Chereads / Kāten no mukō no kage / Chapter 3 - Chapter 2 - Struktur Alam Semesta

Chapter 3 - Chapter 2 - Struktur Alam Semesta

Malam semakin kelam, dan ketegangan di alun-alun desa mencapai puncaknya. Irian, yang terjebak dalam pertempuran antara balas dendam dan harapan, mulai merenungkan lebih dalam tentang kekuatannya dan apa artinya menjadi penjinak monster. Saat dia menatap wajah-wajah ketakutan di hadapannya, sebuah wawasan baru muncul dalam pikirannya.

Dunia di sekitar mereka bukan hanya sekadar tempat pertempuran dan konflik. Irian teringat pelajaran yang pernah didapatnya tentang struktur alam semesta yang meliputi banyak lapisan, masing-masing dengan kekuatan dan makhluknya sendiri. Di luar dunia fisik yang mereka kenal, terdapat Dimensi Monster, tempat di mana makhluk-makhluk legendaris tinggal dan kekuatan magis mengalir seperti arus sungai.

Di Dimensi Monster, kekuatan terhubung dengan elemen-elemen dasar: api, air, tanah, dan udara. Setiap elemen memiliki makhluknya sendiri, yang dapat dijinakkan dan dipanggil ke dunia nyata. Irian memahami bahwa kemampuannya menjinakkan monster bukan sekadar keberuntungan; itu adalah warisan kekuatan yang mengalir dalam dirinya. Setiap makhluk yang dijinakkannya adalah perwakilan dari elemen-elemen ini, memiliki kekuatan unik dan kemampuan untuk berinteraksi dengan alam semesta.

Namun, ada sisi gelap dalam kekuatan ini. Setiap kali makhluk dijinakkan, ada konsekuensi yang harus dihadapi. Irian menyadari bahwa mengandalkan kekuatan monster tanpa pengendalian bisa membuatnya terjebak dalam kegelapan. Ketika dia menggunakan kekuatan Zareth, dia tidak hanya memanggil monster, tetapi juga membuka pintu menuju potensi kehancuran.

Kembali ke realitas, Irian merasa sebuah panggilan untuk bertindak lebih bijaksana. "Zareth, apa yang harus aku lakukan?" tanyanya, mencari petunjuk dari naga yang telah menjadi temannya.

"Di dalam dirimu ada dua jalan," jawab Zareth, suaranya bergetar dengan kebijaksanaan. "Kau bisa memilih jalan balas dendam yang akan menghancurkanmu, atau jalan penebusan yang akan membawamu kepada kekuatan sejati. Ingat, kekuatan bukan hanya tentang mengendalikan monster, tetapi tentang mengendalikan dirimu sendiri."

Irian mengangguk, memahami bahwa kekuatan sejatinya terletak pada pilihan yang ia buat. Sekali lagi, dia menatap Kira dan teman-temannya. Ada kerinduan untuk mengembalikan apa yang hilang, tetapi dia juga tahu bahwa pengkhianatan itu tidak bisa diabaikan begitu saja.

"Kira," Irian memanggil, suaranya lebih tenang. "Aku tidak ingin menjadi monster. Tetapi, aku juga tidak bisa memaafkan pengkhianatan itu tanpa memahami alasannya."

Kira, yang mulai merasakan harapan, menjawab, "Kami semua terjebak dalam ketakutan. Kami mengira kau menjadi ancaman setelah kejadian itu. Kami tidak tahu bagaimana cara melindungi diri."

Irian merasakan sedikit kelegaan. "Kalau begitu, mari kita akhiri siklus ini. Jika aku bisa menjinakkan monster, maka aku bisa memanfaatkan kekuatan ini untuk melindungi desa kita dari ancaman yang lebih besar."

Irian menurunkan tangannya, mengisyaratkan pada monster-monster di sekitarnya untuk mundur. Dia tahu bahwa memilih jalan penebusan akan menjadi tantangan, tetapi di situlah letak kekuatan sejatinya.

Zareth mengangguk, "Kau telah membuat pilihan yang bijaksana. Ingat, meskipun kekuatanmu luar biasa, hati dan pikiran yang tenang akan membawa perubahan yang lebih berarti."

Malam itu, di bawah cahaya bulan yang bersinar, Irian dan teman-temannya berdiri di antara harapan dan rasa takut. Struktur alam semesta yang rumit di depan mereka menyiratkan banyak kemungkinan. Irian kini tahu bahwa kekuatan penjinaknya adalah jembatan, bukan senjata. Dengan keputusan ini, ia bersiap untuk membangun kembali hubungan yang hilang dan melindungi dunia yang mereka cintai.

Perjalanan baru dimulai, dan Irian bertekad untuk menjadi penjinak yang bukan hanya mengendalikan monster, tetapi juga mengendalikan nasibnya sendiri.