Di dunia yang dipenuhi dengan sihir dan makhluk mitologi, Irian Valtor adalah sosok yang tak terlupakan. Dengan kekuatan uniknya sebagai penjinak monster, ia dipuja oleh banyak orang, namun juga menjadi sasaran kebencian. Bergabung dengan tim petualang, ia mengira dirinya telah menemukan tempat yang tepat, sampai saat itu datang.
Hari itu, di hutan Elara, mereka terjebak dalam pertempuran melawan makhluk legendaris yang mengancam desa. Irian, berusaha melindungi teman-temannya, berhasil menjinakkan monster tersebut. Namun, alih-alih terima kasih, yang ia terima hanyalah pengkhianatan. Kira, pemimpin tim dan sahabat dekatnya, menuduh Irian menjadi ancaman bagi mereka semua.
"Kau terlalu berbahaya, Irian! Kami tidak bisa mempercayaimu lagi!" teriak Kira, sementara anggota tim lainnya mengangguk setuju. Dipenuhi rasa sakit, Irian ditinggalkan di tengah hutan, terjebak dalam kekhawatiran dan pengkhianatan. Kecewa, ia jatuh ke tanah, menginginkan jawaban atas semua yang terjadi.
Dalam kesedihan, Irian meraba-raba di dalam hutan hingga menemukan sebuah gua kuno. Di dalamnya, ia bertemu dengan Zareth, seekor naga hitam yang terkurung oleh kekuatan gelap. Merasa terhubung dengan makhluk itu, Irian menggunakan kekuatan penjinaknya untuk membebaskan Zareth. Dalam momen tersebut, mereka berdua merasakan aliran energi yang kuat.
"Aku akan membantumu, Irian," kata Zareth, suaranya dalam dan menggema. "Bersama, kita akan mengubah dunia ini." Irian merasa semangatnya terbangkitkan. Dia tidak hanya mendapatkan sekutu, tetapi juga kekuatan yang akan membawanya ke jalur balas dendam.
Selama berbulan-bulan, Irian berlatih dan menjinakkan makhluk-makhluk lain. Dia mengasah kemampuan yang lebih besar dari sebelumnya, mampu menyerap kekuatan monster yang ia jinakkan. Kini, Irian bukan lagi pemuda yang dipandang rendah; ia telah menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan.
Suatu malam, setelah berlatih hingga larut, Irian memutuskan saatnya untuk kembali ke desa tempat timnya tinggal. Rasa dendam membara di dalam hatinya. Dia ingin menunjukkan kepada mereka apa yang telah hilang ketika mereka membuangnya. Bersama Zareth dan monster-monster lain yang telah ia jinakkan, Irian berangkat.
Sesampainya di desa, suasana malam yang tenang terasa menyesakkan. Irian mengarahkan langkahnya ke alun-alun. Begitu dia muncul, para penduduk dan mantan rekan timnya terkejut. Kira, yang berdiri di tengah kerumunan, terbelalak melihat sosok yang dulu dianggapnya lemah.
"Irian?" suaranya bergetar. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Irian tersenyum sinis, mengangkat tangan dan memanggil monster-monster yang ada di sisinya. Dalam sekejap, makhluk-makhluk itu muncul, mengelilinginya dengan aura menakutkan. "Aku di sini untuk mengingatkanmu. Pengkhianatan memiliki konsekuensi."
Dengan sebuah gerakan, Irian mengarahkan makhluk-makhluk itu ke arah Kira dan teman-temannya. Rasa takut menyelimuti desa saat monster-monster itu melangkah maju, siap untuk mengamuk. "Kau menganggapku monster, Kira? Sekarang, aku akan menunjukkan padamu apa artinya menjadi monster."
Kira mundur, wajahnya pucat. "Tunggu, Irian! Kami bisa membicarakannya!" Namun, Irian sudah tidak ingin mendengarkan lagi.
Ini adalah awal dari balas dendamnya. Dengan kekuatan barunya, Irian bersiap untuk menghancurkan semua yang pernah merendahkan dan mengkhianatinya. Keberanian dan keputusasaannya kini menyatu, dan tak ada yang akan menghentikannya.