cepat, cahaya biru bersinar dari telapak tangan Yume, memancarkan harapan. Dia mengarahkan energi itu ke arah bayangan yang mendekat. Sinar itu membakar Echoes, membuat mereka terpecah dan menghilang dalam kilauan cahaya.

Aiko menatap Yume dengan penuh kekaguman. "Kau bisa melakukannya! Kau sangat kuat!"

"Terima kasih, Aiko," jawab Yume, tersenyum. "Tapi kita harus tetap bergerak. Kita harus menemukan jalan keluar."

Mereka terus berjalan melalui kegelapan, melewati berbagai rintangan yang penuh dengan bayangan menakutkan. Namun, dengan setiap langkah, Yume merasakan kekuatannya semakin tumbuh. Dia mulai memahami bahwa melawan ketakutan bukan hanya tentang mengusir Echoes, tetapi juga membantu orang-orang untuk mengatasi rasa takut mereka sendiri.

Akhirnya, mereka tiba di sebuah cahaya yang bersinar terang, dan saat mereka melangkah ke dalamnya, Yume merasakan pergeseran besar. Mereka terbangun dari mimpi itu, kembali ke dunia nyata.

Aiko tersenyum, air mata bahagia mengalir di pipinya. "Terima kasih, Yume! Aku merasa lebih baik sekarang!"

Yume merasa puas melihat Aiko tersenyum. "Ingat, kau tidak sendiri. Kau selalu bisa menemukan cahaya dalam kegelapan."

Setelah kembali ke dunia nyata, Yume merasa terinspirasi. Dia menyadari bahwa kekuatannya bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk membantu orang lain. Saat mereka berlatih kembali, Neora melihat semangat baru di mata Yume.

"Kau telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, Yume. Menghadapi ketakutan Aiko dan membantunya keluar dari mimpi buruk adalah langkah besar," kata Neora, memberi Yume pujian yang tulus.

"Tapi aku merasa ada lebih banyak yang harus kulakukan," jawab Yume. "Aku tidak bisa berhenti di sini. Aku ingin terus belajar dan melindungi lebih banyak orang."

Neora mengangguk, senyumnya lebar. "Itu semangat yang tepat. Namun, kita harus waspada. Sleepless Order akan semakin mendekat. Mereka tahu bahwa kau sedang bangkit, dan mereka tidak akan membiarkanmu melakukannya tanpa perlawanan."

Yume merasakan ketegangan di udara. "Apa yang harus kita lakukan?"

"Kita perlu mengumpulkan lebih banyak Dreamweavers," jawab Neora. "Kita harus bersatu melawan ancaman ini. Dan ada beberapa yang masih bertahan di luar sana."

Yume merasa ada api semangat dalam dirinya. "Mari kita lakukan! Kita harus menyelamatkan dunia mimpi!"

Dengan tekad baru, Yume dan Neora memulai perjalanan mereka untuk mencari Dreamweavers yang tersisa, bersiap menghadapi badai yang akan datang.