Setelah semangat baru yang menyala di antara para Dreamweavers, Yume dan kelompoknya mulai merencanakan langkah selanjutnya untuk menghadapi Sleepless Order. Malam itu, mereka berkumpul di aula Dreamer's Hollow, dikelilingi oleh cahaya lembut dari bunga-bunga bercahaya.
"Jadi, apa rencana kita?" tanya salah satu Dreamweaver, seorang pria bernama Kaito, yang baru saja bergabung dalam kelompok. "Kita tidak bisa terus bersembunyi selamanya."
Neora mengangguk, mengatur pikirannya. "Kita perlu mencari tahu lokasi markas Sleepless Order. Dari sana, kita bisa membuat strategi untuk melawan mereka."
Yume mengingat pertemuannya dengan Echoes sebelumnya dan bagaimana mereka dapat dengan mudah menyerang mimpi seseorang. "Tapi bagaimana jika mereka sudah tahu kita bergerak? Kita harus sangat hati-hati."
"Setiap pergerakan kita harus dilakukan dengan diam-diam," kata Lira. "Kita bisa mengirim kelompok kecil untuk melakukan pengintaian. Aku akan memimpin satu kelompok."
Yume merasa dorongan untuk terlibat. "Aku ingin pergi juga! Aku perlu memahami lebih banyak tentang mereka dan bagaimana cara menghentikan mereka."
Neora melihatnya dengan serius. "Yume, aku menghargai semangatmu, tetapi ini berbahaya. Kita harus melindungimu."
"Tidak!" seru Yume, merasa marah. "Aku bukan lagi anak yang tidak berdaya. Aku harus mengambil tanggung jawab ini. Jika kita ingin melindungi dunia mimpi, aku harus terlibat."
Setelah diskusi yang tegang, akhirnya Neora setuju. "Baiklah, Yume. Tapi kau harus tetap berhati-hati. Kita tidak tahu betapa kuatnya mereka."
Dengan rencana yang telah disepakati, kelompok itu bersiap untuk berangkat. Keesokan harinya, mereka berangkat menuju lokasi yang diduga sebagai markas Sleepless Order. Saat mereka mendekati area tersebut, suasana menjadi tegang.
Di dalam hutan gelap, mereka melihat cahaya samar dari kejauhan. "Itu dia," bisik Neora. "Itu adalah markas mereka."
Yume menelan ludahnya. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
"Dengar, kita harus membagi diri menjadi dua kelompok," kata Lira. "Satu kelompok akan mengalihkan perhatian mereka, sementara kelompok yang lain menyusup ke dalam dan mencari informasi."
Mereka membagi diri menjadi dua kelompok. Yume, Neora, dan Kaito bergabung dengan kelompok yang menyusup ke dalam, sementara Lira dan beberapa Dreamweavers lainnya mempersiapkan pengalihan perhatian.
Saat mereka menyusup ke dalam markas, Yume merasakan energi gelap yang menyelimuti tempat itu. Dinding-dindingnya dipenuhi simbol-simbol yang menyeramkan, dan mereka bisa mendengar bisikan Echoes di sekeliling mereka. Yume merinding, tetapi dia berusaha tetap fokus.
"Coba kita cari ruangan kontrol atau tempat penyimpanan informasi," saran Kaito. "Di situlah kita bisa menemukan apa yang kita butuhkan."
Mereka bergerak hati-hati, menghindari pengawal yang berjaga. Namun, saat mereka memasuki sebuah ruangan, mereka terkejut menemukan sesuatu yang tidak terduga. Di tengah ruangan terdapat sebuah altar dengan sebuah bola kristal besar yang berkilau.
"Itu… apa?" tanya Yume, merasakan kekuatan yang kuat berasal dari bola kristal itu.
"Sepertinya itu adalah sumber kekuatan Sleepless Order," jawab Neora. "Kita harus menghancurkannya!"
Saat mereka berusaha mendekati altar, mereka tiba-tiba dikelilingi oleh Echoes. Suasana menjadi kacau, dan Yume merasa ketakutan menyelimuti hatinya. "Kita tidak bisa melawan mereka sendirian!"
Kaito mengambil langkah maju. "Kita harus bekerja sama! Yume, gunakan kekuatanmu untuk melindungi kita!"
Yume menarik napas dalam-dalam dan mengumpulkan energi di dalam dirinya. "Baiklah, aku bisa melakukannya!"
Dengan penuh konsentrasi, Yume memanggil cahaya biru dari dalam dirinya. Sinar itu memancar dari telapak tangannya, membentuk perisai yang melindungi mereka dari serangan Echoes. Yume merasa kekuatannya mengalir, dan dia berteriak, "Sekarang, kita serang!"
Mereka semua bekerja sama, menggunakan kekuatan masing-masing untuk mengalahkan Echoes yang menghalangi jalan. Dengan setiap serangan, Yume merasakan keyakinan dalam dirinya tumbuh. Dia tidak lagi merasa takut; dia merasa berdaya.
Setelah berhasil mengalahkan Echoes, mereka kembali fokus pada altar. Yume dan Neora bersatu untuk menghancurkan bola kristal itu. "Dalam nama semua yang telah kita selamatkan, kami akan menghentikanmu!" teriak Yume.
Dengan satu serangan gabungan, bola kristal itu pecah menjadi serpihan cahaya, dan suara gemuruh terdengar. Semua Echoes di sekitar mereka menghilang seolah terhisap oleh cahaya yang memancar dari altar yang hancur.
"Kita melakukannya!" seru Kaito, bersemangat.
Namun, saat mereka merayakan keberhasilan mereka, sebuah suara menggelegar terdengar dari kegelapan. "Kau pikir ini sudah berakhir? Ini baru permulaan, Yume!"
Sosok misterius muncul dari kegelapan, mengenakan jubah hitam yang menutupi wajahnya. "Kau akan membayar untuk tindakan ini. Sleepless Order tidak akan pernah berhenti!"
Yume merasa ketakutan merayapi dirinya. Dia tahu bahwa ancaman yang lebih besar kini telah muncul, dan perjuangan mereka belum berakhir.