Pagi menjelang ketika Irian dan timnya bersiap untuk memulai pencarian mereka. Dengan peta misterius yang ditinggalkan oleh Liora, mereka memiliki arah yang jelas. Namun, di balik semangat baru itu, rasa cemas terus menggelayuti benak Irian. Setiap langkah menuju kristal gelap berarti menghadapi risiko yang lebih besar.
"Kita harus mempersiapkan diri dengan baik," Irian berkata, menatap peta yang menunjukkan lokasi kristal berikutnya, yang terletak di Gunung Kegelapan. "Dari sini, perjalanan kita akan melewati area yang berbahaya."
Mira mengangguk, "Aku bisa menggunakan sihir untuk memperkuat pertahanan kita. Kita juga harus membawa cukup persediaan."
"Baiklah, mari kita lakukan," Garron menjawab, sambil memeriksa perbekalan yang mereka bawa. "Kita harus memastikan semuanya siap sebelum berangkat."
Setelah mempersiapkan diri, mereka meninggalkan hutan Elara dan memulai perjalanan menuju Gunung Kegelapan. Jalan yang mereka tempuh dipenuhi dengan berbagai rintangan; cuaca yang tidak menentu, medan yang terjal, dan hutan lebat yang seolah menyimpan banyak rahasia.
Saat mereka berjalan, Irian merasakan kehadiran yang aneh, seolah ada sesuatu yang mengawasi mereka. "Apakah kalian merasa itu?" tanya Irian, berhenti sejenak.
"Aku merasakannya," Kira menjawab, matanya melirik ke arah semak-semak. "Seperti ada yang mengintai kita."
Irian mengangguk, memperingatkan timnya untuk bersiap. Dia mengaktifkan kekuatan penjinaknya, siap memanggil monster-monster yang telah dia jinakkan. Ketika mereka melanjutkan perjalanan, tiba-tiba suara gemuruh terdengar, dan dari balik pepohonan, muncul makhluk besar dengan mata merah menyala—sebuah monster yang sangat mirip dengan yang mereka hadapi di reruntuhan.
"Tidak mungkin!" Garron berseru. "Kita harus bertarung!"
"Tidak, tunggu!" Irian mengangkat tangannya. "Biarkan aku mencoba menjinakannya."
Irian maju, menatap monster itu dalam-dalam. Dia bisa merasakan kekuatan gelap yang mengalir dari makhluk tersebut, terhubung dengan kegelapan yang menghantuinya. Dia perlu lebih fokus, mencoba menjangkau sisi monster yang terperangkap dalam rasa sakit dan kemarahan.
"Tenanglah," Irian berbisik, memfokuskan energinya. "Aku di sini untuk membantumu."
Dengan kekuatan penjinaknya, Irian mulai menarik energi positif, mencoba mengubah rasa sakit monster itu menjadi keinginan untuk bebas. Perlahan-lahan, monster itu mulai merespons, matanya berkilau dengan harapan.
Akhirnya, setelah usaha yang melelahkan, monster itu mengeluarkan suara lembut dan tubuhnya mulai mengendur. "Aku adalah Gorthak," ia berkata, suaranya dalam dan menggema. "Dulu aku dijinakkan oleh kekuatan gelap, tetapi kini aku melihat cahaya dalam dirimu."
Irian merasa senang. "Bergabunglah dengan kami, Gorthak. Kita sedang dalam perjalanan untuk menghentikan kegelapan yang lebih besar."
Monster itu mengangguk. "Aku akan membantu. Bersama, kita bisa melawan kegelapan."
Setelah berhasil menjinakkan Gorthak, Irian merasa kekuatannya bertambah. Sekarang, mereka memiliki sekutu baru yang kuat dalam perjalanan mereka. Dengan Gorthak di sisi mereka, mereka melanjutkan perjalanan menuju Gunung Kegelapan.
Ketika mereka mendekati kaki gunung, suasana mulai berubah. Udara menjadi lebih dingin, dan langit gelap seolah mendung menyelimuti tempat itu. "Kita harus lebih berhati-hati," kata Mira. "Tempat ini sangat mungkin menjadi tempat berkumpulnya makhluk-makhluk jahat."
Irian mengangguk, merasakan ketegangan di udara. "Kita akan bekerja sama. Jika ada yang mendekat, kita akan melawannya."
Saat mereka mulai mendaki, suara-suara aneh mulai terdengar. Dari bayang-bayang di tepi jalan, beberapa makhluk muncul, terbuat dari bayangan dan energi gelap. Mereka terlihat seperti penjaga, siap untuk menghentikan Irian dan timnya.
"Bersiap!" Irian teriak, mengarahkan Gorthak untuk melindungi Kira dan yang lainnya. Dalam sekejap, pertarungan dimulai. Zareth muncul, mengeluarkan api, sementara Gorthak menggunakan kekuatan fisiknya untuk menyerang makhluk-makhluk itu.
Pertarungan berlangsung sengit. Irian merasakan adrenalin mengalir, dan dia fokus pada menjinakkan makhluk-makhluk yang masih bisa diselamatkan. Dengan setiap serangan, dia mencoba mengubah energi gelap menjadi cahaya, dan satu per satu, beberapa makhluk mulai berbalik, bergabung dengan mereka.
Ketika debu pertarungan mulai mereda, Irian menatap timnya. "Kita bisa melakukannya! Kita bisa menjinakkan makhluk-makhluk ini dan membebaskan mereka dari kegelapan!"
Dengan semangat yang baru, mereka melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Kegelapan, siap menghadapi tantangan selanjutnya. Irian tahu bahwa semakin dekat mereka dengan kristal, semakin besar risiko yang harus dihadapi. Namun, bersatu dengan timnya dan sekutu-sekutunya, dia merasa bahwa mereka bisa menghadapi apa pun yang mengancam dunia mereka.