Chereads / Kāten no mukō no kage / Chapter 12 - Chapter 11 - Ujian Naga Purba

Chapter 12 - Chapter 11 - Ujian Naga Purba

Irian dan timnya bersiap menghadapi naga purba yang menjulang di depan mereka, aura kekuatan dan ancaman mengalir dari makhluk itu. Suasana di gua semakin tegang, setiap detak jantung terasa seperti guntur.

"Jaga jarak!" Irian berteriak, memfokuskan energinya. "Fenris, aku butuhmu!"

Fenris, serigala besar yang baru saja dijinakkan, melangkah maju, menunjukkan keberanian yang luar biasa. "Aku siap, Irian! Kita akan menghadapinya bersama!"

Dengan satu gerakan, naga purba mengayunkan sayapnya, menciptakan angin kencang yang mengguncang dinding gua. "Kau berani menantangku? Banyak yang telah gagal sebelummu," suara naga itu menggema, seolah meresapi seluruh ruangan.

"Aku tahu kami bisa!" Garron menjawab, mengangkat pedangnya. "Kami tidak akan mundur!"

Naga itu mengeluarkan raungan yang mengguncang, memancarkan energi gelap yang membuat udara di sekitar mereka terasa berat. "Buktikan bahwa kalian layak untuk mengklaim kristal ini!"

Irian merasa ketakutan melanda, tetapi dia juga merasakan kekuatan dari teman-temannya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan mengalirkan energi positif melalui dirinya, berusaha menggabungkan kekuatan mereka. "Kita harus bekerja sama! Jangan biarkan rasa takut menguasai!"

Naga itu meluncurkan serangan pertamanya, mengeluarkan semburan api biru yang membara. "Kau tidak akan bisa melawan kekuatanku!"

"Lindungi dirimu!" Irian berteriak, menggunakan kemampuan penjinaknya untuk menciptakan perisai energi di sekitar mereka. Cahaya terang memancar, menangkis api yang meluncur ke arah mereka.

"Bagus, Irian!" Kira mengangkat tongkat sihirnya, mengeluarkan serangan sihir untuk memperkuat perisai. "Aku akan menambahkannya dengan sihir pelindung!"

Bersama-sama, mereka berhasil menahan serangan pertama. Irian merasakan kekuatan di dalam dirinya mengalir, menggabungkan kekuatan semua makhluk yang telah dia jinakkan. "Mari kita balas serangan ini!" Irian berseru.

"Fenris, gunakan kekuatanmu untuk menyerang dari sisi!" Irian memerintahkan.

Dengan sigap, Fenris meluncurkan dirinya ke samping, berusaha mengecoh naga. "Sekarang!" Ia menerkam, menggigit sisik naga.

Sementara itu, Garron dan Kira menyerang dengan kombinasi serangan fisik dan sihir. Garron meluncurkan serangan pedangnya, sementara Kira mengeluarkan gelombang energi dari tongkatnya, menciptakan ledakan yang menghantam naga.

Tetapi naga itu masih kuat, menggeram dan berusaha mengguncang Fenris dari punggungnya. "Kau hanya memperpanjang penderitaanmu!" naga itu berteriak, menyebarkan energi gelap yang memengaruhi lingkungan.

Irian merasakan aura keputusasaan mulai menyerang pikiran timnya. "Jangan biarkan dirimu terpengaruh!" Dia mengangkat tangannya, berusaha memanipulasi cerita saat itu juga. "Kita adalah pejuang yang bersatu! Kami tidak akan kalah!"

Dalam pikirannya, Irian membayangkan naga itu melunak, melihat keberanian dan tekad timnya. Dia menyalurkan energi positif, berharap bisa mengubah jalan cerita. "Kau bukan hanya makhluk kegelapan! Kau bisa memilih untuk berhenti!"

Tiba-tiba, kilau cahaya mengelilingi naga, membuatnya ragu sejenak. Mata naga itu menyala, dan Irian bisa merasakan keraguan dalam hati makhluk itu.

"Cobalah lagi!" Kira berteriak, tidak menyerah. "Kita tidak akan berhenti sampai kau mengaku kalah!"

Dengan semangat yang menggebu, mereka meluncurkan serangan selanjutnya. Irian mengarahkan cahaya penjinak yang dimilikinya, menciptakan lingkaran energi yang mengikat naga. "Kami bisa membuatmu melihat kebenaran!"

Naga itu menggeram, berusaha melawan, tetapi semakin banyak cahaya yang mengelilinginya, semakin ia terperangkap. "Kau… apa yang kau lakukan?"

"Melawan kegelapan di dalam dirimu!" Irian menjawab. "Setiap makhluk memiliki pilihan. Kami di sini untuk menunjukkan jalan itu!"

Saat cahaya semakin mendekat, Irian merasakan kekuatan baru mengalir dari dalam. Dengan setiap kata yang dia ucapkan, energi positif menggulung, semakin memperkuat ikatan yang diciptakannya.

Naga itu terjatuh, mengeluarkan suara menggeram yang rendah. "Kau… mungkin benar."

Dengan satu serangan terakhir, Irian melepaskan semua energinya. "Sekarang, bangkitlah! Temukan jalanmu kembali ke cahaya!"

Cahaya itu meledak, dan Irian merasakan ikatan antara dirinya dan naga terjalin. Dalam sekejap, aura gelap menghilang, dan naga purba itu berubah, menampakkan diri dalam bentuk yang lebih lembut, tanpa keangkuhan dan kegelapan yang melingkupinya.

"Terima kasih, pejuang," naga itu mengucapkan, suaranya sekarang lembut. "Kau telah membuka mataku."

Irian terkejut tetapi merasa lega. "Kami hanya melakukan apa yang benar."

Dengan gerakan lembut, naga itu mengangguk. "Kristal yang kau cari terletak di altar ini. Ambillah, dan gunakan kekuatanmu untuk menjaga dunia."

Irian dan timnya saling berpandangan, rasa syukur mengalir di antara mereka. Dengan hati-hati, Irian mendekati altar di tengah gua, di mana kristal berkilau dengan cahaya cerah. "Kami akan melindungi dunia ini."

Saat dia mengangkat kristal, cahaya memancar, dan mereka tahu bahwa langkah selanjutnya menuju misi mereka telah tercapai. Bersama naga yang kini menjadi sekutu, mereka bersiap untuk melanjutkan perjalanan, mengetahui bahwa bersama-sama, mereka dapat mengatasi kegelapan mana pun yang mengancam.

"Kita harus melanjutkan," Irian berkata dengan tegas. "Masih ada tantangan yang harus kita hadapi, dan kita tidak akan berhenti sampai dunia ini aman."

Dengan semangat baru dan keberanian yang berlipat ganda, tim Irian bersiap untuk melangkah lebih jauh, mengingat bahwa kekuatan sejati terletak pada ikatan yang telah mereka bangun, dan cerita yang terus mereka tulis bersama.