Chereads / "The Dreamweavers' Rebellion" / Chapter 7 - 7: the masked adversary

Chapter 7 - 7: the masked adversary

Sosok misterius itu melangkah maju, mengungkapkan wajahnya yang tertutup oleh topeng hitam. Hanya sepasang mata merah menyala yang terlihat, memancarkan aura menakutkan yang membuat jantung Yume berdegup kencang.

"Siapa kau?" tanya Neora, bersiap untuk melindungi Yume.

"Aku adalah Xerath, pemimpin dari Sleepless Order," jawab sosok itu dengan suara yang dalam dan menggetarkan. "Kau telah mengambil langkah berani dengan menghancurkan altar kami, tetapi kau tidak tahu konsekuensi dari tindakanmu."

"Konsekuensi?" Yume tidak bisa menyembunyikan ketakutannya. "Kami hanya berusaha melindungi dunia mimpi!"

Xerath tertawa dingin. "Melindungi? Atau mungkin kau sedang berusaha menciptakan kekacauan yang lebih besar? Semua ini hanyalah permainan, Yume. Dan aku akan memastikan kau kalah."

Tanpa peringatan, Xerath melancarkan serangan yang cepat, memanggil gelombang kegelapan yang menyapu ke arah mereka. Yume merasa terperangkap, dan instingnya meminta untuk melindungi diri.

"Lindungi diri kalian!" teriak Neora, dan Yume segera memanggil perisai energi yang mengelilingi mereka.

Gelombang kegelapan menghantam perisai, menghasilkan suara dentuman yang memekakkan telinga. Yume merasakan beban berat dari kekuatan serangan itu, tetapi dia tidak akan mundur.

"Kita tidak bisa membiarkan dia menang!" seru Kaito, mencoba menyerang Xerath dengan serangan energi. Namun, Xerath dengan mudah menghindar dan menyerang kembali.

Pertempuran berlangsung sengit, dan Yume merasa terjebak di tengahnya. Dia melihat teman-temannya berjuang melawan Xerath, tetapi serangannya terlalu kuat.

"Yume!" Neora berteriak, "Kau harus menggunakan kekuatanmu! Ini saatnya!"

Mendengar seruan Neora, Yume mengingat semua yang telah dia pelajari. Dia menggali kedalaman kekuatannya dan memfokuskan energinya. "Aku bisa melakukannya!" Dia merasakan cahaya biru bergetar di dalam dirinya, dan kekuatan itu membanjiri seluruh tubuhnya.

Dia mengangkat tangannya dan mengarahkan energinya ke Xerath. "Kau tidak akan mengalahkan kami!"

Xerath menatapnya dengan sinis. "Kau pikir kekuatanmu bisa melawan kegelapan? Sangat naif!"

Tetapi saat Yume melepaskan energi itu, bola cahaya besar memancar ke arah Xerath, mengeluarkan suara yang membangkitkan semangat. Xerath berusaha menahan serangan itu, tetapi kekuatan Yume terlalu kuat. Energi bercahaya itu menghantam Xerath, mengeluarkan ledakan cahaya yang menyilaukan.

Xerath terhuyung mundur, tetapi segera pulih dan melancarkan serangan balasan. "Kau memang memiliki kekuatan yang hebat, tetapi kau masih belum cukup kuat untuk mengalahkanku!"

Dia melancarkan gelombang kegelapan yang lebih besar, dan Yume merasa keputusasaan merayap masuk ke dalam hatinya. Dia tidak bisa menyerah; dia harus melindungi teman-temannya dan dunia mimpi!

Dengan semangat yang baru, Yume berteriak, "Kami tidak akan menyerah! Kami akan melawan!"

Kekuatan cahaya di dalam dirinya semakin kuat, dan Yume menyadari bahwa dia tidak sendirian. Neora dan Kaito berdiri di sampingnya, siap untuk mendukungnya.

"Mari kita serang bersama-sama!" teriak Neora.

Dengan kerjasama yang kuat, Yume, Neora, dan Kaito menggabungkan kekuatan mereka untuk meluncurkan serangan gabungan. Energi cahaya yang menyilaukan menyelimuti mereka, menciptakan aura yang menakutkan bagi Xerath.

"Tidak!" teriak Xerath, tetapi cahaya itu terlalu kuat. Serangan gabungan itu menghantamnya, menciptakan ledakan yang menggetarkan seluruh ruangan.

Ketika debu mulai mengendap, Yume, Neora, dan Kaito berdiri di tengah-tengah kekacauan, napas mereka terengah-engah. Namun, Xerath tidak terlihat lagi. Apakah mereka telah mengalahkannya?

"Tapi… kita harus berhati-hati," kata Kaito, menatap ke sekeliling. "Dia bisa saja muncul kembali."

Yume merasa cemas. "Kita harus keluar dari sini dan memberi tahu yang lainnya. Ini belum berakhir."

Mereka segera pergi dari markas yang hancur, kembali ke Dreamer's Hollow dengan hati-hati. Ketika mereka tiba, mereka disambut oleh para Dreamweavers lainnya yang khawatir.

"Apakah kalian berhasil?" tanya Lira, matanya lebar penuh harap.

"Kami berhasil menghancurkan sumber kekuatan mereka, tetapi Xerath masih hidup," jawab Yume dengan nada cemas. "Dia mengancam akan membalas dendam."

Para Dreamweavers saling berpandangan, ketegangan menyelimuti suasana. "Kita tidak bisa membiarkan dia bebas," kata Neora. "Kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman yang lebih besar."

Yume mengangguk, merasa bahwa perjuangan mereka baru saja dimulai. "Kita harus bersatu lebih kuat dari sebelumnya."

Dengan tekad yang menyala dalam hati mereka, kelompok itu bersiap untuk pertempuran berikutnya. Dalam kegelapan yang menyelimuti, harapan mereka menjadi cahaya yang bersinar, mendorong mereka untuk terus berjuang.