Setelah berjam-jam mendaki, Irian dan timnya akhirnya tiba di puncak Gunung Kegelapan. Angin berdesir kencang, membawa aroma lembap dan kegelapan yang mencekam. Di depan mereka, sebuah altar kuno berdiri megah, dikelilingi oleh bayangan gelap yang berkeliaran, menandakan bahwa mereka semakin dekat dengan kristal yang mereka cari.
"Kita harus bersiap," kata Irian, merasakan intensitas energi yang mengalir dari altar. "Kristal pasti ada di sana, dan kita mungkin akan menghadapi penghalang yang kuat."
Gorthak, yang kini menjadi bagian penting dari tim, mengangguk. "Aku akan melindungi kalian. Jika ada yang mencoba menyerang, biarkan aku yang menghadapi mereka."
Ketika mereka mendekat, bayangan-bayangan di sekitar altar mulai membentuk sosok-sosok yang menyeramkan—pengikut Sang Penghancur. Masing-masing memiliki mata yang menyala dan aura kegelapan yang sangat menakutkan. Mereka terlihat siap untuk bertempur.
"Tidak ada jalan mundur," Irian berbisik, menguatkan tekad. "Kita harus melawan!"
Dengan teriakan perang, mereka meluncurkan serangan. Zareth mengeluarkan api, menerangi area sekitar, sementara Gorthak menyerang dengan kekuatan fisik, menghancurkan bayangan-bayangan yang mendekat. Irian memfokuskan energinya, mencoba menjinakkan beberapa makhluk yang masih bisa diselamatkan.
Pertarungan berlangsung sengit. Makhluk-makhluk kegelapan itu menyerang dengan cepat dan brutal, tetapi Irian dan timnya bertarung dengan semangat yang kuat. Mira menggunakan sihirnya untuk melindungi mereka dari serangan, menciptakan perisai magis yang membentengi mereka dari serangan yang mematikan.
"Aku merasakan kekuatan dari altar!" seru Kira. "Kita harus menghancurkan penghalang ini dan mendapatkan kristalnya!"
Irian setuju. "Kira, bantu aku mendekati altar. Gorthak, jaga belakang kita!"
Dengan Gorthak menjaga mereka dari serangan, Irian dan Kira maju menuju altar. Saat mereka mendekat, energi dari altar mulai bergetar, dan kristal gelap yang terletak di tengahnya bersinar dengan cahaya hitam pekat.
"Kita harus menghancurkannya!" Irian berteriak, terfokus pada kristal. Namun, saat dia mengulurkan tangan untuk menyentuhnya, bayangan-bayangan gelap berkumpul semakin dekat, mencoba menghentikan mereka.
"Jangan biarkan mereka mendekat!" Kira berteriak, mengarahkan sihirnya untuk menghancurkan makhluk-makhluk itu. Irian merasakan ketegangan meningkat; jika mereka tidak segera menghancurkan kristal, Sang Penghancur akan mendapatkan kekuatan yang lebih besar.
Dengan keberanian yang semakin membara, Irian mencoba menjinakkan kekuatan gelap yang emanasi dari kristal itu. Dia merasa aliran energi mengalir ke dalam dirinya, tetapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda—suara yang mengerikan berbicara dalam pikirannya.
"Bergabunglah denganku, Irian. Bersama kita bisa menghancurkan semua yang menghalangi kita!" suara itu menggoda, mencoba membujuknya.
"Tidak!" Irian berteriak, berusaha menolak pengaruhnya. "Aku tidak akan menyerah pada kegelapan!"
Dengan fokus yang kuat, Irian mengarahkan kekuatan penjinaknya ke arah kristal, berusaha menyerap dan menghancurkan energinya. Saat cahaya dan kegelapan bertemu, ledakan terjadi. Energi menghancurkan menghantam puncak gunung, mengguncang tanah dan mengubah langit menjadi kegelapan yang pekat.
"Sekarang!" teriak Kira, berusaha menjaga fokus di altar. Bersama-sama, mereka menyerang dengan semua kekuatan yang mereka miliki, menggabungkan sihir dan energi penjinak Irian.
Akhirnya, dengan satu serangan terakhir, mereka berhasil menghancurkan kristal. Ledakan cahaya yang sangat kuat menyelimuti seluruh area, mengusir bayangan-bayangan gelap yang mengancam. Irian merasakan beban yang terangkat, dan dia tahu bahwa mereka telah melindungi dunia dari ancaman yang lebih besar.
Saat debu mereda, mereka melihat bayangan-bayangan mulai memudar, menghilang bersama dengan kegelapan yang mengancam. Irian dan timnya berpelukan, merayakan kemenangan kecil ini.
"Tapi kita belum selesai," Irian mengingatkan, meskipun hatinya penuh dengan kebahagiaan. "Sang Penghancur masih ada di luar sana. Kita harus terus bergerak."
Kira dan yang lainnya mengangguk, menatap puncak gunung yang seharusnya menjadi tempat berkumpulnya kegelapan. Mereka telah mengambil langkah besar, tetapi jalan di depan masih panjang.
"Dengan kekuatan yang kita miliki dan ikatan yang telah kita bangun, kita pasti bisa menghadapinya," Garron berkata, semangatnya mengalir.
Irian tersenyum, menatap timnya dengan penuh rasa syukur. "Mari kita lanjutkan perjalanan kita. Kita harus menemukan kristal berikutnya dan menghentikan Sang Penghancur sebelum terlambat."
Dengan tekad baru, mereka bersiap untuk perjalanan berikutnya, mengingat bahwa kekuatan sejati terletak pada persatuan dan kepercayaan satu sama lain. Mereka tidak hanya berjuang untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk semua orang yang mereka cintai. Dan dengan semangat itu, mereka melangkah ke dalam kegelapan yang menanti, siap menghadapi apa pun yang akan datang.