Yume dan Neora meninggalkan perpustakaan dengan buku berharga di tangan mereka. Keduanya merasa terinspirasi, tetapi juga dibebani oleh tugas besar yang harus mereka hadapi. Mereka perlu menemukan cara untuk mengingat kembali rasa sakit yang mengikat Echoes dan membantu mereka keluar dari kegelapan.
Di jalan menuju tempat persembunyian mereka, Yume tak bisa menahan pikirannya tentang para Echoes. "Apa yang mereka rasakan? Apakah mereka merasakan kesakitan yang sama seperti yang aku rasakan saat ditinggalkan?" tanya Yume dengan nada ragu.
Neora melihat ke arah Yume, matanya penuh empati. "Kita semua memiliki luka, Yume. Bahkan sebagai Dreamweavers, kita tidak terhindar dari rasa sakit. Kita harus siap untuk menghadapi rasa sakit itu, baik untuk kita maupun untuk mereka."
Setibanya di persembunyian, mereka segera berkumpul dengan anggota rebel lainnya. Yume dan Neora menceritakan penemuan mereka, dan semua orang mendengarkan dengan seksama.
"Kita harus menemukan Echoes yang terjebak di dunia mimpi," kata Neora. "Mereka mungkin tidak sadar akan keadaan mereka, tetapi kita bisa membantu mereka mengingat."
"Bagaimana kita melakukannya?" salah satu anggota bertanya. "Mereka sangat kuat dan sulit dijangkau."
Yume mengambil napas dalam-dalam. "Kita perlu menyusun rencana. Mungkin kita bisa menggunakan mimpi yang kita buat sendiri untuk menarik mereka keluar dari bayangan. Kita harus menciptakan mimpi yang dapat membantu mereka menghadapi masa lalu mereka."
"Dan kita bisa melakukannya bersama-sama," tambah Neora. "Jika kita semua terhubung, kita bisa memperkuat mimpi itu dan memberikan dorongan yang mereka butuhkan untuk menghadapi kegelapan mereka."
Dengan semangat baru, mereka mulai merencanakan bagaimana cara menyebarkan mimpi yang mengundang Echoes untuk menghadapi rasa sakit mereka. Mereka membagi kelompok untuk menjelajahi berbagai bagian dunia mimpi, mengatur pertemuan dengan Echoes yang paling mungkin terjebak dalam trauma.
Setelah beberapa hari persiapan, mereka siap untuk melakukan perjalanan pertama mereka ke dunia mimpi. Yume merasakan campuran kegugupan dan harapan. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi kita harus mencobanya," katanya kepada Neora.
Malam itu, mereka semua berkumpul dalam lingkaran, tangan saling bergenggaman. Yume memimpin, dan dengan kekuatan Half-Weaver yang mengalir dalam dirinya, dia mulai menciptakan mimpi yang akan membawa mereka ke dunia Echoes.
Dalam sekejap, mereka terlempar ke dalam dunia yang dipenuhi bayangan dan kabut. Suasana di sekitar mereka terasa berat, dan Yume bisa merasakan gelombang kesedihan yang kuat.
"Mari kita mulai," Neora berbisik. "Ingat, kita hanya perlu mencari satu Echoes terlebih dahulu. Fokus pada rasa sakitnya dan bantu dia mengingat."
Mereka bergerak maju, dan perlahan-lahan, mereka melihat sosok gelap bergetar di kejauhan. Yume mengenali sosok itu; itu adalah salah satu Echoes yang pernah dia temui dalam mimpinya. Dengan hati-hati, mereka mendekati sosok itu.
"Siapa... siapa kalian?" suara sosok itu bergetar, menampakkan ketakutan dan kebingungan.
"Kami di sini untuk membantu," Yume menjawab, suaranya lembut namun tegas. "Kami ingin membantumu mengingat siapa dirimu yang sebenarnya."
Sosok itu merosot, seakan berusaha melindungi diri dari rasa sakit yang akan datang. "Tapi itu menyakitkan. Aku tidak bisa... tidak ingin mengingat."
"Ketahuilah, kami juga merasakan rasa sakit yang sama," Neora menambahkan. "Tetapi mengingat adalah langkah pertama untuk membebaskan dirimu. Kami di sini bersamamu."
Yume dan Neora mengulurkan tangan, mengajak sosok itu untuk merangkul kembali kenangan yang terpendam. Perlahan, sosok itu mulai tampak lebih jelas, dan kenangan-kenangan yang hilang mulai muncul di sekitar mereka.
Ketika kenangan itu mulai terungkap, Yume bisa merasakan ketakutan dan kesedihan yang menyelimuti sosok itu. Momen-momen dari masa lalu, penuh dengan kehilangan dan penyesalan, mengguncang dunia mimpi di sekitar mereka.
"Jangan lari," Yume berkata dengan tegas. "Hadapi rasa sakitmu. Kami akan ada di sini untuk mendukungmu."