Setelah pelatihan awal yang mengejutkan, Yume merasakan semangat yang baru. Ia menyadari bahwa hidupnya yang normal telah berubah selamanya. Kekuatan yang ia miliki bukan hanya sekadar kelebihan; ini adalah tanggung jawab besar untuk melindungi dunia dari ancaman yang tak terlihat.
"Baiklah, Yume. Sekarang kita harus mempersiapkan dirimu untuk menghadapi ancaman yang lebih nyata," kata Neora saat mereka berjalan di dalam hutan mimpi, yang sekarang menjadi tempat latihan bagi Yume. "Malam ini, kita akan melakukan sesi latihan lagi, tapi kali ini kita akan lebih serius."
"Lebih serius?" tanya Yume, sedikit khawatir. "Apa maksudmu? Apakah ada yang lebih menakutkan daripada Echoes yang muncul sebelumnya?"
Neora mengangguk, wajahnya tampak serius. "Kita akan menghadapi salah satu agen dari Sleepless Order. Mereka mengirimkan beberapa Echoes untuk memantau pergerakan kita. Jika kita tidak menghentikan mereka sekarang, mereka akan melapor kepada pemimpin mereka, dan kita akan berada dalam masalah besar."
Yume merasakan jantungnya berdegup kencang. "Tapi… aku tidak siap untuk melawan mereka! Aku baru saja belajar mengendalikan kekuatanku."
"Dan itu sebabnya kita akan berlatih," jawab Neora. "Kita akan bekerja sama. Kau tidak sendiri dalam ini."
Malam itu, langit mimpi kembali berubah menjadi gelap, dan hutan mulai dipenuhi kabut. Mereka berada di sebuah clearing, dengan cahaya bulan memancar dari atas, memberikan sedikit kehangatan di tengah kegelapan.
Yume menutup matanya sejenak, mencoba menenangkan pikirannya. "Baik, aku akan mencoba. Aku tidak akan membiarkan mereka menang."
Neora mengangguk, kemudian mengangkat tangan, memanggil energi dari mimpinya. Seketika, bayangan-bayangan mulai muncul dari dalam kabut—bentuk-bentuk yang gelap, seolah-olah terbuat dari ketakutan dan kegelapan.
"Ini dia," bisik Neora. "Siap, Yume?"
Yume mengangguk, mengumpulkan keberaniannya. "Aku siap."
Echoes mulai mendekat, mata mereka bersinar merah menakutkan, menciptakan suasana mencekam. Yume merasa ketakutan mengintip dari sudut pikirannya, tetapi ia tahu ia harus melawan. Ia mengangkat tangannya, mencoba mengingat bagaimana ia mengusir Echoes sebelumnya.
"Begitu kau merasakan ketakutan, ingatlah bahwa kau adalah Half-Weaver," kata Neora, suaranya tenang dan penuh keyakinan. "Kendalikan kekuatanmu."
Yume mengumpulkan energi di dalam dirinya dan mengeluarkan cahaya biru yang mengelilingi tangannya. Dengan satu gerakan, ia melepaskan gelombang energi yang menghantam Echoes, namun kali ini mereka tidak hancur secepat yang ia harapkan.
Echoes itu mengelak, kembali berputar dan menyerang. Yume merasa panik saat salah satu dari mereka melesat ke arahnya, berusaha menjangkau pikirannya dengan cengkeraman kegelapan.
"Jangan biarkan mereka masuk ke dalam pikiranmu!" teriak Neora. "Fokuslah, Yume!"
Yume menggigit bibirnya, menutup matanya untuk mengusir ketakutan yang menghampirinya. Ia teringat akan pelatihan sebelumnya, ingatan akan kekuatan yang ada di dalamnya. Ia mengatur napasnya, merasakan energi mengalir kembali ke dalam tubuhnya.
"Ya, aku bisa melakukannya!" serunya, membuka matanya dengan tekad.
Dia mengulurkan tangannya lagi, kali ini dengan niat yang lebih kuat. Cahaya biru itu melesat lebih cepat dan lebih kuat, menghantam Echoes dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Beberapa dari mereka terlempar ke belakang, menghilang ke dalam kegelapan.
Namun, tiba-tiba, seorang pemimpin Echoes muncul dari kegelapan, lebih besar dan lebih menakutkan. Tubuhnya terbuat dari bayangan hitam pekat, dan wajahnya tidak terlihat—hanya ada dua mata merah yang menyala. Yume merasakan kengerian melanda tubuhnya saat makhluk itu melangkah maju.
"Half-Weaver," suara beratnya menggema, menciptakan getaran di dalam hati Yume. "Akhirnya kita bertemu."
Yume terdiam, tidak tahu bagaimana harus bertindak. "Siapa kau?" tanyanya, berusaha menjaga suaranya tetap tegas meskipun kakinya bergetar.
"Aku adalah bagian dari Sleepless Order," jawab makhluk itu dengan nada menakutkan. "Kau akan menjadi makanan bagi ketakutanmu sendiri."
"Jangan biarkan dirimu terpengaruh olehnya!" teriak Neora, suaranya membangkitkan Yume dari ketakutannya. "Gunakan kekuatanmu, Yume!"
Yume mencoba mengumpulkan semua keberaniannya. Bayangan itu mendekat, dan Yume merasa bayangan itu merayap ke dalam pikirannya. Ketakutan dan keraguan mulai melanda, tetapi Yume menolak untuk menyerah.
Dengan segenap kekuatan yang dimilikinya, ia mengarahkan tangannya ke makhluk itu dan melepaskan energi biru yang berkilau. "Aku tidak akan membiarkanmu mengambil alih mimpiku!" teriaknya.
Cahaya itu melesat menuju makhluk bayangan, menghantamnya dengan keras. Dengan suara gemuruh, bayangan itu terpecah, menampakkan sosok-sosok gelap yang mengerikan. Namun, makhluk itu tidak hancur, justru semakin kuat.
"Perjuanganmu sia-sia, Half-Weaver. Ketakutan adalah kekuatanku!" makhluk itu berteriak.
Yume merasa putus asa. Ketika seolah-olah semuanya sudah hilang, dia teringat pada kata-kata Neora—tentang kekuatan yang ada di dalam dirinya. Dia harus menggali lebih dalam, menemukan kekuatan yang lebih besar dari ketakutannya.
"Mungkin kau benar," kata Yume, "Tapi aku tidak akan menyerah!"
Dengan semangat baru, Yume membayangkan mimpinya—suatu tempat di mana kegelapan tidak bisa masuk, di mana hanya ada cahaya dan harapan. Energi baru mengalir ke dalamnya, dan cahaya biru di tangannya bersinar lebih terang.
"Akulah Half-Weaver! Dan aku akan melindungi mimpi manusia!" Yume berteriak.
Cahaya itu memancar dengan kekuatan luar biasa, menerangi sekelilingnya dan menghantam makhluk bayangan dengan kekuatan yang tak terduga. Dengan suara gemuruh, makhluk itu akhirnya hancur, dan Echoes di sekitarnya menghilang ke dalam kegelapan.
Yume terengah-engah, merasa kelelahan namun juga kemenangan. Neora mendekatinya, wajahnya penuh kebanggaan.
"Bagus, Yume! Kau melakukannya!" katanya, senyumnya membuat Yume merasa lebih baik. "Itu adalah langkah pertama yang sangat baik. Tapi kita harus tetap waspada. Ini baru awal dari pertempuran."
Yume mengangguk, menyadari bahwa meskipun dia telah menang melawan makhluk itu, ancaman dari Sleepless Order masih ada di luar sana. Ia tidak bisa meremehkan kekuatan mereka.
"Kita harus bersiap untuk apa yang akan datang," kata Yume, merasakan ketegangan dalam dirinya. "Aku tidak akan membiarkan mereka merusak dunia mimpi."
Dengan semangat baru dan rasa tanggung jawab yang menguat, Yume bersiap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di depan. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian, dan dengan bantuan Neora, ia bisa menghadapi apa pun yang mengancam dunia mimpi.